Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T16:53:33ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-09-30T07:49:10Z2015-09-30T07:49:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17398This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/173982015-09-30T07:49:10ZASESMEN BERBASIS BUDAYA: STUDI PADA MODEL ASESMEN
PEKERJA SOSIAL DI KOTA YOGYAKARTAAsesmen adalah salah satu tahapan untuk mencapai keberhasilan dalam proses
pertolongan klien. Tetapi, sedikit literatur membicarakan asesmen pekerjaan
sosial di Kota Yogyakarta. Penelitian ini memiliki tiga tujuan: (1)
menginvestigasi apakah pekerja sosial di Kota Yogyakarta memiliki atau
memanfaatkan alat asesmen ketika mengasesmen klien, (2) mengeksplorasi
model asesmen yang digunakan oleh pekerja sosial di Kota Yogyakarta dalam
menghadapi klien, (3) mengobservasi bagaimana pekerja sosial mengasesmen
klien, terutama menyangkut isu-isu budaya. Data penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
kemudian dianalisis dengan menganalisa pernyataan-pernyataan penting,
mengeneralisasi unit-unit makna, dan mendeskripsikan esensi dari fenomena
yang diamati. Hasil menunjukkan bahwa pekerja sosial di Kota Yogyakarta telah
memiliki alat asesmen berupa form pertanyaan yang digunakan untuk
menentukan kelayakan klien mengakses bantuan yang tersedia. Penerapan
asesmen di kalangan pekerja sosial di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh area
kerja mereka, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu manajerial dan praktek
langsung dengan klien. Bagi pekerja sosial di Kota Yogyakarta yang memiliki
lingkup kerja langsung (direct practice) dengan klien dapat dibagi menjadi empat
pokok area kerja, yaitu klien anak, klien lanjut usia, klien gelandangan-pengemis,
dan klien psikotik. Secara umum, model asesmen yang digunakan oleh pekerja
sosial dilihat dari penyediaan layanan pada LKS mengarah pada bentuk
procedural model dan lebih condong kepada questioning model. Terdapat
beberapa isu budaya yang secara langsung maupun tidak langsung telah
dielaborasi dalam praktek asesmen pekerjaan sosial di Kota Yogyakarta, yaitu (1)
agama dan kepercayaan, (2) identitas kesukuan, (3) status legal, (4) peristiwa
krisis, dan (5) kepercayaan atas kesehatan. Meski demikian, pola informasi yang
digali oleh pekerja sosial di Kota Yogyakarta selama proses asesmen masih belum
menyentuh aspek inti dari nilai budaya yang dipegang oleh klien. Dalam konteks
ini, pekerja sosial di Kota Yogyakarta tampaknya dapat mempertimbangkan
untuk menggunakan alat asesmen yang sensitif atas isu budaya sepertiNIM. 1320010023 DI AJENG LAILY HIDAYATI