PENCIPTAAN PEREMPUAN DALAM AL-QUR'AN (Perspektif Penafsiran i Al-Sya'rawi /i dan i Al-Alusi /i )

ISMA'IL - NIM. 02531014, (2008) PENCIPTAAN PEREMPUAN DALAM AL-QUR'AN (Perspektif Penafsiran i Al-Sya'rawi /i dan i Al-Alusi /i ). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Pemahaman terhadap ayat-ayat tentang penciptaan perempuan baik mufassir klasik maupun kontemporer sangat berbeda. Adanya rentang waktu yang cukup lama dari masa Nabi Muhammad saw. sebagai mubayyin awal al-Qur'an hingga masa sekarang pasti mengalami perubahan penafsiran. Karena berimplikasi pada perubahan kondisi sosio-kultural. Dengan demikian, pemahaman baru terhadap ayat-ayat yang dianggap deskriminatif terhadap status perempuan perlu dimunculkan. Maka penelitian tentang penciptaan perempuan ini akan berusaha mencari pemahaman baru terhadap penafsiran al-Sya'rawi sebagai mufassir kontemporer dan al-Alusi yang merupakan mufassir klasik. Dengan pokok pembahasan; bagaimana inti penafsiran kedua tokoh mengenai ayat-ayat tentang penciptaan perempuan? dan apa persamaan dan perbedaan? bagaimana implikasi penafsiran? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptifanalitis- komparatif. Langkah awal mengumpulkan data-data dari dokumen dengan memfokus pada tema, kemudian memilah-milah data dan menganalisis dari yang umum kepada yang khusus. Setelah itu dilakukan komparasi pada persamaan dan perbedaan penafsiran. Hasil penelitian menyimpulkan, pertama, Al-Sya'rawi berpendapat bahwa Hawa sebagai isteri Adam telah diciptakan dari jenis yang sama dengan Adam dan al-Alusi mengatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri. Kedua, persamaan al-Sya'rawi dan al-Alusi terletak pada pemaknaan kata nafs wahidah sebagai Adam dan zawjah amp;#257; adalah Hawa, sebagaimana pendapat mayoritas ulama dan mufasir klasik serta kontemporer yang sejalan. Sedangkan perbedaannya terdapat pada penafsiran kata minh amp;#257;. Dan penyebab perbedaan penafsiran tersebut di antaranya adalah perbedaan kondisi sosio-kultural pada masa hidup mereka. Al-Sya'rawi hidup pada masa munculnya gerakan feminisme di Mesir awal abad ke-20, sehingga penafsirannya memberikan pemahaman yang setara antara status perempuan dan laki-laki. Sedangkan al-Alusi hidup pada masa sistem patriarkhi masih berlaku di negeri Irak yaitu, awal abad ke-19. Ketiga, implikasi penafsiran bahwa, pendapat al-Alusi tentang penciptaan perempuan pertama (Hawa) dari tulang rusuk Adam adalah memandang penciptaan perempuan merupakan doktrin yang tidak dapat berubah. Sedangkan al-Sya'rawi menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari jenis yang sama dengan laki-laki. Sehingga penciptaan perempuan bersifat kontekstual. br br

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Penciptaan, Perempuan, Al-Qur'an
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 06 Aug 2016 09:46
Last Modified: 06 Aug 2016 09:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/996

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum