Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T04:59:54ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2020-09-03T04:15:11Z2020-09-03T04:15:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40806This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/408062020-09-03T04:15:11ZQUO VADIS
DUNIA ARAB KONTEMPORER?
Gerakan Protes, Politik Muslim, Covid-19,
dan Arah PerubahanSejarah dunia Arab selama satu dekade terakhir diwarnai gerakan
protes rakyat skala luas yang terjadi di sejumlah negara di semua sub
kawasan dunia Arab, baik di negara-negara Arab Barat, Arab Aliran
Sungai Nil, Arab Levant, dan Arab Teluk. Menurut pencermatan
penulis, setidaknya ada tiga gelombang protes rakyat di sejumlah
negara Arab selama sepuluh tahun terakhir ini. Gelombang pertama
terjadi pada akhir 2010 sampai 2012, yaitu yang terjadi di Tunisia saat
penjatuhan Presiden Zaenal Abidin bin Ali, di Mesir saat penjatuhan
Husni Mubarak, di “Libya” saat penjatuhan Muammar Qadhafi, dan di
Yaman saat penjatuhan Ali Abdullah Saleh. Gerakan rakyat di Suriah,
Oman, Aljazair (yang awal), Maroko, dan Bahrain sesungguhnya
masuk dalam katagori ini, tetapi gerakan itu tidak membesar atau
berhasil mengubah rezim.Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/35475/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20Prosiding%20Semnas%202015.jpg2019-07-08T02:49:31Z2019-07-08T02:49:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35475This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/354752019-07-08T02:49:31ZBAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA DUNIANasib suatu bahasa sepertinya amat bergantung pada nasib para penutur dan
orang-orang yang peduli kepadanya. Hal ini terjadi pula pada bahasa Arab yang pada
setiap tanggal 18 Desember diperingati hari internasionalnya. Dahulu, ketika penutur
Arab dan umat Islam memiliki kekuasaan politik dan ekonomi yang besar, bahasa
Arab hampir bisa dikatakan sebagai bahasa lingua franca, bahasa utama dunia.
Status itu memberikan prestise dan kebanggaan yang besar bagi para penutur
dan orang-orang yang mempelajarinya baik itu orang Arab maupun non Arab. Umat
Islam di berbagai wilayah pun juga memiliki kebanggaan tersendiri atas hal itu sebab
bahasa kitab suci dan ritus agama mereka juga berbahasa Arab.
Faktanya, bahasa Arab saat itu memang tak hanya untuk kegiatan keagamaan.
Tetapi juga digunakan untuk kepentingan politik dan pemerintahan, perdagangan,
negosiasi dan kerjasama antar”bangsa”, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
seterusnya. Situasi itu terjadi terutama pada masa-masa puncak “kerajaan” Muslim
pada abad 7-12 M. Bahkan di wilayah kerajaan Mughal India, Turki Ustmani yang
membentang sangat luas di Timur Tengah dan sekitarnya, dan Syafawi di Persia
kejayaan bahasa Arab menembus hingga masa-masa penjajahan Eropa.
Dengan demikian, waktu kejayaan Arab-Islam membentang sangat panjang.
Dan tak diragukan lagi, kontribusi bahasa Arab bagi pengembangan keilmuan,
pemerintahan, dan peradaban umat manusia saat itu sangatlah besar. Bahasa Arab
sebagai bahasa ilmu dan peradaban di masa itu bahkan kemudian diserap oleh
bahasa-bahasa lain mulai Turki, negara-negara Eropa Mediteranian, Iran,
Afghanistan, dan negeri-negeri berpenduduk mayoritas Muslim lain di Afrika hingga
Indonesia. Konon, jejak pengaruh itu masih sangat jelas sekarang dalam berbagai
kosa kata bahasa Urdu, Kurdi, Turki, Persia, Melayu, Indonesia, Albania, Spanyol,Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/35515/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20Ibnu%20Burdah%20-%20Menakar%20akidah%20kebangsaa%20dlm%20%20ULAMA%2C%20POLITIK%2C%20DAN%20NARASI%20KEBANGSAAN.jpg2019-07-08T02:43:35Z2019-07-08T02:43:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35515This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/355152019-07-08T02:43:35ZMENAKAR AKIDAH KEBANGSAAN
MUSLIM INDONESIA:
Fragmentasi, Negosiasi, dan Reservasi Pandangan
Ulama Surabaya terhadap Negara-BangsaPenelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif dengan
metode wawancara. Namun, penelitian kuantitatif dengan
teknik survei juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran umum mengenai pandangan ulama Surabaya
terhadap konsep negara-bangsa Indonesia beserta turunannya.
