Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:21:48ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-04-15T00:55:44Z2015-04-15T00:55:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15734This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/157342015-04-15T00:55:44ZARKEOLOGI PENGETAHUAN TAAYYIB TIZINNI TENTANG PLURALITAS INTERPRETASI AL-QUR’ANAl-Qur’an secara historis dinobatkan sebagai kitab suci revolusioner dalam
sejarah umat manusia. Muatan nilai-nilai trans-historis al-Qur’an menyejarah
dalam konteks ruang dan waktu historis dalam pembentukan paradigma baru yang
mampu mewujudkan perubahan radikal pada moralitas, budaya, struktur dan juga
perilaku sosial-politik masyarakat. Berpindahnya teks al-Qur’an dari zona Ilahi ke
zona insani, maknanya akan yatasyazza‘ (berserakan, meluas atau beranak-pinak).
Ini terjadi karena manusia sebagai individu ataupun masyarakat sosial juga
yatasyazza‘ (dalam arti berbeda satu sama lain) sesuai dengan posisi sosialnya
(kelompok, kelas, organisasi, kebangsaan, umat, dan sebagainya), pengetahuannya
(tingkat pengetahuan ilmu alam, sosial dan humaniora), di samping pula
ideologinya (politik, agama, moralitas, estetika, dan sebagainya), serta etnisnya
(afinitas rasial atau suku bangsa). T{ayyib Tizi>ni>, filsuf kebangsaan Syiria, sangat
getol menyuarakan dan memperjuangkan pluralitas interpretasi al-Qur’an seiring
dengan semakin menguatnya gerakan pemaksaan dan dominasi suatu pemahaman
dan penafsiran tertentu terhadap teks-teks keagamaan. Atas dasar inilah, penulis
meneliti karakteristik gagasan pluralitas interpretasi al-Qur’an Tizi>ni> di tengah
pertarungan ideologi-ideologi masyarakat Arab kontemporer.
Untuk mengetahui lebih lanjut gagasan pluralitas interpretasi al-Qur’an,
penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode deskriptif-analitik
dengan pendekatan filosofis-rasionalistik. Metodologi tersebut mengantarkan
penulis dapat merumuskan ide-ide atau gagasan yang bersifat mendasar
(fundamental ideas) sebagai substansi dan esensi yang biasanya bersifat umum
mendasar dan abstrak. Pendekatan ini berupaya mempertimbangkan ide-ide atau
gagasan dari semua perspektif atas literatur, mengkaji dan menelaah secara
mendalam makna konseptual, merumuskan peranan, mengajukan jawaban dan
menyarankan implikasi dari jawaban-jawaban tersebut
Berdasarkan metode dan pendekatan di atas, ditemukan bahwa teks al-
Qur’an dan realitas empirik masyarakat yang terinternalisasi (al-wad}‘iyyah almujtama‘
al-musyakhas}) sebagai objek penelitiannya memiliki struktur yang
terbuka yang memungkinkan pluralitas interpretasi sesuai dengan kebutuhan
jaman dari setiap generasi umat Islam. Melalui analisis arkeologi pengetahuan,
Tizini menemukan bahwa dalam aktivitas memahami atau menginterpretasikan
teks al-Qur’an terjadi melalui dua saluran pengantara pemahaman. Saluran
pertama dibatasi oleh aspek kognitif yang pada gilirannya dibatasi oleh tingkat
pengetahuan yang didapatkan oleh orang yang meresepsinya. Sedangkan saluran
kedua menampilkan diri dalam ideologi yaitu terkait dengan kepentingankepentingan
material dan aliran-aliran politik serta ambisi-ambisi yang muncul
dari keduanya, di samping juga terkait dengan konflik-konflik sosial, golongan,
kelas, negara, bangsa dan sebagainya. Kedua saluran ini adalah dua hal yang
mendiktekan baik secara secara sembunyi-sembunyi maupun secara terangterangan
proses munculnya pluralitas interpretasi al-Qur’an.
Kata kunci: Pluralitas Interpretasi al-Qur’an, Arkeologi ilmu al-Qur’anNIM 1120510066 ABDUL WARIS MARSYAM