Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T00:22:55ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2014-09-15T01:18:07Z2015-05-21T07:10:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13948This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/139482014-09-15T01:18:07ZBENTUK KELOMPOK DAN PROSES INTERAKSI SOSIAL
ORGANISASI PEOPLE LIKE US (PLU) SATU HATI
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius dengan keberagaman agama
dan budaya. Dalam kebudayaan dan keyakinan masyarakat Indonesia pada umumnya,
Orientasi seksual yang dianggap wajar dan ‘normal’ adalah heteroseksual atau hubungan
manusia yang berbeda jenis kelamin. Sedangkan orientasi lain seperti homoseksual,
transgender dan biseksual dianggap tidak wajar atau ‘abnormal’. Banyak kekerasan yang
dilakukan terhadap kelompok LGBT ( Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), baik itu
secara psikis atau fisik. Kelompok LGBT bergerak membela hak-hak mereka dengan
membentuk sebuah komunitas atau organisasi. Yogyakarta merupakan kota besar di
Indonesia dengan penduduk yang padat yang mempunyai latar belakang budaya tradisional
dan modern yang sama-sama kuat, dan aktifitas pergerakan perjuangan identitas LGBT
yang dinamis. PLU Satu Hati merupakan organisasi LGBT yang representatif yang ada di
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif.
Penelitian ini juga diungkap melalui proses metode wawancara, observasi dan teknik
dokumentasi. Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua, data primer dan sekunder,
data primer yaitu suatu objek mentah dari pelaku “first hand information” seperti pendiri,
pengurus dan anggota PLU Satu Hati. Sedangkan data sekunder melingkupi tentang
bebagai referensi yang berkaitan. Penelitian ini menggunakan teori bentuk kelompok yang
digagas oleh Charles Horton Cooley dan teori proses interaksi sosial yang digagas oleh
Gillin dan Gillin.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kelompok organisasi PLU Satu Hati
dapat penulis simpulkan, bentuk kelompok yang memuat unsur primer dan sekunder
sekaligus, unsur primer dalam organisasi ini adalah memiliki tujuan bersama, sukarela,
hubungan erat dan inklusif. Sedangkan sekunder beranggota banyak dan ekslusif terhadap
golongan tertentu. Proses interaksi yang terbangun antar anggota organisasi adalah proses
asosiatif karena didalamnya terdapat kerjasama yang dilakukan antar anggota untuk
mencapai tujuan bersama, akomodasi dan asimilasi. Bentuk kerja sama spontan yakni
kerjasama serta merta dan kerjasama kontrak yaitu kerjasama dengan dasar tertentu. Proses
interaksi yang terbangun antar organisasi dan masyarakat beragama adalah proses asosiatif
yang berbentuk kerjasama kontrak dan disosiatif dalam bentuk kontravensi.
NIM. 09540041 DIYALA GELARINA 2016-12-20T02:52:49Z2016-12-20T02:52:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23015This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/230152016-12-20T02:52:49ZPROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS SOSIAL WARIA DI
PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA
(STUDI KASUS ATAS UPAYA WARIA DALAM MEMBANGUN HARMONISASI
DI KELURAHANCALENAN KECAMATAN JAGALANAN KABUPATEN BANTUL)Tesis ini membahas proses pembentukan identitas sosial waria di
pesantren waria al-Fatah Yogyakarta, serta membahas motif dan bias dalam
kelompok dari proses pembentukan identitas sosial waria di pesantren waria al-
Fatah Yogyakarta. Penulis tertarik mengkaji waria di pesantren waria karena
pesantren waria merupakan satu-satunya pesantren waria di Indonesia.
Kemunculanya menuai pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Pada 24
Febuari 2016 pesantren waria dinon-aktifkan untuk sementara waktu, dengan
alasan keberadaannya meresahkan warga. Oleh sebab itu penulis tertarik meneliti
tentang proses pembentukan identitas sosial serta motif dan bias dalam kelompok
dari proses pembentukan identitas sosial pesantren waria al-Fatah Yogyakarta.
Tesis ini menggunakan penelitian kualitatif untuk menghasilkan data-data
deskriptif berupa kata-kata dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data lapangan untuk
menjelaskan permasalahan yang diteliti dengan teknik pengumpulan data,
observasi, interview dan dokumentasi. Sementara itu teknik analisa datanya
menggunakan teknik: deskriptif-kualitatif dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan proses pembentukan identitas sosial waria
di pesantren waria al-Fatah Yogyakarta. Identitas sosial yang diteliti oleh penulis
terdiri dari, dimensi, proses, motif, dan bias dalam dari proses pembentukan
identitas sosial. Penulis menemukan dimensi pembentukan identitas sosial yang
ada pesantren waria al-Fatah Yogyakarta, yakni terdapat konteks antar kelompok,
daya tarik in group (kelompok dalam), dan penyamaan keyakinan dengan
mayoritas. Proses pembentukan waria terdiri dari: kategorisasi, identifikasi, dan
pembanding. Sedangkan motif yang ditemukan yaitu motif self-enhancement
(peningkatan diri) atau motif individu dalam membangun citra positif dengan
bergabung dalam dalam kelompok dan uncertainly reduction (pengurangan
ketidaktentuan) atau motif kelompok dalam mengubah citra negatif suatu
kelompok. Penulis menemukan dua bias yang ada di pesantren waria al-Fatah
Yogyakarta, pertama bias dalam kelompok memicu konsep diri yang positif dan
bias yang memicu favoritisme yakni rasa suka yang berlebihan pada kelompok
sendiri.NIM. 09540041 DIYALA GELARINA