Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:35:49ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-07-20T07:35:24Z2023-05-09T06:40:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26661This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/266612017-07-20T07:35:24ZARRANGED MARRIED DI PONDOK PESANTREN AL-MA’SUM TEMPURAN,
MAGELANG
(Studi terhadap Perjodohan di Pondok Pesantren Al-Ma’sum Tempuran, Magelang)Pernikahan adalah salah satu sunnah rosul yang menyatukan dua orang, dua
pikiran dan dua keluarga untuk melebur menjadi satu. Pandangan Islam pernikahan
merupakan ketentraman, cinta, kelembutan, kasih sayang, perpaduan, pengertian, dan
penyatuan antara pria dan wanita dengan menggunakan fisik roh dan kalbu. Arrange
Married atau Perjodohan adalah salah satu bentuk pernikahan yang telah disusun dan
telah ditentukan. Di Pondok Pesantren Al-Ma‟sum Magelang, hampir sebagian besar
santrinya menikah karena dijodohkan. Perjodohan yang diatur kyai ini pun mutlak
dipilihkan oleh kyai, biasanya wali santri memberikan kewenangan kepada kyai agar
kyainya mencarikan jodoh untuk sang anak. Anakpun akan patuh dengan apa yang
diperintahkan oleh kyai
Penulis ingin mengetahui tentang faktor yang menjadikan arraged married
masih langgeng terjadi di Pondok Pesantren Al-Ma‟sum Magelang dan
Bagaimanakah proses perjodohan di Pondok Pesantren Al-Ma‟sum Magelang. Hal ini
menarik diteliti, karena di zaman dimana kita bisa mengenal siapapun lewat media
sosial, ternyata masih ada orang yang bersedia untuk dijodohkan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa
observasi dan wawancara. Penulis meakukan observasi di Pondok Pesantren Al-
Ma‟sum dengan melihat kegiatan santri di pondok, bagaimana cara mereka
berinteraksi dengan kyainya dan observasi saat ada prosesi akad nikah. Untuk
wawancara penulis mewawancarai 12 informan yang menikah karena dijodohkan,
satu wali santri, santri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Ma‟sum untuk mengetahui
segala hal terkait perjodohan termasuk di dalamnya faktor yang menyebabkan mereka
ta’dim kepada kyai dan bagaimana proses perjodohannya. Peneitian ini dianalisis
menggunakan teori Max Weber tentang kepemimpinan kharismatik. Penulis juga
menuliskan tentang integrasi penelitian ini dengan ilmu keagamaan Islam dan tentang
interkoneksi dengan cabang ilmu lain.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan masih
langgengnya arranged married di Pondok Pesantren Al-Ma‟sum disebabkan karena
adanya otoritas yang dipegang oleh kyai. Perjodohan di pondok ini mempunyai dua
pola. Pola yang pertama yaitu pola satu arah dimana santri tidak diberi hak untuk
memilih atau menolak dan pola kedua adalah pola dua arah dimana santri diberi
kewenangan untuk menerima perjodohan atau menolak perjodohan. Proses
perjodohan yang terjadi di pondok pesantren Al-Ma‟sum telah penulis kelompokkan
dalam empat tahap. Pertama ditimbali Kyai. Kedua Meminta restu orang tua. Ketiga
Mengurus surat pernikahan di KUA dan yang terakhir yaitu Menikah.NIM. 13720008 AFINA AMNA