Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T21:52:35ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2023-05-03T08:25:11Z2023-05-03T08:25:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58271This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582712023-05-03T08:25:11ZAgama, Filsafat, dan KemiskinanBuku ini menghadirkan kajian agama dan filsafat yang "garang" terhadap fenomena kemiskinan. Bahasan dalan1 buku ini adalah anti-tesis terhadap kajian agama yang lenmah menghadapi kemiskinan dan filsafat yang terlalu abstrak mendekati kemiskinan. Kajian-kajian dalam buku ini berdimensi liberatif dan progresif dalam berhadapan dengan fakta kemiskinan, dan mencoba menjawabnya dari perspektif agama dan filsafat. Bulru ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan tentang hubungan antara Agama dan Kemiskinan. Bagian kedua menjelaskan tentang pandangan filsafat tentang kemiskinan. Bagian ketiga menjelaskan tentang Islam, spiritualitas dan kemiskinan.- Mutiullah dan Moch Nur Ichwan [Editor]2023-05-03T07:49:11Z2023-05-03T07:50:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58268This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582682023-05-03T07:49:11ZIslam, Kemiskinan dan Aktivisme Sosial KritisAgama dapat mendorong kepada kemakmuran, tapi juga dapat mendorong kepada kemiskinan-sebagaimana ia dapat mendorong kepada perdamaian, tapi juga dapat mendorong kepada konflik dan pertumpahan darah. Tentu agama di sini adalah agama yang ada dalam angan, pemahaman, pemikiran dan kehidupan pemeluknya. Ta.pi tak dapat dipungkiri bahwa ada teks-teks fundamental keagamaan, kitab suci, yang dapat dipahami secara paradoksikal seperti itu, terutama jika dilepaskan dari konteks dan semangat dasarnya. Pemeluk agama memahami teks-teks itu berdasarkan pengalaman hidup, pengetahuan, prasangka, asumsi dan kelas sosiaI mereka. Oleh karena itu penting untuk menyadari kemungkinan bias ini dan mendorong Islam kepada misi kenabian untuk pembebasan manusia dari problem kemiskinan--di antara sekian problem yang lain. Aktivisme sosial kritis digagas penulisnya sebagai aktivisme profetik dalam pengembangan masyarakat secara berkelanjutan.- Moch Nurul Ichwan2023-04-17T03:04:49Z2023-04-17T03:04:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58033This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/580332023-04-17T03:04:49ZKonsep Negara Autentik Menurut Al Farabi-- Mutiullah2023-04-17T01:12:18Z2023-04-17T01:12:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57985This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/579852023-04-17T01:12:18ZKonvergensi simultatif : Skup dan Metodologi Sosiologi Agama KontemporerSosiologi agama merupakan disiplin sub dari sosiologi dan studi agama-agama. karena itulah disiplin inilah bukan sosiologi dan juga bukan studi agama, melainkan disiplin baru yang memiliki akar paradigma berbeda dengan ilmu-ilmu induknya. akar paradigma tersebut perlu dilacak guna menemukan distinction dengan ilmu sosiologi maupun ilmu studi agama-agamaMUNAWAR AHMAD2023-04-10T18:28:13Z2023-04-10T18:28:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57872This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578722023-04-10T18:28:13ZAgenda Bumi Hangus Kemiskinan dalam Bingkai Teori Keadilan John Rawls-- Mutiullah2023-04-10T07:10:36Z2023-04-10T07:10:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57863This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578632023-04-10T07:10:36ZCAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM MAJALAH DETIK- Arif Budiman,2023-04-09T21:56:47Z2023-04-09T21:56:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57833This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578332023-04-09T21:56:47ZMencetak Anak Usia Dini Islam Menjadi Generasi Sholeh dan Sholehah Perhatikan Faktor Proaga (Proses,Agama,dan Apresiasi)-- Muqowim- Muhammad Azkar2023-04-09T10:08:32Z2023-04-09T10:10:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57817This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578172023-04-09T10:08:32ZTarekat Samaniyah dan Kontekstualisasi Ajaran Wahdatul Wujud di Palembang Abad XXI-- Habib [Editor]2023-04-06T03:45:27Z2023-04-06T03:45:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57786This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/577862023-04-06T03:45:27ZFenomena Kemiskinan dalam Pembacaan Filsafat Richard Rorty mengenai Kontingensi dan Solidaritas ManusiaKemiskinan dalam pandangan konsep kontingensi dan solidaritas Rorty bisa dimaknai sebagai kekejaman lunak terhadap kemanusiaan.- Alim Ruswantoro2023-03-31T05:35:53Z2023-03-31T05:35:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57641This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/576412023-03-31T05:35:53ZRasionalitas Ekonomi Islam-- Rahmat Fajri2023-03-31T02:16:10Z2023-03-31T02:16:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57607This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/576072023-03-31T02:16:10ZKonvergensi-Simultantif: :Skup dan Metodologi Sosiologi Agama KontemporerSosiologi agama merupakan disiplin keilmuan yang tergolong masih muda di dalam sosiologi maupun keilmuan agama. Meski begitu, dalam catatan buku Emile Durkheim, “sociology of religion”, sosiologi agama merupakan perkembangan ketiga di dalam sosiologi setelah revolusi Perancis dalam bidang politik dan revolusi industri di Eropa. Sosiologi agama disadari sebagai pembentuk dinamika dan relasi sosial. Termasuk pola relasi di dalam agama. Agama tidak hanya diartikan sebagai nstitusi, tetapi juga meliputi ajaran, pola pikir, pola relasi dan sebagai ideologi. Perubahan yang mendasar dan mengejutkan bagi peradaban manusia tersebut, disadari sekali oleh para pemerhati masyarakat, sangat berdampak terhadap dinamika masyarakat. Secara rekursif antara fakta revolusi dengan kehidupan sosial saling memberi bentuk. Hasilnya berupa pola dinamika dan relasi di dalam dan antar masyarakat itu sendiri. Para tokoh yang dianggap memberi perhatian terhadap ampak revolusi di dalam masyarakat mengembangkan isiplinnya dengan sebutan sosiologi. Mereka sebagai pendahulu sering diposisikan sebagai pencetus teori klasik di antaranya adalah Emile Durkheim, Max Weber, Georg Simmel, Karl Marx, Herbert Spencer, dan Auguste Comte di Eropa; dan Summer, Mead, Cooley,Thomas, dan Znaniecki di Amerika. Sedangkan para sosiolog masa kini di antaranya seperti Merton, Parsons, Homans, Blau dan Goffman, atau aliran-aliran teori sosiologi masa kini seperti fungsionalisme, nteraksionalisme simbol, teori konflik/teori kritis, teori aertukaran, pendekatan fenomonologisMUNAWAR AHMAD2023-03-30T08:20:45Z2023-03-30T08:20:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57605This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/576052023-03-30T08:20:45ZApostasy as Grounds in Divorce Cases and Child Custody Disputes in Indonesia-- Muhrisun Afandi2023-03-30T07:28:21Z2023-03-30T07:28:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57589This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/575892023-03-30T07:28:21ZHumanisme Profetik; Upaya Membangun Kembali Kemanusiaan Kontemporer- Mutiullah2023-03-29T07:54:01Z2023-03-29T07:54:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57525This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/575252023-03-29T07:54:01ZFadha'il al-Qur'an-- Ahmad Rafiq2023-03-24T04:27:51Z2023-03-24T04:27:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57298This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/572982023-03-24T04:27:51ZHubungan Antar Budaya di Majapahit: Analisis terhadap naskah kakawin Sotasoma-- Maharsi2023-02-02T06:52:12Z2023-03-02T14:31:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55799This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/557992023-02-02T06:52:12ZPENGEMBANGAN METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDEKATAN DIALEKTIKUpaya-upaya untuk mengatasi beberapa problem pendidikan
agama Islam dalam jenjang pendidikan formal telah banyak
dilakukan baik oleh pemerintah c.q. kementerian Agama,
Kementerian Pendidikan Nasional, melalui kajian/penelitian,
seminar, FGD, workshop, pelatihan-pelatihan, pembenahan,
penyempurnaan kurikulum maupun upaya yang lain. Di samping
itu, para ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan, serta para
praktisi pendidikan agama Islam juga telah banyak menyumbangkan
pemikiran guna meminimalisir permasalahan yang
dialami dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Banyak
buku yang membahas pendidikan agama Islam dengan judul
“Metodologi Pendidikan Agama Islam”, namun buku-buku
tersebut masih dijumpai beberapa kekurangan dan kelemahan,
terutama bila dikaitkan dengan perubahan dan penyempurnaan
pendidikan agama Islam yang diberlakukan saat ini yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Kurikulum
2013. Secara historis perjalanan kurikulum sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah banyak mengalami perubahan
dan penyempurnaan, yaitu kurikulum tahun 1947, 1952,
1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan sekarang kurikulum
2013.
Buku yang ada dihadapan pembaca, menurut hemat penulis
merupakan salah satu solusi alternatif dan sharing yang dapat
dipergunakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran pendidikan
agama Islam dengan judul “Pengembangan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Dialektik”. Buku ini dimaksudkan
dapat dipergunakan untuk pendidikan agama Islam semua jenjang
pendidikan sekolah/madrasah dari SD/MI/SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK/MAK. Oleh karena itu, buku ini diperuntukkan
kepada para guru/pendidik, para mahasiswa, pemerhati pendidikan,
dan pengambil kebijakan pendidikan agama, para
peneliti, serta praktisi pendidikan.- Maksudin2022-09-02T22:16:55Z2022-09-02T22:16:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52693This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/526932022-09-02T22:16:55ZTa'lim Al lughah Al 'arabiyyah li aghradh wa istihdamiha fii almajali al i'lamii fii Indonesia-- Tulus Mustofa2022-06-22T02:57:45Z2022-06-22T02:57:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51373This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/513732022-06-22T02:57:45ZAPAKAH PASAR MENGHARGAI ETIKA DAN MORAL? BUKTI EMPIRIS DI TINGKAT PASAR DAN INDIVIDUApakah pasar menghargai etika, moral, dan good corporate governance? Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu review empiris pada tingkat pasar dan review empiris pada tingkat individu. Pada tingkat pasar, ditemukan bukti bahwa pasar menghargai etika dan moral. Bukti pada saat krisis keuangan pertengahan tahun 1990-an menunjukkan bahwa baik negara maupun perusahaan yang mempunyai corporate governance yang lebih baik, juga mempunyai kinerja saham yang lebih baik. Pada tahun 1990-an, strategi perdagangan dengan membeli saham dengan corporate governance yang baik dan short saham perusahaan dengan corporate governance yang jelek menghasilkan keuntungan abnormal yang positif. Namun strategi tidak menunjukkan kinerja yang sama pada tahun 2000-an. Bukti empiris pada reksadana etis versus konvensional masih menunjukkan kontroversi. Pada tingkat individu, investor etis mempunyai ciri seperti investor lain pada umumnya, namun ada kekhususan tertentu yang membedakan. Investor etis cenderung mempunyai afiliasi dengan lembaga sosial atau pekerjaan yang pelayanan yang barangkali memunculkan preferensi etika dan moral. Tidak ada batasan tegas antara investasi etis dan non-elis. Investor etis cenderung mempunyai elastisitas harga yang rendah dalam kaitannya dengan etika dan moral. Secara umum bisa disimpulkan bahwa nampaknya ada bukti bahwa etika, moral, dan governance dihargai oleh pasar. Setidaknya ada dua strategi untuk memastikan bahwa etika, moral, dan governance akan dihargai oleh pasar mengubah preferensi investor, dan memastikan bahwa etika, moral, dan governance juga memberikan manfaat ekonomis bagi investor. Dua strategi tersebut akan memastikan terjadinya invisible hand dalam pendi siplinan etika, moral, dan governance di pasar Kata kunci: pasar, elika, moral, good governance di pasar- Mamduh N. Hanafi- Syafiq M. Hanafi2022-01-18T05:14:11Z2022-01-24T12:36:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48645This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/486452022-01-18T05:14:11ZIndonesian and German views on the Islamic legal discourse on Gender and Civil RightsThe articles of this volume are a collection of twelve selected and revised contributions of two conferences which were realized within the framework of cooperation between the Department of Arabic and Islamic Studies of the Georg-August-Universität Gottingen and the Sharia and Law Faculty of the State Islamic University Sunan Kalijaga in Yogyakarta. The cooperation project runs over three years and is titled "Islamic law, gender and civil society in Indonesia and Germany" (Islamisches Recht, Gender und Zivilgesellschaft in Indonesien und Deutschland). It is funded by the German Academic Exchange Service DAAD within its program "Higher Educa tion Dialogue with the Muslim world" (Hochschuldialog mit der islamischen Welt). Both joint conferences of the first year took place in 2013, the first from 22 to 24 May in Gottingen and the second from 19 to 21 November in Yogyakarta. The top ics of the conferences were Islamic gender discourse and legal thought," and Religious Diversity and Identity Negotiating State Order and Civil Rights" respectively. These interrelated topics were examined in depth during the conferences Concern has been expressed with regard to Muslim women's legal status by reference to the rights to freedom from discrimination. Besides the issue of discrimination of women, that of the freedom of religion for Muslims has also stirred participants' concern. The main issue relates to criminalization of apostasy and legal status of minority groups in Muslim societies. The title of this volume mirrors debates sur rounding these topics although putting emphases on gender discourse and civil rights.- Noorhaidi Hasan [Editor]2022-01-13T22:43:23Z2022-01-13T22:43:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48481This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/484812022-01-13T22:43:23ZDebating Gender, Woman, and Islam: Indonesia's Marriage Law of 1974 revisitedThe relationship between gender, woman and Islam has long been debated in Meslim countries, including Indonesia. Questions are raised concerning the role played by religion and legal institutions in defining the male and female relationship. and their rights and obligations when bound together in a marriage contract. Less than one year after her independence, Indonesia issued the Law No. 22 of 1946 requiring Muslims register their marriage, divorce and reconciliation. This law was issued to control arbitrary marriages and divorces among Muslims. After Suharto came to power as the replacement of Sukarno in 1966, more laws on Muslim. personal status were enacted. In the early 1970s Suharto's rnoment proposed a marriage law requiring civil registration of marriages and court approval for divorce and polygamy. This bill was proposed as part of the state project of modernizing the practice of Islamic law within the framework of the Indonesian legal system - in response to an increasing awareness among Indonesian women of gender and their equal status with men before the law- Noorhaidi Hasan2021-12-13T07:54:21Z2021-12-13T07:57:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47715This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477152021-12-13T07:54:21ZKonsep Dasar Teknologi PendidikanDalam bab ini dibahas konsep dasar teknologi pendidikan yang meliputi pengertian, landasaan filosofi dan tujuan teknologi pendidikan, kawasan teknologi pendidikan, prinsip-prinsip dan perkembangan teknologi pendidikan, pengaruh penerapan teknologi pendidikan hadap pengambilan keputusan pendidikan, pola-pola pembelajaran dan munculnya alternatif lembaga pendidikan, serta hubungan antara teknologi pendidikan dengan media pendidikan/pembelajaran.