Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:18:07ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2020-08-27T04:47:28Z2020-08-27T04:47:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40636This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/406362020-08-27T04:47:28ZMODERNISME ISLAM KHALED M. ABOU EL FADLIslam dan umat Islam semestinya menjadi sarana perwujudan rahmat dan
kasih sayang Tuhan bagi manusia. Kasih sayang dan moderasi yang menjadi nilai
dasar Islam harus diingat dan dikembangkan dalam hati dan cara berfikir umat
Islam. Tuhan, melalui teks-teks sucinya, telah menyampaikan pesan-pesan moral
agar umat Islam tidak merampas wewenang-Nya. Sayangnya, makna-makna yang
mengandung nilai-nilai humanis, toleran, dan demokratis dibalik teks-teks suci
tersebut telah dirampas oleh kelompok yang mengatasnamakan “wakil-wakil
Tuhan atau tantara-tentara Tuhan”. Akibatnya, tindakan kesewenang-weangan di
balik nama agama masih menjadi persoalan modernisme Islam.
Penelitian ini mencoba menyelesaikan persoalan tersebut melalui
modernisme Islam Khaled M. Abou El Fadl. Abou El Fadl adalah salah satu pemikir
Islam kontemporer yang menawarkan model pembacaan teks keagamaan yang
otoritatif. Pembahasan ini dianggap penting karena mengandung nilai penting dan
bermanfaat atas kajian Islam dan modernitas.
Penulis memberikan kesimpulan bahwa gagasan modernisme Islam Abou
El Fadl memetakan dua aliran besar di dalam Islam yaitu Puritanisme dan
moderatisme. Dalam hal ini, baik puritanisme dan moderatisme menurutnya
mengkalim diri sebagai representasi Islam yang benar dan otentik yang sama-sama
ingin tersambung dan bisa manjalani kehidupan di muka bumi dengan bimbingan
Tuhan. Selain itu, dalam memahami, menjelaskan, menginterpretasikan, dan
memaknai puritanisme dan moderatisme, Abou El Fadl menggunakan metode
hermeneutika. Hermeneutika Abou El-Fadl dapat disebut ‘hermeneutika
negosiatif’. Menurutnya, makna harus merupakan hasil interaksi antara pengarang,
teks, dan pembaca, di mana harus ada keseimbangan (balancing) dan proses
negosiasi antara ketiga pihak, serta salah satu pihak tidak boleh mendominasi dalam
proses penetapan makna. Perihal kontribusi gagasan modernisme Islam Abou Fadl
terhadap Muslim di Indonesia, gagasan modernisme Abou El Fadl memiliki
relevansi terhadap isu-isu yang berkembang di Indoneisa yaitu toleransi, gender,
demokrasi, dan hak asasi manusia. Dalam hal ini, pemahaman moderatisme
menurut penulis mampu memberikan kontribusi terhadap isu-isu yang sedang
berkembang tersebut.NIM: 17205010001 DIAN SUHANDARY