Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:13:52ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2019-08-21T03:59:15Z2019-08-21T03:59:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36413This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/364132019-08-21T03:59:15ZPEMAKNAAN BAROKAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP RELASI SOSIAL KYAI DENGAN SANTRI DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (LPI) DARUL ULUM PP. BANYUANYAR PAMEKASAN MADURA"Barokah" sebagai sebuah orientasi kehidupan di pesantren dimaknai secara beragam oleh para santri
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pemaknaan tersebut mengarah pada sebuah anggapan bahwa
kyai merupakan perantara untuk mendapatkan barokah Ilahi. Maka wajarlah jika pada masyarakat
tertentu (Madura), kepatuhan mereka kepada figur kyai jauh melebihi kepatuhannya pada pejabat,
birokrasi atau institusi negara. Karena orientasi inilah, maka segala aktivitas (belajar-mengajar)
di pesantren tidak lepas dari orientasi pencapaian barokah. Orientasi tersebut terekspresikan
dalam pencarian ilmu di
pesantren yang "hanya" diorientasikan pada Thalab al-Barokah bukan Thalab at
Ibn. Pemaknaan tentang barokah, secara langsung berimplikasi pada realitas
keseharian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik mengangkat fenomena ini dan mengambil judul
"Pemaknaan Barokah dan Implikasi Terhadap Relasi Sosial Kyai Dengan Santri" Di LPI Darul Ulum PP.
Banyuanyar Pamekasan Madura Jatim" dengan rumusan masalah sebagai berikut; bagaimanakah pemaknaan
santri LPI Darul Ulum terhadap barokah dan bagaimanakah implikasinya terhadap relasi sosial kyai
dengan santri? Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pengumpulan
data melalui; observasi partisipasi, interview, dan dokumentasi . Analisa yang digunakan adalah
analisis deskriptif interpretatif .
Sebagai · landasan teori penulis menggunakan etnometodologi Harold Grafinkel. Menurut teori ini,
individu (aktor) bukanlah "si dungu budaya", melainkan ikut bertindak, memaknai, menafsirkan dan
membentuk realitas . Idealnya, warisan konstruksi tersebut akan dijadikan referensi bagi santri
dalam memaknai barokah yang tersusun dengan "skema interpretasi" yakni berupa pengetahuan bersama
para aktor yang merupakan bagian dari masyarakat. Skema interpretasi ini digunakan oleh para santri
dalam memaknai barokah. Tentunya, tata cara pemaknaan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam
sebuah komunitas masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa barokah
dimaknai secara beragam oleh para santri. Keragaman pemaknaan ini berdasarkan tingkat pengetahuan
yang dimiliki. Walaupun demikian, pcmaknaan yang diberikan masih berada dalam frame pemaknaan yang
telah membudaya di LPI Darul Ulum PP. Banyuanyar. Untuk mendapatkan barokah tersebut, santri akan
melakukan beberapa hal; mematuhi dan membantu kyai, mematahui peraturan pesantrn, istiqomah,
belajar giat dan pergi ke congkop. Kyai dipahami sebagai sosok yang mampu menjadi perantara
mendapatkan barokah tersebut. Maka, dalam segala tindak-tanduknya santri selalu takut dan hormat
kepada kyai dan keluarganya. Akibatnya, relasi yang teijalin adalah bersifat patron-klien.NIM: 01540832-00 Baidowi