- Sukiman2021-08-31T06:18:18Z2021-08-31T06:18:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43622This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/436222021-08-31T06:18:18ZDampak Novel dan Film Laskar Pelangi bagi Akselerasi Pemberdayaan Masyarakat Belitung Tinjauan Sosiologi Sastra-- Adib Sofia2021-08-31T03:42:46Z2021-08-31T03:42:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43604This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/436042021-08-31T03:42:46ZMemaknai Interaksi dan Identitas Masyarakat Beragama melalui Kajian Interdisipliner Berbasis Bahasa-- Adib Sofia2021-06-18T21:40:31Z2021-06-18T21:40:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42498This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/424982021-06-18T21:40:31ZDinamika Pemikiran Nasikh Mansukh dalam Al qur'anNâsikh-mansukh merupakan sebuah cabang ilmu dalam ilmu-ilmu al-Qur'an yang bisa dikatakan memunculkan kontroversi sepanjang sejarah Islam. Kontroversi itu bukan saja pada disiplin ilmu nâsikh mansukh itu sendiri yang belakangan diperdebatkan, melainkan pada implikasi praktis yang dilahirkan oleh ilmu tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengiringi kajian nasikh-mansukh ini adalah: Apakah ada kontradiksi dalam ayat-ayat al-Qur'an? Apakah, dengan demikian, ada ayat-ayat al-Qur'an yang di-naskh (dalam arti dibatalkan)? dan lain-lain.- Ahmad Baidowi2021-03-09T23:14:28Z2021-06-23T04:19:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42149This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/421492021-03-09T23:14:28ZDAKWAH ISLAM DAN INTERAKSI INTERKULTURALAgama selalu tumbuh dan berkembang tidak dalam ruang hampa tanpa budaya dan di kawasan yang tidak steril dari jaringan antar manusia. Hal ini karena agama hadir di tengah-tengah dan untuk umat manusia yang berwatak sosial dan selalu bergerak (mobile). Watak sosial dan gerak manusia ini menjadikan agama atau kepercayaan yang dimilikinya akan selalu bersentuhan dengan "yang lain" (the others) atau "yang di luar. Karena ketika manusia bergerak, statusnya sebagai animal communication menuntutnya untuk berinteraksi, baik secara sekilas maupun intensif. Teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih bahkan malah membuat manusia tidak bisa sepi sendiri meninggalkan manusia lainnya, meski mungkin secara fisik ia sendiri. Hal ini karena melalui kecanggihan teknologi tersebut manusia dapat menyapa orang lain yang secara geografis jauh posisinya dan secara etnis, budaya dan agama berbeda. Dengan kata lain, melalui dunia maya dengan fasilitas Youtube FB. Twitter, dan lain-lain, kita dapat mengidentifikasi diri sebagai warga dunia.- Waryono Abdul Ghafur2020-11-25T12:30:29Z2020-11-25T12:46:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41346This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/413462020-11-25T12:30:29ZIttihad Mudarrisi al lughat al 'Arabiyyah bi Indonesia (Imla): al muntalaqat al fikriyyah wa al musayyarat al tanzimiyyah li al nuhud bi al 'Arabiyyah fi Indonesia-- Tulus Mustofa2020-11-18T06:46:08Z2020-11-18T06:46:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40953This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/409532020-11-18T06:46:08ZMenggali Kembali Tafsir dan Praktik Agama yang Berkeadilan GenderSelama ratusan, bahkan ribuan tahun tafsir terhadap kitab suci agama, dalam agama apa pun, lebih banyak berada di tangan kaum laki-laki. Debagai akibatnya pandangan, pengalaman, harapan dan kepentingan laki-laki sangat mewarnai corak tafsir yang kemudian menjadi acuan untuk praktik beragama pada masyarakat. Akibatnya, pada masa kini bila ditinjau dengan perspektif feminisme, agama berwajah patriarkal. Pertanyaannya kemudian, apakah Tuhan yang mencitakan segala makhluk, laki-laki dan perempuan, dan yang menjadi sumber kebajikan agama juga bersifat patriarkal? sarjana feminis mencoba memberikan ruang diskursus baru untuk menafsir kitab suci dengan pendekatan feminis.Siti Syamsiyatun2020-10-17T08:27:57Z2020-10-17T08:27:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41222This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412222020-10-17T08:27:57ZMENGGALI KEMBALI TAFSIR DAN PRAKTIK AGAMA YANG BERKEADILAN GENDER-- Siti Syamsiyatun2020-10-11T08:42:16Z2020-10-11T09:01:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41191This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411912020-10-11T08:42:16ZProblematika Kaum Difabel dalam Beribadah: Melacak Pandangan Para Fuqahatentang Bacaan-Bacaan Shalat bagi Difabel WicaraKarya ini merupakan hasil penelitian atas pandangan para fuqaha terhadap Bacaan Shalat bagi orang atau komunitas Muslim yang memiliki keterbatasan dalam melafalkan Bacaan Shalat. Karya ini kemudian menjadi bagian (chapter) dari buku Fikih (ramah) Difabel yang diterbitkan oleh Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Shalat merupakan ibadah dalam Islam yang memiliki posisi sangat penting dan setrategis. Ia menjadi salah satu rukun dalam Islam dan sekaligus tiang agama. Selain itu, shalat juga merupakan media bagi seorang hamba untuk beribadah, menyembah Tuhannya dengan penuh kepasrahan. Pada saat shalat itulah seorang hamba pada hakikatnya sedang berkomunikasi dengan Tuhannya. Sebagai salah satu media berkomunikasi dengan Tuhan, maka shalat pada hakikatnya bersifat sangat personal; dalam arti bahwa keseriusan dan ketulusan hati seorang mushalli hanya bisa diketahui oleh dirinya sendiri dan juga Tuhannya. Meski demikian, aturan-aturan fiqih menjadikan ibadah shalat bersifat sangat formal. Ia diatur sedemikian rupa melalui seperangkat aturan yang dirumuskan oleh para fuqaha. Aturan-aturan hukum inilah yang dijadikan standar untuk menilai apakah shalat yang dikerjakan oleh seorang hamba itu bisa dikatakan sah atau tidak. Akan tetapi sayangnya, aturan-aturan hukum yang ada dalam shalat itu tampak adanya bias normalisme, yakni aturan-aturan yang hanya merujuk atau didasarkan pada orang-orang yang memiliki kemampuan normal. Sementara mereka yang memiliki kemampuan berbeda (difabel) sering kali terabaikan. Akibatnya, kaum difabel, dalam hal ini difabel wicara, menjadi termarginalkan dan tersisihkan kepentingannya. Pada satu sisi mereka tidak saja diwajibkan untuk menjalankan shalat tetapi juga dituntut untuk mengerjakannya secara baik dan benar, namun di sisi lain mereka tidak mendapatkan pedoman atau panduan yang memadai dalam menjalankan shalat. Beberapa ketentuan fiqh tentang pelaksanaan shalat bagi difabel wicara memang sudah disinggung oleh para ulama/fuqaha terdahulu, namun demikian hal itu tidak bersifat detil, tidak sistematis, dan sangat kurang memadai. Oleh karena itu, sistematisasi dan penjelasan yang lebih detil tentang bagaimana seharusnya para difabel wicara itu menjalankan shalat secara baik dan benar menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Tulisan singkat ini, meskipun tidak bersifat lengkap dan sistematis, telah mencoba menjelaskan aturan-aturan hukum fiqh yang terserak terkait dengan bagaimana kaum difabel wicara harus menjalankan shalatnya secara baik dan benar. Selain itu, tulisan ini juga telah mencoba meyakinkan para difabel wicara bahwa shalat yang mereka kerjakan, meskipun dengan penuh keterbatasan, tetap saja absah secara aturan hukum (fiqh) dan akan mendapatkan imbalan pahala dari Tuhannya. Sebab, nilai tertinggi dari ibadah shalat seorang hamba sebenarnya tidak hanya terletak pada terpenuhinya syarat dan rukun shalat, melainkan ada pada keseriusan dan ketulusannya dalam mengabdi kepada Allah. Dalam hal ini, Allah tentu mengetahui apa yang ada di dalam hati setiap hamba-Nya dan Dia akan menghargai dan memberikan imbalan pahala sesuai dengan usaha yang dilakukannya itu.- Fuad Mustafid2020-09-10T06:22:18Z2020-09-10T06:42:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40947This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/409472020-09-10T06:22:18ZApakah Hukum Islam Itu?-- Agus Moh. Najib2020-09-01T11:18:31Z2020-09-01T11:18:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40760This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/407602020-09-01T11:18:31ZNABI ISA DALAM AL-QUR'AN (Sebuah Interpretasi Outsider atas al-Qur'an)Penggambaran al-Qur'an ten tang Isa ten tu bisa dikatakan ekuivalen dengan penggambaran kaum Nicaea, kaum Unitarian, atau kaum Evangelikal, tetapi tentu dengan syarat bahwa penggambaran-penggambaran itu harus dimaknai secara kritis dan kreatif. Kredo-kredo dan formulasi-formulasi agama yang lain perlu diinterpretasikan kembali dan direformulasi. Kajian yang menitikberatkan pada persoalan tentang asal-usul atau akar istilah-istilah dalam tradisi Yahudi-Kristen tentu menarik, tapi itu hanya berguna pada level tertentu saja. Untuk selanjutnya, kita bisa melihat lebih dekat lagi tentang akar yang sama dari tiga agama (Yahudi, Kristen, Islam), dan kaitannya dengan sosok Isa. Saal siapakah kemudian Isa menurut orang modern, entah mereka muslim, Kristen, sinis atau kafir, dibutuhkan proses interpretasi lebih lanjut. Buku ini hanya berkonsentrasi pada satu langkah penting dari proses interpretasi terse but, yakni sebagai: membangun pemahaman standar, sejauh itu mungkin, mengenai ayat-ayat Isa dalam al-Qur'an bagi mereka yang belum pernah atau baru mendengar ayat-ayat tersebut- [Penerjemah] Sahiron Syamsuddin- Fejriyan Yazdajird Iwanebel2020-08-25T04:17:30Z2020-08-25T07:30:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40607This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/406072020-08-25T04:17:30ZIslam, Kepemimpinan Non Muslim dan Hak Asasi ManusiaPersoalan kepemimpinan yang dikaitkan dengan identitas kolektif jamak terjadi, setidaknya secara simbolis, mesti tidak selalu berbanding lurus secara substantif terhadap efektivitas dan kemanfaatan masyarakat. Bahkan dalam sistem demokrasi yang idealnya nir-diskriminasi, elektabilitas seorang pemimpin masih ditentukan oleh suara kelompok mayoritas yang pada umumnya sama latar belakang etnis atau keyakinannya, termasuk di Negara-negara Barat. Penolakan kepemimpinanbeda keyakinan merupakan fenomena umum, sejak dari lingkup rukuntetangga (RT), rukun warga (RW), kelurahan, kabupaten, provinsi sampai negara bahkan antar-negara. Terjadi pula di tempat kerja, kegiatan ekonomi, politik dan aktivitas sosial lainnya. Manifestasinya pun beragam, mulai dari stereotipe dan prasangka negatif, gerakan massa dan bahkan pembunuhan konspiratif yang keji. Akar masalahnya pun ada yang tunggal atau multi-sebab, berkelindan dengan kepentingan politis serta terkait penguasaan sumber daya lainnya. Kepemimpinan dan keyakinan nampak seperti ‘pasangan serasi’ meski tidak selalu ‘pasangan abadi’ karena ada faktor lain seperti kepentingan ekonomi, etnis atau sejenisnya yang dapat menggandengnya. Namun keyakinan memang lebih kuat memobilisasi. Tulisan ini akan memfokuskan pada tiga aspek yaitu Islam dalam arti doktrin Islam maupun sikap umat Islam terhadap kepemimpinan non-Muslim dalam perspektif hak asasi manusia. Nexus dari ketiganya nampak aksiomatis yang tidak memerlukan analisis yang pelik dan rumit. Selalu dianggap wajar bahwa umat menghendaki pemimpinnya memiliki kesamaan keyakinan. Apalagi jika kepemimpinan dipandang tidak semata mata sebagai simbol politis yang profan tetapi sebagai keabsahan normatif teologis sampai akhirat. Idealisme semacam ini niscaya dalam masyarakat homogen dan dalam lingkup yang kecil tetapi menjadi problematik dalam masyarakat demokratis yang plural dan multikultural dengan geo-politik yang luas seperti Indonesia.- Siti Ruhaini Dzuhayatin2020-08-19T13:12:11Z2021-11-16T02:23:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40462This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/404622020-08-19T13:12:11ZGender as a social regime in the Islamic Contex - a case study of theMuhammadiyahThis paper aims to examine gender as a social regime as distinct from a political regime that many feminist scholars focuse on. As a social regime, gender has been secured and ordered in an way that it is being able to direct and to regulate gender relations even in its absent in a state regime. The social agency being observed in this study is Muhamamdiyah, the second largest Islamic organization in Indonesia besides Nahdlatul Ulama. This paper focuse on one part of the larger study covering all aspects of regime, including ideology, organizational structure, official pronounment as well as narrative construction within its regimentation. The paper explores on how gender is constructed and how it is contested in its official pronouncements which reveals the evident that how gender has become the backbone of the ‘swinging pendulum’ of Muhamamdiyah’s reorientation from conservatism to somehow toward moderation.- Siti Ruhaini Dzuhayatin2020-08-18T14:42:02Z2020-08-25T07:34:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40393This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/403932020-08-18T14:42:02ZRezim Gender Muhammadiyah: Kontestasi Gender, Identitas dan EksistensiBuku yang hadir dihadapan pembaca merupakan ‘halte’ dari etapepanjang pengembaraan akademik dan aktivisme penulis terhadap isugender, “mengapa perempuan dan laki-laki berbeda dan dibedakan dalam agama dan masyarakat?” Sebagai ‘halte’, buku ini adalah wahana refleksi teoritis dan introspeksi praksis tentang passion, ghirah, dan tentu saja gayutan cita suatu tatanan dunia yang adil bagi laki-laki dan perempuan. Gender sebagai rezim sosialbelum lazim digunakan karena sampai saat ini para ahli studi gender yang menggunakannya masih dalam hitungan jari, bahkan di dunia internasional. Kontribusi buku ini adalah menguatkan kerangka analisis yangdikembangkan oleh R.W. Connel, Nuket Kardam dan Sylvia Walby, segelintir pionir studi rezim gender. Secara sadar, pemilihan Muhammadiyah sebagai representasi agency akan menimbulkan pertanyaan, apakah penulis sebagai ‘orangdalam’ mampu melakukan otokritik terhadap lembaga ini yang dikenal para pengamat sebagai organisasi Islam modern meski Kiai Dahlan sendiri menyebutnya sebagai persyarikatan Islam berkemajuan. Secara personal,perbincangan tentang rezim gender Muhammadiyah didasarkan padaanggitan: pertama, apakah kemodernan atau berkemajuan Muhammadiyahberbanding lurus dengan proses modernitas, yang menghajatkan relevansi‘kekinian’, termasuk rezim kesetaraan gender kontemporer? Kedua, bagaimana posisi Muhammadiyah sebagai organisasi kemodernan dalam kontestasi rezim gender lokal, nasional dan internasional sepanjang sejarahnya.Pembaca akan menemukan rumitnya pergulatan kedua aspek di atasdalam tarik-menarik kontestatif antara mempertahankan identitas danmelakukan relevansi eksistensional suatu kelompok sosial melalui prosesrezimentasi gender. Meski tulisan ini secara khusus membahas Muhammadiyah namun kerangka analisis ini dapat digunakan menganalisisorganisasi keagamaan lainnya, baik di Indonesia atau dimanapun ditemukan rezimentasi gender ataupun rezimentasi sosial lainnya. Penulisan buku ini melibatkan rangkaian penelitian panjang di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dengan mengacu pada pendekatankonstruktivisme dan pendekatan rezim kognitif. Karena perbedaan karakteristik dan keterbatasanwaktu serta minimnya data yang tersedia maka penelitian disertasi inibaru mencakup pendekatan formal dan kognitif. Obsesi melakukan penelitian lanjutan tentang Rezim Gender Muhammadiyah dengan pendekatan Behaviorisme pada post-doktoral belum terwujud karena berbagai kesibukan dan mengakibatkan penundaan penerbitan buku ini. Namun, obsesi tersebut tetap bergayut agar studi rezim gender Muhammadiyahmenjadi utuh.- Siti Ruhaini Dzuhayatin2020-07-29T07:34:07Z2020-07-29T07:41:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39896This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/398962020-07-29T07:34:07ZTANDA “WALI” DAN “GILA” DALAM CERPEN
“JAMAAH LIK BUSTAN” KARYA ACHMAD MUNIF
(Analisis Penanda-Petanda Ferdinand de Saussure)-Ening Herniti2020-07-21T06:19:17Z2020-07-21T06:21:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39778This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/397782020-07-21T06:19:17ZBUNGA RAMPAI
DINAMIKA KAJIAN ILMU-ILMU ADAB DAN BUDAYA
Penghormatan Purna Tugas Ustadz Drs. HM Syakir Ali, M.Si.-Aning Ayu Kusumawati2020-06-22T09:29:39Z2020-06-22T09:29:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39567This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/395672020-06-22T09:29:39ZCAPACITY BUILDING PERPUSTAKAANBuku yang berjudul ‘Capacity Building Perpustakaan’, yang
penulis terbitkan ini, berangkat dari berbagai kegelisahan para pegiat
literasi, baik pustakawan maupun pengelola lembaga perpustakaan.
Diantara kegelisahan tersebut adalah terkait ketergantungan
perpustakaan terhadap institusi pemerintah, seakan menutup
peluang untuk melakukan berbagai kerjasama kepada institusi nonpemerintah,
misalnya perusahaan, media, perguruan tinggi dan
lainnya.
Akibat dari kenyamanan hidup dalam ketergantungan,
mengakibatkan kemandegan dalam berkreasi untuk melakukan
pengembangan diri secara kelembagaan, terutama di bidang
kemitraan (networking) dan penggalangan dukungan, baik dana
operasional maupun sumberdaya non-dana (fundraising).
Jika, perpustakaan tidak memiliki jaringan kemitraan, dan tidak
membangun funding untuk keberlanjutan lembaga, tentu akan
berakibat fatal, alias mati. Jika perpustakaan berhenti bernafas, alias
mati, maka terjadi lost generation dalam pengembangan dan gerakan
budaya baca masyarakat (reading society). Jika, reading sosiety mengalami
lost generation, maka mau ke mana perpustakaan?
Kegelisahan berikutnya, perpustakaan besar, memiliki fasilitas
yang cukup, buku yang lengkap, SDM yang memadai, lokasi yang
strategis, tetapi pengunjung saban hari tidak lebih dari hitungan jari
tangan. Pengelola bekerja sesuai tupoksi, tanpa diberi kecakapan
psikologi pengunjung maupun pemustaka. Ada anggapan sepinya
pengunjung di perpustakaan, bukan tupoksi pustakawan, karena
pustakawan tugasnya mengolah katalog buku. Akibat dari pemikiran
parsial semacam ini, akhirnya perpustakaan sepi pengunjung, karena
tidak ada kegiatan kreatif yang merangsang masyarakat untuk
berkunjung ke perpustakaan.
Dari fenomena dan problematika di atas, penulis mencoba
untuk mengungkap dan menawarkan sebuah solusi yang berjudul
‘Capacity Building Perpustakaan’. Perpustakaan, sebagai penyangga
proses pembelajaran dan pedidikan masyarakat harus memiliki
sistem kelembagaan yang tangguh. Memiliki jaringan kemitraan yang
kuat, banyak dan saling sinergi dalam mengembangkan gerakan
budaya baca masyarakat. Disamping itu pula, perpustakaan harus
memiliki kemampuan di bidang fundraising, karena jangan sampai
ada perpustakaan mati, akibat tidak memiliki dukungan, terutama
dana operional.
Setelah membaca buku ini, pembaca akan memiliki wawasan
dengan berbagai kegiatan kreatif, yang merangsang masyarakat untuk
hadir ke perpustakaan sebagai pengunjung maupun pemustaka.
Experience is the best teacher, pengalaman penulis mengadakan rihlah
pustaka, ke perpustakaan di berbagai kota dan berbagai negara,
menambah khazanah keilmuan dan referensi dalam mengembangkan
perpustakaan. Dalam buku ini, penulis juga mengungkap berbagai
model kegiatan kreatif, yang bisa dilaksanakan di perpustakaan,
dalam rangka menciptakan perpustakaan menjadi tujuan refreshing
keluarga, tujuan wisata dan tujuan untuk mencari referensi dan
sumber ilmu dalam membuka cakrawala dunia.MUHSIN KALIDA2020-05-21T00:27:41Z2020-05-21T00:27:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39360This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/393602020-05-21T00:27:41ZTAFSIR PENDIDIKAN
Makna Edukasi Alqur'an dan Aktualisasi PembelajarannyaDi kalangan umat Islam, al-Qur’an menempati kedudukan istimewa mengingat kitab suci ini diyakini sebagai wahyu Ilahi yang diturunkan untuk pedoman hidup mereka dan membacanya bernilai ibadah. Namun demikian, kedudukan istimewa tersebut ternyata belum menimbulkan dampak transformatif yang diharapkan sesuai fungsi petunjuknya bagi kehidupan. Menurut pandangan dominan, al-Qur’an adalah sumber hukum Islam. Pandangan ini menempatkan al-Qur’an sebagai kitab suci yang sarat memuat al-ahkam al-syar’iyah (pelbagai ketentuan hukum agama), semisal: halal, haram, wajib, dan sunah, dan menempatkan setiap muslim sebagai mukallaf (subyek yang dibebani tanggungjawab). Memang tidak ada yang salah pada pandangan itu, akan tetapi akibat terlalu kuatnya pengaruh fiqih, tidak jarang umat Islam menjadi kurang peka dalam meresapi preskripsi edukatif al-Qur’an, apalagi memformulasikannya menjadi suatu “perspektif” pendidikan. Mereka terlanjur sibuk dengan kerja intelektual menggali kandungan isi al-Qur’an dan memfungsikannya untuk landasan argumen hukum dalam menentukan hitam-putihnya perilaku manusia. Di sini, eksistensi al-Qur’an lebih dirasakan kaya akan ketentuan yang mengatur daripada dirasakan kaya advokasi moral. Pada yang pertama, manusia dituntut bersedia tunduk dan patuh terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan untuknya, manusia dituntut untuk “tertib” melalui taat aturan, sedangkan pada yang kedua, manusia diseru untuk memiliki kesadaran dan diberdayakan agar mau dan mampu berpikir kritis dan bertindak secara bijak dalam rangka menata kehidupannya selaras dengan tuntunan Ilahi.
Dalam kaitan itu, perspektif pendidikan bermaksud mengelaborasi advokasi moral dalam kandungan isi al-Qur’an sehingga eksistensi kitab suci ini dirasakan menjadi pemandu manusia dalam membangun kesadaran dan keberdayaan diri guna mengemban dan merealisasikan mandat kekhalifahan di muka bumi. Dengan perspektif ini akan terlihat bahwasanya advokasi qur’ani memperlakukan manusia tidak sekedar menjadi subyek yang dikenai tanggungjawab melainkan juga subyek yang bertanggungjawab, memposisikan manusia tidak sebatas harus tunduk dan patuh, melainkan juga harus kritis dan kreatif, mengingat ia adalah subyek yang secara potensial memiliki kemampuan melaksanakan titah Tuhan. Sewajarnya, jika ayat-ayat al-Qur’an yang pertama kali turun kepada Nabi Saw justru menyeru manusia untuk “membaca”. Bahkan berdasarkan advokasi wahyu pertama kali ini, Prof. Abdul Halim Mahmud, mantan Syaikh al-Azhar Kairo, secara tegas menyebut al-Qur’an sebagai kitab pendidikan.
Ini berarti al-Qur’an sarat mengandung preskripsi edukatif yang dengan kesanggupan dan kesungguhan “ijtihad”, kita sangat mungkin bisa memformulasikan suatu perspektif kependidikan qur’ani melalui upaya interpretatif terhadap pelbagai ayat al-Qur’an yang relevan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ahli fiqih dengan pendekatan tafsir (interpretasi) ayat ahkam-nya. Apabila selama ini dalam tafsir al-Qur’an dikenal nuansa fiqih, kalam, sastra, dan tasawuf misalnya, maka tidak berlebihan sekiranya kini saatnya diperkenalkan juga nuansa pendidikan. Memperkenalkan nuansa pendidikan merupakan bagian yang sah dari ikhtiar untuk lebih bisa memahami dan meresapi keutuhan kandungan al-Qur’an, karena “tidaklah seseorang bisa disebut sebagai memahami dalam arti yang sebenarnya hingga ia mampu melihat multidimensi al-Qur’an”, begitu kurang lebih bunyi sebuah dalil yang pernah dikutip oleh Prof. Mohammed Arkoun.Mahmud Arif2020-05-21T00:26:58Z2020-05-21T00:26:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39348This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/393482020-05-21T00:26:58ZKONSEP PENDIDIKAN ANAK DAN PENDIDIKAN SEKSUAL MENURUT ABDULLAH NASIH ULWANPendidikan Islam adalah pendidikan yang dilandaskan pada pemuliaan harkat dan martabat manusia. Karena itu, pendidikan Islam memperhatikan benar pelbagai hal yang “dibutuhkan” manusia dari sesuatu yang sangat mendasar hingga sesuatu yang sederhana, termasuk persoalan dan kebutuhan seksualnya. Maka dari itu, sepatutnya pendidikan Islam menjadikan pendidikan seks sebagai bagian integral tanggungjawab edukatif. Mengingat sedemikian pentingnya persoalan pendidikan seks, beberapa karya pendidikan Islam secara khusus memuat bagian pembahasan yang mengurai persoalan tersebut, semisal kitab Tarbiyat al-Murâhiq fi Rihâb al-Islâm dan Tarbiyat al-Aulâd fi al-Islâm. Dari kedua kitab ini, Tarbiyat al-Aulâd fi al-Islâm yang ditulis oleh Abdullah Nasih Ulwan dapat dinilai memiliki lebih banyak keistimewaan, antara lain: (1) masih menjadi salah satu referensi standar pendidikan Islam, (2) menjelaskan pelbagai aspek pendidikan Islam dibarengi dengan landasan normatifnya dari al-Qur’an dan hadis secara memadai, dan (3) belum banyak karya pendidikan Islam yang bisa menandingi kelengkapan bahasannya.Mahmud Arif2020-05-21T00:26:19Z2020-05-21T00:26:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39346This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/393462020-05-21T00:26:19ZISLAM HUMANIS DAN HUMANISASI PENDIDIKAN
Refleksi atas Kebebasan Beragama Karya Jabir al-Ulwani untuk Landasan Edukasi AnakSelama ini, muncul tuduhan dari sebagian kalangan di Barat bahwa Islam adalah agama anti HAM dan sarang teroris. Alasannya, Islam (baca: penganut Islam) membenarkan tindak kekerasan atasnama agama, baik terhadap penganut agama lain maupun terhadap penganut Islam sendiri yang telah dianggap berpaham sesat dan menyimpang. Menganut sebuah agama pada dasarnya adalah hak asasi setiap orang, sehingga tidak dibenarkan siapa pun melakukan campurtangan atau pemaksaan kehendak dalam masalah ini. Dengan tegas, al-Qur’an menyatakan “tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah” (Qs. al-Baqarah [2]:256). Namun ajaran dasar al-Qur’an ini agaknya masih dilaksanakan setengah hati oleh umat Islam. Buktinya, mereka belum rela apabila ada umat Islam menganut paham yang dinilai sesat; mereka pun segera bertindak “atasnama Tuhan” untuk memaksa umat Islam tadi segera kembali ke jalan yang benar, dan jika tidak mau, maka mereka akan memilih tindak kekerasan. Tak jarang, dakwah atau upaya amar makruf dan nahi munkar dilumuri oleh darah dan dibasahi derai air mata pihak-pihak yang menjadi korban tindak kekerasan.Mahmud Arif2020-02-03T02:07:03Z2020-02-03T02:07:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37739This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377392020-02-03T02:07:03ZANTOLOGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN DASAR JILID 2ISLAM HUMANIS DAN HUMANISASI PENDIDIKAN: Refleksi atas Kebebasan Beragama karya Jabir al-Ulwani untuk Landasan Edukasi AnakMahmud Arif2020-01-27T01:46:03Z2020-01-27T01:46:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37740This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377402020-01-27T01:46:03ZIslam dan Pendidikan SeksKonsep Pendidikan Anak dan Pendidikan Seks Menurut Abdullah Nasih UlwanMahmud Arif2020-01-07T06:51:53Z2020-01-07T06:51:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37165This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/371652020-01-07T06:51:53ZKonvergensi simultantif : Skup dan Metodologi Sosiologi Agama KontemporerTulisan tentang tentang Konvergensi simultantif : Skup dan Metodologi Sosiologi Agama Kontemporer merupakan penjelasan singkat tentang batasan dan metode kajian sosiologi agama sebagai sebuah disiplin otonom merupakan cabang sosiologi, memiliki keterkhususan baik pada objek kajian maupun perspektif kajian, namun secara bersamaan menggunakan kaidah-kaidah dasar dari teori-teori besar sosiologi. DjamanuriMUNAWAR AHMADhttp://digilib.uin-suka.ac.id/36589/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20Nurus%20Sa%27adah%20-%20Bunga%20Rampai%20Sosiologi%20Agama.jpg2019-10-31T02:44:42Z2019-10-31T02:44:42Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36589This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365892019-10-31T02:44:42ZMengenali Komunitas Marginal dalam Organisasi KeagamaanSalah satu karakter keilmuan Jurusan Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan terhadap komunitas marginal. Istilah marginal berasal dari kata margin yang bermakna batas. Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata marginal berhubungan dengan batas (tepi), tidak terlalu menguntungkan, dan berada di pinggir yang terkadang dipandang negatif.
Individu-individu yang berada dalam kelompok marginal ini sangat banyak. Rahman (2006) menyatakan bahwa komunitas marginal adalah mereka yang sangat miskin, sudah tua, tidak berdaya, tidak memiliki tempat tinggal, kurang pendidikan, dan tidak memiliki ketrampilan. Komunitas-komunitas ini merupakan komunitas marginal yang sudah dipahami oleh masyarakat baik kaum akademisi maupun penggerak masyarakat sebagai komunitas yang layak diberdayakan. Karena itu, tugas pendamping masyarakat adalah membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas marginal ini melalui pemberdayaan.Nurus Sa'adahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/36588/1.hassmallThumbnailVersion/Nurus%20Sa%27adah%20-%20Pemberdayaan%20masyarakat.jpg2019-10-31T02:33:49Z2019-10-31T02:34:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36588This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365882019-10-31T02:33:49ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BERBASIS POTENSI LOKALSalah satu tolok ukur kemajuan sebuah negara adalah terciptanya
kesejahteraan merata bagi seluruh bangsanya. Indonesia adalah negara
sedang berkembang yang tengah berupaya bangkit dari keterpurukan
selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dari periode ke periode, pemerintah
sudah berupaya menciptakan berbagai program peningkatan
kesejahteraan. Beberapa program di antaranya adalah program
Bebas Tiga Buta (B3B), Wajib belajar 9 tahun, Kartu jaminan kesehatan,
Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan beras untuk keluarga miskin
(Raskin). Akan tetapi program-program tersebut hanya berdampak
sesaat karena tidak diawali dengan analisis kebutuhan dan tidak
dikelola secara komprehensif sehingga belum mampu mengatasi
keterpurukan.Nurus Sa'adahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/36586/1.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL%20-%20%20Rr.%20Siti%20Kurnia%20Widiastuti%20-%20NEEDS%20ASSESSMENT%20.jpg2019-10-31T02:08:24Z2019-10-31T02:08:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36586This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365862019-10-31T02:08:24ZNEEDS ASSESSMENT
SEBAGAI METODE PENELITIAN
dalam Merancang Program Pemberdayaan MasyarakatLaboratorium merupakan media efektif yang dapat digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan minat mereka pada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, khususnya program pemberdayaan masyarakat. Menurut Indrasari Tjandraningsih, pemberdayaan adalah “mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih keberdayaannya. Sehingga pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan.”1 Seseorang atau sekelompok masyarakat akan berdaya jika dia atau mereka itu tidak tergantung terhadap sesuatu.
