Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:15:45ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-08-11T01:17:59Z2015-08-11T01:17:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16760This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/167602015-08-11T01:17:59ZAHLI SYARI'AT DAN AHLI MISTIK DALAM TRADISI JA WA
(TELAAH ATAS SERAT CENTHINI LATIN)AI-Qur'an menyatakan bahwa manusia adalah milik Allah
dan akan kembali kepadaNya (al-Baqarah [2]: 156). Untuk
mendekat dan kembali kepadaNya, sebagian umat Islam menempuh
jalan (syari'at) yang digariskan oleh Allah dan RasulNya, sebagian
yang lain merasa tidak (cukup) puas dengan jalan tersebut lalu
menempuh jalan tasawwuf (mistik). Kedua kecenderungan ini
melahirkan dua golongan yang berbeda, yaitu penganut syari'at dan
penganut mistik, di kalangan kaum muslimin, termasuk dalam
masyarakat Islam di J awa.
Fakta menunjukkan bahwa kedatangan Islam di Jawa
bukanlah ke daerah pagan, melainkan ke dalam masyarakat yang
penuh dengan tradisi Hindu-Buddha dan kepercayaan-kepercayaan
lain yang telah berkembang dan tertanam beberapa abad
sebeiumnya. Kenyataan ini telah memaksa Islam, mau tidak mau,
untuk menyesuaikan diri. Dari perjumpaan Islam dengan "agama
dan kepercayaan" Jawa irri, terjadilah saling serap dan saling
pengaruh antara keduanya. Disamping muncul kelompok
(komunitas) yang menerima perpaduan Jslam-Jawa, muncul pula
komunitas yang ingin mempertahankan kemurnian Islam (Ahli
Syari'at) dan kelompok yang ingin menempuh jalan mistik dengan
menggabungkan mistik Islam dan mistik Jawa (Ahli Mistik).
Hubungan, pergumulan, gesekan dan ketegangan antara
Islam murni (syari'at) dengan kepercayaan (mistik) Jawa ini telah
menjadi terna sentral dalam khazanah budaya dan sastra Jawa.
Kisah kasus Seh Siti Jenar dan Pangeran Panggung adalah contoh
dari hubungan dan gesekan antara (tradisi) syari'at dan mistik di
Jawa Karya sastra Jawa yang berisi tema sentral ini antara lain
Darmogandhul, Serat Cabolek dan Serat Centhini. Serat Centhini
adalah salah satu karya sastra Jawa yang monwnental dan spektakuler,
baik dilihat dari ketebalan halamannya maupun aneka ragam isinya,
sehingga ada yang menyebutnya sebagai ensiklopedi kebudayaan
Jawa
Penelitian yang berjudul: Ahli Syari'at dan Ahli Mistik dalam
Tradisi Jawa (Telaah atas Serat Centhini Latin) ini mengambil
penghulu sebagai figur abli syari'at dan Seh Amongraga sebagai figur
ahli mistik. Berdasar data yang ditemukan dan analisis yang
digunakan, temyata bahwa Serat Centhini Latin sangat menghormati
dan memuliakan Seh Amongraga di satu pihak., dan kurang
menghargai dan bahkan memandang rendah penghulu di pihak. lain.
Ini bisa diartikan bahwa para pengarang Sera/ Centhini Latin
cenderung lebih mengutamak.an dan mementingkan mistik: daripada
syari'at. Mistik lebih utama dan lebih tinggi daripada syari'at. Syari'at
dipandang rendah dan berada di bawah mistik. Inilah model (pola)
pertama hubungan antara syari'at dan mistik, yang memposisikan
keduanya secara hirarkis, mistik di atas dan syari'at di bawah.
Di samping itu, dari kajian-kajian yang telah ada tentang tema
yang sama dalam Serat Centhini, ada dua pendapat atau kesimpulan
yang dihasilkan, yaitu pertama menyatak.an bahwa Serat Centhini
lebih mengutamak.an mistik (Pigeaud dan Drewes) dan kedua
menyatakan bahwa Serat Centhini juga menekankan pentingnya
syari'at (S. Soebardi). Penulis merangkum dan menggabungkan kedua
pendapat tersebut, yaitu bahwa Serat Centhini Latin mementingkan
keduanya, syari'at dan mistik. Jadi bisa dikatakan bahwa Sera/
Centhini Latin bersikap mendua (ambivalen) terhadap syari'at dan
mistik. Pendapat atau kesirnpulan penulis ini didasarkan dan
ditegaskan dengan diak.hirinya Serat Centhini Latin dengan kisah
bersatu dan manunggalnya Seh Amongraga, sebagai figur ahli mistik,
dengan (dalam diri) Sultan Agung, sebagai figur ahli syari'at, yang
bisa diartikan bahwa mistik (wiji nugraha) bersatu dan manunggal
dengan (dan dalam) syari'at (wadhah sakalir). Keduanya sama-sama
penting dan tak. terpisahkan, yang satu bergantung dari dan kepada
yang lain. lnilab model (pola) kedua hubungan antara syari'at dan
mistik, yang menggabungkan keduanya dalam satu kerangka
tunggal. Apa yang dilakukan oleh para pengarang Serat Centhini
Latin lil1 bisa ditafsirkan sebagai suatu usaha untuk
mengharmoniskan antara syari'at dan mistik, dengan pertimbangan
adanya gejala semakin pudar dan merosotnya parnor dan wibawa
Kraton, serta semakin tumbuh dan berkembangnya pengaruh Islam
di luar Kraton. Usaha ini bermanfaat dan bermakna bukan saja di
masa penulisan Serat Centhini, tetapi juga di masa-masa
sesudalmya.NIM: 87082 FAUZAN NAIF