Survei dengan metode proportional stratified random sampling
dilakukan terhadap tiga puluh ulama Surabaya dari berbagai
latar belakang yakni dari mainstream yang terdiri dari ulama
yang berafiliasi atau berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dari
kalangan Islamis, dari kalangan minoritas terutama Ahmadiyah
dan Syiah, dan ulama “milenial” enterprenuer. Berdasarkan
hasil penelitian inilah kemudian dilakukan wawancara terhadap
11 responden dengan mempertimbangkan keterwakilan
spektrum sikap mereka terhadap negara-bangsa dan prinsipprinsip
turunannya, latar belakang kelompok keagamaan, serta
kelompok umur dan jenis kelamin.Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33721/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20ibnu%20burdah%20-%20kamus%20arab%20indonesia%20istilah%20hubungan%20internasional.jpg2019-03-11T07:28:25Z2019-03-11T07:28:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33721This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/337212019-03-11T07:28:25ZKAMUS ARAB - INDONESIA Istilah Hubungan InternasionalLahirnya kamus al-Munawwir pada tahun 1980-an yang segera diikuti dengan terbitnya kamus- kamus
umum sejenis dengan ukuran yang relatif sama, menandai kebangkitan dunia perkamusan Arab di tanah
air dari keterpurukan dalam waktu sekitar lima dekade sebelumnya. al-Munaww ir bukan hanya lompa
tan sejarah dalam khazanah kamus Arab di tanah airIbnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33711/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20ibnu%20burdah%20-islam%20kontemporer%2C%20revolusi%20dan%20demokrasi.jpg2019-03-11T07:01:09Z2019-03-11T07:01:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33711This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/337112019-03-11T07:01:09ZIslam Kontemporer, Revolusi dan Demokrasi
Sejarah Revolusi PoliHk Dunia Dunia Islam dan Gerakan Arab dalam Arus Demokrasi GlobalBuku ini membahas sebagian kompleksitas persoalan yang
dihadapi Dunia Islam pada masa kontemporer. Sebagian besar
pembahasan adalah tema sosial-politik yang meliputi gerakan
rakyat, pergolakan, kemiskinan dan keterbelakangan, konflik
dan perang dengan segala akibatya, k isis identitas, dan upaya
perdamaian.
Tulisan ini merupakan upa a pembacaan penulis terhadap
berbagai peristiwa ( ents) yang terjadi di berbagai kawasan dan
sub kawasan di Dunia Islam. Men8ingat luasnya cakupan wilayah
Dunia Isla _ k ~ · 'fY\Ya masingmasin~
pemrli s ben 1 7 e T · an untuk
melakukan pe b ~ se ~r bai er ad p events
penting di herb [Sa' 1) l.tqt I , a k e p .er. Keterbatasan
bagian Dunia Islam yang dibahas dalam buku ini mencerminkan
hal i tu. Mengingat tulisan ini adalah kumpulan artikel
penulis mengenai peristiwa beragam di Dunia Islam, maka akan
lebih baik jika pembacaan terhadap buku ini dilakukan setiap
satu satuan sub bab, bukan buku secara keseluruhan ataupun
per bab.
Sebagian besar kawasan yang menjadi perhatian penulis
ada-lah Dunia Arab atau Timur Tengah Raya dengan tema
umum pergolakan rakyat. Penulis memang memiliki perhatian
cukup intensif terhadap kawasan tersebut terutama mengenai isu gerakan rakyat untuk perubahan. Pembahasan mengenai
kawasan lain dan tema lain tentunya juga ditemukan dalam
buku ini meskipun porsinya tidak sebesar bagian yang pertama.Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33662/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20Wajah%20Baru%20Zionisme%20vs....jpg2019-03-08T07:49:19Z2019-03-08T07:49:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33662This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336622019-03-08T07:49:19ZWAJAH BARU ZIONISME VS YAHUDI ORTODOKSKelompok keagamaan Yahudi—terutama Yahudi Ortodoks—tidak memberi rekomendasi teologis bagi gerakan zionisme politik, baik berupa embrio maupun menjadi penggerak berdirinya sebuah negara—yang kini bernama Israel. Mereka mengutuk gerakan yang bertujuan mendirikan Negara Israel di Palestina (mereka menyebut eretz yizrael/tanah Israel).1 Bahkan, beberapa kelompok keagamaan Yahudi menyatakan bahwa cita-cita mendirikan negara merupakan penciptaan berhala baru. Gerakan politik yang bercita-cita membuat rumah nasional sebagai solusi atas masalah Yahudi—yang dikatakan sebagai nation without land2—ternyata menghadapi tantangan internal yang semakin keras.