Ketergantungan itu akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak mandiri. Sebagai contoh dalam kehidupan di masyarakat, ketika seorang anak dari kecil hingga dewasa selalu dipermudah oleh orang tuanya dengan segala fasilitas tanpa perlu perjuangan untuk mendapatkannya, maka dia akan selalu tergantung dengan support tersebut. Ketika dukungan orang tua tersebut dilepaskan dengan tiba-tiba maka secara otomatis anak itu tidak akan berdaya menghadapi kondisinya yang kesusahan. Demikian juga halnya dengan kehidupan sekelompok masyarakat, ketika dukungan dari pemerintah atau lembaga lainnya kepada kelompok miskin hanya sebatas dana tunai seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang kemudian diubah menjadi BLSM tanpa diikuti dengan upaya-upaya untuk memandirikan mereka melalui peningkatan keahlian dan pendampingannya, maka dana tunai tersebut tak ubahnya sebagai pembodohan masyarakat. Masyarakat hanya dibodohkan dengan selalu tergantung kepada dukungan dana tanpa ada upaya untuk memandirikan. Sehingga program pemerintah seperti BLT atau BLSM ini seakan hanya sebagai media pencitraan sosok figur tertentu, dalam hal ini adalah Susilo Bambang Yodoyono yang sudah hampir mengakhiri masa jabatan Presiden Republik Indonesia.
Kemandirian itu sangat penting, sehingga perlu pembelajaran agar dapat mandiri. Salah satu metodenya adalah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Namun untuk memberdayakan orang lain, perlu memberdayakan diri sendiri terlebih dahulu. Mahasiswa sebagai kelompok intelektual masyarakat maka perlu menjadi agent of change (agen perubahan). Sehingga ketika merumuskan program pemberdayaan masyarakat, maka diperlukan pula perumusan program pemberdayaan mahasiswa. Peran laboratorium akan banyak berperan dalam mewujudkan tujuan tersebut dan juga sebagai wahana untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh di kelas. Sehingga Laboratorium merupakan lembaga yang sangat sesuai untuk mendukung keberhasilan belajar para mahasiswa.Rr. Siti Kurnia Widiastutihttp://digilib.uin-suka.ac.id/36584/1.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL%20-%20%20Rr.%20Siti%20Kurnia%20Widiastuti%20-%20Pemberdayaan%20masyarakat%20Marginal.jpg2019-10-30T03:43:44Z2020-01-22T08:39:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36584This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365842019-10-30T03:43:44ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL
BERBASIS PENELITIAN KOMUNITASMasyarakat marginal adalah masyarakat yang berada pada posisi
pinggiran (margin). Karena posisi yang berada di pinggiran inilah
yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam memperoleh
akses dari masyarakat yang ada di pusat (dalam hal ini pemerintahan/
penguasa wilayah). Oleh karena itulah kondisi mereka menjadi rentan
untuk dipinggirkan/dimarginalisasikan, didiskriminasikan pada
sebagian besar aspek kehidupan.
Menurut Dan Yakir, kelompok marginal adalah “orang-orang
yang tinggal di tepi masyarakat”. Masyarakat marginal pada umumnya
selalu lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya
pada kegiatan ekonomi sehingga seringkali tertinggal jauh dari masyarakat
lain yang memiliki potensi lebih tinggi.Rr. Siti Kurnia Widiastutihttp://digilib.uin-suka.ac.id/36583/1.hassmallThumbnailVersion/cover%20bunga%20rampai%20sosioligi%20agama%20revisi_ok%20%281%29.jpg2019-10-30T03:33:54Z2019-10-30T03:33:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36583This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365832019-10-30T03:33:54ZMetodologi Penelitian Sosiologi Agama Berperspektif GenderPeraturan Pemerintah (PP) No 30 Tahun 1990, khususnya dalam Pasal 3, ayat (1) menyatakan: “Perguruan Tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi dan penelitian serta pengabdian pada masyarakat.” Oleh karena itu penelitian merupakan salah satu hal penting yang harus diimplementasikan baik bagi para dosen maupun mahasiswa di suatu perguruan tinggi (PT). Dosen dan mahasiswa merupakan dua aktor penting dalam menentukan keberlangsungan kehidupan PT. Dosen, sebagai unsur utama dalam PT dituntut untuk memenuhi ketiga hal tersebut, yaitu tugas mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Dengan melakukan penelitian, berarti dosen telah melaksanakan salah satu kewajiban Tri Dharma PT. Hal lain yang akan diperoleh dengan penelitian tersebut antara lain dia akan bertambah wawasan dan pengetahuannya sehingga menjadi seorang dosen yang up to date dan bisa mengikuti perkembangan kekinian. Selain itu dia juga akan mendapatkan poin kredit yang dapat meningkatkan angka kredit sebagai usulan dalam kenaikan pangkat atau golongannya.Rr. Siti Kurnia Widiastuti2019-10-18T04:05:19Z2019-10-18T04:05:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36580This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365802019-10-18T04:05:19ZMengenali Komunitas Marginal dalam Organisasi KeagamaanSalah satu karakter keilmuan Jurusan Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan terhadap komunitas marginal. Istilah marginal berasal dari kata margin yang bermakna batas. Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata marginal berhubungan dengan batas (tepi), tidak terlalu menguntungkan, dan berada di pinggir yang terkadang dipandang negatif.
Individu-individu yang berada dalam kelompok marginal ini sangat banyak. Rahman (2006) menyatakan bahwa komunitas marginal adalah mereka yang sangat miskin, sudah tua, tidak berdaya, tidak memiliki tempat tinggal, kurang pendidikan, dan tidak memiliki ketrampilan. Komunitas-komunitas ini merupakan komunitas marginal yang sudah dipahami oleh masyarakat baik kaum akademisi maupun penggerak masyarakat sebagai komunitas yang layak diberdayakan. Karena itu, tugas pendamping masyarakat adalah membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas marginal ini melalui pemberdayaan.Nurus Saadahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33704/4.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL%20MUSTADIN%20TAGGALA%20-%20ANALISIS%20JABATAN.jpg2019-03-11T04:26:57Z2019-05-27T07:06:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33704This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/337042019-03-11T04:26:57ZANALISIS JABATANBuku ini menjadi pintu awal memahami dunia anlisis jabatan,
besar harapan buku ini menjadi, penuh manfaat bagi pembaca dan
membuat penulis semakin produktif dan semakin berkualitas tulisantulisan
yang dihasilkan kedepan.
Analisis Jabatan sebagai sebuah rangkaian proses penilaian
organisasi yang komprehensif, bisa menjadi bekal dan referensi tambahan
bagi setiap praktisi, akademisi dan peneliti organisasi dalam
menambah profesionalitas dalam berkarya di bidang masing-masing.
Analisis jabatan sebagai senjata utama para konsultan dan praktisi HR
perusahaan dalam menilai dan mengintervensi organisasi, buku ini
diharapkan mampu menjadi rujukan penting dalam setiap
melaksanakan penilaian kepada perusahaan dampingan.
Kompleksitas problematika perusahaan, ditambah tingkat pendidikan
tenaga pekerja yang semakin variatif menuntut para praktisi
memiliki kompetensi yang maksimal dalam menangani munculnya
tuntutan para karyawan. Perusahaan dengan persaingan yang semakin
terbuka juga membutuhkan penanganan yang memadai. Oleh sebab
itu pendekatan yang memiliki rujukan serta petunjuk teknis dalam
menilai karyawan dan perusahaan semakin mendesak keberadaannya.
Buku Analisis Jabatan ini bukanlah murni karya intelektual penulis.
Buku yang di tangan pembaca ini adalah kumpulan dari catatan
mengikuti perkuliahan sejak penulis kuliah di Universtitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta yang mana saat itu penulis menimba ilmu
Analisis Jabatan dari guru kami tercinta Ibu Sri Hartati, M.Si dan Bapak Moh. As’ad, SU. Dari proses perkuliahan itulah, penulis tak pernah
terpikir bahwa setiap catatan-catatan perkuliahan saya ini bisa menjadi
satu buku. Oleh sebab itu pantaslah kiranya kami selaku penulis,
bermunajad semoga pahala yang diperoleh dari hasil penerbitan buku
ini juga tercurah sebagai amal jariyah dosen-dosen yang senantiasa
membagi ilmu tanpa pamrih kepada penulis semasa kuliah.. Mustadinhttp://digilib.uin-suka.ac.id/33662/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20Wajah%20Baru%20Zionisme%20vs....jpg2019-03-08T07:49:19Z2019-03-08T07:49:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33662This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/336622019-03-08T07:49:19ZWAJAH BARU ZIONISME VS YAHUDI ORTODOKSKelompok keagamaan Yahudi—terutama Yahudi Ortodoks—tidak memberi rekomendasi teologis bagi gerakan zionisme politik, baik berupa embrio maupun menjadi penggerak berdirinya sebuah negara—yang kini bernama Israel. Mereka mengutuk gerakan yang bertujuan mendirikan Negara Israel di Palestina (mereka menyebut eretz yizrael/tanah Israel).1 Bahkan, beberapa kelompok keagamaan Yahudi menyatakan bahwa cita-cita mendirikan negara merupakan penciptaan berhala baru. Gerakan politik yang bercita-cita membuat rumah nasional sebagai solusi atas masalah Yahudi—yang dikatakan sebagai nation without land2—ternyata menghadapi tantangan internal yang semakin keras.
Sebagai catatan penting, penolakan tersebut justru
datang dari kelompok keagamaan. Sebab, gerakan zionis
yang muncul mengatasnamakan agama Yahudi.Ibnu Burdah2019-02-15T02:20:40Z2019-02-15T02:20:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33194This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/331942019-02-15T02:20:40ZPemikiran Spekulatif di Dunia Islam:
Telaah Historis Diskursus Falsafah dan KalamPerluasan wilayah Islam yang tadinya hanya sebuah titik hitam di atlas yang bernama Madinah ke seluruh penjuru dunia banyak membawa pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Islam yang luar biasa dari masa ke masa. Perkembangan dan pertumbuhan Islam yang luar biasa membawa implikasi besar terhadap khazanah Islam di masa yang datang dengan perkembangan dan pasang surutnya. Ekspansi Islam menghadirkan persentuhan tradisi Islam dengan wilayah tempatnya tumbuh dan berkembang di wilayah non-Arab. Proses akulturasi dan asimilasi budaya menjadi sebuah keniscayaan yang pada akhirnya membuat Islam menjadi kaya warna dan variasi. Islam, kemudian, dipahami bukan hanya menjadi sebuah agama ritual semata yang mengajarkan relasi individual manusia dengan Tuhannya tetapi dia juga merupakan agama yang punya semangat keterbukaan untuk menerima pemikiran rasional dan logis.Muhammad Taufikhttp://digilib.uin-suka.ac.id/32860/1.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL%20-%20Nyanyi%20Sunyi.jpg2019-01-30T04:24:24Z2019-01-30T04:24:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32860This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/328602019-01-30T04:24:24ZNyanyi Sunyi dari Pelosok NegeriNyanyi Sunyi dari Pelosok Negeri, itulah judul buku yang menurut
editor sesuai dengan tiga tema yang menjadi substansi dari buku
ini, yang kemudian terurai dalam tujuh artikel. Tiga tema buku ini
masing-masing adalah tafsir ekologi budaya, politik multikulturalisme,
dan tafsir lokal tentang kebahagiaan. Nyanyi sunyi dari pelosok negeri,
pada hakikatnya menggambarkan tentang riak-riak atau suara-suara
lain di negeri ini yang muncul dari komunitas budaya pinggiran,
minoritas dan pherifer. Suara itu mungkin begitu melengking nyaring
jika didengar oleh pendukung komunitas budaya itu sendiri, namun ia
hanya “senyap” bahkan mungkin tidak terdengar lagi oleh telinga elit
negeri ini.
Kini melalui Laboratorium Religi dan Budaya Lokal (LABeL)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, suara sunyi ini akan diperdengarkan
kembali dengan volume yang diharapkan lebih besar, yaitu melalui
buku yang kini ada di tangan pembaca. Sesuai dengan visinya untuk
meneruskan suara-suara dari masyarakat lokal di pelosok negeri,
LABeL terus melaksanakan diskusi tentang mozaik budaya dan religi
lokal, dan buku ini adalah kumpulan dari materi diskusi tersebut.
Warna elaborasi teks dan kontekstualisasi makna tampak di
hampir semua tulisan di buku ini. Asma Luthfi secara serius berusaha
melakukan Redefinisi Relasi Orang Mollo dengan Alam, Dadang Aji
Permana mengulas Nilai Kesucian dalam Ritual Adat Kebo-Keboan
Alasmalang dan Relevansinya bagi Pembelajaran Ekologi, lebih jauh
Dadang juga memperkaya analisisnya dengan perspektif aksiologis dari Max Scheller; Eliyyil Akbar menggunakan gagasan-gagasan lokal
Sunda Wiwitan berhadapan dengan kebijakan Pengosongan Kolom
Agama di KTP; Erham Budi Wiranto membahas Tradisi Merti Desa
dan mengaitkannya dengan fenomena Globalisasi; Muhammad Takbir
Malliongi melakukan penelitian terhadap Kebahagiaan Menurut
Masyarakat Kajang di Sulawesi Selatan; dan Zuly Qodir mencermati
Politik Multikulturalisme Kaum Minoritas Towani Tolotang di
Sulawesi Selatan.Moh. SOEHADHARezza MaulanaSiti Khuzaima2019-01-24T03:23:38Z2020-01-08T08:51:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32703This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/327032019-01-24T03:23:38ZTEACHER’S PROFESSION EDUCATION AND EDUCATIONAL CLINIC
A RECOMMENDATION
AN EDUCATION MODEL WHICH IS CAPABLE OF
DEVELOPING TEACHERS’ COMPETENCEThe teaching profession requires special skills and professionalism to avoid disorientation.
The word professional means skillful.
A professional teacher is competent and skillful in carrying out his/her tasks as an educator. The change from IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan or Institute of Teaching and Education Sciences) to university was meant that it would become a Teacher Training Institute. Therefore, there must be a teaching profession education institution. Currently, there is no such institution in Indonesia.
The modern and post-modern era demands teachers to be able to carry out their tasks professionally.
The characteristic of professionalism is competence. A professional teacher’s competence include his/her ability to handle students, analyze the curriculum, apply teaching methods, use teaching media, and perform teaching evaluation.
The nature of education is developing human resources (students) to become civilized society. Therefore, teachers must have character, which is distinguished by a refined personality and socializing ability.
Developing professionalism demands a balance between theory and practice.- ISTININGSIHhttp://digilib.uin-suka.ac.id/32351/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20Abdul%20Mustaqim%20-%20%20Dekontsruksi%20Teori%20Naskh%20Mahmud%20Muhammad%20Thoha.jpg2019-01-10T07:19:42Z2019-01-10T07:19:42Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32351This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/323512019-01-10T07:19:42ZMelihat Kembali Studi Al-Qur'an: Gagasan, Isu, dan Tren TerkiniBuku yang sedang di tangan pcmbaca ini mcrupakan
kumpulan tulisan beberapa pemerhati kajian al-Qur'an;
terdiri dari enam judul spesifik: "Dekonstruksi Teori
Naskh Mahmoud Muhammad Thaha," yang ditulis oleh
Abdul Mustaqim. Tampak dari judulnya, bahwa sang
penulis termasuk dari mereka yang up to date terhadap
perkembangan kajian al-Qur'an. Namun demikian, sang
penulis tidak lantas mengekor begitu saja terhadap pemikiran
Mahmoud Muhammad Thaha, khususnya seputar teori
naskh -yang memang sejak awal merupakan pemikiran
yang kontroversial- tetapi juga menganalisa secara kritis
karena dianggap 'menyimpang.'
Tulisan berikutnya berjudul "fadha'il al-Qur'an"
atau keutama-keutamaan al-Qur'an. Terlihat sederhana
dan terkesan 'biasa.' Namun tidak halnya jika dibaca
secara seksama. Ahmad Rafiq, sebagai penulisnya mencoba
memaparkan satu fenomena yang selama ini mungkin tidak
pernah terpikirkan. Demikian pula untuk tulisan yang
berjudul, "Ragam Mushaf Juz 'Amma bagi Anak-Anak yang
Berkembang Di Masyarakat," yang ditulis oleh Muhammad
Alfatih Suryadilaga. Melalui tulisan ini, sang penulis tidak
hanya sedang menyampaikan fakta dan realita di tengah
masyarakat Islam Indonesia bahwa terdapat beragam
Mushaf Juz 'Amma, tetapi juga sedang berupaya membuka
'mata' kita agar 'melihat' sebuah kenyataan secara ilmiah dan tidak hanya dibiarkan begitu saja tanpa seperti angin
lalu.Abdul Mustaqimhttp://digilib.uin-suka.ac.id/29905/1.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL.jpg2018-04-23T06:34:00Z2018-04-23T06:34:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29905This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/299052018-04-23T06:34:00ZAKIDAH AKHLAK DAN PEMBELAJARANNYAAlasan mengapa bahan ajar ini disusun? Pertama, karena
ada permintaan dari Fakultas bahwa dosen yang mengampu mata
kuliah tertentu seharusnya menyusun bahan ajar sesuai mata
kuliah yang disampaikan kepada mahasiswa. Kedua, memang
sudah menjadi tugas dosen untuk berkarya menyusun sebuah
buku yang dapat dipakai sebagai materi kuliah tertentu. Ketiga,
sebagai sumbangan yang sangat berharga kepada dunia pendidikan
khususnya bagi guru tingkat dasar maupun para pembaca yang
ingin mendalami ilmu akidah akhlak.Nur HIDAYAThttp://digilib.uin-suka.ac.id/29542/1.hassmallThumbnailVersion/Capacity%20Building%20Perpus%2C%203.jpg2018-03-26T04:16:30Z2018-03-26T04:16:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29542This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/295422018-03-26T04:16:30ZCAPACITY BUILDING PERPUSTAKAANBuku yang berjudul ‘Capacity Building Perpustakaan’, yang
penulis terbitkan ini, berangkat dari berbagai kegelisahan para pegiat literasi, baik pustakawan maupun pengelola lembaga perpustakaan.Diantara kegelisahan tersebut adalah terkait ketergantungan perpustakaan terhadap institusi pemerintah, seakan menutup peluang untuk melakukan berbagai kerjasama kepada institusi nonpemerintah,misalnya perusahaan, media, perguruan tinggi dan lainnya.Muhsin Kalidahttp://digilib.uin-suka.ac.id/29296/1.hassmallThumbnailVersion/halaman%20judul%20-%20naturalisme%20Abu%20Bakar%20al-Razi.jpg2018-02-09T02:32:21Z2018-02-09T02:32:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29296This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/292962018-02-09T02:32:21ZNaturalisme Abu Bakr Al-RaziSejauh pengarnatan penulis, rnernperbincangkan gagasan naturalisrne
dengan filsafat Islam selama ini rnasih langka. Kelangkaan
tersebut bukan karena ketidaktahuan intelektual atau pernerhati
filsafat Islam, namun lebih pada kekhawatiran atau bahkan kemustahilan
rnetode nalar naturalisme ke dalam filsafat Islam karena,
pada umumnya, secara otomatis, Islam nampaknya jauh dari nalar
naturalisme karena naturalisme adalah kesementaraan sementara
filsafat Islam mengusung keabadiaan. Naturalime seperti halnya
evalusionisrne Darwin kemudian menjadi hal yang susah untuk
diperternukan dengan mainstream nalar filsafat Islam. Apakah
demikian kenyataannya? Penulis tidak sepenuhnya yakin karena
ada beberapa tokoh semisal Abu Bakr al-Raz1 dan Ibn Thufail yang
berusaha rnemanfaatkan metode nalar naturalisme untuk mengkaji
dan membahas beberapa topik dalam filsafat Islam.
Untuk membuktikan hipotesis di atas, ada beberapa hal yang
dijdaskan lebih hnjut. Satu hal yang perlu ditekankan di sini
adalah konsep remang naturalisme itu sendiri. Naturalisme berasal
dari bahasa Inggris Natural (kata sifat) yang berarti tentang alam
dan M~ture (alam/alamiah). Konsep naturalisme tiidak sepenuhanya
merupakan konsep filsafat. Naturalisme merupakan teori yang menerima "nature" (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah
"nature" telah dipakai dalam filsafat dengan bebagai macam
arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh man usia, sampai
kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natural adalah
dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme
adalah kebalikan dari supernaturalisme yang mengandung
pandangan duaiistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang
ada ( wujud) di atas a tau di luar alam. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa naturalisme adalah teori yang menerima 'natura'
sebagai keseluruhan realitas dan merupakan unsur peming dalam
proses perkembangan pemikiran.
Secara umum, nalar naturalisme ada yang menekankan
pada dimensi kemanusiaan yang kemudian dikenal dengan istilah
naturalime humanistik dan ada pula nalar naturalisme yang
lebih menekankan pada dimensi materi atau mekanismenya yang
kemudian disebut dengan naturalisme materialistik. Naturalisme
humanistikc adalah pemikiran yang menekankan pada manusia,
berikut kepentingan dan segala hal yang terkait dengan manusia.
Naturalisme humanistik menjadi cara hidup yang bersadarkan
pada dinamika perkembangan kapasitas manusia (Titus, 1984:
306). Naturalisme Humanistik ini kemudian melahirkan gagasan
tentanng konsep humanisme dalam pemikiran filsafat. Semantara
yang dimaksud dengan naturalisme materialistik adalah pemikiran
yang menekankan pada peran dan eksistensi meterialisme bai.~
secara mekanik, maupun sejarah dalam mengusung konsep sejarah
pemikiran.
Naturalisme sendiri mubi banyak digunakan pada abaci
ke-17 dan meng~Jami perkemb~.ngannya yang sangat pesat pada
abad ke-18 Naturallsme berkembang dengan cepat di bidang
sains. Aliran ini, dalam komcks rr,odern, terutama dipdopori o1eh
J.J Rosseau, @suf Perancis yang hid up pJda tahun 1712-]778. Kemudian dilanjutkan oleh Frederick W. Nietszshe dan masih
banyak tokoh lainnya, seperti Charles Darwin yang menggunakan
prinisp-prinsip naturalisme dalam filsafat.
Menempatkan naturalisme sebagai suatu aliran atau madzhab
pemikiran secara umum dibagi ke dalam dua perspekti£ Perspektif
pertama menempatkan konsep naturalisme sebagai suatu tema
kefilsafatan baik secara onotologis maupun epistemologisnya. Perspektif
kedua menempatkan konsep naturalisme sebagai metode
berfikir untuk menjelaskan atau merefleksikan suatu persoalan.
Jelasnya, ".lvlethodological naturalism and philosophical naturalism
are distinguished by the fact that methodological naturalism is an epistemology
as well as a procedural protoco4 while philosophical naturalism
is a metaphysical position." 1 Naturalisme Niestzche, misalnya,
menurut penulis merupakan bentuk naturalisme metodologis. ia
menjelaskan konsep-konsep genealogi moralitas suatu masyarakat
dengan pendekatan atau metode naturalitas. Moralitas masyarakat
modern harus dapat dikembangkan lebih lanjut agar sampai,
pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi lagi (baca: asketis) dengan
menyadari pola-pola bangunan moralitas dalam dirinya baik dalam
konteks historis maupun konteks kekinian.2
Lebih lanjut, sebagai dijelaskan Janawy sebagaimana dikutip
dari Leiter bahwa,
To be methodologically naturalist, philosophical inquiry should
either (a) be supported by, or justified by, the actual results of our best
science in its different domains; or (b) employ or emulate successful,
distinctively scientific ways of understanding and explaining things.
Leiter refers to these as "Results Continuity" and "Methods Continuity"
respectively. Naturalisme methodologis menegaskan bahwa penelitian-penelitian
filosofis hendaknya didukung oleh argumen-argumen aktual
dan ditopang dengan pemahaman keilmuan yang jelas. Kekuatan
tersebut baik pada metode maupun pada hasil yang diajukan. Artinya,
naturalisme mensyaratkan konsistensi metode dan hasil.
Konsistensi dalam ranah metode, dalam konteks yang lain juga
banyak diinspirasikan dari aliran skeptisisme terhadap keyakinan
yang dibangun oleh imaji-imaji, meminjam bahasa Hume, sehingga
para pemikir kemudian mencoba menggunakan pola nalar naturalisme.
Dalam konteks Hume, misalnya,
Hume here reconciles skepticism and naturalism. It is no merely
that skepticism is natural attitude. Rather, the best expression ofskepticism
is one where we follow our nature without pretending we have
an independent justification; in doing so we even contribute to the
advencement ofknowledge.. Zuhrihttp://digilib.uin-suka.ac.id/29261/1.hassmallThumbnailVersion/cover%20buku%20daras%20filsafat%20islam%202015.jpg2018-02-05T02:18:13Z2018-02-05T02:29:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29261This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/292612018-02-05T02:18:13ZFILSAFAT ISLAM
Trajektori, Pemikiran dan InterpretasiBuku yang ada di tangan pembaca ini merupakan salah satu ikhtiar dosen-dosen di Program Studi Filsafat Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Buku ini merangkum beberapa pokok pemikiran dalam filsafat Islam yang diharapkan membawa manfaat khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa yang menekuni kajian Filsafat Islam, dan diharapkan juga memberi kontribusi bagi wacana filsafat Islam sekarang ini.
Memperbincangkan Filsafat Islam tidak dapat dilepaskan dari tradisi filsafat Yunani. Namun demikian, harus diakui bahwa filsafat Islam juga telah melahirkan gagasan-gagasan yang berasal dari tradisi pemikiran Islam sendiri, bahkan tidak kalah menariknya dengan tradisi filsafat Yunani. Di luar itu, filsafat Islam juga sering diposisikan sebagai penafsir sekaligus pengkritik filsafat Yunani. Peran apapun yang disumbangkan, filsafat Islam memberi kontribusi besar bagi proses pembentukan sejarah dan peradaban Islam. Peran ini pula yang menjadikan filsafat Islam memiliki cakupan materi kajian yang jauh lebih kompleks dan lebih luas dibandingkan filsafat manapun.dkk ROSWANTOROhttp://digilib.uin-suka.ac.id/29251/2.hassmallThumbnailVersion/NALAR%20KALAM%20PERTENGAHAN.jpg2018-02-01T08:57:43Z2018-02-01T08:57:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29251This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/292512018-02-01T08:57:43ZNALAR KALAM PERTENGAHANBuku ini lahir dari kegelisahan penulis bahwa perdebatan corak pemikiran keagamaan, khususnya dalam bidang aqidah atau teologi yang berkembang di masyarakat sekarang ini belum diimbangi dengan lahirnya karya-karya akademik atas tema yang sama. Akibatnya, banyak perdebatan yang lahir dan berujung dari dan pada kedangkalan pemikiran dan pemahaman terhadap asal-usul, landasan dan akar sejarah pemikiran keagamaan tersebut.
Pada konteks keindonesiaan, konteks paradigmaa pemikiran yang terkait dengan keyakinan atau aqidah di masyarakat Indonesia banyak merujuk dari pola pemikiran dan penalaran tentang prinsip-prinsip keyakinan yang berkembang pada era abad pertengahan atau kurun tahun 1250-an M sampai tahun 1900 M. Realitas demikian tentunya akan sangat berbeda dengan tradisi pemikiran pada era-era sebelumnya, yakni era klasik atau sesudahnya, era modern.
Dengan demikian ada suatu paradigma tersendiri dalam studi kalām, aqidah, atau tauhid yang muncul dan berkembang pada era abad pertengahan. Paradigmaa inilah yang dikenalkan dalam buku ini, sebagai langkah awal untuk kajian yang lebih serius. Untuk itu, buku ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa yang menekuni bidang kajian kalām atau teologi Islam, khususnya teologi Islam abad pertengahan.. Zuhrihttp://digilib.uin-suka.ac.id/29204/1.hassmallThumbnailVersion/cover.jpg2018-01-30T02:06:00Z2018-01-30T02:06:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29204This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/292042018-01-30T02:06:00ZFilsafat
Pendidikan
Telaah Komparatif Pemikiran
Naquib al-Attas dan N. DriyarkaraBuku yang ada di tangan pembaca ini merupakan usaha penulisnya
untuk menghadirkan dua tokoh, pemikir, dan sekaligus
praktisi pendidikan yakni Naquib al-Attas dan Driyarkara yang
selalu mempertahankan spirit pendidikan. Terlepas dari pemahaman
al-Attas dan Driyarkara yang bisa jadi berbeda tentang makna
spirit pendidikan, tetapi keduanya sepakat bahwa pendidikan
harus dikembangkan dengan selalu menjaga spirit dari hakikat dan
tujuan pendidikan, yakni menjadikan “manusia beradab” dalam
bahasa al-Attas, atau “memanusiakan manusia” dalam bahasa Driyarkara. Makna dan tujuan luhur pendidikan yang menjadi jiwa
atau spirit pendidikan ini sesungguhnya berhulu pada agama sebagai
sumber inspirasi dan referensi bagi lahirnya pemikiran, kebijakan,
dan tindakan-tindakan pendidikan.
Lepas dari berbagai kekurangan yang ada pada buku ini, saya
perlu memberi apresiasi kepada penulis yang telah dengan tekun
berusaha menghadirkan nuansa baru dalam mendiskusikan pemikiran
pendidikan sehingga apa yang disumbangkan oleh penulis
melalui buku ini diharapkan dapat menggugah para pemegang
kebijakan dan praktisi pendidikan untuk selalu mengingat bahwa
hakikat, makna, dan tujuan pendidikan, serta hendaknya tidak
lepas dari nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaannya yang secara
integratif ada di dalam jiwa pendidikan.. Maemonahhttp://digilib.uin-suka.ac.id/29162/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20buku_Page_4.jpg2018-01-26T01:49:51Z2018-01-26T01:49:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29162This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/291622018-01-26T01:49:51ZPENDIDIKAN ISLAM DI ERA PERADABAN MODERNBuku yang ada di tangan pembaca ini merupakan curahan
ide dan pemtkitan dari penulis dalam rangka turut mencari
resep untuk menyembuhkah berbagai krisis tersebut. Pada
awalnya, sebagian besar tema dalam buku ini merupakan
bahan presentasi penulis ketika menjadi pembicara baik di
seminar internasional maupun nasional, workshop, pelatihan
dan kesempatan-kesempatan lain. Beberapa isu yang diangkat
dalam buku ini adalah . menggagas Pendidikan profetik, integrasi dan interkoneksi antara sains dan agama, internalisasi
dan interkoneksi Al-Qur'an-Hadis dengan disiplin ilmu
pendidikan, langkah-langkah pembaruan yang harus dilakukan
pendidikan Islam dalam menghadapi dan membekali
peserta didik di era peradaban modern, hingga tema-tema
spesifik dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Tema~tema ini
merupakan tema hangat dan aktual yang selalu meramaikan
diskusi baik di perkuliahan kampus, seminar-seminar pendidikan,
hingga esai-esai pendidikan di surat kabar.
