Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:03:16ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2013-11-27T04:21:46Z2016-10-10T01:23:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9598This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/95982013-11-27T04:21:46ZKorban Dalam Agama Hindu (Studi Terhadap Manusa Yadnya)Ajaran kurban dalam agama Hindu erat kaitannya dengan aneka ragam
upacara-upacara keagamaan, sehingga kurban dalam agama Hindu berhubungan
dengan masalah sehari-hari, dan kehidupan masyarakat Hindu sehari-hari tidak
terlepas dengan upacara penyuguhan kurban. Dalam agama Hindu Bali, upacara
kurban atau yudnyu merupakan bagian dari dlzarmu sehingga inerupakan unsur
keiinanan yang penting. Manusu yadnya adalah satu dari lima ajaran yadnya yang
disebut dengan panca yadnya. Manusa yadnya bukan hanya serangkaian upacara,
akan tetapi manusa yadnya dalam arti luas adalah melakukan kurban suci untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan merupakan pengabdian kepada
sesama rnanusia. Manusu yadnya berarti pengurbanan yang dilakukan demi
kemuliaan manusia.
Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian literatur (Zrbrary reaseach),
data diambil dari buku-buku, ensiklopedi, majalah, dan kitab-kitab suci agama
Hindu serta tulisan-tulisan lainnya yang dianggap suci. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan filsafat agarna yang berarti suatu kegiatan refleksi
terhadap agama dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran yang mendasar;
menemukan makna ajaran agama, dan inti segala inti dengan jalan analisis kritis.
Pelaksanaan manusa yadnya mempunyai h g s i dan tujuan untuk
mensucikan manusia sejak llahirkan menjadi manusia sampai W r hayatnya,
dan merupakan permohonan kepada Sanghyang Widhi agar manusia selalu berada
dalam keselamatan dan lindungan-Nya. Manusa yadnya merupakan wujud terima
kasih kepada Sanghyang Widhi karena telah memberi jiwa dan kenikmatan hdup
kepada umat manusia.
Munusa yadnya bukan hanya melaksanakan serangkaian upacara
keagamaan semata, tetapi mengaplikasikan semangat pengurbanan dalam
kehidupan sehari-hari juga tidak kalah penting. Karena dengan semangat
pengurbananlah maka kebahagiaan akan dapat terwujud. Mengasihi sesarna
makhluk pada hakikatnya adalah mengasihi Tuhan.
Pengurbanan dan cinta kasih tidak terbatas ruang dan waktu, ras dan suku
bangsa, karena batas-batas itu adalah penghalang untuk mewujudkan
kesejahteraan hidup manusia. Demikianlah bahwa manusa yadnya adalah sebagai
suatu ajaran (konsep) agama yang memiliki akar kesejahteraan bagi kehidupan
manusia dan bahkan seluruh makhluk di alam raya. Manusa yadnya bukanlah
ritus yang dilaksanakan untuk kepentingan Sanghyang Widhi serta manifestasi-
Nya saja, melainkan kepentingan untuk kemuliaan manusia lebih besar, pada
akhirnya dapat mewujudkan moksartham jagaddhita.NIM. 98522717 Eva Yanti