Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T22:02:58ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-04-06T07:17:46Z2015-10-06T04:19:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15502This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/155022015-04-06T07:17:46ZFUSI PARTAI-PARTAI ISLAM MENJADI PPP
PADA MASA AWAL ORDE BARU (1971 – 1973)Umat Islam merupakan penduduk mayoritas di Indonesia. potensi ini
sangat disadari oleh kalangan politikus partai-partai Islam dankarena itu adanya
sebuah koalisi dari partai yang berbasiskan agama itu sangatlah di harapkan elit
politik partai-partai islam.
Perjalanan parpol islam di indonesia dari sejak dulu hingga sekarang
memang penuh liku-liku, mulai dikurangi peranannya pada masa demokrasi
terpimpin, kemudian pasca demokrasi terpimpin pada tahun 1973 terjadi
penyederhanaan partai politik Islam melalui fusi partai politik dalam satu partai
yang bernama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pemaksaan akan fusi oleh
Orde Baru membuat empat partai Islam yang sebelumnya terpisah dengan
terpaksa harus bergabung ke dalam satu wadah partai yang bernama Partai
Persatuan Pembangunan. Keempat partai tersebut ialah Partai NU, Parmusi, PSI
dan Perti.
Dalam hal ini, peniliti berupaya mengkaji latar belakang ternjadinya
kebijakan fusi partai politik yang dilakukan oleh Orde Baru kemudian juga latar
belakang keempat partai sebelumnya yang tergabung dalam Partai Persatuan
Pembangunan serta respon umat Islam tentang adanya fusi partai politik yang
berpengaruh juga pada partai Islam.
Dalam meneliti kajian di atas, peneliti menggunakan teori Gabriel A.
Almond, yaitu teori Stukrtural-Fungsional. Menurut Almond, bahwa “pada setiap
sistem politik pasti terdapat fungsi-fungsi yang harus ada demi berlangsungnya
kehidupan sistem politik itu sendiri. Tanpa fungsi-fungsi itu, tidak akan ada
sistem politik.Sumber teori ini memusatkaan perhatian pada usaha menemukan
fungsi politik yang ada dalam suatu sistem politik dan kemudian menelaah
struktur politik apa yang melaksanakan fungsi-fungsi itu. Jadi, menurut Almond,
ciri-ciri universal yang pasti dimiliki oleh setiap sistem politik ialah adanya
fungsi politik dan struktur politik tertentu.Sedangkan metode yang digunakan
dalam kajian ini meliputi tahapan-tahapan mulai dari Heuristic atau tahap
Pengumpulan Data, Verifikasi atau seleksi dan kritik, Interpretasi atau analisa
dan Historiography, penulisan atau penyajian.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang sejarah singkat
keempat partai politik Islam sebelum terjadinya fusi yaitu Partai NU, Parmusi,
PSI dan Perti. Kemudian menjelaskan latar belakang upaya untuk menerapkan
kebijakan fusi partai politik dan yang terakhir adalah proses tergabungnya partai
politik Islam kedalam suatu wadah Partai Persatuan Pembangunan serta respon
dari umat Islam khususnya para aktifis Islam.NIM. 08120057 A.FUAD