Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:56:34ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2022-07-12T08:28:35Z2022-07-12T08:28:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51915This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/519152022-07-12T08:28:35ZEVALUASI PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR
MATEMATIKA TINGKAT MI/SD SANGGAR
GENIUSbinaan mengalami penurunan yang disebabkan karena berbagai
faktor. Kedua, bahan ajar berupa modul matematika yang digunakan
belum berjalan sesuai rencana karena idealnya anak-anak membaca
contoh langsung dapat mengerjakan tapi pada kenyataannya belum.
Ketiga, program bimbingan belajar Sanggar GENIUS tidak
memberlakukan sistem persamaan materi dalam pembelajaran
matematika sehingga ada beberapa anak yang minder dengan
kemampuannya. Adanya fakta-fakta yang muncul di lapangan tentu
perlu dikaji sejauhmana pencapaian hasil program bimbingan belajar
matematika melalui evaluasi program. Model evaluasi program yang
digunakan peneliti adalah model CIPP (Context, Input, Process,
Product).
Metode Penelitian ini adalah kualitatif jenis penelitian
evaluatif. Subjek dalam penelitian adalah kepala cabang Yatim
Mandiri Yogyakarta, staf program GENIUS, supervisor GENIUS,
guru GENIUS yang mengajar di sanggar, sebagian koordinator
sanggar dan sebagian anak yang mengikuti bimbingan belajar
matematika di sanggar GENIUS Yatim Mandiri Yogyakarta. Tehnik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi yang dimulai
dari reduksi data, penyajian data sampai pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari komponen
konteks dengan sub komponennya antara lain tujuan program, sasaran
program, dukungan wali murid, kondisi lingkungan dan analisis
kebutuhan sudah banyak yang sesuai rencana program. Ditinjau dari
komponen input kapasitas anak binaan, guru GENIUS, kurikulum
GENIUS, bahan ajar, sumber daya manusia yang terlibat, sarana dan
prasarana, serta pemanfaatan dana sudah banyak yang sesuai dengan
kriteria program Sanggar GENIUS. Ditinjau dari evaluasi proses,
terealisasinya berbagai kegiatan dalam program mulai dari
pengklasifikasian anak binaan, teknis pelaksanaan program, model
pembelajaran matematika yang digunakan, media pembelajaran,
monitoring pelaksanaan program, evaluasi bulanan bagi guru
GENIUS, dan upgreading guru GENIUS menunjukkan tidak ada
penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, namun masih
ada beberapa indikator yang belum sesuai rencana. Ditinjau dari
komponen produk, hasil belajar matematika anak binaan mengalami
peningkatan.NIM.: 17204080038 Nafi’ Mukharomah2022-07-12T07:30:20Z2022-07-12T07:30:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51914This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/519142022-07-12T07:30:20ZHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SELFREGULATED LEARNING DAN PRESTASI BELASAR PESERTA DIDIK DI SD TAKHASSUS AL-QURAN KALIBEBER WONOSOBOPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kecerdasan emosional baik
dari segi kemampuan interpersonal maupun intrapersonal peserta didik. Peserta
didik yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mampu mengatur diri dalam
menghadapi situasi belajar (self-regulated learning) yang berimplikasi pada
pencapaian prestasi belajar yang lebih baik. Sebaliknya, peserta didik yang
memiliki kecerdasan emosional rendah belum mampu mengatur diri dalam
menghadapi situasi belajar (self-regulated learning), sehingga berimplikasi pada
rendahnya prestasi belajar. Oleh karena itu, kecerdasan emosional perlu
dikembangkan dalam diri peserta didik agar memiliki self-reguated learning dan
prestasi belajar yang baik.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Takhassus al-Quran Kalibeber
Wonosobo. Peneliti memilih SD Takhassus al-Quran sebagai setting objek
penelitian karena penerapan pendidikan bercorak pesantren menawarkan
lingkungan belajar yang dapat menunjang prestasi para santri terutama dalam
menghafal al Quran. Kegiatan yang begitu padat juga mengajarkan kepada anak
untuk menghargai waktu, disiplin, dan mandiri. Namun, terdapat aspek penting
yang harus dipertimbangkan, yaitu perkembangan kecerdaan emosional peserta
didik.
Penelitian ini menggunakan teori kecerdasan emosional dari Daniel
Goleman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara
kecerdasan emosional dengan self-regulated learning dan prestasi belajar peserta
didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed method
dengan model concurrent embedded design. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah skala kecerdasan emosional dan skala self-regulated learning,
observasi, dan wawancara, sedangkan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis korelasi bivariate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kecerdasan emosional
peserta didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah sangat
tinggi (63,33%), (2) Tingkat self-regulated learning peserta didik kelas VI B SD
Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah sedang (70%), (3) Tingkat prestasi
belajar peserta didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah
baik (76,66%), (4) Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (X) dengan selfregulated
learning (NIM.: 17204080035 Ayu Sholina2020-11-18T06:49:54Z2020-11-18T06:50:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41186This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411862020-11-18T06:49:54ZHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SELFREGULATED LEARNING DAN PRESTASI BELASAR PESERTA DIDIK DI
SD TAKHASSUS AL-QURAN KALIBEBER WONOSOBOPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kecerdasan emosional baik
dari segi kemampuan interpersonal maupun intrapersonal peserta didik. Peserta
didik yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mampu mengatur diri dalam
menghadapi situasi belajar (self-regulated learning) yang berimplikasi pada
pencapaian prestasi belajar yang lebih baik. Sebaliknya, peserta didik yang
memiliki kecerdasan emosional rendah belum mampu mengatur diri dalam
menghadapi situasi belajar (self-regulated learning), sehingga berimplikasi pada
rendahnya prestasi belajar. Oleh karena itu, kecerdasan emosional perlu
dikembangkan dalam diri peserta didik agar memiliki self-reguated learning dan
prestasi belajar yang baik.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Takhassus al-Quran Kalibeber
Wonosobo. Peneliti memilih SD Takhassus al-Quran sebagai setting objek
penelitian karena penerapan pendidikan bercorak pesantren menawarkan
lingkungan belajar yang dapat menunjang prestasi para santri terutama dalam
menghafal al Quran. Kegiatan yang begitu padat juga mengajarkan kepada anak
untuk menghargai waktu, disiplin, dan mandiri. Namun, terdapat aspek penting
yang harus dipertimbangkan, yaitu perkembangan kecerdaan emosional peserta
didik.
Penelitian ini menggunakan teori kecerdasan emosional dari Daniel
Goleman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara
kecerdasan emosional dengan self-regulated learning dan prestasi belajar peserta
didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed method
dengan model concurrent embedded design. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah skala kecerdasan emosional dan skala self-regulated learning,
observasi, dan wawancara, sedangkan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis korelasi bivariate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kecerdasan emosional
peserta didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah sangat
tinggi (63,33%), (2) Tingkat self-regulated learning peserta didik kelas VI B SD
Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah sedang (70%), (3) Tingkat prestasi
belajar peserta didik kelas VI B SD Takhassus Al-Quran Kalibeber Wonosobo adalah
baik (76,66%), (4) Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (X) dengan selfregulated learning (Ayu Sholina2020-11-18T06:48:02Z2020-11-18T06:48:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41237This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412372020-11-18T06:48:02ZGURU MENYENANGKAN DALAM PERSPEKTIF MODEL
PEMBELAJARAN “PAIKEM” DI MI QURROTA A’YUN
SLEMAN YOGYAKARTAKeberhasilan pendidikan tidak bisa lepas dari tanggung jawab dan peran
guru, terlebih dalam kemampuan mendidik sehingga tujuan pendidikan yang
diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Tetapi begitu memprihatinkan ketika
kita lihat realitas, banyak guru dengan cara pembelajaran tradisional yang
berlangsung secara monoton, yang hanya disuguhi dengan metode ceramah, dan
sifat dominasi oleh guru, seakan-akan guru adalah sumber utama dalam belajar,
sedangkan para siswa hanya sebagai pendengar setia maka siswa merasa tersiksa
di dalam kelas, bahkan kelas seakan seperti penjara. Hal ini menjadi tugas besar
bagi para pendidik khususnya guru untuk bisa membuat suasana pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Karena itu, dibutuhkan guru
yang menyenangkan dalam pandangan model pembelajaran PAIKEM mengingat
pentingnya guru menyenangkan dalam proses belajar-mengajar. Untuk
mengetahui seperti apa pandangan model pembelajaran PAIKEM tentang guru
yang menyenangkan, penulis melakukan penelitian yang bertema: Perspektif
model pembelajaran PAIKEM tentang Guru Menyenangkan di MI Qurrota A‟yun
Sleman Yogyakarta. Berangkat dari masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana menjadi guru yang
menyenangkan, bagaimana ciri-ciri guru menyenangkan dalam model
pembelajaran PAIKEM dan bagaimana perspektif penerapan model pembelajaran
PAIKEM MI Qurrota A‟yun Sleman Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Lokasi penelitian di MI Qurrota A‟yun Sleman Yogyakarta. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ini adalah trianggulasi
sumber yakni teknik seperti metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
untuk mendapatkan data tentang guru menyenangkan dalam perspektif model
pembelajaran PAIKEM.
Hasil analisis yang digunakan ternyata menghasilkan konsep guru
menyenangkan dalam perspektif model pembelajaran PAIKEM adalah guru yang
bisa memahami segala karakter dari peserta didiknya. Sehingga proses model
pembelajaran PAIKEM bisa berjalan dengan baik. Guru tersebut mampu
memberikan kontribusi yang sangat baik dalam hal menciptakan pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) di Mi Qurrota
A‟yun Sleman Yogyakarta. Hal ini terlihat baik, dari cara mengajarnya yang aktif,
mampu memotivasi siswa, menguasai materi, maupun mampu membuat suasana
pembelajaran yang nyaman serta menyenangkan.NIM: 17204080009 Ilham2020-11-18T06:47:24Z2020-11-18T06:54:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41215This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412152020-11-18T06:47:24ZANALISIS PEMETAAN METODOLOGI PENELITIAN PADA SKRIPSI
MAHASISWA LULUSAN 2015-2019 S1 PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FITK UIN SUNAN KALIJAGAPenelitian ini dilatarbelakangi adanya kesenjangan mahasiswa S1 PGMI di
dalam menyelesaikan skripsi. Terlihat dari lemahnya kemampuan, sosial,
komunikasi, malas, bosan, mahasiswa S1 PGMI. Disini terlihat ketika mahasiswa
S1 bersosialisasi tidak baik antara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa antara
mahasiswa mengakibatkan adanya kecendrungan dalam menyelesaikan skripsi.
Penelitian ini difokuskan pada pemetaan metodologi penelitian yang sering
digunakan mahasiswa S1 PGMI dalam menyelesaikan skripsinya. Ada dua sub
fokus dalam penelitian ini, yaitu kecendrungan pemilihan metodologi penelitian
dan alasan mahasiswa memilih metodologi penelitian skripsi yang digunakan.
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif deskriptif atau
analisis dokumen. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti adalah teknik dokumentasi. Populasi penelitian adalah seluruh skripsi
Mahasiswa Lulusan 2015-2019 S1 PGMI sedangkan sampel penelitian yang
diambil masing-masing 10 skripsi perlulusan. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis data Analisis isi (Content Analysis), Analisis Deskriptif, dan Interpretasi.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah menjelaskan
tentang pemetaan dan konsep metodologi penelitian yang terdiri dari pengertian
metodologi, tujuan metodologi penelitian, sifat-sifat metodologi penelitian,
kegunaan metodologi penelitian dan jneis-jenis metodologi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, salah satu yang mendukung dalam
menyelesaikan skripsi mahasiswa yaitu dalam menggunakan metodologi
penelitian dan pembahasan mengenai mengapa mahasiswa menggunakan
metodologi di dalam penelitiannya. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa
Penerapan metodologi penelitian dalam penulisan skripsi oleh mahasiswa S1
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta pada intinya bersumber dari kecakapan mahasiswa
tersebut dalam memilih metode penelitian berdasarkan konsep gagasan yang ingin
diaktualisasikan. Selanjutnya kajian terhadap 50 abstrak Skripsi mahasiswa
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FITK UIN Sunan Kalijaga 2015-2019
cenderung menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode penelitian
kualitatif mencapai 58%. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah
Observasi, Dokumentasi dan Wawancara mencapai 48%, sedangkan untuk
pengambilan sampel penelitian yang sering digunakan ialah Ahli media, Ahli
materi, Guru, Siswa, Ahli Bahasa,dan Peer Reviewer mencapai 20% Salah satu
keuntungan penggunaan metode kualitatif adalah cukup efektif dan efisien untuk
menggambarkan suatu realita dilapangan atau kasus dilapangan. Metode
penelitian kualitatif dapat menjangkau sampel maupun populasi dari kapasitas
kecil sampai besar.NIM: 17204080012 NIDHIA FIRDHA KURNIASIH2020-11-18T06:47:22Z2020-11-18T06:47:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41213This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412132020-11-18T06:47:22ZIMPLEMENTASI DAN ASESMEN PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI TAMANSARI 1 YOGYAKARTAPenelitian terhadap implementasi dan asesmen pada anak
berkebutuhan khusus di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta
ini dilatar belakangi dari proses penyelenggaraan pendidikan inklusi
yang dilakukan oleh satu guru kelas. Pada prosesnya satu guru kelas
IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta selama ini juga berperan
sebagai guru pendamping bagi anak berkebutuhan khusus.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yang dilakukan
dengan cara terjun langsung mencari data yang diperlukan terkait
dengan penerapan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Objek dari
penelitian tesis ini adalah penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi
siswa berkebutuhan khusus kelas IV SD Negeri Tamansari 1
Yogyakarta dapat berjalan maksimal. Sedangkan subjeknya adalah
kepala sekolah, guru kelas, guru agama, guru olehraga, wali murid,
dan siswa di SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Untuk menjawab
permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan
data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik triangulasi
data.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa proses
penerapan penyelenggaraan pendidikan inklusi yang dilakukan bagi
anak berkebutuhan khusus pada siswa kelas IV SD Negeri Tamansari
1 Yogyakarta adalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa
reguler dengan siswa berkebutuhan khusus berada dalam satu ruang
kelas yang sama dengan model pembelajaran yang diberikan oleh
guru kelas dengan memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan proses asesmen identifikasi yang dilakukan pada siswa
berkebutuhan khusus kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta
adalah dengan mengidentifikasi awal siswa berkebutuhan khusus
kemudian dilakukan diagnosis oleh psikolog dari SLB Negeri 1
Yogyakarta atau RS Sardjito yang telah menjalin hubungan kerjasama. Sedangkan pada proses asesmen pembelajaran yang
dilakukan selama ini guru kelas memberikan beberapa modifikasi
pada proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan berulang-ulang
bagi siswa berkebutuhan khusus, dan pada Kriteria Ketuntasan
Maksimal yang digunakan adalah sama baik bagi siswa reguler
maupun siswa berkebutuhan khusus.NIM: 17204080023 Rifka Anna Miratul Faidah2020-11-18T06:47:18Z2020-11-18T06:47:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41188This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411882020-11-18T06:47:18ZKONSELING INDIVIDUAL PADA PESERTA DIDIK BERKESULITAN
BELAJAR DI KELAS III SD N BALIREJO YOGYAKARTAPenelitian ini dilatar belakangi bahwa terdapat sejumlah peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar di kelas III SD N Balirejo Yogyakarta. Dikatakan
mengalami kesulitan belajar dilihat berdasarkan gejala-gejala yang tampak saat
pembelajaran. Konseling individual adalah bantuan yang tepat dalam rangka
mengentaskan kesulitan belajar peserta didik. Konseling individual adalah
layanan tatapmuka berupa wawancara langsung untuk mengentaskan masalah
kesulitan belajar. Maka fokus penelitian ini adalah konseling individual serta
solusi pengentasan pada peserta didik berkesulitan belajar.