Tentunya ide dan pemikiran ini baru sekadar riak kecil
dalam gelombang yang demikian besar, sehingga masih terlalu
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik,
saran, dan masukan yang membangun dari para pembaca
selalu dinantikan dan akan menjadi pelecut bagi penulis untuk
terus belajar sehingga dapat memberikan ide-ide yang
lebih mencerahkan bagi generasi bangsa di masa yang akan
datang.- SUTRISNO- Suyatnohttp://digilib.uin-suka.ac.id/29148/1.hassmallThumbnailVersion/cover.jpg2018-01-25T06:47:25Z2018-03-01T07:30:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29148This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/291482018-01-25T06:47:25ZIntegrating Science and Islam:
A Case Study of State Islamic
University (UIN) Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, IndonesiaThere is a reciprocal relationship between human civilisation and science.
Human civilisation is always influenced by science. Likewise, science is
always influenced by human civilisation. The progress of the Muslims'
civilisation from the seventh to the twelfth centuries was inseparable
from advances in science. Likewise, their decline since the fourteenth
century could not be separated from the decline of science. The progress
or the decline of modern civilisation is also influenced by science. The
progress achieved by the West right now could not be separated from
its advances in science. The sciences developed in the West can be
classified into three types, namely natural sciences, social sciences and
humanities. Meanwhile in Muslim Indonesia, Islamic Sciences grew
into five categories, namely Adab (Literature), Da 'wah (Propagation),
Shari 'ah (Islamic Law), Tarh~vah (Education) and Usuluddin (Theology).
In the case of Indonesia, the study and cuniculum of the general sciences,
such as the natural sciences, social sciences and humanities are managed
and developed by the Ministry ofNational Education (MONE), whereas
those of the Islamic Traditional Sciences are managed and developed by
the Ministry of Religious Affairs (MORA).- SUTRISNO2018-01-22T06:32:05Z2019-05-25T00:07:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29115This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/291152018-01-22T06:32:05ZMERUMUSKAN FIKIH INKLUSI YANG RESPONSIF TERHADAP KELOMPOK DISABILITASFikih merupakan salah satu disiplin
kajian keagamaan yang sangat penting
dalam kehidupan Ummat Islam. Di
sejumlah lembaga pendidikan, fikih
merupakan pelajaran primadona yang
banyak diminati.1 Bahkan banyak kalangan
cendekiawan muslim maupun kalangan
orientalis yang terlibat aktif dalam mengkaji
dan meneliti fikih.2 Hal ini tidak lepas dari corak keilmuan fikih yang menjadi sarana untuk memahami
ajaran-ajaran syari’ah yang ditegaskan dalam Qur’an dan
Hadits sekaligus menjadi alat untuk menerjemahkan
kode etik ajarannya ke dalam wilayah operasional berupa
perintah dan larangan. Tidak terlalu berlebihan bila Herbert
J. Liobesny menyatakan bahwa jantung peradaban Islam
adalah peradaban fikih.3Positioning fikih yang menjadi elan
vital dalam ajaran Islam, serupa dengan sebuah diktum yang
menyatakan bahwa peradaban Yunani adalah peradaban
filsafat, dan peradaban Barat modern sebagai peradaban
ilmu pengetahuan dan tehnologi.Fathorrahman Ghufron2017-10-09T01:31:12Z2017-10-09T02:14:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27475This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/274752017-10-09T01:31:12ZANALISIS KINERJA PERANGKAT LUNAK KEAMANAN KOMPUTERUtilization of computers in almost every aspect of life we often see. But over time
the security aspects in the exchange of information and data to be ignored even become
mandatory aspect to make the exchange of information and data to be safe from people who are
not interested. To answer these challenges, Suricata comes as one solution to reducing crime in
the field of computer security is to make it as an alarm when the computer server where data and
information are attacked. One computer crime is a DOS attack is to make a server serving
multiple clients at one time that led to the use of bandwidth and computer memory quickly
drained away. So when there is a client or other user who attempts to access the server can not
receive the service server because the server was down. Having conducted more in-depth
analysis of a series of views of the descriptive analysis of pre-test and post-test can be concluded
that the Suricata IDS is able to reduce DOS attack
Keywords: Suricata, IDS, memory usage, DOS AttackBambang Sugiantoro2017-08-21T02:24:34Z2017-08-21T02:24:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27317This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/273172017-08-21T02:24:34ZKapasitas Pengelolaan Keuangan
Dan Aset Desa
Srudi Kasus Kabuparen Lombok Barat,
Bima dan Dompu
Provinsi Nusa Tenggara BaratPaling tidak ada dua produk perundang-undangan yang
menandai perubahan tata kelola desa yaitu UU No. 32 Tahun
2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 Tahun 2004
tentang sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN), di
mana perencanaan pembangunan daerah detail diatur didalamnya.Abdur ROZAKIBorni Kurniawan2017-08-02T02:03:30Z2017-08-02T02:03:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27174This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/271742017-08-02T02:03:30ZPemikiran Sosiologi Agama Karl
Marx, Max Weber, Emile Durkheim
dan Relevansinya dalam Konteks
Indonesia ModernArtikel ini bermaksud mengeksplorasi pernikiran ketiga tokoh peletak
dasar (ilmu) Sosiologi Agama beserta latar belakang pandangan sosialnya
mengenai dunia modern dan relevansinya bagi Indonesia. Artikel ini
semula merupakan tugas makalah yang dibebankan oleh penulis pada
progam Studi Doktoral Sosiologi Agama UKSW Salatiga, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, agak aneh dan mohon maaf jika dalam pemaparannya
banyak pikiran yang dihasilkan oleh penulis yang mungkin kurang sejalan
dengan "atmosfu" akadernik di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Masroer2017-08-02T01:24:50Z2017-08-02T01:24:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27171This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/271712017-08-02T01:24:50ZIDENTITAS KOMUNITAS MASJID DI ERA GLOBALISASI
Studi Pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning
Keraton YogyakartaRiset berjudul, ''ldentitas Komunitas Masjid di Era
Globalisasi: Studi Pada Komunitas Masjid Pathok Negoro
Plosokuning Keraton Yogyakarta" ini disusun untuk
menjawab dua pertanyaan utama, yaitu pertama,
bagaimana kemunculan identitas komunitas Masjid Pathok
Negoro Pbsokuning di era gbbalisasi? Kedua, bagaimana
kemunculan identitas itu melahirkan responsi atas
globalisasi?, dan bagaimana pula globalisasi membawa
pengaruh bagi komunitas ketika meresponnya? Dengan
menggunakan metode penelusuran data, baik telaah
dokumen; hasil interview; pengamatan terlibat maupun
focus group discussion, yang kemudian data dipilah dan
dianalisis berdasarkan kerangka teori yang disusun.
Khususnya, teori William I. Robinson yang melihat
globalisasi sebagai kapitalisme global, Anthony Giddens
melihat globalisasi sebagai rangkaian modernisasi yang
melahirkan jalan ketiga, Roland Robertson yang
merumuskan globalisasi sebagai glokalisasi, yakni
keterkaitan yang global dan lokal, serta Arjun Appadurai
yang melihat globalisasi sebagai komunitas maya yang
timbul dari lanskap global perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, dan terakhir teori globalisasi
Thomas L. Friedman yang melihatnya sebagai dunia yang
datar; menjadi acuaan analisis untuk mengurai faktor
eksternal yang mempengaruhi komunitas. Untuk teori
Emile Durkheim mengenai asal usul agama dari yang
sakral dalam kebudayaan masyarakat digunakan
menganalisis keterkaitan etnik dan agama dalam
komunitas masjid. Sementara teori identitas Hanry Tajfe~
sebagai konsep dan kesadaran berkelompok membantu
komunitas menemukan identitasnya. Hasil riset
menunjukkan Masjid Pathak Negoro Plosokuning dengan
komunitasnya didirikan oleh Keraton Yogyakarta.
Kemunculan identitas komunitas tidak hanya dari ikatan
Islam sebagai agama luar yang masuk, tetapi juga
kebudayaan Jawa yang terhubung dengan Keraton.
ldentitas ini tercermin pada arsitektur masjid dan
pembelahan komunitas masjid, yaitu Plosokuning Jero
dan Plosokuning Jobo. Komunitas Plosokuning Jero
adalah orang dalam, yakni mereka yang memiliki ikatan
kekerabatan dengan Keraton. Komunitas Plosokuning
Jero melahirkan gelar kebangsawanan dan kebudayaan
Jawa. Berbeda dengan Plosokuning Jobo, disebut orang
luar atau masyarakat umum yang tidak memiliki gelar
kebangsawanan. Hanya saja identitas agama yang masuk
dalam etnik Jawa, baik pada arsitektur masjid maupun
tradisi religius dan kebudayaan lokal membentuk
identitas Plosokuning fobo. Namun arus globalisasi yang
masuk semng dengan tumbuhnya pusat-pusat
pendidikan modern dan industri pariwisata global di
Yogyakarta, berakibat identitas komunitas masjid yang
semula berciri politik, berubah menjadi kebudayaan.
Perubahan identitas kebudayaan terlihat dari penerimaan
komunitas masjid terhadap status eagar kebudayaan
masjid, dan kebudayaan global yang masuk, seperti isu
multikulturalisme, toleransi religius, dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang di satu sisi,
berfungsi menguatkan identitas lokal, namun di sisi lain
mengubah identitas lokal menjadi bagian dari globalisasi
yang telah diratakan. Perubahan identitas yang lahir dari
unsur lokalitas dan globalitas ini juga meneguhkan
kedudukan agama sebagai bagian kebudayaan lokal. Ini
artinya globalisasi yang masuk tidak lagi vertikal, tetapi
horisontal, mendatar atau bersifat bioregional dan lokal.
Sebab globalisasi juga telah menciptakan kekuatan lokal
yang setara dengan kekuatan global dalam menegakkan
perdamaian, keadilan dan kesejahteraan umat manusia.
Kata Kunci: Globalisasi, identitas komunitas masjid,
kebudayaan Jawa, perubahan identitas.. Masroerhttp://digilib.uin-suka.ac.id/25503/1.hassmallThumbnailVersion/COVER%20-%20Buku%20Desa%20Mengembangkan%20Penghidupan%20BerkelanjutanRiset%20GK%20ss.jpg2017-06-13T06:07:37Z2017-06-13T06:08:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25503This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/255032017-06-13T06:07:37ZDesa Mengembangkan Penghidupan BerkelanjutanDESA seringkali dijuluki dua hal yang kontras yakni sebagai
sumber mata air dan lokasi air mata. Sebutan desa sebagai
sumber mata air merujuk pada kekayaan yang dimiliki desa
dari berbagai aspek mulai kekayaan alam hingga kekayaan
sosial misalnya berupa gotong royong dan sebagainya. Tetapi,
eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber kekayaan alam
menyebabkan desa seringkali hanya menjadi penonton dan
pada akhirnya menyisakan air mata karena sudah tidak punya
apa-apa lagi. Maka, terjadilah perpindahan penduduk desa ke
kota. Desa sudah dianggap tidak menarik, usang dan cerita
lama.Abdur ROZAKI2017-06-12T06:53:10Z2017-08-03T01:49:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25474This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/254742017-06-12T06:53:10ZGerakan Islam Kampus:
Sejarah dan Dinamika Gerakan
Mahasiswa MuslimDalam sejarah Indonesia, tercatat ada tiga periode penting menyangkut
gerakan Islam oleh kalangan pemuda dan mahasiswa. Pertama, masa
pergerakan, gerakan tersebut dicirikan dengan berdirinya kelompok
kajian Islam di kalangan kaum muda terpelajar, yakni Jong Islamieten Bond (JIB)
dan Studenten Islamic Studiesclub (SIS). Kedua, masa kemerdekaan, di mana
muncul gerakan mahasiswa dengan semangat nasionalisme dan keislaman,
yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)—dua terakhir ini adalah
organisasi mahasiswa di bawah masing-masing ormas NU dan Muhammadiyah.
Terakhir, perode 1980-an hingga kini, di mana muncul gerakan mahasiswa
dengan semangat Islamisme yang tinggi, seperti Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).MUHAMMAD WILDANhttp://digilib.uin-suka.ac.id/25395/1.hassmallThumbnailVersion/Cover%20isnus.pdf2017-06-08T01:28:06Z2017-06-08T01:29:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25395This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/253952017-06-08T01:28:06ZGerakan Kultural Islam NusantaraDunia muslim masih saja dirundung duka, dengan berita yang berlarut-larut soal kekerasan di Timur Tengah. Kekerasan itu mengambil bentuk perang sektarian, meskipun tujuan dan fakta sebenarnya adalah persoalan ekonomi-politik. Perang di Suriah dan Irak, yang merembet ke negara-negara tetangganya, menggambarkan kengerian. Apa yang terjadi di Timur Tengah, menggambarkan kegagalan kaum muslimin di sana untuk membangun peradaban muslim yang santun, dan mengayomi semua kelompok. Naganya hal itu tidak terjadi, bahkan di kalangan muslim sendiri, karena perang itu membawa tendensi perang saudara, sesama kaum muslimin.Nur Khalik, dkk RidwanAbdur Rozakihttp://digilib.uin-suka.ac.id/25319/1.hassmallThumbnailVersion/cover%20Pendidikan%20dalam%20perspektif%20aliran%20filsafat.jpg2017-05-09T06:13:16Z2018-02-08T02:09:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25319This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/253192017-05-09T06:13:16ZPENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN-ALIRAN FILSAFATBuku yang sekarang ini ada di hadapan para pembaca me-rupakan refleksi dialektis penulis atas berbagai pemikiran filosofis yang berkembang di dunia Barat dengan berbagai wacana dan aliran pendidikan yang berkembang saat ini. Menelaah buku ini berarti mencoba memahami pendidikan dari dua aspek, dasar pemikiran dan wacana yang berkembang.
Praktik-praktik pendidikan di Indonesia sekarang ini jika dirujuk kepada dasar-dasar filosofis pendidikan Barat akan mengalir pada pendidikan yang bercorak positivistik dan pragmatik-progresif. Di sisi lain, pendidikan di Indonesia juga berada dalam arus demokrasi, kapitalisme, dan pluralisme. Ketiga “ideologi dunia” ini terus mempengaruhi eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia, bahkan menjadi model. Demokrasi pendidikan sudah menjadi bagian dari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia walaupun masih ada kelemahan-kelemahan yang muncul. Kapitalisme pendidikan mulai mewabah dalam praktik-praktik penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pluralisme pendidikan mulai digagas dan dicoba implementasinya seiring dengan berjalannya demokratisasi pendidikan di Indonesia. Namun demikian, dalam beberapa hal, wacana-wacana pendidikan ini masih menjadi polemik bagi mereka yang berkepentingan dalam dunia pendidikan.
Menelaah buku ini dapat membuka horizon pemikiran pen-didikan yang lebih luas dan komprehensif; tidak hanya dalam tataran konsep, tetapi juga dalam tataran implementasi dan problematika yang terjadi di lapangan.Sembodo Ardi Widodo2016-02-22T02:07:42Z2017-05-26T01:51:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19477This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/194772016-02-22T02:07:42ZPENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI : Konsep dan Aplikasi Modal Sosial dalam PendidikanBuku ini mendapat inspirasi dari pemikiran Imam Ghazali bahwa
tujuan hidup manusia yang sebenarnya adalah mewujudkan manusia
sempurna yang dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (insan
kamil), maksudnya agar manusia hidup di dunia ini dengan sebaikbaiknya
akhlak demi keberhasilan kehidupan di akhir zaman (Hasan,
2006: 125). Dari pernyataan di atas dapat difahami bahwa tujuan
hidup yang benar menghendaki adanya tujuan yang seimbang antara
kehidupan dunia dan akhirat, maksudnya agar manusia hidup di dunia
ini dengan sebaik-baiknya akhlak demi keberhasilan kehidupan di akhir
zaman. Islam lebih memprioritaskan pendidikan akhlak, sebagaimana
Rasulullah bersabda:
قْ
َا
خْل
َْأ
تَمِّمَّ مَكَارِمَ ال
ُ
لِأ ثْتُ مَا بُعِ إنَّ
Artinya :”Sesungguhnya, aku hanya diutus untuk menyempurnakan
ahklak” (Abdullah, 2010: 296).
