Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T20:12:05ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-03-10T02:00:19Z2017-03-10T02:27:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24409This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/244092017-03-10T02:00:19ZNILAI DAN FUNGSI DALAM TRADISI NYADRAN DI
PADUKUHAN GEJAYAN, CONDONGCATUR, DEPOK,
KABUPATEN SLEMANNyadran merupakan tradisi Jawa yang telah berakulturasi dengan
Islam. Di padukuhan Gejayan, pelaksanaan tradisi Nyadran meliputi dari
besik desa, kenduri atau selamatan, kemudian acara inti yakni kirim doa.
Keunikan tradisi Nyadran di padukuhan Gejayan adalah masih terjaganya
keberlangsungan tradisi oleh masyarakat yang majemuk keyakinan dan
tingkat sosial-ekonominya. Oleh karenanya, prosesi Nyadran di padukuhan
Gejayan pun mengalami beberapa penyesuaian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap adanya nilai dan
fungsi yang terkandung pada tradisi Nyadran di padukuhan Gejayan. Selain
nilai dan fungsi, tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap latar belakang
munculnya tradisi Nyadran di padukuhan Gejayan.
Penelitian ini menggunan teori fungsionalisme struktural yang
dikemukakan oleh Talcot Person. Dalam teori ini dijelaskan bahwa suatu
sistem sosial didasarkan pada suatu kebragaman para aktor individu yang
berinteraksi satu sama lain di dalam suatu situasi yang setidaknya mempunyai
aspek fisik atau lingkungan, para aktor termotivasi ke arah optimisasi
kepuasan dan relasi mereka dengan suatu sistem simbol-simbol yang
terstruktural dan dianut bersama secara budaya. Pendekatan yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologi. Dalam pendekatan
antropologi peneliti masuk dan membaur dengan pelaku budaya, ikut serta
dan ikut menjadi pelaku budaya dan merasakan budaya dari dalam guna
mengetahui data yang ada di dalam masyarakat.
Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif. Untuk menunjang pendekatan antropologi, maka
penelitian kualitatif dianggap lebih tepat. Penelitian ini menggunakan tahaptahap
diantaranya, pengumpulan data, dan analisa data. Pengumpulan data
didapat dari hasil wawancara dan pengamatan selama peneliti membaur
dengan masyarakat pelaku budaya, dan analisa data yaitu dengan cara
menyeleksi hasil wawancara dengan mendiskripsikan berdasarkan apa yang
ada di lapangan.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan meliputi. Pertama
adalah latar belakang munculnya tradisi Nyadran di padukuhan Gejayan.
Perkembangan tradisi Nyadran di padukuhan Gejayan, tidak lepas dari ke
Istimewaan Kesultanan Yogyakarta dalam mengembangkan budaya Jawa-
Islam dan mengajarkan nilai-nilai kepada generasi mudanya. Kedua adalah
perkembangan atau pembaruan yang terdapat tradisi Nyadran pada tahun
2010 sampai pada 2015, yang mana pada tahun tersebut terdapat sebuah
pembaruan berupa kegiatana kirim doa yang terjadwal berdasarkan agama
masing masing. Ketiga adalah adanya nilai-nilai yang terkandung, dan yang
terjaga di dalam tradisi Nyadran, nilai tersebut meliputi nilai agama, budaya,
dan sosial. Nilai tersbut tidak berubah walau pun terdapat pembaruan pada
prosesi kirim doanya. Keempat adalah mengungkap fungsi dari tradisi
Nyadran di padukuhan Gejayan bagi pelakunya.NIM. 10120027 DENI AGUNG SATRIA