Jenis penelitian ini adalah Field research menggunakan pendekatan
kualitatif jenis studi kasus. Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah, wali
kelas III, guru mata pelajaran, orangtua peserta didik yang berkesulitan belajar,
dan peserta didik berkesulitan belajar. Tehnik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi
yang dimulai dari reduksi data, penyajian data sampai pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan maupun kemajuan
pada belajar peserta didik. Dengan melaksanakan konseling individual dan solusi
pengentasan melalui strategi pekerjaan rumah dan fonik, peserta didik/konseli
lebih mudah memahami setiap soal, lebih rajin datang ke sekolah, lebih
memahami cara membaca yang benar dan menulis dengan rapi dan benar. Tahap
koseling yang dilakukan peneliti mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, tindak lanjut dan laporan hasil konseling. Jenis kesulitan belajar peserta
didik dari info wali kelas dan guru mata pelajaran adalah malas belajar, lamban
dalam memahami seoal, lamban dalam menulis dan membaca, tetapi setelah
peneliti melakukan konseling dan memberikan latihan-latihan juga tes berupa teks
dan berdasarkan teori yang peneliti baca, ternyata kesulitan belajar keempat
peserta didik termasuk kepada jenis slow learner dan disleksia.Nim:17204080031 Elpiani Rambe2020-11-18T06:47:18Z2020-11-18T06:55:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41189This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411892020-11-18T06:47:18ZADAPTASI ANAK RETARDASI MENTAL DALAM
PEMBELAJARAN KELAS INKLUSIF DI MI MA’ARIF
KEJI UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana adaptasi
anak retradasi mental dalam pembelajaran Kelas Inklusif di MI
Ma’arif Keji dan Mengetahui penanganan yang dilakukan oleg guru
pendamping dalam membina anak retardasi mental melalui
pembelajaran kelas inklusif dalam proses adaptasi di MI Ma’arif Keji
kabupaten Semarang
Jenis penelitian ini adalah Peneletian Kualitatif jenis Studi
Kasus. Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah, wali kelas III,
guru pendamping khusus, orangtua peserta didik yang berkesulitan
belajar, dan peserta didik berkesulitan belajar. Tehnik pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan triangulasi yang dimulai dari reduksi data,
penyajian data sampai pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adaptasi
diantaranya proses adaptif dan maldatif, dan proses ini dapat dilihat
dari kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan
social, tanggung jawab terbukti pada subjek ditunjukkan pada saat
anak melihat teman bermain masih ikut bermain, dan ketika
mendapat tekanan, anak masih mempunyai pandangan yang obyektif
dengan bersikap baik tidak main hakim sendiri. Walaupun masih ada
subjek yang masih kurang dalam hal persepsi, ketika melihat
temannya bermain sangat pasif. Kemampuan- kemampuan subjek
untuk mengekspresikan perasaannya masih cukup bagus karena
masih termasuk anak yang bisa mengontrol emosinya ketika sedang
marah. Sedangkan subjek yang terdapat dalam proses maldatif, ia
akan sulit mengontrol emosi dan marah, berteriak, bahkan memukul.
Untuk mempunyai kemampuan social yang baik terlihat pada waktu
temannya menyukai dan merasa senang bergaul bersama diapun
membalas sebaliknya dengan kebaikan dan bagaimana dia
memperlakukan teman yang menyukai itu dengan perlakuan baik
pula. Guru pendamping dalam proses adaptasi memiliki beberapa
peran diantaranya, pendamping, pembimbing, suri tauladan yang baik
(uswatun hasanah), motivator, fasilitator.NIM : 17204080026 Fitratul Isma2020-11-18T06:47:16Z2020-11-18T07:00:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41187This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411872020-11-18T06:47:16ZKURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
(Studi Kasus Program S-1 Pendidikan Dasar
di UPI Kampus Tasikmalaya dan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta)Penelitian ini dilatarbelakangi dengan melihat adanya dua
lembaga pendidikan berbeda naungan yakni UPI Kampus
Tasikmalaya (naungan Dikti) dan UIN Sunan Kalijaga (naungan
Diktis). Setiap instansi pendidikan baik Dikti maupun Diktis
mengembangkan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran/perkuliahan. Kurikulum yang dikembangkan di
perguruan tinggi sesuai dengan regulasi yang diterbitkan pemerintah
yaitu mengharuskan perguruan tinggi untuk melakukan redesain
kurikulum sebagaiman yang tertuang dalam KKNI.
Jenis penelitian ini adalah field research dengan penggunaan
metode kualitatif. Subjek penelitian adalah ketua program studi, tim
pengembang kurikulum perguruan tinggi serta dosen. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan Miles dan Huberman (1984); data reduction, data
display dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian diinformasikan bahwa proses pengembangan
kurikulum pendidikan tinggi di kedua instansi menggunakan
kurikulum yang ditetapkan pemerintah telah sampai pada
implementasi baik secara keseluruhan maupun diadaptasi seperti
yang dilakukan di UPI Kampus Tasikmalaya. Proses pengembangan
kurikulum didasarkan pada visi misi universitas dan/atau fakultas,
kegiatan analisis SWOT, need assessment, tracer study dan lainnya.
Kemudian dirancang profil lulusan yang akan menjadi tolak ukur
capaian pembelajaran lulusan (learning outcome), setelah itu
menyiapkan bahan kajian untuk penentuan mata kuliah, dan
penyusunan rencana pembelajaran semester.
Perubahan kurikulum merupakan hal yang tidak perlu
dikhawatikan lagi, meskipun ironi rumor „ganti menteri ganti
kurikulum‟ masih ada tetapi tidak mengubah esensi belajar yakni
„dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa‟.
Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan serta disusun
berdasarkan kebutuhan masyarakat, serta pengkajian regulasi secara
mendalam agar lulusan berguna bagi masyarakat dan siap
menghadapi dunia kerja.NIM. 17204080032 ZAINA AL FATH2020-11-18T06:47:14Z2022-04-01T02:35:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41185This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411852020-11-18T06:47:14ZPEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI SEKOLAH DASAR
SANGGAR ANAK ALAM (SALAM) NITIPRAYAN KASIHAN
BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa sekolah yang masih
menggunakan paradigma pembelajaran berpusat pada guru. Peserta
didik diberikan pembelajaran berbasis teks dengan sistem hafalan.
Proses pembelajaran berbasis riset merupakan salah satu proses
pembelajaran yang tepat dalam mengembalikan pendidikan pada
esensinya. Pembelajaran tersebut menggunakan cara belajar melalui
penelitian yang terstuktur dengan tujuan menemukan sendiri jawaban
akan rasa ingin tahu yang muncul pada diri peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif yang dilakukan secara langsung di tempat penelitian. Teknik
yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah metode
observasi terlibat, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi objek adalah proses pembelajaran riset di
SD SALAM. Subjek dari penelitian ini adalah pendiri, ketua PKBM,
fasilitator, peserta didik, dan orang tua peserta didik SD SALAM.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data yang
diungkapkan oleh Miles dan Huberman. Dalam uji keabsahan data
peneliti menggunakan teknik trianggulasi data.
