Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:04:37ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2014-03-14T07:29:12Z2016-04-13T04:28:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10494This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/104942014-03-14T07:29:12ZTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN KIAI PONDOK
PESANTREN KABUPATEN SLEMAN TENTANG ISTRI YANG BEKERJA
DI LUAR RUMAH
ABSTRAK
Di zaman seperti ini tidak akan terlepas dari pengaruh kemajuan teknologi
serta ilmu pengetahuan, hal ini dapat dipastikan membawa dampak dalam kehidupan
rumah tangga. Disitu terkadang menyebabkan juga kebutuhan rumah tangga semakin
bertambah. Sebagai akibatnya jika dalam keluarga hanya suami (ayah) yang bekerja
bisa dirasakan keadaan ekonomi dalam keluarga pasang surut.
Adapun Seorang perempuan yang telah menikah, tentunya memiliki tugas dan
kewajiban yang berbeda dengan perempuan yang belum menikah. Di dalam
kehidupan berumah tangga, seorang perempuan memiliki peranan yang sangat
penting untuk menentukan bagaimanakah generasi berikutnya. Jika dihadapkan pada
kondisi ekonomi seperti sekarang ini, tentunya menuntut seorang perempuan dalam
kapasitasnya sebagai istri untuk membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya.
Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah field research yaitu
mengambil informasi dari sumbernya (informan) di lapangan dengan cara wawancara
langsung dengan para kiai terkait, setelah terkumpul hasil wawancaranya, maka
penyusun juga mengolah serta mengumpulkan data-data yang diperoleh dari literaturliteratur
yang berkaitan dengan penelitian ini serta tidak terlepas dari pendekatan
empiris dan normatif. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan
metode induktif maupun deduktif. Untuk membahas mengenai pandangan Kiai
Pondok Pesantren Kabuaten Sleman tentang istri yang bekerja di luar rumah serta
bagaimana dampaknya terhadap keluarga, masyarakat, dan agamanya. Dalam
memandang aktivitas perempuan di sektor publik bukanlah suatu hal yang dilarang,
karena hukum dari perempuan yang bekerja adalah mubah. Dalam kemubahan itu,
juga terkandung syarat-syarat serta rukun yang harus dipenuhi bagi tiap-tiap
perempuan yang ingin beraktivitas di sektor publik, karena dalam sektor publik juga
terdapat interaksi antara laki-laki dan perempuan secara langsung. Pemahaman
mereka menganai perempuan yang beraktivitas di sektor publik adalah berdasarkan
dalil-dalil syara‟, yakni al-Qur‟an, misalnya saja di dalam Q.S. Al-Imran: 195, al-
Nisa‟: 124 maupun hadis-hadis nabi yang menunjukkan bahwa pada zaman nabi,
perempuan juga bekerja di sektor publik sebagaimana laki-laki.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa wanita karier hukum asalnya adalah
mubah (boleh), akan tetapi hukumnya dapat menjadi wajib jika menjadi wanita karier
demi untuk menjaga atau menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya wanita karier
hukumya dapat menjadi haram jika pekerjaan yang dilakukan bertentangan dengan
syari’at Islam.
NIM. 08350051 EKO SETIYO ARY WIBOWO 2014-03-14T00:47:30Z2016-04-15T07:57:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10905This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/109052014-03-14T00:47:30ZTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN KIAI PONDOK PESANTREN KABUPATEN SLEMAN TENTANG ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH
Di zaman seperti ini tidak akan terlepas dari pengaruh kemajuan teknologi
serta ilmu pengetahuan, hal ini dapat dipastikan membawa dampak dalam kehidupan
rumah tangga. Disitu terkadang menyebabkan juga kebutuhan rumah tangga semakin
bertambah. Sebagai akibatnya jika dalam keluarga hanya suami (ayah) yang bekerja
bisa dirasakan keadaan ekonomi dalam keluarga pasang surut.
Adapun Seorang perempuan yang telah menikah, tentunya memiliki tugas dan
kewajiban yang berbeda dengan perempuan yang belum menikah. Di dalam
kehidupan berumah tangga, seorang perempuan memiliki peranan yang sangat
penting untuk menentukan bagaimanakah generasi berikutnya. Jika dihadapkan pada
kondisi ekonomi seperti sekarang ini, tentunya menuntut seorang perempuan dalam
kapasitasnya sebagai istri untuk membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya.
Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah field research yaitu
mengambil informasi dari sumbernya (informan) di lapangan dengan cara wawancara
langsung dengan para kiai terkait, setelah terkumpul hasil wawancaranya, maka
penyusun juga mengolah serta mengumpulkan data-data yang diperoleh dari literaturliteratur
yang berkaitan dengan penelitian ini serta tidak terlepas dari pendekatan
empiris dan normatif. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan
metode induktif maupun deduktif. Untuk membahas mengenai pandangan Kiai
Pondok Pesantren Kabuaten Sleman tentang istri yang bekerja di luar rumah serta
bagaimana dampaknya terhadap keluarga, masyarakat, dan agamanya. Dalam
memandang aktivitas perempuan di sektor publik bukanlah suatu hal yang dilarang,
karena hukum dari perempuan yang bekerja adalah mubah. Dalam kemubahan itu,
juga terkandung syarat-syarat serta rukun yang harus dipenuhi bagi tiap-tiap
perempuan yang ingin beraktivitas di sektor publik, karena dalam sektor publik juga
terdapat interaksi antara laki-laki dan perempuan secara langsung. Pemahaman
mereka menganai perempuan yang beraktivitas di sektor publik adalah berdasarkan
dalil-dalil syara‟, yakni al-Qur‟an, misalnya saja di dalam Q.S. Al-Imran: 195, al-
Nisa‟: 124 maupun hadis-hadis nabi yang menunjukkan bahwa pada zaman nabi,
perempuan juga bekerja di sektor publik sebagaimana laki-laki.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa wanita karier hukum asalnya adalah
mubah (boleh), akan tetapi hukumnya dapat menjadi wajib jika menjadi wanita karier
demi untuk menjaga atau menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya wanita karier
hukumya dapat menjadi haram jika pekerjaan yang dilakukan bertentangan dengan
syari’at Islam.NIM. 08350051 EKO SETIYO ARY WIBOWO