Sebagai catatan penting, penolakan tersebut justru
datang dari kelompok keagamaan. Sebab, gerakan zionis
yang muncul mengatasnamakan agama Yahudi.Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33659/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20%20Perception%20of%20Jews.jpg2019-03-08T07:13:39Z2019-03-08T07:13:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33659This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336592019-03-08T07:13:39ZIndonesian Muslims' Perceptions of Jews and IsraelThe Protocols of the Elders of Zion is the most important source from which
Indonesian Muslims define Jews. There are many publications of The
Protocols in the forms of both long quotations and reviews. One of the most
influential volumes is Shalaby's Perbandingan Agama: Agama Yahudi
lComparative Religious Studies: Juda isml. The author was an Egyptian
visiting professor at the Yogyakarta State Institute for Islamic Studies in
1950s. Chapter IV of the book mentions The Protocols as the third Jewish
religious scripture. Shalaby quotes some points from the first to the nineteenth
Protocols, which be thinks important. Here are some of them:Ibnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33656/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20Noorhaidi%20Hasan%2C%20dkk%20-%20Literatur%20Keislaman%20Generasi%20Milenial.jpg2019-03-08T06:56:18Z2019-03-08T06:56:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33656This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336562019-03-08T06:56:18ZLITERATUR KEISLAMAN GENERASI MILENIAL
Transmisi, Apropriasi, dan KontestasiUpaya menulis bersama yang menghasilkan buku ini dimulai
dari keputusan cepat setelah berakhirnya penelitian kami
tentang literatur keislaman generasi milenial, yang merupakan
bagian dari Program CONVEY Indonesia yang digagas
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan United Nations
Development Program (UNDP). Penelitian menarik dan
mengangkat tema penting ini sangat disayangkan jika hanya
berakhir dengan laporan penelitian dan policy brief saja,
terutama bagi akademisi yang mempunyai perhatian besar
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,
pihak-pihak yang terkait dengan proyek penelitian ini, yaitu
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Pusat Pengkajian Islam,
Demokrasi dan Perdamaian (PusPIDeP) Yogyakarta, Project
Management Unit (PMU) CONVEY dan PPIM Jakarta,
bersepakat untuk mengolah hasil penelitian ini menjadi
sebuah buku. Tim kontributor pun segera dibentuk untuk
bekerja cepat membaca dan menganalisis laporan penelitian serta mentransformasikannya menjadi naskah yang siap
dipublikasikan.
Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2017 setelah
proposal yang diajukan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan
PusPIDeP Yogyakarta mendapat lampu hijau dari pihak PMU
CONVEY dan PPIM Jakarta. Untuk mempertajam proposal,
kami melaksanakan workshop pembuatan instrumen penelitian
dengan mengundang beberapa narasumber antara lain Martin
Slama, Hilman Latief, Din Wahid, dan Saiful Umam. 16 lokasi
yang kami anggap representatif untuk melihat Indonesia dan
khususnya potret persinggungan generasi milenial, pelajar
SMA dan mahasiswa, dengan Islamisme dipilih: Medan,
Padang, Pekanbaru, Bogor, Bandung, Surakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Jember, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Palu,
Ambon, Denpasar dan Mataram. Di kota-kota ini kami
menelisik peta literatur keislaman yang mengepung generasi
milenial Indonesia.NOORHAIDI HASAN. SuhadiMunirul IkhwanMOCH. NUR ICHWANNajib KailaniAhmad RafiqIbnu Burdah2019-03-08T02:21:20Z2019-03-08T02:21:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33632This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336322019-03-08T02:21:20ZINDONESIAN MUSLIM STUDENTS’ VIEW OF BUDDHISTS AND BUDDHISM AFTER SILATURAHM (VISITING BUDDHISTS)Rather than seeking theological intersections of religions that have different doctrines
and historical experiences, interreligious dialogue should first include
attempts to encourage participants’ understanding and acceptance of the reality
of diversity among religious adherents. The outcome from the Indonesian Muslim
students’ experience of visiting and having a dialogue with Buddhists shows
that accepting the diversity is not something easily attainable. Despite the direct
process of learning and dialogue, the Muslim students’ view of Buddhism still
largely reflects a one-sided views, i.e., assessing Buddhist divine traditions and
rituals based on Islamic doctrine. The students showed great admiration for a
number of Buddhist ethical teachings and praxis, yet most of the students still
adjudicate the doctrine of non-theistic Buddhism with theistic Islamic doctrine.
