Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T08:31:53ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2013-02-14T11:33:24Z2015-04-16T04:54:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6989This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69892013-02-14T11:33:24ZINFILTRASI GERAKAN HIZBUT TAHRIR DI YOGYAKARTAPenelitian ini membahas tentang infiltrasi gerakan Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI). Di antara berbagai gerakan tersebut, HTI merupakan salah satu gerakan
penegak syariat yang paling solid, rapi, dan memiliki jaringan internasional.
Bahkan, HTI juga dikenal yang paling radikal, dalam arti, tidak hanya berjuang
menegakkan syariat Islam tapi lebih dari itu juga mendirikan khilafah Islam
karena menurut HTI, syariat Islam kaffah (total) tidak bisa diterapkan kecuali
dalam kerangka negara khilafah.
Salah satu strategi yang digunakan HTI dalam menyebarkan ide-ide dan
gagasannya, dengan cara menguasai arena-arena strategis yangh terdapat di
tengah-tengah masyarakat. Secara perlahan HTI melakukan infiltarasi di tengah
masyarakat dengan menguasai arena seperti mesjid, kampus, mahasiswa,
komunitas takmir, birokrasi pemerintah dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
membahas tentang infiltarasi gerakan Hizbut Tahrir menarik untuk di kaji.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analisis. Dengan tujuan untuk memperoleh data yang kaya dan lengkap
secara langsung dari partisipan atau informan dalam dunia sosial yang diteliti.
Teknik penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Adapun lokasi penelitian adalah DIY, yaitu gerakan HTI di DIY dengan
alasan posisi DIY sebagai kota pelajar yang memiliki ribuan mahasiswa dan HTI
tumbuh subur di kalangan ini, dan sangat memungkinkan terjadinya benturan
kepentingah dengan idiologi kelompok lainnya.
Hasil penelitian ini adalah, sebagai sebuah gerakan yang bertujuan
mewujudkan tegaknya syariat Islam dalam sistem negara khilafah, aktivitas HTI
dilihat dengan menggunakan teori gerakan social, teori arena dan kekausaan
simbolik. Garakan social yang digunakan yakni: pertama, memanfaatkan peluang
politik, yaitu peluang reformasi untuk mengakhiri gerakan bawah tanah menjadi
gerakan legal sehingga dapat bergerak dengan leluasa. Kedua, memobilisasi
struktur, yang terdiri dari mobilisasi internal dengan melakukan pengkaderan
secara intensif dan mobilisasi eksternal dengan melakukan penyadaran tentang
wajib dan mendesaknya penegakan syariat Islam dan khilafah kepada semua
elemen di luar HTI dengan berbagai kegiatan. Ketiga, penyusunan proses gerakan,
yakni dengan cara melakukan pergolakan pemikiran dengan menentang segala
pemikiran dan sistem dari Barat, seperti demokrasi, nasionalisme dan HAM.
Sementara infiltrasi arena gerakan HTI, diarahkan kepada penguasaan
arena-arena berbasis institusi, seperti mesjid, sekolah komunitas mahasiwa,
komunitas dosen, majelis taklim, dan birokrasi lembaga pemerintahan. Kekuasaan
simbolik diperoleh dari pertarungan simbolik yang bersifat dominatif yang
mampu memaksa pihak lain untuk menerima sistem-sistem dan perangkat
ideologinya, meskipun diwarnai dengan benturan kepentingan antar kelompok
atau organisasi yang berbeda. Kekuasaan simbolik tercapai jika berhasil
menguasai arena-arena seperti arena berbasis institusi, komunitas, dan lembaga
pemerintahan (birokrasi) yang terdapat di tengah-tengah masyarakatNim: 08.234.463 Zulfadli