Jadi tujuan hidup yang benar adalah akhlakul karimah yang mampu
menjaga keseimbangan hubungan dengan Allah SWT (habluminallah)
dan dengan sesama manusia (habluminannas).
Tujuan hidup yang benar (true goal) dari hidup seseorang sangat
berpengaruh pada bagaimana seseorang tersebut mempersepsikan
kehidupan ini. Bagaimana seseorang mempersepsikan kehidupan
sangat menentukan sikap dan perilakunya sehari-hari. Apabila tujuan
hidup seseorang telah benar maka tentu saja sikap dan perilakunya juga
akan tertuntun ke jalan yang benar. Di sinilah sebenarnya arti penting
dari hakikat hidup manusia itu sendiri, yaitu: siapa yang memberinya
hidup, mengapa dia hidup, untuk apa dia hidup, dan akan ke mana
setelah dia tidak hidup. Dari sini sebenarnya muncul peristiwa batin
yang amat penting terjadi pada diri seseorang yang dapat memberikan
arah bagi hidupnya, sekaligus juga menentukan kualitas kehidupannya.
Tujuan hidup yang benar membutuhkan sikap positif dalam
mewujudkannya, baik sikap positif terhadap diri maupun lingkungannya.
Bagaimanapun cara berpikir, bersikap, dan berperilaku dengan
orang lain sangat mempengaruhi tindakan seseorang dalam menjalani
kehidupan ini. Jika kita dihinggapi oleh pikiran negatif dan sikap
pesimis, serta memperlakukan orang lain cenderung negatif maka
hal-hal negatiflah yang biasanya terjadi pada dirinya. Karena sejatinya
kehidupan akan memantulkan kembali apa yang telah diberikan kepada
kehidupan. Orang yang negative feeling sering bersikap pesimis, tidak
berani mencoba dan tidak jarang menyalahkan orang lain atas hal-hal
yang tidak sesuai dengan keinginannya. Bagi yang memandang hidup
ini dari sisi negatifnya saja maka bisa dipastikan ia akan berada dalam
kehidupan yang serba sulit dan menderita. Walaupun sebenarnya memiliki
kehidupan yang nyaman, namun karena selalu berpikir negatif
maka ia tidak dapat melihat apalagi menikmatinya.
Sebaliknya bagi orang-orang yang senantiasa berpikir dan bersikap
positif, maka dalam hidupnya akan dipenuhi rasa syukur atas
segala karuniaNya, mampu memberikan energi positif atas apa yang
dianugerahkan
kepadanya untuk membangun hubungan baik dengan
Sang Pencipta dan sesama makhluk di muka bumi, dan apapun yang
terjadi dalam hidupnya senantiasa ditanggapi dengan tindakan positif.
Bahkan ketika mendapat musibah sekalipun, diambilnya sebagai pelajaran agar kelak tidak terulang kembali. Orang-orang seperti ini
akan lebih ringan dan bahagia dalam menjalani hidup.
Membiasakan berpikir positif, bersikap optimis, dan bertindak
secara arif memang membutuhkan waktu yang tidak singkat. Bagaimanapun
sikap dan perilaku seseorang terbentuk sejak ia lahir sehingga
tidak mudah mengubahnya. Agar terus dapat berpikir positif, bersikap
optimis, dan bertindak secara arif dibutuhkan usaha yang sungguhsungguh
dan konsisten dalam waktu yang relatif lama. Meskipun
demikian, tetap berusaha dengan sabar dan ikhlas berjuang adalah
kunci utama.
Uraian di atas merupakan ringkasan isi modul yang merupakan
satu kesatuan dari buku PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN
TINGGI ini. Buku yang ditulis dan disajikan kepada para pembaca
ini merupakan bagian dari disertasi yang penulis susun tahun 2012
hingga 2014. Disertasi tersebut ditulis secara multidisiplin dan
menggunakan model penelitian Research and Development (R & D),
sehingga mempunyai produk yang salah satunya disajikan dalam bentuk
modul. Modul ini disusun dan disajikan ke hadapan para pembaca
untuk memenuhi salah satu pendekatan diantara tiga pendekatan
pendidikan karakter (implementasi modul, membangun kultur, dan
mengembangkan jejaring kerjasama). Harapan penulisan buku ini tidak
saja untuk mengubah cara pikir atau cara pandang para mahasiswa,
namun juga pola kebiasaan dan berperilaku, atau seluruh dimensi
karakter para mahasiswa agar bermanfaat baik bagi dirinya maupun
bagi orang lain, dengan tetap teguh menjaga nilai-nilai moralitas.
Modul yang dilampirkan dalam buku ini dilengkapi dengan kisahkisah
inspiratif agar dapat digunakan sebagai bahan refleksi bagi para
mahasiswa untuk memahami siapa dirinya, siapa yang menciptakannya,
untuk apa mereka diciptakan, dan ke mana mereka akan kembali.
Inspirasi bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja, termasuk dari
membaca berbagai kisah kehidupan yang menyentuh jiwa.Sri Sumarni2016-03-28T06:52:21Z2016-03-31T01:51:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19966This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/199662016-03-28T06:52:21ZBUKU PANDUAN PERPUSTAKAAN = LIBRARY GUIDE BOOKBuku panduan perpustakaan Tahun 2015 adalah sebuah buku panduan yang diterbitkan oleh perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang berguna untuk panduan bagi mahasiswa baru tahun 2015 khususnya umumnya bagi semua civitas akademika di UIN Sunan kalijaga yang berisi tentang pelayanan, fasilitas, dan cara menggunakan selusuh fasilitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan, mulai dari lantai 1 sampai dengan lantai 4.Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga INDONESIA2016-05-09T06:50:25Z2016-05-09T06:50:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20606This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/206062016-05-09T06:50:25ZPENGEMBANGAN KURIKULUM Suatu Kajian Teori dan Praktik pada Sekolah, Madrasah, dan Perguruan TinggiKurikulum adalah alat yang digunakan untuk menggapai tujuan
pendidikan dan sebagai acuan di dalam pelaksanaan pendidikan.
Kurikulum menunjukkan falsafah atau pandangan hidup suatu bangsa.
Ke arah mana serta bagaimana bentuk kehidupan itu nantinya akan
ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.
Kurikulum memiliki peluang untuk dapat meramalkan hasil
pendidikan yang diharapkan sebab kurikulum menunjukkan apa yang
harus dipelajari serta kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta
didik.
Kurikulum juga merupakan jantung dari pendidikan. Kesuksesan
pendidikan banyak terletak pada keberhasilan kurikulum, mulai dari
perencanaan hingga pelaksanaan dan penilaiannya. Maka, dalam
rangka menjamin kesuksesan kurikulum perlu pengelolaan yang tepat
dan sistematis.- SUBIYANTORO2016-05-09T07:04:40Z2016-05-09T07:04:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20609This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/206092016-05-09T07:04:40ZMengkristalkan Religiusitas Pada Anak (Kajian Sosiologi Pendidikan Islam)Alhamduillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis memperoleh kakuatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan buku ini. Buku ini bersisi tentang
teori-teori religiusitas dan pembelajaran dalam perspektif sosiologi
pendidikan.
Buku ini terdiri dari enam bagian, yang secara berurutan
membahas tentang berbagai dinamika pembelajaran dalam rangka
mewujudkan anak didik yang religius. Permasalahan religiusitas,
menjadi permasalahan yang sangat penting, karena religiusitas
banyak berpengaruh dalam setiap dimensi kehidupan manusia.
Keinginan untuk menerbitkan buku ini, tidak lain
dilatarbelakangi oleh kepedulian penulis dengan kondisi masyarakat
saat ini. Dekadensi moral yang melanda setiap lapisan masyarakat,
membuat miris semua kalangan. Penulis berharap, buku ini menjadi
subangsih yang bermakna untuk menciptakan manusia Indonesia
yang religius.
Dunia pendidikan merupakan satu-satunya harapan untuk
menghasilkan manusia Indonesia yang beradab, bermoral dan religius
sehingga kehidupan ini menjadi kehidupan yang aman, tentram lahir
dan batin. Karena itu, penulis sertakan teori-teori pendidikan yang
dapat meningkatkan religiusitas seorang anak didik.
Pada bagian akhir buku ini, penulis menyertakan hasil penelitian
yang dilakukan beberapa tahun yang lalu. Adapun harapan penulis
dengan menyertakan hasil penelitian ini adalah agar menjadi contoh
betapa pentingnya kualitas pembelajaran agar dapat menghasilkan
peserta didik yang religius. Artinya, manusia religius harus
diupayakan sedemikian rupa, baik disekolah, dengan berbagaikegiatannya. Namun juga harus melakukan kerja sama dengan
seluruh orangtua agar apa yang telah ditanamkan di sekolah dapat
berkembang subur juga dalam kehidupan anak didik secara luas di
rumah dan lingkungannya.
Penyusunan buku ini tentunya masih banyak kekurangan dan
kehilafan, sehingga penulis berharap tegur sapa dari semua pihak.
Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua. Amiin- SUBIYANTORO2016-06-07T00:59:37Z2016-06-07T00:59:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20911This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/209112016-06-07T00:59:37ZPERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYAPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya telah dilengkapi
dengan Peraturan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun
2014 dan Nomor 32 Tahun 2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya memuat
aturan-aturan pokok yang harus diikuti oleh semua pihak yang
terkait dalam pelaksanaan Jabatan Fungsional Pustakawan.
Pada kedua peraturan tersebut masih terdapat beberapa ketentuan
yang perlu penjelasan lebih rinci. Mengingat hal tersebut, Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia memandang perlu untuk menyusun
Petunjuk Teknis (Juknis) Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan
Jabatan Fungsional Pustakawan. Juknis Jabatan Fungsional Pustakawan
dan Angka Kreditnya ini berisi penjelasan lebih lanjut yang
disertai contoh kasus serta dilampiri berbagai format formulir
surat dan bukti pelaksanaannya. Guna memudahkan penggunaan
juknis ini maka, pembahasan butir kegiatan dikelompokkan
sesuai tugas pokok untuk masing-masing kategori, yaitu bagi
Pustakawan Tingkat Terampil/ Keterampilan dan Pustakawan
Tingkat Ahli/Keahlian.
Juknis ini diharapakan dapat membantu Pustakawan, Tim Penilai
maupun pihak-pihak lainnya dalam memahami dan mengimplementasikan
ketentuan yang ada dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya dan Peraturan Bersama Kepala Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 8 Tahun 2014 dan Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Kepada tim penyusun yang telah membantu
menyiapkan naskah hingga terbitnya buku Petunjuk Teknis ini,
saya sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya.Perpustakaan Nasional RI INDONESIA2016-08-05T01:39:51Z2023-08-11T05:23:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21438This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/214382016-08-05T01:39:51ZKOMITMEN PADA PERUBAHAN ORGANISASI (Perubahan Organisasi dalam Perspektif Islam dan Psikologi)Di dalam Islam pun, perubahan merupakan suatu keniscayaan. Islam memandang perubahan sebagai bagian tidak terpisahkan (inseperable part) dari kehidupan dan seharusnya terjadi pada kehidupan alamiah baik pada tingkatan individu dan organisasi. Bagaimana pun juga, kebermanfaatan dan kekuatan dampak perubahan berakibat pada kehidupan individu, hanya saja, bagi sebagian individu berhadapan dengan perubahan bukanlah hal yang mudah. Seringkali anggota atau karyawan suatu organisasi saat mengalami perubahan mengalami kehilangan kewenangan, ketidakpastian mengenai masa depan, dan dapat juga mengalami perasaan takut gagal saat mereka harus berhadapan dengan tugas-tugas baru. Sebaliknya sebagian anggota atau karyawan organisasi tidak merasa terganggu dengan perubahan yang terjadi dalam organisasi tempat mereka bekerja, mereka malah memiliki pandangan bahwa perubahan yang terjadi sebagai suatu kesempatan untuk berkembang dan belajar (to grow and learn).
Buku ini berusaha menumbuhkan kesadaran pembaca bahwa perubahan bukanlah merupakan hal yang tidak mudah, sehingga dibutuhkan suatu sudut pandang bahwa perubahan organisasi merupakan sesuatu positif, momentum untuk belajar, dan sarana untuk mengembangkan diri. Maka organisasi tempat bernaung karyawan memiliki kewajiban untuk memanfaatkan sumber daya (resources) yang dimiliki agar para anggota organisasi saat terjadi perubahan merasa tidak sendiri, dan memiliki keyakinan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dengan perubahan ini. Kepedulian organisasi terhadap anggota pada saat-saat sulit yang menyertai terjadinya perubahan, akan menimbulkan kesediaan untuk mendukung perubahan. Hasilnya perubahan akan berhasil sesuai yang diinginkan oleh berbagai unsur dalam organisasi, dan membawa kebermanfaatan bagi organisasi serta anggota.
Ucapan terima kasih dihaturkan kepada pihak-pihak yang mendukung tersusunnya tulisan dan buku ini, yaitu kepada: Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Ketua Program Studi Psikologi, serta rekan-rekan sejawat Program Studi Psikologi.
Tidak lupa terima kasih yang mendalam bagi keluarga, yaitu suami tercinta, Elva Mochammad Ramdhani, putriku Fairuz Syarifa Danianti Putri, putraku Muhammad Naufal Ramdhani Putra atas kesabarannya dan dukungannya yang amat berarti untuk Bunda….
Semoga buku ini bermanfaat bagi khalayak yang ingin mengetahui mengenai komitmen dan perubahan organisasi.Erika Setyanti Kusumaputri2016-08-08T02:24:04Z2016-08-08T02:58:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21505This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/215052016-08-08T02:24:04ZSHALAT MENGGUNAKAN DIAPERSShalat merupakan ibadah mahdhah
yang disyariatkan kepada hamba-Nya
yang muslim dan mukallaf. Shalat
dilaksanakan dengan cara-cara yang
telah ditentukan dalam hukum syara’.
Untuk melaksanakannya, juga disyaratkan
beberapa ketentuan seperti suci dari
hadas dan najis, ada waktu tertentu, dan
menghadap kiblat. Suci dari hadas dan najis
merupakan salah satu dari syarat sahnya
shalat. Adapun yang dimaksud suci dari
hadas yaitu hadas kecil dan hadas besar,
sedangkan suci dari najis yaitu suci badan,
pakaian dan tempat untuk melaksanakan
shalat.Sri Wahyuni2016-10-11T02:03:11Z2017-03-17T06:52:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22378This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/223782016-10-11T02:03:11ZBUNGA RAMPAI SOSIOLOGI AGAMA : TEORI, METODE DAN RANAH STUDI ILMU SOSIOLOGI AGAMASosiologi Agama dapat dikatakan sebagai ilmu baru. Keberadaannya
dalam kancah pertumbuhan ilmu pengetahuan belum setenar ilmu tempat
ia dilahirkan: Sosiologi. Akan tetapi dalam perkembangannya, para ahli,
pakar, dan pemerhati kajian Sosiologi Agama semakin banyak dan tidak
bisa lagi dihitung dengan jari. Banyak universitas, baik nasional maupun
internasional, yang sampai hari ini sengaja atau"tanpa sengaja'' telah
melahirkan para akademisi yang menjadikan kajian kesosiologi-agamaan
sebagai obyek material kajian atau fokus riset mereka. Pada awalnya
berbagai lembaga pendidikan tersebut hanya membuka "kelas, matakuliah,
dan riset" dalam Ilmu Sosiologi. Hanya saja, dalam perjalanannya, mau
tidak mau, agama masuk ke dalam ruang-waktu ilmiah yang mereka
bentang. Sehingga dapat dikatakan bahwa selama sebuah kajian masih
berperspektif sosiologis, maka selama itu pula sangat mungkin kajian
tersebut akan mengarah sebagai kajian sosiologi agama, terutama dalam
konteks masyarakat yang mayoritas heragama seperti Indonesia.et. al Djam'anuri2016-10-31T04:42:28Z2017-02-22T02:49:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22542This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/225422016-10-31T04:42:28ZPEMIKIRAN SOSIOLOGI ISLAM IBN KHALDUNBuku ini saya persembahkan kepada Moh. Tafsir (alm),
ayahanda penulis, semoga perjuangan dan doa almarhum semasa
hidup untuk mendidik dan membesarkan penulis menjadi amal
ibadah dan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt. Amin.
Terlebih ucapan terima kasih dan permohonan doa restu kepada
Ibunda Kapriyati, dan semua pihak yang telah memberikan andil
dalam penyusunan buku ini yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu, semoga menjadi amal ibadah di sisi Allah.Mohammad Pribadihttp://digilib.uin-suka.ac.id/23716/1.hassmallThumbnailVersion/COVER%20Antara%20Barat%20dan%20Timur.pdf2017-01-25T02:12:03Z2017-01-25T02:18:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23716This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/237162017-01-25T02:12:03ZAntara Barat dan Timur:
Hegemoni, Relasi, Dominasi, dan Globalisasi (Edisi Revisi)Buku yang ada di tangan Anda adalah cetakan kedua, yaitu edisi
revisi dengan penerbit yang berbeda. Pertama kali diterbitkan
oleh Serambi (Makin 2015a) dan sudah dibaca oleh para mahasiswa
matakuliah orientalisme dan oksidentalisme, juga matakuliah
lain yang terkait dengan isu-isu antara Barat dan Timur dalam
perkembangan pengetahuan dan kecendikiawanan. Edisi pertama
buku ini sudah mendapatkan sambutan dan tempat, bahkan diluar
kelas. Sudah dibedah dan diresensi di beberapa media dan masih
tersedia online. Para mahasiswa di kelas merasa terbantu dengan
adanya buku ini, karena buku tentang isu ini tidak banyak ditulis
dalam bahasa Indonesia. Banyak literatur pendukung masih dalam
bahasa Inggris, Jerman, atau Perancis, yang masih sulit dicerna
oleh para mahasiswa. Ada beberapa buku, yang juga tersebut dalam
konten buku ini, mengetengahkan isu Barat dan Timur, tetapi
masih pada level emosional dan kadang tidak terbuka: traumatik
kolonialisasi Barat dan juga bernada kebencian terhadap hegemoni
Barat dihadapkan dengan identitas Timur, berupa agama ataupun
sentimen nasionalisme. Buku di tangan Anda ini berfungsi sebagai
xiv Antara Barat dan Timur
pengantar yang bisa membantu dan membimbing para Pembaca
untuk lebih mendalami lagi tentang isu Barat dan Timur dengan
lebih jernih, terbuka, dan didukung dengan pemahaman literatur
dengan cara akademis (artinya profesional dan membebaskan).
Beberapa perbaikan dan sistem sudah dilakukan dalam edisi
ini: daftar pustaka tidak lagi setiap bab, tetapi menyatu diakhir;
update keterangan tentang beberapa tokoh, seperti Burhanuddin
Daja yang telah tiada, sebagai tokoh kajian oksidentalisme dan
orientalisme dari Yogyakarta; meninggalnya Benedict Anderson
sebagai tokoh Indonesianis yang dikagumi baik di Barat maupun
di Timur; dan beberapa perbaikan yang memudahkan para
Pembaca untuk mencerna kajian ini.
Ketika edisi ini akan dicetak kita semua menyaksikan
beberapa perubahan peta politik dunia berkait dengan isu Barat
dan Timur. Tepat sekali, ada dua peristiwa yang mengubah
persepsi kita tentang peta dunia, menangnya referendum Brexit
di Inggris yang memutuskan negeri ini untuk keluar dari Uni
Eropa dan menangnya Donald Trump atas Hillary Clinton dalam
pertarungan tiket kepresidenan Amerika Serikat. Dua hal ini
sudah banyak dikaji oleh para analis dan komentator dunia dan
semua menafsirkan tentang jurang pemisah dari ideologi yang
berperang di dunia dan juga peta Timur dan Barat. Baik itu di
Inggris maupun di Amerika kemenangan Brexit dan Trump
simbol dari konservatisme dan ideologi tertutup dari selera
rakyat kedua negara yang dilanda globalisasi dengan reaksi defense
mechanism (pertahanan identitas jati diri kedua negara itu). Brexit
sangat mengejutkan karena Eropa saat ini sedang membangun
solidaritas bersama dan membangun identitas kolektif dalam
menghadapi peta persaingan ekonomi dan politik global. Brexit
adalah penegasan lagi bahwa rakyat Inggris tidak semuanya,
atau bahkan sebagian besar, menolak penyatuan Eropa dalam
hal identitas. Isu ini menguat karena ditengah maraknya konflik
Timur Tengah yang menyisakan pekerjaan rumah bagi Eropa
untuk menampung para pengungsi dari daerah rawan perang
tersebut. Tentu identitas antara pribumi Eropa dan pendatang,
apalagi imigran, akan mencuat dan menguat (Makin 2009; Makin
2016b; Makin 2016e). Kenyatannya, Jerman menjadi pionir untuk
hal penampungan para pengungsi, walaupun tidak semua rakyat kelihatan bahagia dengan kebijakan ini. Kanselir Jerman Angela
Merkel tetap mengambil kebijakan ini.. Al Makinhttp://digilib.uin-suka.ac.id/23909/2.hassmallThumbnailVersion/COVER%20-%20YUDIAN%20WAHYUDI%20-%20HUKUM%20ISLAM%20ANTARA%20FILSAFAT%20DAN%20POLITIK.jpg2017-02-07T07:13:01Z2017-02-07T07:13:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23909This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/239092017-02-07T07:13:01ZHukum Islam
antara Filsafat dan PolitikPenerbitan kumpulan makalah ini bersifat historis, yang menekankan
senioritas tokoh yang dibahas. Imam Syafii (ditulis
2007) diletakkan di bab satu karena ia merupakan tokoh paling
senior dalam edisi ini. Wahid Hasyim memang jauh lebih junior
dibandingkan Abu Ishaq asy-Syatibi, tetapi diletakkan di bab dua
karena Syatibi hanya tokoh pendamping dalam "Maqashid alSyariah
sebagai Doktrin dan Metode" (ditulis 1994) dibandingkan
Wahid Hasyim (1914-1953) yang merupakan tokoh utama
dalam "Was Wahid Hasyim Really Just A Traditionalist?" (ditulis
1998). Demikian pula, Hasbi Ash Shidieqy (1905-1975) ditulis pada tahun 1994, tetapi diletakkan di bah tiga karena Wahid
Hasyim lebih senior dalam ketokohan: Wahid Hasyim sebagai
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag Rl}-lah yang mengangkat
Hasbi menjadi dosen di UIN Sunan Kalijaga. "Maqashid
al-Syariah sebagai Doktrin dan Metode", yang merupakan kritik
sekaligus pengembangan atas konsep maqashid syariah Syatibi
dan Fiqh Indonesia Hasbi, dijadikan bah empat. Kemudian sistematika
buku ini beralih dari Indonesia ke Mesir.Yudian Wahyudihttp://digilib.uin-suka.ac.id/24022/2.hassmallThumbnailVersion/COVER%20-Buku%20Statistik%20itu%20Mudah%20-%20SPSS%20-%20Imam%20Machali.png2017-02-16T07:29:28Z2017-02-17T02:00:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24022This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/240222017-02-16T07:29:28ZSTATISTIK ITU MUDAH : Menggunakan SPSS Sebagai Alat Bantu StatistikProblem yang dihadapi oleh para pengguna statistik (user)
umumnya adalah penyelesaiannya yang menyita banyak waktu,
diperlukan ketelitian, kecermatan, mampu menghafal, mengingat dan
mengaplikasikan rumus-rumus statistik, sehingga statistik menjadi ilmu
yang dekat dengan persepsi “rumit”, “menjenuhkan”, “membosankan”,
dan bahkan “stress”. Persepsi semacam ini memang tidak sepenuhnya
salah, sebab statistik yang penyelesaiannya menggunakan cara-cara
manual memang membutuhkan ketelitian, kejelian, kecermatan, dan
rumus-rumus “rumit” yang bagi kebanyakan orang kurang menyukai.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat,
kerja-kerja statistik saat ini diselesaikan dengan perangkat komputer
dengan aplikasi (software) statistik. Penggunaan teknologi ini sangat
membantu pengguna statistik untuk dengan cepat, cermat, dan akurat
menyelesaikan persoalan-persoalan data statistik. Sehingga aktivitas
kerja menjadi efektif dan efisien.Imam Machalihttp://digilib.uin-suka.ac.id/24044/1.hassmallThumbnailVersion/COVER%20-%20Buku%20Statistik%20Manajemen%20Pendidikan%20-%20Imam%20Machali.png2017-02-17T06:40:17Z2017-02-17T06:40:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24044This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/240442017-02-17T06:40:17ZSTATISTIK Manajemen Pendidikan Teori dan Praktik Statistik dalam bidang Pendidikan, Penelitian, Ekonomi, Bisnis, dan Ilmu-Ilmu Sosial LainnyaSetiap mengawali proses pembelajaran mata kuliah Statistik—dipertemuan
perdana—pertanyaan yang selalu penulis ajukan adalah bagaimana
“bayangan” mahasiswa jika mendengar kata “statistik”?, dan bagaimana
pendapat, persepsi, dan pandangannya tentang mata kuliah statistik.
Jawaban dari pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
berpandangan bahwa statistik adalah berhubungan dengan angka-angka
matematika yang sangat rumit, rumus-rumus yang sulit difahami, sangat
membosankan, membingungkan, menjenuhkan, stres, dan bahkan terdapat
pndangan bahwa statistik tidak memiliki banyak arti, menghabiskan waktu,
memubadzirkan waktu.
Pandangan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, sebab tidak banyak
dari kita yang memang benar-benar merasakan manfaat mempelajari statistik—
kecuali target mendapatkan nilai baik (lulus). Selain itu—sampai saat ini—
teknik, metode, dan strategi pembelajaran statistik kurang bervariasi, kurang
memberikan motivasi, dan sangat teoritis-manual. Survey dan pengamatan
penulis terkait dengan pembelajaran statistik menunjukkan bahwa pertama,
sebagian besar pembelajaran statistik dilakukan dengan cara manual dengan
berbagai varian rumus-rumus statistik. Kedua, pembelajaran statistik yang
dilakukan kurang memanfaatkan alatbantu, fasilitas, aplikasi/software statistik
yang memudahkan kita menyelesaikan berbagai pesoalan statistika—yang terus
berkembang dan menarik. Ketiga, kekurang tepatan “orientasi” pembelajaran
statistik yang dilakukan.Imam Machalihttp://digilib.uin-suka.ac.id/24266/1.hassmallThumbnailVersion/Cover%20-%20The%20Position%20of%20Islamic%20Law%20in%20the%20Indonesian%20Legal%20System%20%281900-2003%29.png2017-03-14T03:39:01Z2017-03-14T03:39:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24266This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/242662017-03-14T03:39:01ZThe Position of Islamic Law
in the Indonesian Legal system
(1900- 2003)This book1 chronologically surveys the development
of Islamic law in the Indonesian socio-political setting
under the Dutch (-1942), Japanese (1942-1945)
and post-independence ( 1945-to present) governments. The
development will be analyzed from the perspective of continuity
and change in three main areas. First of all, it underlines the
continuity and change in theme from pure ritualism to human
interactions and even criminal law. The second dimension of the
focus is on theoretical and practical legal needs in the light of
human resource development, by concentrating on the change
in Indonesian Islamic legal authority from kyais (TraditionalistIslamic
boarding school graduates and Javanese-sufi style Islamic
leaders) to self-educated and Wahhabite-inspired pan-Islamist
legal thinkers, new intellectuals ("secular" nationalist graduates
of Dutch educational system), and then new Muslim intellectuals
(Muslim graduates of Dutch, and then Western, institutions of
higher education); from independent legal thinkers to collections
of the legal opinions of Islamic organizations; or from Shafiism
to Wahhabite-inspired "pan-Islamism" (the slogan "Return to the Qur'an and the Sunna"-inspired non-madhhabism), state
authorities, the House of Representatives and then the People's
Consultative Assembly; from "yellow" and "white" fiqh texts to
state laws ("positivism"). Finally, this study pays a great deal of
attention to women's voices on the impact of implementation of
Islamic law on their affairs.Yudian Wahyudi2017-03-17T06:50:06Z2017-03-17T06:50:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24354This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/243542017-03-17T06:50:06ZKONFLIK SOSIAL ANTARUMAT BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF
SOSIOLOGI DAN AL-QURANTulisan ini lahir dari keprihatinan berkenaan dengan masih adanya konflik di
tengah masyarakat dengan latar belakang agama atau keyakinan yang berbeda.
Terkadang muncul fenomena kekerasan dalam masyarakat yang tidak jarang
memicu pertikaian di antara anggota masyarakat yang berbeda keyakinan. Konflik
di tengah masyarakat dengan keyakinan berbeda ini juga muncul di kalangan
masyarakat muslim. Tidak jarang kemunculan konflik seperti ini memunculkan
tudingan bahwa Islam merupakan agama yang tidak toleran, dan agama Islam
mengandung ajaran yang memungkinkan timbulnya konflik atau kekerasan
tersebut. Sejatinya Islam diyakini dan diklaim oleh pemeluknya sebagai agama
yang mendatangkan rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘ȃlamȋn).
Konflik sosial antarumat beragama disebabkan oleh banyak faktor. Tulisan
sederhana ini lebih menitikberatkan pada faktor pemahaman agama yang
merupakan faktor penting dalam konflik sosial tersebut. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan seseorang memiliki pengaruh
terhadap sikap keberagamaannya. Pemahaman keagamaan ini banyak bersumber
dari pemahaman teks-teks agama yang diyakini kebenarannya oleh para penganut
agama tersebut. Di samping itu, tulisan ini juga mengemukakan pentingnya upaya
untuk menumbuhkembangkan dialog antarumat beragama yang merupakan salah
satu upaya membangun interaksi sosial yang asosiatif di kalangan umat beragama,
Konflik Sosial di Kalangan Pemeluk AgamaMuhammad Amin2017-03-20T01:53:28Z2017-03-20T01:53:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24382This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/243822017-03-20T01:53:28ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL DALAM PERSPEKTIF AL-QURANAl-Quran menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk (hudan), sebagaimana
tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 2 dan Q.S. al-Baqarah (2): 185. Tulisan ini
merupakan upaya untuk menggali sejumlah petunjuk al-Quran yang berkenaan
dengan sikap al-Quran terhadap orang-orang marginal dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat marginal.
Dalam permasalahan kemasyarakatan biasanya petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh al-Quran bersifat global, tidak bersifat terperinci. Pada umumnya al-
Quran tidak menyebut petunjuk-petunjuk teknis yang rinci dalam persoalanpersoalan
yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat, mengingat bahwa
permasalahan kemasyarakatan senantiasa berkembang. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa dalam masalah pemberdayaan masyarakat, petunjuk-petunjuk al-
Quran juga dikemukakan secara global. Upaya pemaparan pandangan al-Quran
pada tulisan ini merupakan upaya pemahaman dari petunjuk-petunjuk al-Quran
yang bersifat global itu.Muhammad Amin