PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG AGAMA

CUCU MULYANA , NIM. 97512529 (2003) PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG AGAMA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG AGAMA)
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG AGAMA)
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Ketika perang Dunia ke II berkecamuk, maka di dalam lorong-lorong perlindungan tidak ada seorang pun yang menganut ateisme. Disinilah agama berbicara, menurut Immanuel Kant di dunia ini kebaikan tertinggi tidak pemah terealisasi seratus perosen sempuma sebab adanya kejahatan. Begitu juga agar kebaikan moral manusia dengan kebahagiaan sempuma itu berhubungan, Kant mengatakan harus menerima adanya tiga postulat ini; Kebebasan kehendak, Imortalitas jiwa dan eksistensi Tuhan. Kehendak harus bebas dan tidak mendapat pengaruh apa pun. Jiwa harus immortal, agar jiwa mendapat kebahagiaan yang sempurna merupakan kebaikan yang tertinggi yang tidak dapat dicapai didunia. Ada sebab yang menyebabkan kebaikan yang tertinggi dan ini adalah Tuhan. Menurut Kant ketiga postulat itu tidak bisa dibuktikan melainkan dengan "kepercayaan" (Glaude) yang berdasarkan pada budi praktis. Kemudian Kant memandang Agama merupakan pengakuan kewajibankewajiban manusia sebagai perintah Ilahi. Kewajiban diartikannya sebagai keharusan tindakan, karena rasa hormat terhadap hukum, dalam hal ini moralitas mengarahkan manusia kepada Agama, melalui pemahaman mengenai kebaikan tertinggi. Kant menjelaskan bahwa Allah adalah yang sempurna (kudus dan baik) secara moral. Maka kehendak dan perintah-Nya adalah sempurna juga (kudus dan baik) secara moral. Mengingat bahwa tujuan moral itu adalah kebaikan tertinggi, padahal kebaikan tertinggi itu "terdapat" dalam Allah dan hanya bisa dicapai dengan menerima adanya Allah sebagai postulat, maka-kalau kita mau mencapai tujuan itu-kita harus menyelaraskan diri dengan kehendak dan perintah Allah yang sempuma secara moral itu. Dengan adanya penyelarasan inilah kita mengakui kewajiban kita sebagai perintah Allah. Begitu juga dengan pembagian Agama, Kant memilahnya menjadi dua macam yakni, agama kodrati dan agama wahyu. Agama kodrati dalam beberapa kesempatan disebut sebagai kepercayaan moral atau theismus moralis yang di dalamnya manusia melakukan tindakan demi kewajiban, kita memandang Allah sebagai pemberi-hukum universal yang dihormati dan penghormatannya merupakan ketaatan terhadap hukum moral. Immanuel Kant memberikan arti pada agama wahyu sebagai hasil dari tindakan dan pikiran (refleksi) moral dalam pengalaman umat manusia. Disini perlunya penyelidikan kritis atas Agama untuk mendapatkan agama murni. Kant menegaskan bahwa, moral bukanlah suatu ajaran yang memberitahukan bagaimana agar manusia itu menjadi bahagia, tetapi bagaimana manusia itu dapat menghargai kebahagiaan. Kant menegaskan bahwa agama berfungsi sebagai pengabsahan terhadap kebenaran yang berserakan. Juga sebagai gerakan moral, mencegah manusia dari perilaku salah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Immanuel Kant
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 10 Oct 2013 14:50
Last Modified: 04 Aug 2016 09:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9412

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum