Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:53:42ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2018-12-28T01:44:10Z2018-12-28T01:44:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32024This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/320242018-12-28T01:44:10ZPRAKTIK POLIGAMI DI KALANGAN KYAI PESANTREN
DI LAMONGAN JAWA TIMUR
(KONSEP DAN IMPLIKASI SOSIALNYA)Poligami merupakan salah satu topik pembicaraan yang begitu hangat di
tengah-tengah masyarakat. Aksi pro dan kontra silih berganti terus berdatangan
menyikapi permasalahan poligami tersebut. Dengan berbagai argument yang
multitafsir terkait dengan pandangan poligami dalam perspektif agama maupun di
ranah sosial. Di Lamongan Jawa Timur poligami identik dengan sosok kyai
pesantren sebagai simbol status sosial tersendiri bagi kyai. Di sisi lain kyai
memiliki peranan penting dalam kehidupan beragama masyarakat yang tidak
mungkin lepas dari dogma-dogma agama sebagai pedoman hidup masyarakat.
Sehubungan dengan itu peneliti melakukan penelitian empiris dan yang
menjadi objek sekaligus subjek dalam penelitian ini adalah para kyai pesantren di
Lamongan Jawa Timur terkait fenomena bagaimana pemahaman dan praktik
poligami di kalangan kyai dan seberapa berpengaruhnya praktik poligami kyai
tersebut kepada masyarakat di Lamongan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sementara jenis
penelitian yang dilakukan adalah field research dengan mengumpulkan data
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sementara analisis
data dilakukan dengan menggunakan teknik alanisis deskriptif kualitatif, yaitu
dengan reduksi data, paparan atau penyajian data dan penarikan kesimpulan yang
dilakukan selama dan sesudah penelitian. Peneliti menggunakan teori konstruksi
sosial Thomas Luckman dan Peter L Berger yaitu moment eksternalisasi,
objektifasi dan internalisasi.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa, Para kyai Pesantren masing-masing
mempunyai interpretasi berbeda-beda di dalam memahami teks al-Qur’an dan
Hadis terkait konsep poligami. Sehingga ada dua klasifikasi tipologi kyai
Pertama, pemahaman tekstualis,. Kedua, pemahaman kontekstualis, Tetapi dari
hasil wawancara peneliti menemukan kesamaan benang merah di antara pendapat
para kyai yang berkaitan dengan konsep poligami yaitu poligami sebagai syari’at
Islam yang mempunyai legalitas akan tetapi eksistensinya adalah sebagai
rukhshah (solusi) dengan syarat primer mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya.
Terkait konsep realnya kiai pesantren melakukan adanya pembiasaan tindakan
melaui pengulangan dan pelanggengan tradisi poligami lewat berbagai varian
tindakan (pengajian, tulisan di media elektronik, pengarahan, pendoktrinan oleh
para elit dan tokoh agama melalui ruang dan medan budaya). Ini merupakan
metode yang efektif untuk mempengaruhi cara berfikir masyarakat. Serta praktik
poligami, masyarakat menganggapnya sesuatu yang wajar dan positif dilakukan
oleh seorang publik figur (kyai) dan ada kebanggaan tersendiri bagi keluarga yang
di poligami.
Kata Kunci : Poligami, Kyai Pesantren, Lamongan.NIM : 1620310096 Fahril Umaroh