Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T10:12:32ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-06-12T07:39:05Z2017-06-12T07:39:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25476This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/254762017-06-12T07:39:05ZMETODE PEMAHAMAN HADIS DENGAN MEMBEDAKAN ANTARA SARANA DAN SASARAN
MENURUT YUSUF AL-QARDAWIHampir semua orang Islam sepakat akan pentingnya peranan hadis dalam
berbagai disiplin keilmuan islam seperti tafsir, fiqih, teologi, akhlak dan lain
sebagainya, sebab secara struktural hadis merupakan sumber ajaran lslam yang
kedua setelah Al-Qur'an, dan secara fungsional hadis dapat berfungsi sebagai
penjelas (bayan) terhadap ayat-ayat yang mujmal atau global. itu berarti untuk
mengetahui ajaran Islam yang benar, di samping memerlukan petunjuk Al Qur'an,
juga dibutuhkan petunjuk hadis Nabi Saw. Berangkat dari kedudukan
hadis yang demikian dengan sendirinya akan menjadikan penelitian dan
pengkajian hadis menjadi urgen.
Di samping kritik sanad, kritik matan hadis yang merupakan salah satu
kaedah kesahihan hadis adalah kajian penting untuk diteliti. Dalam hal ini banyak
para ulama hadis yang memberikan pemikirannya terhadap kritik matan hadis.
Seorang tokoh besar Mesir Yusuf al-Qardawi memberikan beberapa metode
pemahaman hadis, dalam hal ini metode pemahaman terhadap matan hadis. Di
antara metode atau pendekatan yang digunakan oleh beliau adalah metode
pemahaman hadis dengan membedakan antara sarana dan sasaran yang tetap.
Penelitian mengenai hal ini menarik karena saat ini banyak para pemikir
dan penulis yang terjebak pada pemahaman tekstual dari suatu hadis sehingga,
pemberian pemahaman terhadap mereka merupakan suatu hal yang penting.
Penulis berangkat dari pertanyaan bagaimana memahami dan membedakan
sarana dan sasaran serta kontekstualisasi dan urgensi dari pemikiran Yusuf al Qardawi mengenai hal ini?
Namun harus diakui, penelitian mengenai hal ini bagi penulis bukanlah
merupakan suatu hal yang mudah. Banyak kejanggalan dan kesulitan yang penulis
alami, terutama dalam bab analisa. Akhirnya setelah melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan filosofi, dapat disimpulkan bahwa al-Qardawi
memberikan pemahaman bahwa hendaknya antara sarana dan sasaran atau tujuan
tidak boleh dicampuradukkan, yang menjadi tujuan hakiki adalah memahami al Sunnah
dengan sebenar-benarnya dan menuangkan rahasia-rahasia yang ada didalamnya. Juga bahwasanya sarana prasarana senantiasa berubah-ubah dengan
adanya perubahan lingkungan, zaman di mana ia tinggal, adat istiadat (kebiasaan)
dan sebagainya Diakui atau tidak, Yusuf al-Qardawi banyak terpengaruh oleh gagasan -gagasan Muhammad al-Ghazali da1am kajian ini, bahkan secara tidak langsung,
sebenarnya al-Qardawi sendiri menerapkan cara kerja hermeneutik meskipun
beliau sendiri tidak menyatakannya demikian.NIM.98532651 DZUL FANNY