Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-19T10:33:01ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-03-24T01:33:48Z2016-03-24T01:33:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19944This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/199442016-03-24T01:33:48ZKONSEP DOA PARA NABI DALAM AL-QUR’ANRealitas pada masa modern dengan kemajuan teknologi menjadikan
manusia dapat mengabaikan dimensi sosial dan dimensi spiritual. Pada sisi lain,
manusia membutuhkan kekuatan spiritual yang mampu menenteramkan jiwa yaitu
dengan berdoa. Menurut Izutsu bentuk komunikasi verbal yang terjadi antara
Tuhan dan manusia dapat terjadi dengan manusia mengambil inisiatif untuk
melakukan hubungan verbal dan komunikasi dengan Tuhan melalui isyarat bahasa
yang lazim disebut dengan doa. Doa merupakan komunikasi transendental dimana
pemohonnya adalah manusia dengan situasi yang luar biasa yakni pada keadaan
dan jiwa yang di luar situasi terbatas.
Asy-Sya’rawi menyebutkan doa yang terbaik adalah doa yang terdapat
dalam al-Qur’an dengan banyak redaksi ayat doa dan pemanjatnya tanpa
terkecuali doa yang dipanjatkan oleh para nabi. Para nabi yang notabene manusia
pilihan yang membawa pesan Tuhan dan memiliki hubungan kedekatan dengan
Tuhan pasti memiliki hubungan intim yang dimana Tuhan selalu men-istijābah
setiap permohonan yang dipanjatkan oleh para nabi. Sehingga perlu adanya
penelitian yang mendalam terkait problematika hakikat dan konteks dari doa para
nabi. oleh karena itu, hal yang krusial pengangkatan objek material dalam
penelitian ini adalah kategorisasi doa para nabi sehingga nampak problem dan
situasi yang mendasari doa dipanjatkan. Sehingga penelitian ini menggunakan
corak kepustakaan (library research), dengan metode tematik (mauḍū’ī), dan
menggunakan analisis deskriptif yang mengadopsi teori al-Farmāwī.
Adapun hasil penelitian konsep doa para nabi dalam al-Qur’an
ditemukan; pertama, mengenai konteks doa para nabi terpetakan dalam
permohonan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Isi permohonan sendiri di
antaranya kedamaian, pertolongan atau perlindungan, rezeki, syukur, kekuasaan,
keturunan, keteguhan hati, ilmu pengetahuan, perjalanan atau berpergian,
keselamatan, ber-tawajjuh kepada Allah Swt., kehancuran atau kebinasaan,
kesembuhan, tawakal (berpasrah diri kepada Allah Swt.), rahmat dan ampunan,
meninggal dalam keadaan Islam, dikumpulkan bersama orang-orang saleh, dan
masuk surga. Kedua, mengenai hakikat doa para nabi dipengaruhi dua faktor: a)
faktor yang muncul dari psikologis atau kejiwaan, seperti rasa bahagia atau sedih.
b) faktor yang dipengaruhi oleh keadaan, seperti keadaan lapang atau sempit,
keadaan mendesak atau genting.
Dengan penemuan di atas, diharapkan dapat mencontoh akhlak para nabi
dalam berinteraksi kepada Allah Swt., yaitu berdoa. Mulai dari tatacara,
pelaksanaan, dan isi permohonan.
Kata kunci: Doa, Permohonan, dan al-Qur’anNIM: 1320512099 AHMAD FAUZI