Most of them also judged Buddhist ritual praxis based on the ritual praxis in
Islam, rather than accepting it easily as a reality of diversity. The views of these
students are almost identical to the views of some of the earlier Muslim intellectuals
as reflected in the work of Abu al-Rayḥan Al-Biruni (973-1050 CE) and
Abu Fath Muhammad Abdul Karim al-Syahrastani (1086-1153 CE). The themes
that interest contemporary Indonesians Muslim students are also similar to those
elaborated by the classical Muslim scholars including the theological position of
Siddharta, Buddhist rites, and their judgment about Buddhist doctrines and the
Buddhists’ life.1Ibnu Burdah2019-03-08T02:03:18Z2019-03-08T02:03:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33629This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336292019-03-08T02:03:18ZMelejitkan kemampuan bahasa Arab aktif melalui strategi debatBuku ini membahas seluk beluk debat berbahasa Arab. Sebagai
salah satu strategi pembelajaran, debat merupakan cara
yang efektif untuk melejitkan kemampuan berbahasa Arab
aktif mahasiswa, siswa, maupun santri di pondok pesantren,
sekolah, maupun kampus. Di samping itu, debat juga membantu
pengembangan olah berpikir, memperluas wawasan,
dan membangun sikap dan argumen yang kuat dan cerdas.
De retan manfaat lain dari kegiatan semacam itu tentu masih
banyak terutama bagi pengembangan kemahiran kebahasaan
aktif, pengembangan intelektualitas, peningkatan kemampuan
berkomunikasi, dan membangun sikap dan mental bagi para
mahasiswa, siswa, maupun santri.Ibnu Burdah2019-03-06T03:24:16Z2019-03-06T03:24:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33593This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/335932019-03-06T03:24:16ZAl tajwid al tatbiqiy li al atfalBuku ini membahas tentang tajwid untuk anak-anakIbnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33495/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20Ibnu%20Burdah%20-%20Strategi%20Belajar%20B%20Arab%20Mahasiswa-1.jpg2019-03-01T02:53:54Z2019-03-01T02:53:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33495This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/334952019-03-01T02:53:54ZObat Galau Milenial Pecinta Bahasa Arab
Strategi Integratif dan Efektif Belajar Berbahasa ArabDi buku tersebut, pembaca diajak untuk mempelajari bahasa Arab dengan step by step, terukur, dan holistik. Paradigma tentang kerumitan bahasa Arab akan sirna, karena langkah-langkah dalam upaya penguasaan empat mahaarah, baik kalaam, istima’, kitaabah, dan qira’ah berserta contoh pengaplikasiannya, disuguhkan dengan bahasa yang komunikatif dan lugasIbnu Burdahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33494/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20%20Ibnu%20Burdah%20-%20Dunia%20Arab%20Baru.jpg2019-03-01T02:49:19Z2019-03-06T03:08:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33494This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/334942019-03-01T02:49:19ZMenuju Dunia Baru Arab: Revolusi Rakyat, Demokratisasi, dan KekuasaanBuku ini membahas fase awal proses perubahan di sejumlah
negara Arab yang ditandai dengan kebangkitan rakyat untuk
melawan rezim-rezim diktaktor yang berkuasa. Fase ini tentu
sangat penting untuk mencermati peristiwa-peristiwa awal yang
terjadi dan melatari proses gerakan rakyat yang kemudian disebut
sebagai “musim semi Arab” itu, sebab-sebab gerakan, serta
arah dari awal gerakan. Pembahasan tentang fase gerakan ini
bagaimanapun diperlukan bagi mereka yang tertarik mempelajari
tren-tren mutakhir di dunia Arab kontemporer ataupun dunia
Islam kontemporer secara umum. Sebab, bagaimanapun, wilayah
Arab merupakan bagian dunia Islam yang sangat penting.Ibnu Burdah2018-01-26T08:08:55Z2018-01-26T08:08:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29173This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/291732018-01-26T08:08:55ZTHE POLITICS OF MATARAM KINGDOM DURING THE REIGN OF SULTAN AGUNGThe period of Sultan Agung (1613-1645) is seen as the golden era of Mataram-Islam thanks to its various achievements in military, political, socio-cultural, and religious aspects while, in fact, the Kingdom was facing grave challenges both internally and externally including the fragmentation of Java into many conflicting small kingdoms, the dominance of VOC in Batavia, the threat of social fragmentation due to the divided stances between those keeping a Hindu culture and those adopting an Islamic worldview, as well as the penchant for rebellion among the noblemen in the conquered areas. This article asks the question of what kinds of politics and praxis the Kingdom of Mataram-Islam carried out in the midst of such grave challenges that it achieved a golden age. The result shows that the Kingdom founded its political vision of the unification of Java by strengthening the Javanese-Islamic identity in the midst of the Javanese Muslims who were clinging to the Javanese-Hindu tradition. The praxis it carried out included waging wars against the neighboring powers, sending two major expeditions against the VOC in Batavia, marrying the royal family members off to the rulers of the conquered regions, and synthesizing Islamic worldview and Javanese culture.
