Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T08:53:55ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2019-08-26T02:58:55Z2019-08-26T02:58:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36453This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/364532019-08-26T02:58:55ZGAGASAN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA
(Studi Pemikiran Ahmad Wahib dan Ulil Abshar-Abdalla)Al-Quran dan al-Hadits adalah pedoman hidup umat Islam yang selalu relevan dalam setiap zaman dan
waktu. Hanya saja relevansi keduanya tidak cukup hanya dengan menjalani dan memahami secara
leterlijk, diperlukan adanya gagasan Liberal yang berani memberikan tafsir baru agama, mengusung
semangat ijtihad, religio-etik, keberpihakan pada yang tertindas serta mengedepankan relativitas
kebenaran dalam segi berpikir dan bertindak guna mewujudkan relevansi Quran dan Hadits. Maka suatu
hal baru yang bersifat dinamis, kritis dan terbuka akan terus dibutuhkan dalam setiap zaman dan
waktu. Tanpa adanya Liberalisasi pemikiran mustahil Islam akan mengalami kemajuan. Karena pemikiran
dan peradaban dunia akan terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
masa kini. Liberalisasi pemikiran Islam akhimya mampu mengantarkan manusia untuk bisa melihat
dunia dengan lebih manusiawi dan terbuka serta lebih leluasa. Al-Quran dan Al-Hadits yang diberikan
pun membuka seluas-luasnya dan sebebas-bebasnyadaya pikir dan kreativitas manusia dalam memahami
dunia dan agamanya.
Sebagai pijakan dan titik pangkal dari upaya pemahaman dan perwujudan kerelevansian Quran dan
Hadits dalan1 setiap tempat dan waktu, umat Islam tidak hanya bisa . mengacu dan bersandar pada
slogan Islam Liberal, tanpa menyelami apa s..:bcnarnya yang dibutuhkannya saal ini. Mcnyikapi dan
mcmahami hakikat serta makna dari gagasan Islam Liberal itu sendiri. Umat Islam diharapkan mampu
berkompetisi sekaligus berkompeten terhadap persoalan umat dimana dia hidup.
Salah satu upaya yang pemah dilakukan untuk mengembangkan gagasan Islam
Liberal di Indonesia adalah usaha yang dilakukan Ahmad Wahib dan Ulil Abshar Abdalla.
Pemikiran-pemikiran Wahib dan Ulil tentang Islam Liberal dalam zamannya masing-masing terasa sangat
segar dan baru. Adalah menarik untuk menemukan benang merah yang (mungkin) diantara keduanya, atau
bahkan perbedaanya. Penulis berusaha memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Islam
Liberal dan bagaimana gagasan Islam Liberal dalam pemikiran Ahmad Wahib dan Ulil Abshar
Abdalla dalam percaturan wacana Islam di Indonesia.
I
Untuk mengungkap permasalahan yang ada dalam penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan metode deskriptif
dengan maksud menguraikan pemikiran kedua tokoh. Metode interpretatif digunakan untuk memahami
dan menyelami data yang terkumpul untuk
kemudian menangkap arti dan nuansa tokoh secara khas. Metode analisis dipergunakan dalam arti
secara kritis membahas dan meneliti beberapa pengertian yang ditampilkan kedua tokoh serta untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Dan metode komparatif dilakukan untuk mencari persamaan dan
perbedaan dari pemikiran kedua tokoh tersebut.
Gagasan Islam Liberal yang ditawarkan oleh Ahmad Wahib jauh lebih jelas,
filosofis dan radikal jika dibandingkan dengan Ulil Abshar Abdalla. Sedangkan Ulil,
lebih cerdik dalam memotret dan melihat fenomena keagamaan, menelaah Islam dari sudut pandang
yang berbeda, sangat progresif, toleran dan non-sektarian. Secara
substabsial tema-tema yang diusung Ulil masih sangat bersifat eletis sehingga terkesan sebagai
bentuk perlawanan atas agama yang telah mapan. Selain itu gagasan yang disampaikan oleh Ulil bahwa
tidak ada satupun yang "baru", sehingga menurut penulis Ulil hanya mendaur ulang gagasan yang mulai
"punah" menjadi gagasan yang menarik dan menggugah atau bahkan mengusik bagi yang konservatif
terhadap pemahaman Islam.NIM: 01510515 AGUS SUNAWAN