Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T02:18:47ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-11-09T01:58:57Z2017-11-09T01:58:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28305This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/283052017-11-09T01:58:57ZINTERAKSI SOSIAL DOSEN TERHADAP MAHASISWA DIFABEL DI PERGURUAN TINGGI INKLUSIF UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAInteraksi sosial merupakan hubungan antara dua orang atau lebih yang
terjadi karena adanya kontak dan komunikasi. Interaksi sosial di Perguruan Tinggi
yang menerapkan pendidikan inklusif secara tidak langsung menjadi kewajiban
dosen terhadap mahasiswa difabel. Interaksi sosial dosen terhadap mahasiswa
difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga dapat berbeda-beda
dikarenakan habitus dan lingkungannya. Interaksi sosial tersebut dapat bersifat
positif (asosiatif) atau negatif (disosiatif).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial dosen
terhadap mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori habitus dan
lingkungan dari Pierre Bourdieu. Adapun metode yang digunakan yaitu metode
penelitian kulitatif dengan pendekatan studi kasus simultaneous cross sectional
dimana waktu penelitian yang digunakan lebih dipersingkan dan menggunakan
subjek yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bentuk interaksi sosial dosen terhadap
mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
terbagi menjadi empat bentuk. Pertama, interaksi sosial positif (asosiatif)
terbentuk karena adanya kerjasama dari pihak dosen. Kerjasama tersebut menjadi
habitus dalam diri dosen yang dibentuk oleh motivasi alturistik (motivasi untuk
menolong sesama) dan adanya tuntutan situasi untuk memberlakukan struktur di
UIN Sunan Kalijaga yaitu menerapkan pendidikan inklusif. Kedua, interaksi
sosial negatif (disosiatif) terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara struktur
dengan apa yang ada di dalam dan di luar pemikiran dosen. Hal tersebut
memunculkan kontravensi dalam diri dosen sehingga menyebabkan dosen belum
melakukan interaksi sosial yang negatif (disosiatif) terhadap mahasiswa difabel.
Ketiga, interaksi sosial asosiatif-disosiatif terjadi karena kerjasama yang
dilakukan dosen untuk memodifikasi pembelajaran tidak mendapatkan feedback
yang baik dari mahasiswa difabel. Kondisi sosial tersebut membentuk habitus
baru dimana dosen berbalik melakukan interaksi sosial negatif (disosiatif).
Keempat, interaksi sosial disosiatif-asosiatif karena hilangnya kontravensi dalam
diri dosen. Hal tersebut disebabkan oleh sikap kooperatif mahasiswa difabel dan
bertambahnya pemahaman dosen mengenai difabel.NIM. 13720002 ERIN FERIANI