SHAKHSIYYAH SINDBAD FI AL RIWAYAH AHZAN AL SINDBAD LI TALIB IMRON (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH)

DIAN RICA PAHLEVI, NIM. 09110036 (2013) SHAKHSIYYAH SINDBAD FI AL RIWAYAH AHZAN AL SINDBAD LI TALIB IMRON (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SHAKHSIYYAH SINDBAD FI AL RIWAYAH AHZAN AL SINDBAD LI TALIB IMRON (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH))
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (829kB) | Preview
[img] Text (SHAKHSIYYAH SINDBAD FI AL RIWAYAH AHZAN AL SINDBAD LI TALIB IMRON (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH))
BAB II, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (292kB)

Abstract

Psikologi sastra adalah ilmu yang objek kajiannya berupa jiwa manusia imajiner. Jiwa sebagai objek dari psikologi tidak dapat dilihat, diraba, ataupun disentuh. Jiwa merupakan sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat diobservasi melalui hasil yang ditimbulkannya. Menurut pandangan psikologis, karya sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia, karena hakekat kehidupan manusia adalah perjuangan menghadapi kekalutan batinnya sendiri. Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional, yakni sama-sama berguna untuk mempelajari keadaan kejiwaan seseorang. Akan tetapi gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra merupakan keadaan kejiwaan dari manusia imajiner. Dalam hal ini Sigmund Freud yang merupakan Bapak Psikoanalisa memandang manusia sebagai bentuk kepribadian yang mempunyai unsur-unsur kejiwaan yang meliputi id (pleasure principle), ego (realistic principle), dan superego (moral principle). Jika ketiganya bekerja secara seimbang maka manusia akan memperlihatkan watak yang wajar pula, namun jika salah satunya lebih mendominasi, maka akan terjadilah peperangan dalam batin atau jiwa manusia, sehubungan dengan hal ini terdapat beberapa macam pertahanan diri yang digunakan seseorang ketika menghadapi peperangan dalam jiwanya yang dinamakan dengan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism). Novel Ahzãn As-Sindbãd ini menceritakan tentang pertahanan diri tokoh utama ketika menghadapi konflik batin yang dipicu oleh banyak hal, yang kesemuanya itu bermula dari mimpi-mimpinya yang tanpa ia sadari berdampak pada kehidupan nyatanya. Penyesalan dan perasaan bersalah ia rasakan di penghujung ceritanya dalam mengarungi perjalanan hidupnya selama di Indore guna menyelesaikan studinya yang sejalan dengan hobinya yaitu berpetualang. Sebagai penulis, sang tokoh pun menuliskan segala peristiwa yang dialaminya selama di Indore guna melampiaskan duka, yang merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan yang digunakan olehnya. Pada penelitian ini, penulis membahas tentang defence mechanism yang digunakan oleh tokoh utama ketika menghadapi konflik dalam dirinya. Dari pembahasan novel tersebut ditemukan beberapa bentuk defence mechanism, di antaranya repression, sublimation, fixation, reaction formation, dan projection. Dari sini dapat diketahui akan kepribadian tokoh utama, meskipun ada banyak hal yang membuatnya tertekan, tetapi ia dapat menghadapi dengan baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 19 Nov 2013 09:28
Last Modified: 10 Jul 2015 08:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9510

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum