Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T18:35:31ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-07-12T01:28:40Z2017-07-12T01:28:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26236This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/262362017-07-12T01:28:40ZPENCIPTAAN ALAM MENURUT AL-QAZALI
(Studi Penafsiran dan Tinjauan Metodologis Ayat-Ayat Penciptaan Alam)Dalam sejarah pergolakan pemikiran Islam, masalah penciptaan alam tennasuk sesuatu yang
inendapatkan respon kontroversial dari para pemikir Islam. Letak kontroversial tersebut ada pada
abadi atau tidaknya alam ini. Para filosuf muslim, seperti; al-Farabl, lbnu Sina, dan terakhir Ibnu
Rusyd, berpendapat bahwa alam diciptakan bukan dari tiada, m lainkan dari materi asal yaitu,
udara, air, dan tanah. Menurut mereka, dari tiada tidak dapat diciptakan sesuatu. Sesuatu mesti
diciptakan dari sesuatu yang telah ada. Pola pikir seperti inilah kemudian memunculkan pengertian
alam itu qadim.
Sementara pandangan berbeda dilontarkan oleh para teolog, seperti ai
Asy'aii, dan al-Qaza11. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT adalah Maha Pencipta segala sesuatu,
termasuk alam semesta. Oleh karenanya, alam sebagai
makhluk bersifat tidak abadi. Alur berpikir seperti ini menganggap bahwa konsep alam qadim membawa
kepada kekufuran, karena qad!m. berarti sesuatu yang wujudnya tidak mempunyai permulaan dalam
zaman yang berarti pula tidak pemah tidak ada di zaman lampau, sedangkan yang tidak pernah tidak
ada di zaman lampau adalah hanya Tuhan (Allah SWT).
Inilah gambaran sekilas mcngcnai kontrovcrsi para pcm1kir Islam tcrhadap
penciptaan alam, namun dalam penelitian ini penul·is tidak akan membahas kedua pandangan tersebut,
melainkan hanya memfokuskan pada satu pandangan, yaitu pandangan dari kelompok teologis, itu pun
masih dibatasi hanya pada pemikiran ai-Qazal1. Pembatasan terhadap kelompok tcologis, karcna sesuai
dcngan jurusan penulis, yaitu pada Jurusan Tafsir Hadis, sedangkan pembatasan pada ai-Cjazafi,
karena di antara kaum tcolog, hanya al-Cjazall yang mcmpunyai pcmikiran komprehensif, kaita'nnya
dengan penciptaan alam. Ia tidak hanya menggunakan argumentasi teologis, mclainkan juga argumcntasi
filosofis untuk mencntang kaum filosof, sebagaimanajelas dalam bukunya "Tahafut
al-Falasifah".
Di sinilah letak ketertarikan penulis, melalui pelacakan terhadap pikiran
pikirannya yang tertuang dalam karya-karya monumentalnya, khususnya "Tahafut al-Falasifah"
(aplikasi dari teknik pengumpulan data). penulis akan mencoba menggali sisi tafsir sekaligus metode
penafsiran yang digunakan al-Cjazafi dalam menjelaskan penciptaan alam (aplikasi teknik analisis
data). Dengan penelitian ini, diharapkan sosok al-Qazall yang selama ini lebih dikenal sebagai
sosok su!'i, teolog, dan bahkan filo.sof bisa dikenal pula sebagai sosok mz fassir yang juga
mempunyai kontribusi besar dalam kajian tafsir. Melalui metode mau IL/'l dan corak penafsiran
falsafi, al-gazafi mampu mempertahankan argumentasinya tentang ketidakabadian alam. Sungguh
sebuah langkah jenius, melakukan pendekatan dengan memadukan antara pengetahuan agama dan
pemikiran filosofis.NIM. 9953 3020 AHMAD FIRDAUS