Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:45:36ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2019-07-24T03:30:21Z2019-07-24T03:30:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35988This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/359882019-07-24T03:30:21ZAKAL DALAM PANDANGAN AL-FARABIKeberadaan manusia di permukaan bumi ini merupakan salah satu
makhluk di antara sekian banyak makhluk lainnya. Ia (manusia) memiliki
kedudukan (derajad) tertinggi dengan ciri pembeda utama yaitu Akalnya. Oleh
karenanya manusia mampu mengatasi alam. Peranan akal tersebut mendapatkan
tempat yang tinggi di dalam Islam. Dengan berangkat dari berbagai ayat al-Quran
yang menganjurkan kepada manusia untuk banyak menggunakan akalnya, para
fuqoha, mutakallimin, dan filosof muslim menempatkan peranan akal dalam porsi
yang berbeda-beda di antara yang tersebut diatas, para filosof memberikan
penghargaan tertinggi terhadap akal. Demikian juga halnya dengan al-Farabi
(seorang tokoh filosof muslim yang memiliki kemampuan itu menjangkau
kebenaran, dan kebenaran akal termasuk tidak berbeda dengan kebenaran yang
dicapai oleh wahyu).
Maka untuk itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji konsep akal
menurut al-Farabi karena problematika akal merupakan masalah yang sangat
mendasar pada manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling unik dan sempurna.
Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, secara metodelogis
penelitian ini bagian dari penelitian yang menggunakan pendekatan historis
filosofis. Pendekatan historis ini adalah penelitian mengenai pendidikan
seseorang, sifat-sifat, watak pengaruh lingkungan maupun pemikiran dan ide dari
subyek serta pembentukan watak tokoh. Dengan memakai sumber data primer
yaitu kitab karya al-Farabi "Arau ahli Al-madinatu Al-Fadilatu" adapun data
sekunder terdiri dari buku-buku, kamus, tulisan, ataupun karya-karya yang secara
sepesifik membahas tentang pemikiran al-Farabi.
Secara epistemologis bagaimanakah pemaduan antara akal dan wahyu
yang menurutnya tidak mungkin bertentangan. Pembahasan akal dalam
pandangan al-Farabi meliputi: Tuhan sebagai akal mumi, akal-akal samawi, dan
akal manusia. Tuhan dikatakan sebagai akal mumi karena Dia adalah dzat yang
tidak berupa materi dan tidak berada dalam materi. Dia adalah sebab awal, namun
terpisah dengan segala kejamakan. Oleh karenanya teori penciptaan dalam
pandangan al-Farabi dengan jalan emanasi. Kelompok akal-akal samawi terdiri
dari sepuluh wujud akal munfarid dan sembilan jisim planet yang merupakan
rangkaian proses emanasi samawi, di antara keaneka ragaman wujud-wujud yang
berada di permukaan bumi tersebut maka manusia merupakan suatu wujud
dengan derajad tertinggi.
Adapun mengenai akal manusia, al-Farabi membaginya ke dalam
tingkatan, yakni: akal potensial, akal aktif, dan perolehan. Akal potensi sebagai
tingkatan akal terendah, ia belum memiliki kemampuan untuk menangkap obyek-obyek
pemikiran. Ia baru berupa potensi yang siap menangkapnya tanpa adanya
pengaruh dari akal fa'al (akal mufarik yang kesepuluh). Akal manusia telah
mampu mengadakan hubungan dengan akal fa'al yang juga merupakan sumber
wahyu bagi kenabian. Oleh karenanya kebenaran yang dicapai oleh perolehan
tersebut, menurut al-Farabi, tidak berbeda dengan kebenaran yang dibawa oleh
wahyu. Dari segi ini maka menurut al-Farabi, akal tidak mungkin bertentangan
dengan wahyu.NIM: 01510576 ALI MAHMUD