Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:34:32ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-04-13T06:50:44Z2017-04-13T06:50:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25267This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/252672017-04-13T06:50:44ZSUMPAH DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA LANGIT
DALAM PERSPEKTIF IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
(TELAAH ATAS KITAB AL-TIBYĀN FĪ AQSĀM AL-QUR’ĀN)Skripsi ini mengkaji tentang sumpah Allah dalam al-Qur’an menurut Ibnu
Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab al-Tibyān fī Aqsām al-Qur’ān. Kitab ini cukup
penting, kitab tematik yang sering menjadi rujukan beberapa tokoh ‘Ulūm al-Qur’ān,
bahkan mufassir pada masanya sampai mufassir kontemporer dalam hal pembahasan
qasam. Di samping itu, Ibnu Qayyim adalah ulama ensiklopedis yang karyanya lebih
banyak mengkaji tentang akidah dan kebersihan jiwa. Tentunya, ciri khas ini tidak akan
lepas dari corak penafsirannya.
Dalam skripsi ini dapat diketahui mengenai bagaimana penafsiran Ibnu Qayyim
mengenai sumpah Allah, namun dalam skripsi ini dibatasi pada ayat-ayat yang
mengandung sumpah Allah dengan benda-benda langit, seperti wa al-samā’, wa alsyams,
wa al-najm, wa al-qamar, dan lainnya. Artinya, benda-benda langit tersebut oleh
Allah SWT dijadikan sebagai sandaran sumpah (muqsam bih) dalam ayat-ayat sumpah
sekaligus menegaskan bahwa benda-benda tersebut nerupakan ciptaan Allah SWT yang
agung.
Penulis menemukan bahwa penafsiran Ibnu Qayyim, khususnya mengenai
sumpah Allah dengan benda-benda langit, tidak jauh berbeda dengan penafsiran para
mufassir sebelum atau pada masanya. Menurutnya, dijadikannya benda-benda langit
(matahari, bulan, dan bintang) sebagai muqsam bih (sandaran sumpah) oleh Allah SWT
adalah untuk menunjukkan sekaligus menegaskan bahwa hal-hal tersebut dan isi
sumpahnya merupakan bukti rububiyyah, tanda-tanda kekuasaan, dan kesempurnaan
sifat-Nya. Semuanya sebagai bentuk pengagungan terhadap ciptaan-Nya yang
merupakan bukti eksistensi dan kekuasaan-Nya.
Dari sisi metode penafsiran, tafsir bi al-ma’ṡur menjadi ciri yang paling
dominan bagi Ibnu Qayyim, sebagaimana yang berkembang pada masa itu. Rujukan
penafsiran (pengutipan pendapat) yang digunakannya cenderung sama dengan mufassir
lain, seperti merujuk kepada pendapat Ibn ‘Abbās, Mujāhid, ‘Ikrimah, Qatādah, al-
Kalbi, al-Zajjāj, dan lainnya. Hal ini, menurut penulis mengindikasikan bahwa
penafsiran Ibnu Qayyim tidak jauh berbeda dengan mufassir sebelum dan atau pada
masanya. Dengan kata lain, pemikiran mufassir lain cukup memberikan pengaruh besar
terhadap penafsirannya.
Dari sekian penafsiran mengenai sumpah Allah dengan benda-benda langit, baik
Ibnu Qayyim maupun mufassir lain sebelum atau pada masanya, tidak jarang
mengemukakan perbedaan pendapat tanpa argumentasi yang mendukungnya selain
dugaan mereka bahwa sesuatu yang digunakan Allah untuk bersumpah adalah pasti
sesuatu yang agung.NIM. 12530046 AL KHIKMAH