Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T02:27:28ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-09-09T07:48:53Z2016-09-09T07:48:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21975This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/219752016-09-09T07:48:53ZEPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA’I AL-BAYAN KARYA
MUHAMMAD ‘ALI AL-SABUNIEpistemologi merupakan sebuah cabang keilmuan filsafat yang berusaha
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang asal-usul teori
pengetahuan yang dalam penelitian ini berupa kajian tafsir, yakni bagaimana sebuah
tafsir itu dipahami dan diuji kebenarannya berdasarkan rambu-rambu epistemologi.
Kitab Tafsir Rawa’i al-Bayan fi Ayat Ahkam min al-Qur’an karya Muhammad ‘Ali
al-Sabuni adalah sebuah kitab tafsir yang berisikan hukum-hukum Islam yang dalildalilnya
diambil dari berbagai penafsiran ulama terdahulu. Kitab ini memiliki pola
penyusunan yang cukup unik, yaitu menggabungkan pola lama dari segi kekayaan
materi pembahasan dan pola baru dari segi metode, sistematika dan gaya (uslub)
yang sederhana. Berdasarkan latar belakang inilah penulis merumuskan problem
akademik penelitian ini ke dalam tiga klasifikasi masalah, yaitu : 1) Apa sumbersumber
yang digunakan al-Sabuni dalam tafsirnya?; 2) Bagaimana metode yang
digunakan al-Sabuni dalam tafsirnya?; 3) Bagaimana validitas penafsiran al-Sabuni
dalam kitab Rawa’i al-Bayan ?
Skripsi ini merupakan sebuah penelitian kepustakaan yang menggunakan
metode deskriptif-analitik dan pendekatan historis-filosofis. Metode dan pendekatan
ini bertujuan untuk mengupas sisi epistemologi tafsir Rawa’i al-Bayan karya
Muhammad ‘Ali al-Sabuni.
Beberapa sumber yang dirujuk oleh al-Sabuni dalam penafsirannya meliputi al-
Qur’am, hadis Nabi, pendapat Sahabat, pendapat Tabi’in, qira’ah mutawatirah ,
Ra’yu, kitab tafsir sebelumnya, pendapat ulama, syair-syair arab dan israilliyyat.
Sementara metode tafsir yang digunakan adalah metode tahlili . Hal ini dikarenakan
dimensi karakteristik metode tahlili lebih mendominasi dibandingkan dengan
metode lainnya, seperti metode maudu’i, ijmali, maupun muqaran. al-Sabuni telah
menyebutkan di dalam muqaddimah kitab ini bahwa ia menggunakan kombinasi
pola penyusunan lama dan baru. Maksudnya, al-Sabuni menggabungkan pola lama
dari segi kekayaan referensi dan sumber penafsirannya dengan pola baru dari segi
kerapihan dan keruntutan sistematika dalam penyusunannya.
Adapun validitas kebenaran penafsirannya diuji dengan teori kebenaran koherensi
yang merupakan salah satu dari tiga teori pokok dalam membuktikan kebenaran
sebuah pengetahuan. Teori ini diambil karena dianggap paling cocok dengan
dominasi epistemologi bayani kitab ini. Dari kajian terhadap validitas penafsiran
beliau ini penulis berkesimpulan bahwa al-Sabuni menganut kebenaran koherensi
xv
dalam tafsirnya. Dikatakan benar secara koherensi karena ada kesesuaian antara
mayoritas pernyataan-pernyataan yang dibangun oleh al-Sabuni, baik itu pernyataan
dalam penafsirannya maupun pernyataan dalam metodologinya. Meskipun dalam
beberapa kasus ditemukan keinkonsistenan al-Sabuni, namun secara garis besar
penafsiran al-Sabuni di dalam kitab Rawa’i al-Bayan dapat dikatakan benar secara
koherensi.NIM. 12531163 DANANG FACHRI ADZ-DZIKRI