Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:17:41ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2019-03-01T01:22:23Z2019-03-01T01:22:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33485This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/334852019-03-01T01:22:23ZPROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNALARAS DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTALatar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa proses pembelajaran yang
diterapkan kepada anak tunalaras berbeda dengan anak lainnya. Hal ini disebabkan
karena kondisi psikis mereka yang berbeda dengan anak pada umumnya. Oleh karena
itu guru sebagai orang yang mendidik mereka disekolah dituntut untuk lebih sabar.
Selain itu, lingkungan keluarga juga harus mendukung pendidikan bagi anak
tunalaras karena salah satu penyebab ketunalarasan bagi anak adalah perpisahan
orang tua (perceraian) sehingga anak menjadi kurang perhatian. Beberapa masalah
pembelajaran pendidikan agama islam di SLB E Prayuwana Yogyakarta diantaranya
pertama, guru pendidikan agama islam adalah lulusan dari sarjana hukum, sehingga
masih harus beradaptasi dengan kondisi siswa. Kedua, kurangnya partisipasi orang
tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Akibatnya terkadang siswa tidak masuk
sekolah. Bahkan saat ujian adapula anak yang tidak masuk sehingga guru harus
menjemput anak ke rumah. Ketiga, fasilitas yang menunjang pendidikan agama islam
bagi anak tunalaras pun masih kurang. Seperti mushola yang kurang memadai di
sekolah, padahal mushola adalah fasilitas penting bagi pembelajaran pendidikan
agama islam sendiri
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara semi
terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data meliputi trianggulasi sumber, trianggulasi
teknik,trianggulasi waktu.
Hasil penelitian ini bahwa: (1) Problematika pembelajaran pendidikan agama
islam yang dihadapi oleh anak tunalaras di SLB E Prayuwana Yogyakarta : (a).
Tujuan pendidikan agama islam bagi anak tunalaras adalah merubah sikap, perilaku
atau akhlak. Namun, sulit dicapai karena kemampuan siswa yang rendah. (b).
Disamakannya kurikulum pembelajaran pendidikan agama islam bagi anak tunalaras
dengan sekolah umum sehingga sulit diterapkan pada anak tunalaras. (c). Background
guru pendidikan agama islam bukan berasal dari pendidikan dan kesibukan guru
pendidikan agama islam yang mengakibatkan guru hanya masuk dua hari dalam
seminggu sehingga sulit bagi guru untuk memantau keadaan siswa. (d). Ruang kelas
yang sempit sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan bagi siswa dalam belajar dan
SDM yang kurang memadai ssehingga fasilitas yang sudah ada seperti e-learning
tidak dapat digunakan secara maksimal. (e). Keadaan siswa di SLB E Prayuwana
Yogyakarta sangat sedikit yang aktiv masuk sekolah, bahkan sudah terbiasa masuk
seminggu atau sebulan sekali dan orang tua siswa kebanyakan berasal dari keluarga
dengan ekonomi lemah bahkan ada siswa yang berasal dari keluarga broken home
sehingga orang tua fokus untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga yang
akhirnya menyebabkan anak kekurangan perhatian dari keluarga. (2) Solusi untuk
mengatasi problematika pembelajaran pendidikan agama islam bagi anak tunalaras di
xiii
SLB E Prayuwana Yogyakarta diperoleh dari kepala sekolah, guru dan keluarga.(a).
Memberikan contoh atau tauladan yang dapat dilihat secara langsung oleh siswa,
mendidik dengan kelemah-lembutan juga merupakan bentuk perhatian guru terhadap
anak didik dan memberi pemahaman kepada anak tentang adanya balasan di akhirat
bagi orang yang melakukan perbuatan yang tidak baik. (b). Menyesuaikan materi
dengan kemampuan siswa, kondisi siswa serta guru harus selalu berinovasi dan
memiliki kreativitas untuk menyampaikan materi agar anak tidak mudah jenuh dan
memiliki semangat dalam belajar. (c). Guru pendidikan agama islam berkerjasama
dengan guru kelas sehingga nantinya guru kelas yang bertugas memantau kondisi
anak dan dilaporkan kepada guru pendidikan agama islam. Jadi saat menyampaikan
materi guru pendidikan agama islam sudah mengetahui tentang kondisi dan keadaan
siswa. (d). Memanfaaatkan sarana dan prasarana yang ada bahkan memakai HP
pribadi untuk membuat siswa merasa lebih nyaman dan tidak mengalami kejenuhan
saat proses belajar mengajar berlangsung.(e). Menjemput siswa kerumah untuk
masuk sekolah dan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa dua kali
dalam satu tahun pada setiap pembagian rapot siswaNIM. 11470006 DESI WIDYANINGSIH