Hasil dari penelitian adalah: 1). Proses pembelajaran riset
diterapkan oleh SD SALAM karena untuk memberi
kebebasan/kemerdekaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai
kemampuan mereka. Melalui riset peserta didik diberikan kesempatan
dan fasilitas belajar sesuai kebutuhan mereka, menumbuhkan cara
berfikir kritis, aktif, inovatif, dan ilmiah. Supaya peserta didik mampu
menemukan sendiri apa yang ingin mereka ketahui, mengembangkan,
dan menyimpulkan hasil temuannya. Mengolah dan mengembangkan
SDA yang ada di lingkungan sekitar. 2). Proses pembelajaran riset
berangkat dari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Fasilitator menggunakan daur belajar untuk penerapan pembelajaran
riset. Implementasi pembelajaran berbasis riset di SD SALAM melalui
beberapa tahap yaitu mulai dari tahap perencanaan (menentukan temax
riset, observasi objek riset, pembuatan jadwal riset), tahap pelaksanaan
dan pendampingan (mengembangkan pertanyaan wawancara, mencari
referensi terkait riset, melakukan wawancara, review bersama untuk
berbagi pengalaman antar peserta didik), olah data (mengaitkan data
riset dengan indikator capaian, penyelesaian misi/pemecahan masalah),
praktek (membuat produk), evaluasi, penulisan laporan riset dan tahap
presentasi (hasil riset dipresentasikan sesuai dengan kreativitas peserta
didik dihadapan teman-teman, fasilitator, orang tua, dan komite). 3)
Hasil pembelajaran riset yaitu peserta didik mampu memecahkan
masalah, bersikap aktif dan kreatif, berfikir kritis, mempunyai
komunikasi yang baik, mampu berkolaborasi, mempunyai karakter
yang baik dan nilai spiritual.NIM.: 17204080037 Deby Indriani Rahmawan2020-11-18T06:47:13Z2020-11-18T06:47:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41184This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411842020-11-18T06:47:13ZEvaluasi Program Bimbingan Belajar Matematika Tingkat MI/SD Sanggar GENIUSPenelitian ini dilatar belakangi tiga alasan. Pertama, keaktifan
anak binaan mengalami penurunan yang disebabkan karena berbagai
faktor. Kedua, bahan ajar berupa modul matematika yang digunakan
belum berjalan sesuai rencana karena idealnya anak-anak membaca
contoh langsung dapat mengerjakan tapi pada kenyataannya belum.
Ketiga, program bimbingan belajar Sanggar GENIUS tidak
memberlakukan sistem persamaan materi dalam pembelajaran
matematika sehingga ada beberapa anak yang minder dengan
kemampuannya. Adanya fakta-fakta yang muncul di lapangan tentu
perlu dikaji sejauhmana pencapaian hasil program bimbingan belajar
matematika melalui evaluasi program. Model evaluasi program yang
digunakan peneliti adalah model CIPP (Context, Input, Process,
Product).
Metode Penelitian ini adalah kualitatif jenis penelitian
evaluatif. Subjek dalam penelitian adalah kepala cabang Yatim
Mandiri Yogyakarta, staf program GENIUS, supervisor GENIUS,
guru GENIUS yang mengajar di sanggar, sebagian koordinator
sanggar dan sebagian anak yang mengikuti bimbingan belajar
matematika di sanggar GENIUS Yatim Mandiri Yogyakarta. Tehnik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi yang dimulai
dari reduksi data, penyajian data sampai pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari komponen
konteks dengan sub komponennya antara lain tujuan program, sasaran
program, dukungan wali murid, kondisi lingkungan dan analisis
kebutuhan sudah banyak yang sesuai rencana program. Ditinjau dari
komponen input kapasitas anak binaan, guru GENIUS, kurikulum
GENIUS, bahan ajar, sumber daya manusia yang terlibat, sarana dan
prasarana, serta pemanfaatan dana sudah banyak yang sesuai dengan
kriteria program Sanggar GENIUS. Ditinjau dari evaluasi proses,
terealisasinya berbagai kegiatan dalam program mulai dari
pengklasifikasian anak binaan, teknis pelaksanaan program, model
pembelajaran matematika yang digunakan, media pembelajaran,
monitoring pelaksanaan program, evaluasi bulanan bagi guru
GENIUS, dan upgreading guru GENIUS menunjukkan tidak ada
penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, namun masih
ada beberapa indikator yang belum sesuai rencana. Ditinjau dari
komponen produk, hasil belajar matematika anak binaan mengalami
peningkatan.Nafi Mukharomah2020-10-23T06:11:07Z2020-10-23T06:11:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41251This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412512020-10-23T06:11:07ZPROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK DAN RAMAH
LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DASAR DI SDN
NGUPASAN YOGYAKARTAPerkembangan sosial emosional yang positif atau baik
merupakan prediktor untuk kesuksesan dalam bidang
akademik, kognitif, sosial dan emosional dalam kehidupan
anak selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Ngupasan Yogyakarta karena sekolah ini menerapkan dua
program pendidikan sekaligus, oleh karena itu peneliti dapat
melihat sejauh mana hasil pencapaian dari program Sekolah
Ramah Anak dan Adiwiyata dalam pengembangan sosio
emosional anak.
Jenis penelitian ini adalah Field research
menggunakan Pendekatan Kualitatif dan metode diskriptif.
Subjek data primer dalam penelitian adalah kepala Sekolah,
Sekretaris dan koordinator program Sekolah Ramah Anak
dan program Sekolah Ramah Lingkungan (Adiwiyata), guru,
orang tua peserta didik, dan peserta didik SDN Ngupasan
Yogyakarta. Tehnik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.
Analisis data menggunakan triangulasi yang dimulai dari
reduksi data, penyajian data sampai pada penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program
Sekolah Ramah Anak dan Ramah Lingkungan memiliki
kontribusi dalam pengembangan sosio emosional anak usia
dasar di SDN Ngupasan Yogyakarta. (A) Tahapan Program
Sekolah Ramah anak meliputi (1) Kebijakan anti kekerasan,
(2) Pelaksanaan Kurikulum. (3) Pendidik dan tenaga
kependidikan terlatih hak-hak anak. (4) Sarana dan Prasarana.
(5) Partisipasi peserta didik. (6) Partisipasi orang tua.x
Kontribusi yang didapatkan dari Implementasi Program
Sekolah Ramah Anak dalam pengembangan sosio emosional
anak usia dasar adalah peserta didik dapat menghargai orang
lain, lebih bisa mengontrol emosi, responsif, terikat figur
orang tua, peduli, meniru temannya, dapat memainkan
permainan yang memakai aturan dan menciptakannya, kelas
tinggi relatif berteman sesama jenis, mengikuti sebuah
kejadian/acara, percaya diri, toleransi, bekerjasama dan
bertanggung jawab, dan cenderung menghabiskan waktu
bersama temannya. (B) Tahapan Program sekolah Ramah
Lingkungan meliputi (1) Kebijakan berwawasan lingkungan.
