Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:14:44ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-02-23T04:08:03Z2016-02-23T04:08:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19512This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/195122016-02-23T04:08:03ZHADIS TENTANG MENJAGA HAFALAN AL-QUR’AN ( Studi Ma’ani al-Hadis )Dengan adanya jaminan dari Allah tidak berarti umat Islam terlepas dari
tanggungjawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari tangan-tangan
jahil dan musuh-musuh Islam yang tidak henti-hentinya berusaha mengotori dan
memalsukan ayat-ayat al-Qur’an. Umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban
untuk secara riil dan konsekuen untuk berusaha memelihara al-Qur’an, karena
pemeliharaan tersebut sesuai dengan sunnatulllah yang telah ditetapkannya, sehingga
salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian al-Qur’an ialah dengan
menghafalkannya.
Problematika yang dialami oleh para penghafal al-Qur’an saat ini ialah
permasalah lupa dalam proses menjaga hafalannya, baik lupa satu ayat ataupun lupa
dalam hal keseluruhan al-Qur’an. Zaman sekarang sudah banyak seorang hafiz dan
hafizoh yang akhlaknya kadang tidak sesuai dengan al-Qur’an yang dia pegang.
Karena proses penjagaan al-Qur’an harus diimbangi dengan akhlak yang baik agar al-
Qur’an bisa selalu tertanam didalam dada para penghafalnya, karena Masih banyak
para penghafal al-Qur’an yang selalu mengeluh tentang ayat yang sudah dihafal
sebelumnya. Dari sinilah seorang penghafal al-Qur’an harus memiliki semangat dan
konsentrasi yang tinggi dalam menjaga hafalannya untuk dapat menghatamkan 30
juz.
Dalam penelitian ini, proses oprasional analisisnya menggunakan pendekatan
Ma’ani al-Hadis yang ditawarkan oleh Musahadi HAM, yaitu menetukan validitas
dan otentisitas hadis dengan menggunakan kaidah kesahihan yang telah ditetapkan
oleh para ulama kriktikus hadis dahulu. Menjelaskan makna-makna hadis tersebut
dengan menganalisis matn-matn hadis melalui kajian linguistik, tematis komprehensif
dan konfirmatif. Dalam analisis matan juga diperlukan analisis historis, yaitu latar
belakang munculnya hadis untuk menangkap makna universal dan pesan moral yang
terkandung dalam hadis (generalisasi). Selanjutnya peneliti juga mencoba
merelevansikan hadis-hadis tersebut di masa kini.
Secara kritik sanad hadis didapatkan suatu konklusi bahwa terdapat hadis
sahih, tapi tidak ditemukan hadis yang daif. Demikian halnya dalam kritik matan
hadis, hadis-hadis tentang menjaga hafalan al-Qur’an tidak ada yang bertentangan
dengan al-Qur’an dan hadis, justru sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam agama
islam, yaitu anjuran untuk selalu mencintai al-Qur’an.
Akhirnya, dalam pemaknaannya, secara sederhana dapat peneliti simpulkan
bahwa hadis tentang menjaga hafalan al-Qur’an tersebut tidak hanya dimaknai secara
sempit, yakni maksud menjaga disini bukan hanya menjaga lisannya saja, namun
juga bisa dimaknai secara luas, yakni menjaga keseluruhan isi al-Qur’an yang telah
ia hafal di luar kepala, serta mengamalkan apa yang sudah dihafal. Sebab pada
hakikatnya, al-Qur’an tanpa diamalkan akan mudah cepat lupa dari ingatan
seseorang.NIM. 11530098 FAUZIATUL UMMAYAH