Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:21:27ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-09-09T02:27:47Z2016-09-09T02:27:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21954This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/219542016-09-09T02:27:47ZPEMIKIRAN HAMKA TENTANG ZAKAT
( STUDI TAFSIR AL- AZHAR)’Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, yang wajib
dilaksanakan bagi orang-orang Islam oleh karena zakat adalah suatu kewajiban
maka, jika zakat tersebut dikerjakan dengan baik oleh seorang Muslim tentu
pahalalah yang akan didapat akan tetapi, jika tidak dikerjakan oleh seorang
Muslim maka, dosalah yang akan didapat oleh seorang Muslim. Tidak hanya dosa
melainkan Azab Allah yang sangat pedih.
Banyak dari orang Islam yang tidak mengerti apa itu zakat, khususnya dari
masyarakat awan dan dari kalangan akademik itu sendiri tentang apa hakikat zakat
menurut Islam, jenis barang apa saja yang bisa dikenakan zakat, berapa besar
prosentase pengeluaran zakat, dan lain sebagainya. Bahkan dari seseorang yang
jenis pekerjaannya atau profesi yang memiliki penghasilan yang lebih dari cukup
itupun tidak mengerti berapa besar harta yang harus dikeluarkan untuk berzakat.
Dari poblema yang dialami oleh masyarakat Islam ini, penulis berusaha
memecahkan dan memberikan penjelasan tentang zakat melalui sebuah kitab yang
dikarang oleh seorang Mufassir asli dari Indonesia beliau bernama Asli
Abdulkarim bin Abdulmalik Amrullah atau biasa kita kenal dengan sebutan Prof.
Dr.Hamka. beliaulah yang mengarang kitab Tafsir yang berjudul Tafsir Al- Azhar.
Dari kitab tersebut penulis akan berusaha menjelaskan tentang Hakikat
zakat menurut Hamka, pemikiran Hamka tentang zakat berdasarkan penafsirannya
terhadap ayat-ayat zakat dalam kitab tafsir Al- Azhar.
Dari hakikat zakat sendiri kurang lebih isinya mencakup antara lain:
pengertian zakat, kritik Hamka tentang zakat, orang yang terkena wajib zakat,
orang yang berhak menerima zakat, dan yang terakhir adalah balasan bagi orang
yang tidak membayar zakat. Dan dari pemikiran Hamka tentang zakat berdasarkan
penafsirannya terhadap ayat-ayat zakat, isinya mencakup antara lain: pemikiran
Hamka tentang jenis barang yang dikenakan zakatnya, waktu dan prosentase
pengeluaran zakat, serta yang terakhir adalah ukuran dalam berzakat.
Meskipun beliau bukanlah orang yang ahli dalam bidang fikih dan tidak
begitu lengkap cara penjelasannya, akan tetapi Hamka dikenal sebagai orang yang
ahli dalam bidang kesusastraan atau kebahasaan yang kebanyakan dalam
Tafsirnya dibumbui dengan penafsiran-penafsiran yang bercorak Linguistik. Hal
itulah yang akan dikaji lebih jauh oleh penulis, mengkaji penting zakat tidak
hanya dilihat dari segi fiqihnya saja melainkan dari segi kebahasaan atau
Linguistik.NIM. 12530094 ANDI AWADI