Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T13:41:25ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2019-08-21T03:05:17Z2019-08-21T03:05:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36410This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/364102019-08-21T03:05:17ZDIKSI DALAM TEKS AL-QUR' AN
(Pemetaan Awal Analisa Diksi dalam Aktivitas Eksegesis al-Qur'an)Banyak pemikir-muslim maupun non-muslim-yang menilai bahwa ai-Qur'an merupakan teks dengan
kandungan nilai sastra yang begitu tinggi, bahkan tertinggi dibandingkan karya-karya sastra
manusia. Pengakuan ini pada dasarnya tidak terlepas dari karakteristik teks itu sendiri yang
memiliki banyak keunggulan. Salah satunya adalah bahwa bahasa yang digunakan dalam kitab suci ini
memiliki kekhasan dan keistimewaan yang membuatnya unggul di bandingkan teks-teks kebahasaan
lainnya. Dan di antara faktor yang membuat bahasa al-Qur'an teramat unggul adalah ketelitiannya
dalam memilih kata-kata untuk menyampaikan kandungannya. Ketelitian ini telah menempatkannya pada
puncak ·tertinggi di belantika sastra Arab.
Meskipun pandangan yang memposisikan al··Qur'an sebagai teks kebahasaan (kultural) baru populer
pada abad XX, tetapi studi al-Qur'an dengan pendekatan linguistik dan sastra sejak lama sudah
dilakukan kalangan sarjana Qur'an, sehingga persoalan diksi juga banyak diteliti dan dianalisa
untuk ditemukan signifikansinya. Analisa diksi dalam aktifitas eksegesis al-Qur'an berkembang
seiring dengan perkembangan tafsir dan linguistik itu sendiri. Pembicaraan seputar diksi dalam
tradisi keilmuan Islam secara wnum, dan khususnya studi al Qur'an, banyak dilakukan olch kalangan
sastrawan yang berusaha menyingkap kemukjizatan kitab suci ini dari dimensi kebahasaannya, dan para
mufasir yang menggunakan pendekatan lingusitik-sastrawi dalam aktifitas eksegesisnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan strukturalisme linguistik, khususnya
linguistik diakronik. Data yang terkumpul diolah secara eksplanatoris dan penarikan kesimpulan
dilakukan secara induktif. Setelah menentukan pokok-pokok analisa diksi yang peneliti ambit dari
beberapa subdisplin ilmu-ilmu al-Qur'an, peneliti kemudian menelusuri analisa diksi dalam aktifitas
tiga mufassir dari periode yang berbeda, yaitu al-Zamakhsyari, Abu Su'ud, dan Wahbah al-Zuhaili.
Penelusuran terhadap karya tafsir mereka pada dasamya lebih dimaksudkan untuk menguatkan validitas
pemetaan yang dilakukan seb« lumnya.
Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti melihat bahwa analisa diksi termasuk aspek penting
yang harus diperhatikan oleh seseorang yang ingin memahami kandungan al-Qur'an, mengingat
kitab suci ini tidak sembarangan menggunakan kata-kata. Setidaknya, analisa terhadap aspek ini
bisa menghasilkan interpretasi ayat-ayat al-Qur'an yang lebih objektif dan hertanggung
jawab, dan membuat seseorang tidak sekedar menafsirkan suatu ayat sekehendak hatinya.
Persoalannya sekarang, tidak ada standar atau patokan tertentu yang bisa dijadikan rujukan
dalam menganalisa diksi dalam teks al-Qur'an. Meskipun para mufassir terdahulu telah
mempraktekkannya dalam aktifitas eksegesis mereka, namun mereka tidak pemah menyatakan hal itu
sebagai analisa diksi, apalagi merumuskan prinsip prinsip dasar dan pokok-pokok analisanya.
Oleh sebab itu, maka peneliti merasa terpanggil untuk mencoba merumuskan pokok-po 1'ok analisa
diksi yang telahNIM. 0253 0912 ABDULGAFUR