(2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. (3) Kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif. (4) Pengelolaan sarana
pendukung ramah lngkungan. Kontribusi dari Implementasi
Program Sekolah Ramah Lingkungan dalam pengembangan
sosio emosional anak usia dasar adalah anak mampu
mengontrol emosi, membantu dan senang bekerjasama serta
bertanggung jawab, responsif, dapat memainkan permainan
memakai aturan dan dapat menciptakannya, peduli, sensitif,
lebih percaya dan mandiri, terikat pada figur orang tua.NIM. 17204080029 MUHAMMAD MAJDI2020-10-21T03:23:41Z2020-10-21T03:23:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38697This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/386972020-10-21T03:23:41ZSELF REGULATION SANTRI PENGHAFAL AL-QUR’ĀN
(Studi Kasus Penghafal Al-Qur’ān Usia Dasar Rumah Tadabbur Qur’an Kota Kendari)Latar belakang penelitian ini yaitu Penghafal Al-Qur‟ān memiliki tanggung jawab untuk menjaga keautentikan Al-Qur‟ān baik dari bacaan dan yang paling utama adalah aktualisasi kandungan ayat Al-Qur‟ān yang dihafalkannya. Oleh karena itu, regulasi diri menjadi sangat penting bagi seorang penghafal Al-Qur‟ān. Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa terdapat santri yang mampu mempertahankan hafalan serta melebihi target hafalan dan masih ada siswa yang belum berhasil mempertahankan hafalan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui regulasi diri intrapersonal, interpersonal dan metapersonal santri penghafal Al-Qur‟ān usia dasar. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Tadabbur Qur‟an (RTQ) Kendari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu; 6 santri Rumah Tadabbur Qur‟an sebagai data primer, orang tua santri dan guru serta dokumen terkait sebagai data pendukung. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi partisipatif pasif, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan yaitu melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Data dianalisis menggunakan teori regulasi diri Zimmerman, dan Chairani dan Subandi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Regulasi diri intrapersonal santri penghafal Al-Qur‟ān usia dasar sebagian besar masih dibimbing oleh orang tua baik dalam penetapan tujuan, motivasi dan aspek afeksi. Akan tetapi bimbingan tersebut mengalami internalisasi ke dalam diri santri sesuai dengan pengetahuan serta pemahaman santri tentang keutamaan penghafal Al-Qur‟ān. Dalam hal pencapaian tujuan, juga dipengaruhi oleh aspek motivasional yang didominasi dari motivasi transendental. Sedangkan dalam aspek afeksi terjadi proses peralihan motivasi ekstrinsik menuju motivasi intrinsik. 2) Regulasi diri interpersonal dilakukan dengan dakwah kepada sesama manusia khususnya teman sebayanya dengan cara menegur teman atau adiknya. Santri berusaha meregulasi diri untuk dapat menyerasikan antara pikiran, perkataan, serta perbuatan dalam bentuk sikap sopan. Informan juga berupaya untuk mengelola lingkungan yang ada agar dapat mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan lingkungan tersebut yakni dengan berupaya untuk mengajak teman lainnya memanfaatkan waktu luang untuk digunakan murāja‟ah hafalan 3) Regulasi diri metapersonal dilakukan dengan mencari ke-Riḍa-an-Nya. Meskipun demikian, informan penghafal Al-Qur‟ān usia dasar di Rumah Tadabbur Qur‟an belum mampu merasakan aktifitas bathin tertentu yang dilakukan dapat memudahkan proses menghafal Al-Qur‟ān. Di antara aktifitas bathin yang dilakukan yaitu dengan doa tertentu, khususnya untuk mendapatkan pertolongan di akhirat kelak.NIM: 17204080044 Kharis Sulaiman Hasri2020-10-06T02:07:37Z2020-10-06T02:13:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38553This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/385532020-10-06T02:07:37ZPERILAKU SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH DASAR
DI LINGKUNGAN SOSROWIJAYAN WETAN
(Studi Kasus di Lingkungan Sekitar Lokalisasi Pasar Kembang Sosrowijayan Yogyakarta)Ira Agus Sofiana. Nim 17203080054. Perilaku Sosial Anak Usia Sekolah Dasar di Sosrowijayan Wetan (Studi Kasus di Lingkungan Sekitar Lokalisasi Pasar Kembang Sosrowijayan Yogyakarta). Tesis. Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019. Penelitian ini difokuskan di lingkungan sekitar lokalisasi Pasar Kembang yang merupakan lokalisai prostitusi di Yogyakarta. Adapun tiga rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana bentuk-bentuk perilaku sosial anak usia sekolah dasar di Lingkungan Sosrowijayan Wetan.(2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial anak usia sekolah dasar di Lingkungan Sosrowijayan Wetan. (3) Bagaimana dampak lingkungan sekitar lokalisasi terhadap perilaku sosial anak usia sekolah dasar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriktif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar di lingkungan sekitar lokalisasi Pasar Kembang Sosrowijayan Yogyakarta. Adapun metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi dan teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, trianggulasi teknik serta trianggulasi waktu.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk-bentuk perilaku sosial anak usia sekolah dasar dapat di lihat dari sikap pembangkangan, agresi, menggoda, persaingan, kerjasama, tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri, dan simpati. Faktor-faktor penyebab perilaku sosial anak usia sekolah dasar dapat pengaruhi oleh beberapa aspek yaitu; (1)Aspek keluarga meliputi; konsisten dalam mendidik anak, sikap orang tua dalam keluarga, penghayatan orang tua akan agama dan sikap orang tua dalam mendisiplinkan anak, (2)Aspek budaya meliputi; interaksi sosial dan budaya, (3)Aspek lingkungan sekolah meliputi; kurikulum tersembunyi dan budi pekerti. Dan dampak lingkungan lokalisasi terhadap perilaku sosial anak usia sekolah dasar meliputi; (1)Di lingkungan masyarakat menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang memiliki anak sekolah akan terpengaruh dan meniru perilaku-perilaku sosial yang negatif, (2)Di lingkungan keluarga tidak memperlihatkan perilaku yang menyimpang, namun pada saat bermain dengan teman sebaya peneliti melihat anak-anak berkata kasar, (3) Di lingkungan sekolah tidak ada dampak yang negatif, seperti berkelahi atau bertengkar dengan teman di kelas atau bertutur kata kurang sopan.17204080054 Ira Agus Sofiana2020-10-02T07:00:39Z2020-10-02T07:00:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38552This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/385522020-10-02T07:00:39ZPOLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
(Studi Kasus Pengasuhan Anak dalam Keluarga Tunggal di SD N 08
Indralaya Palembang)ABSTRAK
Bella Oktadiana. Nim 17204080051. Pola Asuh Orang Tua Tunggal
(Single Parent) (Studi Kasus Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Tunggal Di SD
N 08 Indralaya Palembang). Tesis, Program Magister Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.
Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan tersendiri dalam mengasuh
anak, begitu pula dengan orang tua tunggal (single parent) tentu memiliki gaya
pengasuhan tersendiri dalam mengasuh anaknya. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana pola asuh orang tua tunggal (single parent) akibat
perceraian di SD N 08 Indralaya Palembang.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun metode
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis
dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan (verifikasi), dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Pola asuh yang diberikan oleh
orang tua tunggal (single parent) laki-laki pada anak di SD N 08 Indralaya
Palembang, yaitu: satu ayah single parent menerapkan pola asuh otoritative
(otoriter), pola asuh ini bercirikan sikap orang tua yang terlalu menekankan anak,
serta cenderung menggunakan kekerasan dan hukuman. Dan satu ayah single
parent menerapkan pola asuh permisive (pemanjaan), pola asuh ini bercirikan
kontrol orang tua pada anak sangat lemah, tidak memberikan teguran, arahan,
bimbingan dan hukuman, kurangnya interaksi dan perhatian orang tua, (2) Pola
asuh yang diberikan oleh orang tua tunggal (single parent) perempuan pada anak
di SD N 08 Indralaya Palembang, yaitu: satu ibu single parent menerapkan pola
asuh otoritative (otoriter), pola asuh ini bercirikan sikap orang tua yang sangat
menekankan anak, menghukum secara fisik, bersikap memaksa, kaku, serta
bersikap emosional. Dan satu ibu single parent menerapkan pola asuh autoritatif
(demokratis), pola asuh ini bercirikan sikap orang tua yang penuh dengan kasih
sayang dan juga tegas, mendorong anak untuk bebas tetapi tetap memberikan
batasan dan kontrol, orang tua selalu memberikan arahan tentang perbuatan baik
dan buruk, (3) Dampak pola asuh orang tua tunggal (single parent) pada prestasi
belajar siswa di SD N 08 Indralaya Palembang, pola asuh yang diterapkan secara
berbeda pada anak berdampak pada prestasi belajar anak yang berbeda-beda pula.
Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritative (otoriter) tidak mampu membuat
anak memperoleh prestasi belajar yang lebih baik, sehingga berdampak pada
prestasi belajar anak menjadi rendah, Anak yang diasuh dengan pola asuh
autoritatif (demokratis) mampu membuat anak memperoleh prestasi belajar yang
lebih baik sehingga berdampak pada prestasi belajar anak menjadi lebih baik juga,
Anak yang diasuh dengan pola asuh permisive (pemanjaan) tidak mampu
membuat anak memperoleh prestasi belajar yang lebih baik sehingga berdampak
buruk terhadap prestasi belajar anak.17204080051 BELLA OKTADIANA2020-09-09T05:16:07Z2020-09-09T05:16:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40920This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/409202020-09-09T05:16:07ZKONSEP PENDIDIKAN DASAR KI HADJAR DEWANTARA DAN
JOHANN HEINRICH PESTALOZZIPenelitian ini difokuskan pada Konsep Pendidikan Dasar Ki Hadjar Dewantara dan
Johann Heinrich Pestalozzi. Ada tiga sub fokus dalam penelitian ini, yaitu: pertama,
konsep pendidikan dasar menurut Ki Hadjar Dewantara. Kedua konsep pendidikan
dasar menurut Johann Heinrich Pestalozzi. Ketiga perbedaan konsep pendidikan
dasar Ki Hadjar Dewantara dan Johann Heinrich Pestalozzi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Library Research, Subyek dalam
penelitian ini adalah buku- buku yang berkaitan dengan konsep pendidikan dasar
dari Ki Hadjar Dewantara dan Johann Heinrich Pestalozzi.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) Ki Hadjar memiliki tiga konsep
pendidikan dasar, diantaranya konsep paguron yang berarti perguruan. Para guru
dan siswa tinggal dan menetap di lingkungan sekolah; konsep among berarti
mewajibkan para guru supaya mengingat dan mementingkan kodrat para siswa
sebagai seseorang yang mencari ilmu; konsep tiga semboyan pendidikan yaitu Ing
ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani. (2) Johann
Heinrich Pestalozzi memiliki tiga konsep pendidikan, yakni konstektual yang
berarti ia ingin siswa lebih mendalami dan mempelajari apa yang tertulis dan yang
sudah tersedia; sekolah bagi anak-anak miskin, yaitu beliau ingin semua anak
memiliki pendidikan yang sama dan setara tanpa membeda-bedakan satu sama lain;
kemudian konsep pendidikan keluarga, sebab beliau ingin para siswa merasa
nyaman ketika berada disekolah dan merasa seakan sedang berada dirumah masingmasing.
(3) perbedaan dari kedua tokoh yaitu Ki Hadjar Dewantara lebih
menerapkan konsep paguron dan among dalam taman siswa dan mengusung tiga
semboyan pendidikan. Sedangkan Johann Heinrich Pestalozzi menekankan konsep
konstektual dalam proses belajar, mendirikan sekolah untuk anak kurang mampu,
dan mengusung konsep keluarga dengan turun langsung berperan sebagai seorang
ayah. Persamaan keduanya yaitu memiliki konsep pendidikan keluarga dan
mendirikan sekolah untuk anak-anak menuntut ilmu.17204080022 Sekar Harum Pratiwi2020-09-09T05:06:58Z2020-09-09T05:06:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40919This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/409192020-09-09T05:06:58ZPENDEKATAN MIKRO DAN MAKRO GURU KELAS DALAM
MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK KELAS 1D
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 1 BANTULBerawal dari keingintahuan penulis terhadap pendekatan yang dilakukan
guru untuk memahami karakteristik peserta didiknya pada kelas 1 MI, agar
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan harapan guru. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pentingnya melakukan pendekatan untuk memahami
karakteristik peserta didik, pendekatan-pendekatan yang dilakukan guru,
karakteristik yang dihasilkan dari pendekatan yang dilakukan guru, serta faktor
pendukung dan penghambat dalam melakukan pendekatan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subyek penelitiannya
yaitu Kepala MIN 1 Bantul, guru kelas 1D, siswa kelas 1D, serta wali murid kelas
1D. Sedangkan objeknya yaitu pendekatan guru dalam memahami karakteristik
peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu di kelas 1D MIN 1 Bantul.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan metode triangulasi data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya memahami karakteristik
peserta didik adalah menjadi acuan guru dalam menyiapkan strategi, metode,
maupun pendekatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, memahami
karakteristik peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik dan
mengetahui karakteristik peserta didik juga merupakan prinsip dari pembelajaran
tematik terpadu Kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan guru dalam
memahami karakteristik peserta didiknya adalah pendekatan mikro dan
pendekatan makro. Karakteristik yang dihasilkan dari pendekatan tersebut adalah
dari faktor fisik, intellegensi, emosional, bakat, budaya, sosial, komunikasi,
kecakapan bahasa, kecakapan motorik, kesiapan belajar, daya kreativitas,
kecepatan belajar, sikap terhadap tugas belajar, minat, perasaan dalam belajar, dan
gaya belajar. Faktor pendukung dalam melakukan pendekatan adalah motivasi dan
kesadaran orang tua, pola hubungan yang sehat antara orang tua dan guru, sarana
dan prasana yang lengkap, dan latar belakang pendidikan orang tua. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah orang tua yang tertutup, peserta didik yang
komunikasinya kurang transparan, dan kesibukan orang tua.17204080019 Desiana Wahyuni2020-06-05T06:51:28Z2020-06-05T06:51:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37779This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377792020-06-05T06:51:28ZEVALUASI PROGRAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER SAINS DAN MATEMATIKA DI SD NU SLEMAN YOGYAKARTATujuan penelitian ini untuk mengetahui kebijakan SD NU Sleman Yogyakarta dalam mengelola kegiatan ektrakurikuler sains dan matematika serta menguji kualitas program ektrakurikuler sains dan matematika dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Prosess, Product/Output).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan model CIPP dengan sumber data penelitian adalah Kepada Sekolah, Wakil Bidang Kurikulum, Wakil Bidang Kesiswaan, Pembina Ektrakurikuler dan Siswa di SD NU Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi Data Reduction (Reduksi data), Data Display (Penyajian data), dan Conclusion Drawing/Verifikasi. Teknik Uji Keabsahan Data pada penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Kepala Sekolah SD NU Sleman Yogyakarta membentuk ektrakurikuler sains dan matematika sebagai tempat untuk menggali potensi anak di bidang sains dan matematika. Serta sebagai bentuk persiapan pihak sekolah terhadap kegiatan olimpiade yang rutin diadakan setiap tahun. Adapun kualitas program ektrakurikuler sains dan matematika menggunakan model CIPP menunjukkan bahwa: (1) Kualitas komponen context dinilai baik, karena memenuhi empat dari enam indikator pada komponen context. (2). Kualitas komponen input dinilai baik, karena memenuhi empat dari enam indikator pada komponen input. (3). Kualitas komponen process dinyatakan baik, karena memenuhi tiga dari enam indikator pada komponen process. (4). Kualitas komponen product/output dinyatakan cukup karena memenuhi dua dari empat indikator pada komponen product/output.
Kata kunci: Evaluasi, CIPP, Ektrakurikuler, Sains, MatematikaNIM: 17204080007 MIFTAHUL HUDALLOH2020-06-05T06:50:34Z2020-06-05T06:51:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37778This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377782020-06-05T06:50:34ZANALISIS BUKU AJAR TEMATIK TEMA 4 DAN
TEMA 5 KURIKULUM 2013 UNTUK SD/MI KELAS VBuku ajar merupakan media pembelajaran yang
berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga
buku ajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini difokuskan
pada analisis content atau analisis buku tematik tema 4 dan
tema 5 kelas V kurikulum 2013 untuk SD/MI semester 1.
Penelitian ini berfokus pada kelayakan materi atau relevansi
isi buku tematik terhadap silabus, penilaian terhadap aspek
organisasi isi, aspek kebahasaan dan aspek penyajian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dengan analisis content. Subyek dalam
penelitian ini adalah buku tematik kelas V tema 4 dan tema 5
berfokus pada kelayakan materi atau relevansi isi buku
tematik terhadap silabus, penilaian terhadap aspek organisasi
isi, aspek kebahasaan dan aspek penyajian.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa relevansi
indikator pencapaian kompetensi silabus kelas lima untuk
materi pokok bahasa Indonesia terakmodasi 100%, semua
terakomodasi dalam buku tematik tema 4 dan tema 5. Dan
tidak terdapat indikator yang tidak terakomodasi. Beberapa
indikator pencapaian kompetensi yang terakomodasi antara
lain untuk indikator pencapaian kompetensi (IPK)
pengetahuan yakni 3.6.1, 3.6.2, 3.7.1, 3.7.2, 3.7.3, 3.7.4, 3.7.5
dan 3.7.6 adapun untuk ketrampilan 4.6.1, 4.6.2, 4.7.1, 4.7.2
dan 4.7.3. Penilaian isi, dalam penilaian ranah isi jumlah skor
tema 4 adalah 67, dan buku tema 5 adalah 71 dari skor
totalnya adalah 84. Adapun didapatkan hasil presentase
kualitas isi buku ajar tema 4: 79,76% dan buku tema 5:
84,52%. Adapun presentase keidealan materi berdasarkan
xi
respons siswa untuk buku tema 4 sebesar 46% dan buku tema
5 sebesar 76,7%. Dalam ranah penilaian penyajian dapat
diketahui bahwa buku tema 4: 76,67% dan buku tema 5:
66,67%, dikategorikan dalam buku yang baik. Adapun
presentase ketertarikan penyajian berdasarkan respons siswa
untuk buku tema 4 dan buku tema 5 sebesar 79,3%. Penilaian
kebahasaan, dalam ranah kebahasaan dapat diketahui bahwa
buku tema 4 mempunyai skor 18,5 dan buku tema 5
mempunyai skor 20 dari skor total adalah 24. Hasil
presentase kualitas bahasa buku ajar sebagai berikut: buku
tema 4: 77% dan buku tema 5: 83,3%. Adapun presentase
kebahasaan berdasarkan respons siswa untuk buku tema 4
dan buku tema 5 sebesar 76,7%.
Kata Kunci : Analisis Buku, Organisasi Isi, Kebahasaan dan
Penyajian.NIM: 17204081003 Lailatul Munawwaroh2020-06-05T06:50:01Z2020-06-05T06:50:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37776This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377762020-06-05T06:50:01ZPENDIDIKAN ANAK PADA MASYARAKAT MUNA
(Kajian Tradisi Ritual Katoba di Kabupaten Muna)Tesis ini mengkaji ritual katoba di Kabupaten
Muna. penelitian ini bertujuan mengungkap simbol-simbol
dalam ritual, makna pendidikan anak dalam ritual, dan
dinamika perubahan yang terjadi pada tradisi ritual katoba
pada masyarakat Muna. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif yang bersifat deskriptif. Mengambil lokasi
penelitian di kabupaten Muna dengan pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik reduksi,
display dan verifikasi data. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teori simbol dari Victor Turner dan
dipertegas dengan teori interakasi simbolik untuk
mengungkap makna simbolik yang terkandung dalam
ritual katoba. Sebagai jalan untuk mengungkap temuan
penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan anak dalam
simbol-simbol ritual katoba, maka makna yang diperoleh
akan dianalisis berdasarkan teori pendidikan anak menurut
Abdullah Nashih Ulwan. Selain itu teori dinamika
perubahan ritual katoba juga digunakan untuk melihat
sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi disetiap
tahapan prosesinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama,
ritual katoba dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama
adalah tahapan persiapan yang berisi tentang tahapan
kadiu (mandi), dofopake (dirias), dan pengantaran. Tahap
kedua adalah tahapan inti yang berisi tentang dofetapa
x
(pembukaan), pengucapan kalimat istigfar, pengucapan
kalimat tauhid dalam bahasa Arab dan bahasa Muna, serta
pemberian nasihat. Tahap ketiga adalah tahapan penutup
yang berisi jamuan terhadap masyarakat pelaksana ritual
katoba. Hasil penelitan yang kedua adalah terdapat
delapan makna edukatif dalam pelaksanaan ritual katoba.
makna tersebut didapat dari articles symbolic (aspek
kebendaan dalam ritual katoba) dan action symbolic
(aspek Non-benda). Kedelapan makna edukatif itu adalah
pendidikan iman, pendidikan akhlak, pendidikan fisik,
pendidikan mental/psikis, pendidikan intelektual,
pendidikan sosial, pendidikan seks, serta pendidikan
lingkungan hidup. Ketiga, Perubahan ritual katoba dapat
dilihat dari tahapan berikut ini a) tahapan persiapan, pada
prosesi pemikulan yang dahulu menggunakan kuda
sekarang telah berganti menjadi kerabat laki-laki, b)
tahapan inti, dengan dimasukkannya nasihat menghargai
guru, c) peniadaan patokan kewajiban pembayaran biaya
pasali, d) dan juga pandangan sebagian masyarakat Muna
yang tidak mewajibkan anaknya melaksanakan ritual
katoba dan digantikan dengan menempuh pendidikan
formal.
Kata Kunci: Makna, Pendidikan Anak, Ritual
KatobaNim:17204080040 Aris Armeth Daud Al Kahar2020-06-05T06:48:02Z2020-06-05T06:48:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37775This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377752020-06-05T06:48:02ZPERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TAHUN 1994-2013 DI MADRASAH IBTIDAIYAH
(Analisis Scope dan Sequence Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kurikulum 1994, 2004, 2006, 2013)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara teoritis scope materi kurikulum PPKn di madrasah Ibtidaiyah tahun 1994, 2004, 2006, 2013 serta Sequence materi kurikulum PPKn di Madrasah Ibtdaiayah tahun 1994, 2004, 2006, 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaaan (library research) dengan menggunakan pendekatan sejarah. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dokumentasi dan telaah literatur. Adapun teknik analisis data, peneliti menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Scope/ruang lingkup materi PPKn dalam kurikulum 1994 mencakup nilai, moral, dan norma serta nilai-nilai spiritual bangsa Indonesia dan perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam P4. Scope kurikulum 2004 (KBK), mencakup persatuan bangsa dan negara, nilai dan norma (agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum), Hak Asasi Manusia, Kebutuhan hidup warga negara, kekuasaan dan politik, masyarakat demokratis, Pancasila dan konstitusi negara, globalisasi. Dalam kurikulum 2006 Scope mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar mencakup aspek-aspek, Persatuan dan Kesatuan bangsa, Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan dan Politik, Pancasila, dan Globalisasi. Dalam kurikulum 2013 Scope/ruang lingkup materi mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka
x
Tunggal Ika. Kedua, Sequence atau Urutan logis materi PPKn di MI pada kurikulum 1994 sampai 2013 pada kelas adalah menggambarkan sesuai dengan isi Ruang Lingkup materi yang sudah masing-masing tercantum, rinciannya ditentukan dalam setiap catur wulan pada 1994 dan dua semester 2004, 2006, dan 2013. Urutan Materi pembahasan dalam mata pelajaran PPKn juga disesuaikan dengan urutan logis, psikologis dan hierarki dalam perkembangan peserta didik dari kelas 1, sampai kelas 6.
