Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:29:59ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-03-16T06:43:35Z2016-03-16T06:43:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19810This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/198102016-03-16T06:43:35ZSINONIMITAS DALAM AL-QUR'AN
(STUDI ATAS LAFADZ AL-SYAKK DAN AL-RAIB)Sinonimitas dalam al-Qur'an telah menjadi kajian yang hangat
diperbincangkan. Ulama ahli bahasa Arab memperdebatkan keberadaan sinonim
kata yang berada dalam al-Qur'an. Salah satu pasang kata yang sinonim ialah
lafadz al-Syakk dan al-Raib yang bermakna ragu. Kemudian lahir teori
Asinonimitas sebagai wujud atas keingkarannya terhadap sinonim kata dalam al-
Qur'an. Data di atas menjadikan benak penulis muncul kegelisahan akademik
berupa, Apa makna kata al-Syakk dan al-Raib dalam al-Qur'an? Bagaimana
hubungan kata pada lafadz al-Syakk dengan al-Raib ditinjau berdasarkan medan
semantik? Bagaimana konteks tekstual kata al-Syakk dan al-Raib dalam al-
Qur'an? Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui keberadaan sinonimitas
dalam al-Qur'an melalui sampling kata dengan menggunakan pasangan kata
tersebut.
Metode penilitian yang dilakukan pada riset ini menggunakan metode
analisis-deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan ialah pendekatan
linguistik. Penulis melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan
masalah yang telah ditetapkan. Kemudian menganalisis makna-makna yang
terkandung di dalam ayat tersebut dengan menggunakan analisis sintagmatik dan
analisis paradigmatik lalu mengintegrasikan konsep-konsep yang telah diperoleh.
Untuk mendapatkan makna yang khusus dalam al-Qur'an, penulis melakukan
analisis konteks tekstual terhadap ayat-ayat yang dikaji.
Mutarādif menurut istilah bahasa adalah beraneka ragamnya lafadz
berjumlah dua atau lebih dengan disepakati satu makna. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan satu makna memiliki beberapa kata. Sebagian ulama sepakat
dengan keberadaan sinonimitas dalam al-Qur'an namun sebagian yang lain
mengingkarinya karena beberapa alasan. Penolakan yang paling menonjol ialah
Muhammad Syahrur dan Bint al-Syaṭi‘.
Makna dasar kata al-Syakk ialah “berlawanan” atau dalam bahasa Arab
disebut “al-Ta’aruḍ”. Berdasarkan analisis sintagmatik didapati kata diantaranya
murīb, syubbiha, mā laum min ‘ilm, ẓann, dan mā qatalūhu yaqīnā. Kemudian
hasil dari analisis paradigmatik ialah lafadz ẓann, taraddud, dan yaqīn. Sedangkan
makna dasar raib ialah “gelisah” atau dalam bahasa Arab disebut “al-Qalaq”.
Analisis sintagmatik terhadap kata raib diantaranya syakk, ẓann dan taraddud.
Kemudian hasil dari analisis paradigmatik ialah lafadz al-Qalaq, Al-Iẓṭirāb, Al-
‘Azm dan Al-Ṭuma’nīnah.
Konsep al-Syakk dan al-Raib memiliki kedekatan konsep serta saling
terikat, hal ini diketahui kedua kata tersebut saling berdampingan dalam satu ayat
guna menguatkan makna satu sama lain. Kedua makna kata tersebut dijembatani
oleh kata ẓann dan taraddud yang bermakna tidak tetap atau samar. Apabila
dilihat berdasarkan analisis konteks tekstualnya maka kata al-Syakk memiliki
konteks tekstual yang cakupannya lebih sempit dibanding al-Raib. Sehingga teori
asinonimitas dalam al-Qur'an masih relevan, mengingat dalam penelitian ini tidak
ditemukan persamaan murni antara keduanya.NIM. 11530015 ARIEFTA HUDI FAHMI