Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T05:51:18ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2015-01-28T02:52:17Z2016-08-04T01:18:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5141This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51412015-01-28T02:52:17ZISLAM DAN PLURALISME BERAGAMA MENURUT SAYYED HOSSEIN NASR ABSTRAK Persoalan pluralisme agama, merupakan isu yang tidak dapat dipisahkan dari fenomena keberagamaan kontemporer. Wacana ini dalam Islam sendiri sering mendapatkan kritikan yang tajam dikarenakan oleh sebagian kalangan pemikiran pluralisme hanya bertujuan untuk menekan dan menyalahkan kelompok fundamentalis Islam. Motivasi yang tidak benar dan pendekatan yang tidak arif ini justru bertentangan dengan ide dasar pluralisme itu sendiri. Akibatnya di kalangan Islam sendiri meimbulkan perdebatan antara kelompok pendukung dan kelompok yang menolak. Ini sangat berbeda dengan pendapat Nasr, menurutnya pluralisme dan pengakuan terhadap kebenaran universal dan realitas transenden merupakan ini dari ajaran Islam.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang apa yang menjadi gagasan dari pluralisme beragama menurut Nasr dengan judul, Islam dan Pluralisme beragama menurut Seyyed Hossein Nasr. Pendekatan yang dipakai dalam tulisan ini adalah analisis hermeneutik. kajian pustaka terhadap tulisan-tulisan dan juga latar belakang biografi Nasr dilakukan untuk menemukan gagasan pluralisme Nasr. Analisis terhadap riwayat hidup latar belakang pendidikan dan sosial politik, adalah dalam rangka menjelaskan pemikiran pluralisme Nasr secara utuh dan komperehensif. Pluralisme beragama menurut Nasr bukan hanya sekedar wacana keberagamaan semata, dalam Islam ia mempunyai akar filosoafis dan sosial historis di dalam teks dan juga sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan juga para sahabat baik secara Ontologis, Epistemologis dan juga Aksiologis, ia merupakan keniscayaan sejarah sebagai bentuk keadilan dan kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya. Selain dapat memahami pendapat yang tidak setuju dengan pluralisme dalam Islam Nasr juga memberikan kritik terhadap tradisi Barat yang menganggap Islam sebagai orang lain kemudian mempermasalahkan dan menuding mereka dengan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai universal Islam. Kritikan juga ditujukan Nasr terhadap kelompok misionaris yang merusak suasana keberagamaan yang harmonis dengan membawa nilai-nilai sekuler dan westernisasai terhadap dunia Islam div NIM. 03511420 BUDI IRAWAN2015-01-28T03:37:07Z2016-08-04T06:24:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5147This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51472015-01-28T03:37:07ZKOSMOLOGI SUFI IBNU ARABI ABSTRAK Pemikiran Ibnu Arabi tentang alam semesta dipenuhi penjelasan dengan visi mistik dan visi rasionil. Sebagai seorang sufi yang agung Ibnu Arabi dikenal dengan sebutan Syaykh al-Akbar dan dinisbatkan sebagai pencetus paham wahdat al-wujud. Dengan konsepsi paham wahdat al-wujud inilah Ibnu Arabi mendasari pemikiran kosmologinya yang oleh para pemikir muslim lainnya disebut dengan kosmologi sufi. Ibnu Arabi, mengungkapkan betapa keseluruhan sifat kosmos itu merupakan gema dari berbagai nama dan sifat Tuhan dan sesungguhnya hanya ada satu wujud, satu realitas, dan segala entitas yang ada (termasuk makhluk alam) hanyalah refleksi nama-nama dan sifat-sifat Tuhan di atas cermin noneksistensi.
Penciptaan alam semesta beserta isinya atau kosmos dalam teori Ibnu Arabi adalah konsep tajalli (teofani, penampakan) wujud Tuhan pada alam empiris yang serba ganda. Konsep tajalli ini merupakan tiang filsafat Ibnu Arabi tentang wahdat al-wujud karena tajalli ditafsirkan dengan penciptaan, yaitu cara munculnya yang banyak dari Yang satu tanpa akibat, Yang satu itu menjadi banyak. Tuhan menciptakan kosmos agar dapat melihat diri-Nya dan memperlihatkan diri-Nya. Dia mengenal diri-Nya dan memperkenalkan diri-Nya melalui eksistensi kosmos. Ibnu Arabi banyak menggunakan istilah metaforis dalam mengungkapkan hubungan Tuhan dan kosmos, salah satunya adalah tentang cermin. Kosmos ini adalah cermin tempat Tuhan melihat diri-Nya. keingginan untuk melihat diri-Nya merupakan tujuan dan sebab penciptaan kosmos.