Keywords: Mataram-Islam Kingdom, Sultan Agung, unification of Java, Javanese-Islam identityIbnu Burdah2017-11-02T07:44:46Z2017-11-02T07:44:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28182This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/281822017-11-02T07:44:46ZTeror ISIS di New York dan Teori KonspirasiSetiap kali ada aksi teror, keterlibatan negara-negara terus ditingkatkan untuk menghancurkan ISIS dan memperketat pergerakan sel-selnya. Apalagi Trump sangat marah dengan kejadian yang menimpa tempat kelahirannya ini. Faktanya, ISIS masih "survive" dan justru membuat aksi-aksi teror baru sebagai pembalasan melalui sel-selnyaIbnu Burdah2016-02-23T02:47:23Z2016-10-18T08:38:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19511This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/195112016-02-23T02:47:23ZSAUDI DAN PROBLEM SUKSESISepak terjang luar negeri KerajaanArab
Saudi berubah menjadi
demikian agresif. Setidaknya,
itu terjadi lima tahun terakhir
seiring dengan perubahan situasi
lingkungan kawasan Timur
Tengah.
Sejak sekitar lima tahun lalu, mereka
memimpin "intervensi" negara-negaraArab
Teluk di Bahrain. Tujuannya jelas, yakni
membendung arus "musim semi Arab" agar
menjauh dari kawasan Teluk. Sulit dinalar,
demonstrasi rakyat yang memang berbau
Syiah di negeri kecil itu kemudian dihadapi
dengan kekuatan gabungan ten tara koalisi
Teluk dengan persenjataan lengkap.Ibnu Burdah2016-09-16T01:21:57Z2016-09-16T01:21:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20932This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/209322016-09-16T01:21:57ZBAYI INTIFADAH KETIGAIBNU BURDAH2016-12-27T02:22:27Z2016-12-27T02:22:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20933This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/209332016-12-27T02:22:27ZPROSPEK PENYELESAIAN DAMAI SYRIAIBNU BURDAH2016-07-27T01:42:25Z2016-07-27T01:42:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20999This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/209992016-07-27T01:42:25ZJATI DIRI TURKISekitar setahun yang lalu
(30/7/15), RecepTayyip
Erdogan, presiden
Turki, melakukan
kunjungan ke Indonesia.
Pada saat itu kebetulan
perhatian pers banyak tertuju
pada persia pan dan pelaksanaan
Muktamar NU dan Muhammadiyah.
Mungkin, karena dua event akbar ·
itulah liputan ten tang Erdogan saat
itu tak begitu menonjol di media
massa Indonesia, baik televisi, cetak,
maupun daring.Ibnu Burdah2016-07-27T01:47:02Z2016-07-27T01:47:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21000This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/210002016-07-27T01:47:02ZPentingkah Restorasi Khilafah?Bulan Maret 2015 ini adalab
haul ke-88 peristiwa
historik runtuhnya khilafah
Islam terakhir, yakni
Utsmaniyyah. Banyak kalangan
umat Islam termasuk
di Tanah Air mengenang peristiwa
itu guna mengambil pelajaran penting.
Pembubaran khilafah Utsmaniyah
pada Maret 1924 membawa dampak serius
pada nasib sejarah dunia Islam,
khususnya T1mur Tengah, hingga kini.
