ASPEK MISTIK 'DALAM SERAT DEWA RUCI

ROHMAD SRI YUNANTO, NIM. 98512733 (2003) ASPEK MISTIK 'DALAM SERAT DEWA RUCI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (ASPEK MISTIK 'DALAM SERAT DEWA RUCI)
BAB I. V.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ASPEK MISTIK 'DALAM SERAT DEWA RUCI)
BAB II. III. IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Pada abad ke 18 di Surakarta terjadi kebangkitan kerohanian dan kesusastraan, hal ini disebabkan oleh pamor kerajaan Mataram ang semakin menurun serta keadaan politik yang tidak menentu. Untuk mempertahankan eksistensi kerajaan Mataram maka di adakan pembaharuan bidang kebudayaan melalui penggubahan kembali kitab Jawa kuna dan kitab-kitab pesantren oleh para pujangga keraton. Yasadipura I adalah salah satu pujangga keraton yang diberi tugas untuk menggubah kembali karya sastra lama. Salah satu karya sastra hasil gubahan Yasadipura I adalah serat Dewa Ruci. Serat Dewa Ruci ini mengandung ajaran mistik, sehingga tepat jika pada mas a itu Yasadipura I menggubahnya kembali. Karena masyarakat Jawa khususnya kalangan keraton sangat menyukai hal-hal yang bersifat mistik. Kesenangan kalangan keraton terhadap hal-hal yang bersifat ini dilatar belakangi oleh pihak kerajaan yang masih mempertahankan budaya lama, seperti Hindu, Budha dan alam pikiran Jawa. Dalam serat Dewa Ruci ini diketengahkan cerita tentang perjalanan Bhima mencari air hidup atas perintah . guru Duma. Alur cerita yang menarik dan berurutan menyebabkan serat sangat dikenal dan disB8 SAdB disB8RB BUAe BSAd cerita yang berurutan menjadikan cerita ini digunakan sebagai simbol perjalanan manusia mencapai manunggal dengan Tuhan. Cerita Dewa Ruci ini di gunakan sebagai media menyampaikan pesanpesan agama dan moral, khusus mengenai perjalanan Bhima dalam mencari air hidup merupakan simbol perjalanan manusia mencapai manunggal dengan Tuhan. Dalam memperoleh air hidup Bhima harus melalui beragam rintangan dan godaan, seperti bertarung dengan dua raksasa Rukmuka dan Rukmakala, hambatan dari saudara-saudaranya dan berkelahi dengan nag a ditengah sarnudra. Semua rintangan yang harus dilalui oleh Bhima merupakan simbol perjuangan yang harus dilalui oleh manusia dalarn mencapai ma'rifat dengan Tuhan. Usaha Bhima mengalahkan semua hambatan merupakan simbol perjuangan manusia dalam berusaha mengendalikan nafsu-nafsu yang ada dalam diri manusia baik yang kotor maupun nafsu yang bersih dan juga merupakan usaha membersihkan diri baik secarajasmani maupun rohani. Alur ($erita yang terdapat dalam serat Dewa Ruci merupakan gambaran tentang manusia yang akan melakukan "pengalaman" untuk manunggal dengan Tuhan harus melalui tahap-tahap, yaitu memenuhi syari'at, tarekat, hakekat dan ma'rifat. Dalam serat Dewa Ruci diceritakan setelah Bhima berhasil menemukan air hidup, Bhima kemudian kembali ke Ngamarta. Cerita ini merupakan simbol bahwa setelah manusia berhasil mencapai pengalaman manunggal dengan Tuhan, manusia masih harus memenuhi kewajibannya sebagaimana manusia yang hidup ditengah masyarakat. Serat Dewa Ruci 'merupakan sebuah serat Jawa yang sarat dengan pengetahuan melalui alur dan isi cerita yang simbolik. Cerita Dewa Ruci ini menjadi sangat dikenal oleh masyarakat. Selain dari segi alur cerita, dari segi isi cerita juga terdapat makna simbolik yang dapat diambil, seperti ajaran tentang Tuhan dan manusia, ajaran tentang guru dan murid, kejahatan dan kebaikan, lambang manusia yang bersih dan manusia yang kotor, serta sisi lahir dan sisi batin dari manusia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 09 Dec 2013 13:40
Last Modified: 04 Aug 2016 08:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9655

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum