Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T17:48:25ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2017-07-04T02:44:39Z2017-07-04T02:44:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25727This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/257272017-07-04T02:44:39ZGEREJA SANTO ANTONIUS MUNTILAN
(Sejarah Perkembangan Misi Tabun 1894-1945)Gereja Santo Antonius Muntilan merupakan salah satu nama Gereja yang
berada di Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Keberadaan Gereja ini sangat
penting, terutama apabila kita kaitkan dengan sejarah perkembangan misi di Jawa.
Karena dari Gereja inilah lahir generasi perintis penginjilan di Jawa bahkan
sampai di luar Jawa. Selain itu di tempat inilah misi bagi orang-orang Jawa dapat
berkembang. Keberhasilan misi bagi penduduk Jawa ini, karena saat itu setrategi
yang dipakai para misionaris sangat tepat, sehingga Muntilan pada masa itu
sebagai satu-satunya pusat misi bagi orang-orang Jawa, sedangkan di tempat lain,
Gereja lebih melayani bagi umat Katolik yang berbangsa Belanda, Indo dan
khusus melayani bagi tangsi-tangsi tentara Belanda.
Pada penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada misi awal tahun 1894
sampai tahun 1945, dimana saat itu bertepatan dengan kedatangan tentara Jepang
ke nusantara yang juga mempengarui karya misi di Gereja Santo Antonius
Muntilan.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah sebagai pendekatannya.
Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview atau
wawancara, dan mengadakan studi dokumen-dokumen yang tersimpan di
Museum misi Muntilan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Gereja Santo Antonius Muntilan,
peneliti menyimpulkan bahwa Kegagalan yang dialami awal misi di Muntilan
disebabkan karena tidak adanya misionaris yang mahir berbahasa dan memahami
adat istiadat Jawa, tidak adanya misionaris yang menetap di pedusunan dan
adanya prasangka dari misionaris bahwa orang-orang Jawa tidak mungkin
menerima Injil karena telah memeluk agama Hindu, Budha, Islam dan
kepercayaan lain secara kuat, selain itu karena adanya pandangan dari masyarakat
Jawa sendiri bahwa agama Katolik adalah agama Barat atau agama penjajah.
Metode yang digunakan misionaris untuk mengembangkan misi di
Muntilan adalah melalui penempatan tukoh di perkampungan dan pengaturan
setrategi oleh misionaris, melalui pendekatan dibidang kultural, ekonomi,
kesehatan dan terutama pendidikan.NIM.99523038 Wahyu Hidayati Ningsih