Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T13:21:47ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-12-16T01:04:26Z2016-12-16T01:04:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22895This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/228952016-12-16T01:04:26ZTAFSIR AL-QUR’AN DALAM TRADISI FILSAFAT
HIKMAH (Analisis Materi Filosofis Tafsir Ayat al-Kursy, Karya Mulla Sadra)Studi al-Qur’an mengalami berbagai macam kontak dengan tradisi
keilmuan lainnya, termasuk khazanah Filsafat Islam. Persinggungan ini
memunculkan sebuah genre yang disebut tafsir falsafi. Filsafat dalam pengertian
ini tidak hanya terbatas kepada corak Hellenistik Yunani yang menjadikan
falasifah sebagai eksponennya, akan tetapi juga mendenotasi fisafat tipe hikmah
(teosofi) yang berkembang di Persia pasca Ibnu Rusyd dengan kelompok hukama
sebagai motor utama aliran ini. Hal terpenting yang harus digarisbawahi adalah
bahwa secara epistemologis, materi filsafat yang dirumuskan oleh para filosof
muslim tidak bisa dipisahkan dari sumber asasi dalam agama Islam itu sendiri,
yakni teks al-Qur’an. Adalah Sadr ad-Din asy-Syirazi (w. 1535 M) yang populer
dengan sebutan Mulla Sadra, seorang metafisikawan muslim terbesar yang secara
khusus mendedikasikan beberapa tulisan terkait Tafsir al-Qur’an. Tampil dengan
kepakaran pengetahuan tradisional (al-‘ulum an-naqliyyah) dan rasional (al-
‘ulum al-‘aqliyyah), karya-karyanya mencerminkan persinggungan puncak antara
filsafat dan tradisi penafsiran al-Qur’an. Tafsir Ayat al-Kursy (ditulis 1613 M),
merupakan salah satu karya tafsirnya yang pertama dan memuat corak Syi’ah
penulisnya, sehingga ia sangat representatif untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Penelitian ini mencoba untuk menelusuri sejauh mana persinggungan keduanya
lewat analisis materi filosofis dalam Tafsir Ayat al-Kursy.
Pertanyaan riset yang dimunculkan di sini adalah bagaimana anatomi dan
konteks yang melatari penulisan Tafsir Ayat al-Kursy? dan bagaimana materi
filosofis yang terkandung di dalamnya serta relasinya dengan sistem filsafat
Mulla Sadra secara umum? Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan dengan
menggunakan pendekatan filosofis. Sumber primer yang digunakan adalah Tafsir
Ayat al-Kursy dan beberapa karya Mulla Sadra lainnya yang relevan. Untuk
sumber sekunder juga digunakan beberapa tulisan ilmiah yang memiliki relevansi
dengan kajian.
Hasil penelitian membawa kepada beberapa konklusi. Pertama, kitab Tafsir
Ayat al-Kursy merupakan salah satu karya Tafsir yang ditulis pada fase awal
karir penulisnya di tahun 1613 M, tepat setelah ia menyelesaikan kehidupan
asketik-nya di Kahak. Ia merupakan tafsir atas QS. al-Baqarah: 255-257, yang
terdiri atas 20 sesi pembahasan yang memuat beberapa tema-tema filosofis.
Kedua, kitab Tafsir Ayat al-Kursy memuat beberapa tema-tema filosofis, seperti
metafisika, kosmologi, eskatologi, soteriologi, sampai dengan beberapa isu ontoepistemologis
terkait ‘ulum al-Qur’an konvensional yang dikemas dengan asken
filsafat wujud penulisnya yang khas. Selain itu, dikotomi yang biasa digunakan
untuk para filosof yang menulis Tafsir; act of reading scripture dan act of
philosophy terlihat tidak berlaku bagi Mulla Sadra. Dalam hal ini, menafsir al-
Qur’an dan berfilsafat telah menjadi suatu kesatuan kontemplatif dalam sistem
filsafatnya. Hal ini dikarenakan ia melihat al-Qur’an sebagai salah satu modus
dari wujud dan memiliki status makrokosmos.
Kata Kunci: Tafsir al-Qur’an, Mulla Sadra, Filsafat Hikmah, Tafsir Ayat al-KursiNIM: 14205100116 Asep N. Musadad