Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:04:22ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2013-02-14T14:14:25Z2015-04-15T08:09:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7019This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70192013-02-14T14:14:25ZKONSEP IHSAN DALAM AL-QURAN (Pendekatan Semantik)Al-Qur'an sebagaimana diketahui dan diyakini adalah kitab yang
diturunkan sebagai petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Ajarannya begitu
luas dan komprehensif, mencakup urusan yang besar dan hal-hal yang kecil serta
berbicara segala aspek kehidupan. Al-Qur'an bukan saja berisi tentang pelajaran
dan bimbingan mengenai hubungan antara manusia dan Tuhan, melainkan juga
berurusan dengan persoalan hidup manusia itu sendiri secara lebih kompleks,
termasuk di dalamnya masalah ihsan (perbuatan baik).
Ihsan merupakan tiang atau soko guru ketiga bagi agama yang benar (din
al-Haq), setelah iman dan Islam. Yang dinamakan agama yang benar bukan hanya
berupa kepercayaan di dalam hati pada adanya tuhan dan segala sifat-sifatnya
(iman), tetapi kepercayaan itu harus disertai dengan amal perbuatan nyata (Islam),
amal perbuatan itu tidak cukup dengan asal berbuat saja, tetapi harus disertai
dengan tulus ikhlas menurut petunjuk Allah (ihsan). Dengan kata lain, agama
yang benar berupa kesatupaduan antara tiga soko gurunya: iman, Islam, dan ihsan.
Ada trilogi (tiga asas) dalam totalitas agama Islam, yaitu iman, Islam, dan
ihsan. Iman sebagai dasar dari agama, menyangkut kepercayaan terhadap Allah
dan risalah yang dibawa Rasulullah. Tanpa iman, agama seseorang tidak sah.
Islam adalah manifestasi atau pengamalan dari iman, dan ihsan adalah
pengamalan iman dengan kesempurnaan jiwa. Orang yang mempercayai enam hal
yang disebut rukun iman, berarti telah beriman. Jika telah beriman dan
melaksanakan rukun Islam yang lima, berarti telah Islam. Jika telah beriman,
melaksanakan rukun Islam yang lima ditambah dengan kekhusyukan, ikhlas dan
penuh akhlak mulia, maka telah ihsan. Jadi, ihsan dapat dicapai setelah seseorang
mencapai kesempurnaan iman dan Islam.
Realitas tersebut di atas mendorong penulis untuk lebih dalam mengkaji
kata ihsan dalam al-Qur'an. Peneliti berupaya memfokuskan pada nilai-nilai
normatif dengan pendekatan semantik. Kata ihsan memiliki implikasi makna yang
cukup luas dan layak untuk dicermati.
Ihsan hendaklah dipahami sebagai inspirasi agar manusia sebagai makhluk
yang paling sempurna dan mulia dituntut untuk selalu memikirkan apa yang
terdapat di alam semesta dengan akalnya termasuk yang melekat pada diri mereka
sendiri. Hal itu memang suatu yang mutlak untuk dilakukan demi tetap terjaganya
keharmonisan kehidupan manusia dan alam semesta dalam gerak yang serasi dan
seimbang.NIM. 09213.628 Ahmadiy, S.Th.I