NASIKH-MANSUKH MENURUT PEMIKIRAN ABDULLAH AHMAD AN-NA'IM (kajian Ulum al-Qur'an)

SULLAMUL HADI NURMAWAN, NIM. 97532334 (2003) NASIKH-MANSUKH MENURUT PEMIKIRAN ABDULLAH AHMAD AN-NA'IM (kajian Ulum al-Qur'an). Skripsi thesis, PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text
BAB I. V.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
BAB II. III. IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Tulisan ini mengkaji dan menganalisis pemikiran Abdullahi Ahmed an­ Na'im, salah seorang tokoh intelektual Sudan, mengenai naskh. Fokus dalam kajian ini diarahkan untuk menguak dan mengelaborasi pemikiran naskh an-Na'im secara konseptual, sebagai objek kajian yang diletakkan sebagai bagian dari wacana studi 'ul lim al-Qur 'iin. Studi ini menegaskan bahwa perlunya mempertimbangkan kembali prinsip naskh, bagi an-Na'im, terletak pada keharusan untuk memperlakukan teks-teks al-Qur'an secara relevan demi mewujudkan pembaruan ajaran Islam yang memadai dalam konteks modem. Dengan mengajukan keberatannya terhadap teori dan teknik naskh konvensional yang dianggapnya penuh problematis, an-Na'im menawarkan dan membangun pemikiran naskhnya. Dengan memahami naskh ayat-ayat dalam al­ Qur' an sebagai suatu bentuk penundaan (bukannya suatu penghapusan atau pembatalan) pelaksanaannya hingga waktu yang tepat, ia menggunakan logika atau paradigma terbalik dari prinsip naskh konvensional, yaitu dengan mengefektifkan kembali prinsip-prinsip ajaran Islam yang terdapat pada ayat-ayat fase Makkah, yang dalam teori naskh konvensional dinyatakan telah dihapus (mans iich) oleh ayat­ ayat Madaniyyah yang turun belakangan. Baginya, membalikkan proses naskh merupakan prinsip interpretasi yang evolusioner. Sehingga ia menyebutnya sebagai suatu pendekatan evolusi. Gagasan an-Na'im yang berada di bawah pengaruh gurunya ini, Mahmoud Muhammed Taha, menganggap pesan Makkah sebagai pesan Islam yang abadi dan fundamental, karena mengandung ajaran yang universal, egaliter dan tidak diskriminatif. Sedangkan ayat-ayat Madinah merupakan teks sekunder, yang bersifat sektarian dan diskriminatif Karenanya, menurut an-Na'im, pesan-pesan Makkah lebih tepat diterapkan pada masa kontemporer. Selanjutnya skripsi ini juga menganalisis lebih jauh pemikiran naskh an­ Na'im yang dilihat dalam konteks kaitannya dengan problem penafsiran al-Qur'an. Dalam kepentingan ini, penulis mengindentifikasi dua hal penting, yang saling terkait dan saling menguatkan, yang terdapat dalam jalinan pemikiran naskh an­ Na'im. Yaitu, pertama mengenai polarisasi tajam dan substantifantara pesan-pesan­ pesan Makkah dan Madinah, dan kedua tentang prinsip evolusi ajaran (legislasi) Islam. Kedua unsur dalam jalinan pemikiran naskhnya itu, dalam studi ini dicatat sebagai suatu bangunan pemikiran yang menimbulkan implikasi adanya beberapa persoalan mendasar yang terkait dengan problem penafsiran al-Qur'an dalam pendekatan naskh an-Na'im. Akhimya, studi ini juga mencatat bahwa pemikiran naskh an-Na'im memiliki relevansi penting, secara teoretis maupun praktis. Dari sisi teoretis, ia berani melakukan pembongkaran terhadap bangunan konsep naskh yang selama ini telah mengalami proses pembakuan. Dan secara praktis, bahwa pemikiran naskhnya yang ditujukan untuk merelevansikan penafsiran ajaran Islam dalam konteks dunia modem, dapat berguna penerapannya bagi kebaikan dan kemaslahatan umat manusia pada masa kontemporer ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: abdulloh an-na'im, pemikiran ulama
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 23 Dec 2013 11:12
Last Modified: 25 May 2015 10:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9765

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum