Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T21:15:36ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2016-05-13T02:15:22Z2016-05-13T02:15:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20644This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/206442016-05-13T02:15:22ZMETODE PENDIDIKAN TAUHID MENURUT AL-GHAZALI
DALAM IHYA’‘ULUMIDDIN
(ANALISIS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN)Penelitian ini berangkat dari pembahasan al-Ghazali mengenai metode
pendidikan tauhid dalam Ihya’ ‘Ulumiddin, yang di dalam perumusannya terdapat
pertimbangan-pertimbangan psikologis dalam perkembangan manusia, yang
memang sangat memberikan kontribusi besar bagi perumusan suatu metode
pendidikan. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengeksplorasi dan
mendeskripsikan metode-metode pendidikan tauhid al-Ghazali dalam Ihya’
‘Ulumiddin; dan (2) menganalisis metode-metode pendidikan tauhid al-Ghazali
tersebut menurut psikologi perkembangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana metode yang digunakan
untuk menganalisis data adalah content-analysist.
Hasil penelitian ini adalah: (1) ada empat metode pendidikan tauhid yang
ditawarkan al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumiddin, yaitu: (a) metode talqin, suatu
pembimbingan tauhid kepada seseorang sejak usia kanak-kanak, melalui hafalan
proposisi ketauhidan yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan karena
menurut al-Ghazali, secara psikologis seseorang ketika masih kanak-kanak
memiliki kemampuan menginternalisasi ketauhidan tanpa memerlukan pertanyaan
kritis. Talqin proposisi ketauhidan diyakini akan terbuka makna-makna
kebenarannya seiring perkembangan kapasitas kognisi seseorang. Ini adalah tahap
penanaman ketauhidan, yang perlu diperkuat; (b) untuk memperkuat tauhid
diperlukan metode riyadloh-mujahadah, yaitu pengamalan ajaran-ajaran Islam,
penelaahan terhadap al-Quran dan as-Sunnah, dan pergaulan dengan orang-orang
dan lingkungan religius. Hal-hal semua itu memberikan dampak kepada
ketauhidan seseorang, karena secara psikologis di dalamnya terdapat proses
penginternalisasian yang memperkuat ketauhidan; (c) melalui metode kala<mjadal,
yaitu pembahasan mengenai ketuhanan dengan dalil-dalil rasional, karena
secara psikologis orang-orang akan terpengaruh paham-paham bid’ah dalam
ketauhidan apabila tidak dijaga. Di setiap daerah, fardlu kifayah hukumnya
mengajarkan kalam-jadal, tetapi khusus kepada orang-orang cerdas dan shaleh;
(d) untuk meluruskan paham tauhid yang bid’ah diperlukan metode da’wah bit
talaththuf, yaitu ajakan kepada paham tauhid yang benar dengan santun dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti yang dipakai al-Quran, karena
secara psikologis ajakan yang santun dan dengan bahasa yang mudah dimengerti
lebih dapat diterima orang: dan (2) menurut analisis psikologi perkembangan di
dalam metode-metode tersebut mengandung asumsi-asumsi psikologis, di
antaranya berupa: (a) pemrosesan informasi secara kognitif yang dilakukan oleh
seseorang dalam perkembangannya; (b) berlakunya asumsi tahap-tahap kognisi
piagetan di dalam perkembangan seseorang; (c) adanya asumsi pembelajaran
social dan observasional yang dilakukan seseorang dalam perkembangannya: (d)
adanya asumsi pengaruh sosiokultural dan perbedaan individual dalam
perkembangan; (e) adanya asumsi peranan psikologi komunikasi dan pesan dalam perkembangan.NIM. 10470045 HASAN FATHURROHMAN