Kosmos merupakan wadah manifestasi (locus of manifestation) dari tajalli nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Sebagai wadah manifestasi Tuhan, kosmos dalam pemikiran Ibnu Arabi di istilahkan dengan dunia kecil dan dunia besar. Yaitu, mikrokosmos dunia kecil untuk manusia dan makrokosmos dunia besar bagi alam semesta. Antara mikrokosmos dengan makrokosmos terdapat kesesuaian baik secara lahir maupun batin. Namun, manusia yang diciptakan Tuhan menurut kesatuan nama-nama-Nya dengan kedua tangan-Nya menjadikan manusia sebagai khalifah dan pengemban amanah sejati alam serta seluruh isinya.
Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kajian kepustakaan (Library Research), yaitu menelaah buku-buku dan tulisan yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan pemecahan masalah skripsi ini akan menggunakan metode deduktif, yaitu metode penelitian yang berangkat dari pemikiran Ibnu Arabi secara umum, kemudian digunakan untuk menilai secara sistematis partikulasi-partikulasi dari pemikran Ibnu Arabi tentang kosmologi sufi yang menjadi fokus kajian dalam skripsi ini. NIM. 04511709 FATHUL ADHIM2015-10-05T08:08:10Z2015-10-05T08:08:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17549This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/175492015-10-05T08:08:10ZSTUDI TERHADAP BUKU ILMU DAN AGAMA KARYA MOHAMMAD HATTAPerdebatan yang sengit tentang ilmu dan agama dimulai pada abad
pertengahan, pastinya pasca Socrates atau di zaman Immanuel Kant. Dimana
otoritas Gereja memegang kendali signifikan untuk menentukan arah perjalanan
dunia. Pada perkembangan selanjutnya ilmu mengalami kemajuan yang luar biasa
dan agama mulai ditinggalkan dengan beberapa alasan yang kurang rasional
bahwa agama tidak mempunyai peranan penting dalam sejarah peradaban umat
manusia. Berangkat atas dasar itulah penulis mencoba menganalisis karya buku
Mohammad Hatta tentang hubungan ilmu dan agama. Analisis dilakukan dengan
mengkaji terlebih dahulu latar belakang pemikiran Mohammad Hatta ketika
berbicara hubungan ilmu dan agama, konsep ilmu dan agama menurut
Mohammad Hatta serta bagaimana sinergitas ilmu dan agama. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah ingin menelusuri dan memahami pemikiran Mohammad
Hatta tentang ilmu dan agama, sehingga dapat memperkaya khasanah pemikiran
tokoh Islam dan dunia Islam serta bisa menjadi resolusi terhadap ragam
percekcokan keilmuan antara hubungan ilmu dan agama modern.
Adapun Penelitian ini lebih menggunakan metode keperpustakaan
(Library research) yang dilakukan dengan cara meneliti sumber-sumber pustaka
yang berkaitan langsung dengan pemikiran Mohammad Hatta. Adapun Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukumentatif, yaitu dengan
menggunakan data primer yang diambil dari buku-buku yang secara langsung
membicarakan tentang permasalahan yang akan diteliti dan juga dari data
sekunder yang secara tidak langsung membicarakan masalah yang akan diteliti,
namun masih relevan untuk dikutip sebagai pembanding. Adapun prosesnya
adalah melalui penelaahan kepustakan yang telah diseleksi agar sesuai dengan
kategorisasinya dan berdasarkan content analisys (analisis isi). Kemudian data
tersebut di sajikan secara deskriptif.
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa Mohammad
Hatta mencoba untuk menjelaskan tentang tahapan-tahapan mempelajari ilmu,
tata─cara memperoleh ilmu dan metode-metode untuk memecahkan persoalan
yang terjadi dalam reality keilmuan. Konsep logika-kausalita dan metode
teleology sebagai kerangka ilmu yang kemudian dipakai untuk menganalsis
persoalan. Ilmu menurutnya harus bisa di-empiriskan dan rasional. Sedangkan
agama merupakan kepercayaan mutlaq terhadap Tuhan yang tidak terbantahkan,
walaupun persoalan agama tidak terlepas dari kebudayaan. Ilmu dan agama
sebagai kerangka nilai untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara
yang adil makmur. Karenanya, keberadaan ilmu juga tidak terlepas dari
perwujudan sebuah agama.NIM: 04511650 SUDARSONO