Dampak paling nyata segera terpecahpecahnya
wilayah dunia Islam bagian
"tengah" ke sejumlah negara-bangsa.
Secara bertahap, wilayah Turki Utsmani
itu terpecah jadi lebih dari 20 negara.
Pemecahan itu tak lepas dari upaya
penjajah terutama Inggris dan Francis
untuk mengavling bekas wilayah Turki
Utsmani setelah kejatuhannya.
Idealnya, wilayah itu menjadi satu
kesatuan politik, ekonomi, dan sosial.
Secara historis, mereka juga memiliki
sentimen yang sama terhadap zaman
kejayaan Islam masa laluIbnu Burdah2017-01-27T02:47:09Z2017-01-27T09:14:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23733This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/237332017-01-27T02:47:09ZIslam dan Peneguhan KeberagamanSUNGGUH clisesalkan, tindakan
intoleransi berlatar perbedaan agarnakembali
terjaeli eli tanahaiJ:: Marah
atas sikap kurang toleran seorang
warga, sekelompokwargamelakukan
aksi perusakan tempat ibadah eli
Thnjungbalai. Sumatera Utara.
Setiap terjaeliaksikekerasan berbau
agama, kita ramai melantunkan
"puisi indah" bahwa semua agama
mengajarkan perdamaian dan mengutuk
tindakan kekerasan semacam
itu. Tapi harus pula eliakui, ada
sebagian tafsir terhadap doktrin agama,
termasuk Islam, yang kadang
justru menciptakan hubungan buruk
an tara sesama man usia. Bahkan,
sesama umat Islam.IBNU BURDAH2017-02-22T02:42:10Z2017-02-22T02:42:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24075This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/240752017-02-22T02:42:10ZNEW TRENDS IN ISLAMIC POLITICAL PARTIES IN THE ARAB SPRING COUNTRIESThe recent developments of Islamic political parties in the Arab spring countries
show new orientation and agendas, i.e. reconfirmation of their commitment
to democratic values, strengthening civil society, and adopting human rights
principles. In the same time, they indicate not to be interested in the old
Islamic agendas relating to jihad for Islamic states (dawlah Islāmiyah) and
“global Islamic government” under one centralized caliphate (al-khilāfah
al-Islāmiyyah). It is the case of Justice and Development Party (Ḥizb al-
‘Adālah wa’l-Tanmiyah) in Morocco, Freedom and Justice Party (Ḥizb
al-Ḥurriyyah wa’l-‘Adālah) in Egypt, and Awakening Party (Ḥizb
al-Nahḍah) in Tunis. This paper seeks to explore and explain this new
fact. Based on literary research and interviews with the leaders of the Justice
and Development Party (Ḥizb al-‘Adālah wa’l-Tanmiyah) in Morocco,
the paper concludes that the new orientation and agendas of Islamic political
parties in the Arab spring states are related to democratization in the world,
strong waves of Arab spring in many Arab states, and the dynamics of the
internal parties.
[Perkembangan mutakhir partai-partai politik Islam di sejumlah negara Arab
“Musim Semi” menunjukkan adanya perubahan orientasi dan agenda baru,
berupa penegasan kembali komitmen mereka terhadap nilai-nilai demokrasi,
penguatan masyarakat sipil, dan adopsi prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Pada saat yang sama, mereka tampak kurang tertarik kepada agenda-agenda
politik Islam lama seperti jihad bagi pendirian negara Islam dan pendirian
pemerintahan Islam global di bawah satu khalifah yang tersentralisasi.
Hal ini relevan terhadap kasus Partai Keadilan dan Pembangunan (Ḥizbal-‘Adālah wa’l-Tanmiyah) di Maroko, Partai Kebebasan dan Keadilan
(Ḥizb al-Ḥurriyyah wa’l-‘Adālah) di Mesir, dan Partai Kebangkitan
(Ḥizb al-Nahḍah) di Tunisia. Artikel ini berupaya mengeksplorasi dan
menjelaskan fakta baru ini. Berdasarkan kajian pustaka dan wawancara
dengan sejumlah petinggi Partai Keadilan dan Pembangunan di Maroko,
penulis berkesimpulan bahwa orientasi baru ini terjadi akibat dari gelombang
demokratisasi dunia, “angin kencang musim semi” Arab yang begitu kuat,
dan dinamika internal partai.]
Keywords: Islamic political parties, ideological moderation, Arab springs,
democratizationIbnu Burdah