MOKSHA DALAM BHAGAVADGITA

M. DANIAL BALYA, NIM. 96522147 (2003) MOKSHA DALAM BHAGAVADGITA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (MOKSHA DALAM BHAGAVADGITA )
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (MOKSHA DALAM BHAGAVADGITA )
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Skripsi berjudul “MOKSHA DALAM BHAGAVADGITA” ini dimulai dengan adanya pandangan berlebihan manusia terhadap dunia. Pandangan tersebut menyebabkan manusia mengalami kehampaan spiritualitas dan memiliki keinginankeinginan. Kehampaan spiritualitas membuat hidup terasa kosong dan menjemukan. Sementara keinginan-keinginan menjadikan menderita dan dikuasai kekuasaan karma-sainsara. Supaya hidup tidak terasa kosong, menjemukan, menderita dan dilcuasai oleh karma-samsara, maka manusia harus mencapai pembebasan sempurna (moksha). Konsep moksha yang dibahas merujuk pada kitab Bhagavadgita, yang merupakan mutiara paling gemerlap di antara seluruh aliran pemikiran filsafat dan agama, serta memiliki peran yang sangat penting di kalangan penganut Hinduisme. Penelitian ini menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana peran kitab Bhagavadgita bagi penganut Hinduisme? Bagaimana pandangan Hinduisme tentang Realitas Tertinggi, alam semesta dan manusia? Bagaimana konsep pembebasan sempurna menurut kitab Bhagavadgita? Bagaimana langkahlangkah teknis mencapai pembebasan itu? Penelitian mi adalah library research. Pendekatan yang digunakan dalain penelitian im adalah pendekatan filosofis dengan menggunakan metode hermeneutika. Metode hermeneutika yang digunakan disandarkan pada hermeneütika-teologis Rudolf Bultmann tentang berdialog dengan sejarah, demitologisasi dan mterpretasi eksistensial. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa Bhagavadgita memiliki peran yang sangat sentral di kalangan penganut Hinduisme, sejajar dengan peran al-Qur’an dalam Islam atau Perjanjian Baru bagi umat Kristen. Rancangan konsep pembebasan dalam Bhagavadgita tidak bisa dilepaskan dan pandangan-pandangan mereka tentang Realitas Tertinggi, alam semesta dan manusia. Pandangan tentang Realitas Tertinggi menunjuk kepada Brahman, yang juga merupakan Atman. Brabman adalain jiwa universal sedangkan Atman adalah jiwa individual. Alam semesta memiliki hukum tetap, yaitu kanna-kamsara. “Karna” merupakan hukum sebab akibat, artinya setiap sesuatu menghasilkan sesuatu (like produces like) sesuai dengan perbuatannya. Perbuatan balk menghasilkan hal-hal baik dan perbuatan jahat menghasilkan hal-hal jabat. “Samsara” adalah hukum perputaran kelahiran dan kematian terus-menerus. Semua niakhluk hidup yang ada di alam semesta tunduk pada hukum karina-samsara (Manusia tennasuk makhluk hidup, maka manusiajuga terkena hukum karma-samsara). Hanya Brahman yang tidak terkena hukum karmasamsara. Supaya manusia terlepas dan hukum karma-samsara, maka manusia harus berusaha menjadi seperti Brahman. Menjadi seperti Brahman adalah hal yang mungkin karena dalam din manusia terdapat Atman. Jalan agar manusia menjadi seperti Brabman disebut yoga. Puncaknya disebut moksha. Jalan mencapam moksha banyak sekali. Empat jalan yang dianalisis Bhagavadgita hanya merupakan jalan umuni yang biasa dilalui oleh penganut Hinduisme berdasarkan mdentifikasi terhadap kepribadian manusia. Empat jalan itu adalah, (1) Jnana Yoga (jalan mencapai moksha melalui pengetahuan) (2) Bhakti Yoga (jalan mencapai moksha melalui cinta) (3) Karma Yoga (jalan mencapai moksha melalui aktivitas kerja) (4) Raja Yoga (jalan mencapai moksha melalui latihan psikologis).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Bhagavadgita
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 10 Oct 2013 12:34
Last Modified: 04 Aug 2016 14:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9409

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum