Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T13:19:29ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-07-10T02:27:48Z2017-07-10T02:27:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26017This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/260172017-07-10T02:27:48ZPENGARUH MARXISME DALAM PEMIKIRAN KIRI ISLAM HASSAN HANAFIHassan Hanafi dikenal sebagai seorang filsuf dan teolog kontemporer
Mesir. Sebagai seorang pemikir Hanafi aktif menulis dalam penulisan buku dan
aktif di dunia sosiologis, melalui proses yang tidak bisa dilepaskan dari kondisi
sosial politik dan wacana intelektual Mesir dan Perancis. Oleh sebab itu pemikiran
yang dihasilkannya mempunyai akar tradisi yang kuat dari keilmuan Islam dan
Barat, terutama filsafat.
Terkait dengan gagasan terhadap rekonsturksi warisan keislaman, Hanafi
rnemposisiskan gagasannya tersebut tidak hanya sekedar rnenjadi dogma-dogma
keagamaan yang stagnan, akan tetapi harus menjadi ilmu yang bisa dijadikan
sebagai alat perjuangan kelas sosial masyarakat yang menghasilkan pembebasan.
Menjadikan keimanan dan warisan Islam berfungsi secara aktual sebagai landasan
etik serta motivasi tindakan manusia. Sehingga dari kerangka berfikir Hana:fi, bisa
dilihat hal ini adalah gagasan yang mengarahkan kepada tindakan yang bersifat
praksis emansipatoris.
Inilah sikap respect Hanafi terhadap posisi umat Islam yang masih
tertindas, dengan terlebih dahulu melakukan rekonstruksi terhadap seluruh
bangunan pernikiran tradisional agar dapat berfungsi sebagai kekuatan
pernbebasan. Usaha-usaha tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang patut
untuk direalisasikan, karena bangun pemikiran tradisisonal menurut Hanafi masih
dijadikan sebagai sarana pembenaran atas kekuasaan yang eksploitatif.
Dari keseluruhan gagasan yang diusung Hanafi, mengindikasikan biasbias
Marxisme didalamnya. Melalui Kiri Islam ia bermaksud membebaskan
ketertindasan umat Islam dengan memulai mengkritisi khazanah klasik Islam,
yang rnelahirkan pengetahuan serta pengalaman baru; bahwasanya agama tidak
seharusnya menjadi "candu" urnat dan dijadikan selubung ideologis kekuasaankekuasaan
tertentu, akan tetapi agama harus kembali kepada rnakna kelahiran
yang sebenarnya yang memiliki dimensi dan nilai pembebasan yang revolusioner
bagi kesejahteraan manusia, serta sebagai reahsasi dari ide-ide kebijaksanaan
tertinggi, cinta kasih, persaudaraan, dan stimulasi rasa tanggung jawab manusiaNIM. 01510522 MOH. RIF'AN