Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:10:23ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2014-09-15T02:03:52Z2015-05-07T06:52:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13957This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/139572014-09-15T02:03:52ZINTERPRETASI SURAT AL-FATIHAH DALAM
TAFSIR MARAH LABID
ALA KH. IMRON DJAMIL
(STUDI EPISTEMOLOGIS DENGAN TEORI INTERPRETASI GRACIA)
Penafsiran mempunyai fungsi utama untuk membuat audiens menjadi
faham terhadap teks yang sedang ditafsirkan. Kegagalan dalam bertafsir adalah
ketika penafsiran justru membuat bingung audiens atau menciptakan
misunderstanding terhadap teks. KH. Imron Djamil dengan semangat
menghadirkan sesuatu yang fresh mengenai al-Quran membuat rakaman
pengajian tafsir Marah Labid yang memudahkan orang untuk mengakses pesanpesan
dari al-Quran. Namun demikian apakah usaha untuk mengemas ini sudah
menghadirkan suguhan tafsir yang pepak?
Di sinilah penulis mencoba menggabungkan teori interpretasi teks Jorge
J.E. Gracia untuk membaca hasil pembacaan KH. Imron Djamil terhadap al-Quran
melalui tafsir Marah Labid. Gracia memiliki gambaran mengenai interpretasi
yang ideal terhadap sebuah teks. Ia bermula dari pemahaman bahwa untuk
memperlakukan teks masa lalu yang pembaca sudah terpisah dari authornya selalu
diperlukan interpretasi untuk mencapai pemahaman. Problem yang muncul kedua
adalah bahwa obyek kajian dalam penafsiran ini adalah ide sedangkan ide itu
tidak bisa dengan mudah dicerap indera manusia. Penambahan keterangan
terhadap teks tidak selalu mengahsilkan pemahaman yang merekonstruksi ide itu
dengan baik. Karena itu Gracia menawarkan teori fungsi interpretasi untuk
memberikan gambaran mengenai interpretasi yang ideal.
Penulis mempertanyakan Bagaimana Pembacaan KH. Imron Djamil atas
Tafsir QS. al-Fatihah dalam kitab Marah Labid dilihat dengan teori fungsi
interpretasi Jorge J.E. Gracia?
Penelitian ini termasuk jenis kualitatif yang menggunakan cara penyajian
deskriptif dan analitis. Sumber data yang yang dipakai terutama pada rekamanpengajian
tafsir Marah Labid serta konfirmasi ataupun wawancara dengan KH.
Imron Djamil langsung, serta beberapa murid maupun orang-orang dekat beliau.
Demikian juga buku-buku dan sumber-sumber mengenai teori interpretasi Gracia.
Penulis memaparkan bagimana teori interpretasi Gracia secara utuh, kemudian
menjelaskan mengenai interpretasi KH. Imron Djamil dan latar belakangnya.
Kemudian dilakukan analisis dengan cara sintesis atau komparasi teori interpretasi
Gracia yang diterapkan untuk mengupas praktik penafsiran KH Imron Djamil.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa interpretasi KH. Imron Djamil
rawan menjadi interpretasi yang jelek karena tidak memberikan porsi yang banyak
terhadap fungsi historis. Namun demikian jika kembali kepada fungsi umum
interpretasi untuk memberikan pemahaman terkait teks, serta mempertimbangkan
dua fungsi lain yang terpenuhi secara baik, maka bisa dikatakan bahwa
interpretasinya secara implikatif sangat baik, secara makna juga unik. Atau bisa
dikatakan obyektif atau cukup efektif dalam membentuk makna dan implikasinya.
Fungsi historis (adalah gerak ke belakang), hanya bisa didapat melalui riwayat
dari Nabi SAW karena jaminan kema’sumannya beserta para sahabatnya karena
memiliki dunia ide mengenai budaya yang sama dengan Nabi saw. Fungsi makna
dan implikatif adalah gerak ke depan; yaitu semua kemungkinan makna dan
implikasinya yang belum mendapat hubungan dengan riwayat, apabila fungsi
makna dan implikatif sesuai dengan riwayat maka menjadi fungsi historis.
NIM. 08530018 AIN ALI MAFTUCH