Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T11:20:38ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2018-09-21T07:42:44Z2018-09-21T07:42:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30911This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/309112018-09-21T07:42:44ZKONSEP MUQAMMAD SYAIJR(JR
TENTANG MUSYRIK-MUSYRIKAH PADA Q.S AN-NUR AYAT 3 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERCERAIANMuhammad SyahrUr adalah tokoh Kontroversial berasal dari Damaskus, Syria. Syahrtir cukup berani dan
kritis melakukan pengkajian terhadap ayat al Qur'an. Namun pemikirannya banyak mendapat kecaman
dan kritikan bahkan bukunya tidak boleh beredar, karena dikhawatirkan akan membahayakan umat Islam.
Hal ini disebabkan pemikirannya yang berbeda dengan pemahaman ulama sebelumnya. Menurut Syaluiir
apa yang dilakukannya tidak lain adalah perlunya penafsiran ulang ayat-ayat al-Qur'an dan
perkembangan sejarah interaksi antar generasi, sehingga diharapkan akan mendukung penampilan
kehidupan yang terus berubah.
Pokok masalah dalam skripsi ini adalah untuk menjelaskan pemikiran Syahrur tentang
musyrik-musyrikah pada Q.S an-Nur (24):3 serta untuk mendeskripsikan implikasi pemikiran Syahriir
terhadap perceraian. Adapun kegunaan dari skripsi ini adalah Untuk memperkenalkan
pemikiran-pemikiran Syahrtir khususnya yang berkaitan dengan tema skripsi ini dan diharapkan dapat
menambah wawasan keilmuan penyusun pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam skripsi ini
pemikirannya yang berseberangan dengan ulama sebelumnya adalah pemikiran Syahrtir tentang
musyrik-musyrikah pada Q.S an- Nur ayat 3. Menurut Syaluiir ayat tersebut berbicara tentang
perceraian berbeda dengan penafsiran ulama sebelumnya yang menafsirkannya sebagai ayat yang
berbicara tentang pengharaman orang mukmin menikahi Musyrik.
Musyrik-musyrikiih pada Q.S an-Nur ayat 3 menurut Syahrtir adalah sama
dengan pezina yaitu seorang suami yang menggauli perempuan bukan istrinya, menikahinya. Musyrikah
adalah istri yang menggauli laki-laki bukan suaminya di ranjang (selingkuh). Implikasi dari
pemikiran Musyrik-musyrikah menurut Syahriir bahwa hukuman bagi Musyrik-musyrikiih adalah cerai
dengan segera tanpa menghitung 'iddahnya, segera diusir dari rumah, pengharaman dari memperoleh hak
material maupun sosial. Hal ini berdasarkan pada Q.S At-Talaq (65):1 dan Q.S an Nisa'(4):25. Jenis
penelitian skripsi ini adalah library research (penelitian pustaka) yaitu studi yang
menitikberatkan pada pengkajian data kepustakaan murni yang bersumber dari tulisan-tulisan Syaluiir
sendiri dalam bukunya al-Isliim wa al-Imiin khususnya yang berkaitan musyrik-musyrikiih pada Q.S
An-Nur (24):3. Sedangkan data sekunder diambil dari buku-buku atau kitab-kitab yang langsung maupun
tidak langsung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptis-analitis yaitu berusaha
memaparkan apa adanya pandangan Syahrtir dalam suatu teks dengan cara memparafarasekan
(mendeskripsikan) dengan bahasa penulis sendiri. Berbeda dengan pandangan ulama bahwa Musyrik
adalah orang yang menyekutukan Allah SWT. dengan sesuatu selainNya (penyembah berhala). Adapun
hukuman bagi pezinaNIM: 02351240-00 KUMAISAROH