Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T10:13:23ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2014-09-16T01:33:56Z2015-05-07T07:17:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13960This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/139602014-09-16T01:33:56Z“TAFSIR NAHDLATUL ULAMA”
(STUDI KITAB TAFSIR AL-MAHMUDY KARYA AHMAD HAMID WIJAYA)
Dalam sejarah penafsiran di Indonesia, terdapat banyak kitab-kitab tafsir
yang ditulis oleh mufassir Indonesia. Hal itu bisa kita lihat dari karya-karya
tafsir yang sudah beredar, dikenal dan masyhur oleh masyarakat. Namun, ada
banyak juga karya tafsir yang tidak popular di masyarakat. Hal itu bisa
disebabkan oleh berbagai macam alasan seperti kurang publikasi atau isinya
memang kurang menarik atau bahkan bertentangan dengan ideologi masyarakat
tertentu di Indonesia. Mengingat Indonesia yang masyarakatnya sangat majmuk.
Salah satu tafsir yang tidak popular di kalangan warga Indonesia pada umumnya
atau di kalangan “warga kampus”, bahkan secara khusus bagi kalangan intern
organisasi tersebut, adalah Tafsir al-Mahmudy karya Ahmad Hamid Wijaya yang
ditulis pada penghujung abad ke 20. Tafsir al-Mahmudy mempunyai hubungan
yang “spesial” dengan NU yang merupakan salah satu ormas terbesar di
Indonesia. Kenyataan tersebut menjadi tanda tanya besar, kenapa tafsir tersebut
tidak dikenal, bahkan menghilang bagai ditelan bumi.
Berangkat dari kegelisahan intelektual dan kenyataan yang telah diuraikan
di atas, maka dalam penelitian ini ingin mengkaji secara mendalam tentang Tafsir
al-Mahmudy pada satu sisi, dan realitas sosial-historis ketika tafsir tersebut ada.
Dengan demikian, dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana hubungan antara Tafsir al-Mahmudy dengan Nahdlatul Ulama?.
Mengapa Tafsir al-Mahmudy tidak populer di khazanah tafsir Indonesia?.
Bagaimana metodologi yang digunakan Ahmad Hamid Wijaya dalam kitab
Tafsir al-Mahmudy?. Untuk menjawab problematika tersebut, pendekatan yang
digunakan adalah sosio- historis, sedangkan metodenya adalah metode deskriptifanalisis.
Metode deskriptif-analisis untuk menggambarkan dan menganalisis
data, atas tafsir al-Mahmudy dan realitas disekitarnya yang tidak terkatakan,
pada sisi lain hubungannya dengan organisasi tertentu. Dengan pedekatan
historis bertujuan untuk melihat dan memahami setting historis di sekitar Tafsir
al-Mahmudy, dan pendekatan sosial untuk memahami setting sosial dalam
sebuah organisasi yang terkait juga terhadap sebuah tafsir yang muncul atas
nama organisasi tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dinyatakan sebagai berikut;
hubungan antara NU dengan Tafsir al-Mahmudy mengarah pada pengarangnya,
yakni Ahmad Hamid Wijaya sebagai pengurus inti NU, berkedudukan sebagai
Katib Aam Syuriah PBNU dua periode. Sehingga PBNU mau menerbitkannya
sekaligus memberi sambut. Tafsir al-Mahmudy tidak dikenal dalam khazanah
tafsir Indonesia karena Tafsir al-Mahmudy melencng dari tradisi intelektual NU
saat itu, sehingga PBNU tidak semangat untuk menerbitkannya dan penerbitan
juz satu pun terkesan terpaksa, Ahmad Hamid Wijaya beserta keluarganya juga
menyadari bahwa Tafsir al-Mahmudy melenceng dari tradisi intelektual NU saat
itu, dan kurangnya kesadaran para peserta Muktamar NU ke-28 akan kehadiran
Tafsir al-Mahmudy sebagai salah satu warisan khazanah tafsir Indonesia. Adapun
mengenai metodologi Tafsir al-Mahmudy sebagai berikut; merupakan tafsir bi alra’yi.
Tafsir al-Mahmudy memakai metode tahlilidan bercorak adabi ijtima’i,
dan kurang lebih terpengaruh oleh tafsir al-Maraghi.
NIM. 08530006 AHMAD RULLY KURNIAWAN