Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T10:49:34ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-11-17T01:59:04Z2015-11-17T01:59:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18301This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/183012015-11-17T01:59:04ZSINKRETISME ISLAM DALAM UPACARA-UPACARA ADAT MASYARAKAT KAMPUNG KUTASinkretisme ajaran Islam dengan kebudayan lokal selalu mendapat kajian
yang mendalam dan kontroversial. Hal ini terjadi karena Islam mengklaim dirinya
sebagai ajaran yang bersumber dari wahyu dan diistilahkan sebagi agama samawi.
Islam juga diyakini oleh pemeluknya sebagai agama yang terjaga kemumian
ajarannya hingga hari kiamat. Sedangkan dalam perkembangan kebudayaan
manusia, Islam selalu bertemu dengan kebudayam yang berbeda Pertemuan
ajaran Islam dengan budaya lokal tersebut, dalam perkembangannya ada yang
sampai ke tahap sinkretisasi ajaran. Seperti pertemuan ajaran Islam dengan
Budaya Sunda di lingk.-ungan masyarakat Kampung Kuta telah memunculkan
ajaran Islam yang sinkretik dengan kebudayaan setempat.
Ajaran Islam yang bersinkretik dengan kebudayaan sunda tersebut, dapal
terlihat jelas di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Kuta.
Masyarakat Kuta dalam kesehariannya selalu melakukan ritual-ritual adat, di
dalam beberapa ritual tersebut unsur ajaran Islam memberikan pengaruh yang
signifikan.
Studi ini mengangkat tema "Sinkretisme Islam Dengan Budaya Sunda
(Studi Terhadap Upacara Adat Masyarakat Kampung Kuta)". Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan simbol. Makna simbol selalu dapat
diinterpretasikan, dalam hal ini penulis menggunakan metode analisis Turner
yakni : dalam interpretasi simbol ada tiga tingkatan makna. Pertama tingkat penafsiran makna (exegetical meaning) yaitu interpretasi makna yang diperoleh dari warga setempat atau masyarakat. kedua, tingkat operasional makna
(operational meaning) yaitu interpretasi peneliti yang disertai dengan pengamatan
terhadap struktur masyarakat. Ketiga, tingkat posisional makna (positional
meaning) yaitu interpretasi makna terhadap simbol yang dilihat secara tolalitas
untuk memperoleh arti swsara keseluruhan. Dalam hal ini penulis hanya berbicara
di tingkatan exegetical meaning.
Hasil studi memperlihatkan bahwasanya di dalam ritual upacara adat
masyarakat Kuta, pengaruh Islam muncul dalam sisi kepercayaan dan konsep
ritalistik. Dari sisi kepercayaan menunjukkan bahwasanya masyarakat Kuta
adalah pemeluk ajaran islam dan meyakini aqidah Islam akan tetapi juga mempercayai unsur lain selain islam yakni animisme, dinamisme dan ajaran Hindu. Sedangkan sisi ritualistik terbagi kepada ritual adat yang mendapat pengaruh Islam seprti ritual hajat bumi, babarit, ngadegkeun, dan nyuguh. dan ritual yang didominasi ajaran Islam, seperti dalam ritual pernikahan, kelahiran dan kematianNIM. 02510885 Asep DeviTristiana