Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:57:00ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2018-10-24T03:19:21Z2018-10-24T04:33:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31262This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/312622018-10-24T03:19:21ZKONSEP KETUHANAN IMAM AL-SANUSI DALAM KITAB UMM AL-BARAHIN
(PERSPEKTIF HERMENEUTIKA FARID ESACK)Teologi Islam, sampai pada taraf tertentu bukanlah kajian yang hanya
menyentuh persoalan keyakinan umat Islam semata. Semakin kompleksnya
problematika yang muncul akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi
menjadikan kajian teologi Islam mengalami pergeseran wacana yang mana ia
dituntut untuk ikut memberikan sumbangan gagasan dan kontribusi positif yang
mampu menyelesaikan berbagai problematika, seperti permasalahan yang
menyangkut soal sosial-kemanusiaan. Hal ini bisa dirasakan dengan melihat
kondisi di Indonesia, yang di satu sisi mayoritas masyarakat muslimnya menganut
madzhab Asy’ariyah dalam ber-teologi dengan menjadikan kitab Umm al-Barahin
karya Imam al-Sanusi sebagai acuannya. Sedangkan di sisi yang lain, permasalahan
sosial-kemanusiaan seperti penindasan, ketidakadilan, intoleransi, dan pelanggaran
HAM antar umat beragama kerap kali muncul sehingga menuntut kajian teologi
Islam ikut menyelesaikan pekerjaan rumah ini.
Berangkat dari permasalahan di atas, peneliti berusaha mengkaji konsep
ketuhanan Imam al-Sanusi dalam kitab Umm al-Barahin, kemudian menganalisisnya
dengan menggunakan hermeneutika pembebasan Farid Esack. Penelitian
ini bertujuan agar mendapatkan dan menggali lebih jauh makna fundamental yang
terkandung dalam konsep ketuhanan Imam al-Sanusi dalam kitab Umm al-Barahin
yang dengannya diharapkan memiliki kontribusi positif dalam mengatasi
permasalahan sosial-kemanusiaan di Indonesia.
Dengan menggunakan metode deskriptif dan hermeneutika, serta
pendekatan kontekstual-praksis, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut: pertama, secara keseluruhan konsep ketuhanan Imam al-Sanusi
termuat dalam kalimat Tauhid ( لا إله إلا لله ). Dengan metode analisis kaidah-kaidah
bahasa arab ( القواعد في لغة العربيّة ) dan juga metodologi burhan (penalaran berdasarkan
akal), Imam al-Sanusi sampai pada pemahaman bahwa di dalam kalimat Tauhid
mengandung makna uluhiyyat, yang di dalamnya memuat makna istighna’
(kemandirian Allah dari segala sesuatu selain-Nya) dan makna iftiqar (butuhnya
segala sesuatu selain Allah hanya kepada-Nya). Dari kedua makna inilah, Imam al-
Sanusi merumuskan sifat-sifat dan perbuatan bagi Allah, diantaranya sifat wajib,
mustahil, dan jaiz yang secara keseluruhan berjumlah empat puluh satu sifat.
Kedua, ditinjau dari hermeneutika pembebasan Farid Esack, konsep
ketuhanan Imam al-Sanusi dalam kitab Umm al-Barahin memuat gagasan-gagasan
penting tentang kemanusiaan yang menjadi dasar ontologis bagi terciptanya
hubungan horizonal (hablun min al-nas) yang sesuai dengan makna kalimat Tauhid,
diantaranya adalah prinsip kesatuan. Prinsip inilah yang kemudian melahirkan
gagasan penting lainnya, seperti kesetaraan, keadilan, toleransi, dan demokrasi.
Dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang plural dan
multikultural, upaya mengimplementasikan makna-makna kalimat Tauhid dalam
kehidupan sosial menjadi sangat penting untuk dipahami dan dihayati kembali
secara universal agar mampu membentengi umat Islam di Indonesia dari prilaku
ekstrim-radikal yang mengancam keutuhan Pancasila dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.NIM. 13510022 ADNAN NURIL ANWAR