Kata Kunci: kurikulum PPKn, scope dan sequenceNIM. 17204080036 Samsul Arifin2020-06-05T06:48:00Z2020-06-05T06:49:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37771This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377712020-06-05T06:48:00ZPEMBELAJARAN IPS DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI SD ADISUCIPTO I YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari
penerapan pembelajaran IPS dari perspektif pendidikan multikultural
dengan latar belakang penelitian yaitu sering terjadinya perselisihan
antar anak didik yang berbeda agama yang akhirnya menimbulkan
masalah yang serius. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil
siswa dari perspektif pendidikan multikultural di SD Adisucipto 1
Yogyakarta, untuk mengetahui penerapan pembelajaran IPS dari
perspektif pendidikan multikultural di SD Adisucipto 1 Yogyakarta,
dan untuk pendukung dan penghambat penerapan pendidikan
multikultural di SD Adisucipto 1 Yogyakarta.
Penelitan ini merupakan penelitian kualitatif bersifat
deskriptif, subjek dalam penelitian ini kepala sekolah, guru kelas dan
siswa. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, dokumentasi Teknik analisis data yang
digunakan adalah reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi
tekhnik.
Hasil akhir penelitian ini adalah 1) Pembelajaran IPS yang
berkaitan dengan multikultural terdapat dua pembelajaran. Pertama,
tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 2 manusia dan
lingkungan pada pembelajaran 3. Kedua, tema 2 udara bersih bagi
kesehatan subtema 3 memelihara kesehatan organ pernapasan manusia
pada pembelajaran 3. Pemberian contoh yang diberikan, pemahaman
dan diskusi yang dilakukan tidak ada kecenderungan memihak pada
satu budaya atau agama tertentu.2) Siswa masih kebingungan dan
kewalahan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang
diberikan oleh guru. 3) Guru memberikan kesetaraan yang adil kepada
siswa. 4) Konflik antara siswa yang berbeda agama masih sering
terjadi dikarenakan Metode dan model pengajaran yang diberikan
guru kurang sesuai dengan latar belakang peserta didik yang berbedabeda.
5) Pemberdayaan budaya dilakukan sesui dengan agamanya
masing seperti agama Islam setiap bulan ramadhan mengadakan
pesantren kilat. Faktor pendukung pendidikan multikultural di SD
Adisucipto I Yogyakarta adalah 1) Kurikulum sekolah. 2) Iklim
sekolah. 3) Program dan kegiatan. Sedangkan penghambatnya adalah
1) Kurangnya media pembelajaran 2) Sebagian siswa kurang
menerima dan menyesuaikan perbedaan.
Kata Kunci : Pembelajaran IPS, Pendidikan MultikulturalNIM: 17204080030 SYAFRIDAH2020-06-05T06:44:56Z2020-06-05T06:45:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37770This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377702020-06-05T06:44:56ZMODEL REGULASI DIRI DALAM PENGEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL
SISWA DI SD PETRA JOMBANG DAN MIN 1 JOMBANGPengembangan sikap spiritual sebagai upaya sadar yang dirancang untuk
membantu individu dalam mengembangan pengetahuan, keterampilan, dan
kepribadian dalam sikap spiritual. Ada empat nilai dalam pelaksanaan yang diterapkan
di sekolah dasar yang wajib dikembangkan yaitu, ketaatan beribadah, perilaku syukur,
berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah.
Berdasarkan niali tersebut terdapat hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, dan manusia dengan alam semesta. Dalam hubungan dengan Tuhan manusia
wajib melakukan ibadah wajib walaupun menjaga keistiqomahannya semua orang
belum tentu mampu. Regulasi diri yang baik dengan mengatur dirinya sendiri
berpengeruh terhadap proses sikap spiritual yang di lakukan dalam kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan sikap spiritual di
SD Petra Jombang dan MIN 1 Jombang. Serta mendeskripsikan model regulasi siswa
di SD Petra Jombang dan MIN 1 Jombang dalam mejalankan ibadah wajib.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena utama dalam pengembangan
sikap spiritual di SD Petra Jombang dan MIN 1 Jombang serta mendeskripsiskan
model regulasi para siswa di SD Petra Jombang dan MIN 1 Jombang,. Pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui 1) observasi 2) wawancara, 3)
dokumentasi.
Hasil temuan yang dapat dipaparkan yakni,1) pelaksanaan pengembangan sikap
spiritual di SD Petra Jombang dan MIN 1 Malang yang dibagi menjadi dua sifat
vertikal dan horuzontal. 2) model regulasi diri para siswa di SD Petra Jombang dan
MIN 1 Jombang dalam menjaga keistiqomahan untuk melakukan ibadah wajib
cenderung dari model external regulation, yaitu model yang dipengaruhi oleh orang
lain untuk menjalankannya, dan adanya pengaruh tersebut yang kemudian mendorong
siswa untuk menjalankan setiap saat dan terus menerus dan menjadi kebiasaan,
sehingga tanpa di perintah orang lain siswa akan mengerjakannya, disislan model
regulasi diri berubah menjadi model intrinsically motivated behavior yang dimana ia
merasa bahwa ibadah merupakan akyivitas yang sangat berharga yang perlu
dikerjakan.
Kata kunci :Regulasi diri, Sikap spiritualNIM. 17204080028 Ni’matul Izza2020-06-04T23:34:19Z2020-06-04T23:34:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37773This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377732020-06-04T23:34:19ZCOLLABORATIVE TEACHING (Studi Kasus Pembelajaran di Kelas I SDIT Salsabila 3 Jurugentong Banguntapan Bantul DIY)The main problems faced by teachers in class I MI / SD are the characteristics of students who still need more attention and guidance than classroom teachers when they are in school. On the other hand the number of class I students who have too many populations in one class causes the class teacher to not be able to carry out learning activities to the fullest. The main focus of this research is on (a) how the characteristics of its implementation, (b) the form of implementation, and (c) the implementation techniques. To answer the three research questions, researchers used a qualitative approach to the type of case study. The main subjects of this study were regular teachers and accompanying teachers and several respondents who were related to the theme of the researcher.
The theory used to analyze this researcher is that Friend and Cook theory states that collaborative teaching is a directed interaction model between at least two parties having similarities voluntarily participating in various decisions to achieve the same goal.
First, the characteristics that arise in implementing collaborative teaching between regular teachers and accompanying teachers in SDIT Salsabila 3 Jurugentong include: (a) referring to the four teacher competencies, namely pedagogic, professional, personality and social competencies. (b) collaboration based on equality, (c) participants are not restricted, (d) collaborators share goals, (e) collaborators participate in decision making, (f) share resources and expertise. All these characteristics appear clearly in all activities that implement collaborative teaching.
Second, the implementation of collaborative teaching takes the form of: (a) formal forms, namely collaborative activities carried out in a planned, measurable and systematic manner, with clear division of roles and responsibilities. This collaborative form occurs in activities, among others: muroja'ah or stabilization of memorization
xi
of the Koran letters, teaching and learning activities, and BTAQ activities (Al-Qur'an Reading). (b) Informal forms, namely collaborative activities carried out in an unplanned, unstructured or usually said way with spontaneous collaboration. This informal collaborative activity can be observed in congregational prayers, extra-curricular activities, activities outside the classroom such as when there are big events. Third, judging from the technique, the implementation of collaborative teaching occurs at the level of planning, implementation, and evaluation.
Keywords: collaborative teaching, regular teacher, companion teacherNIM: 17204080034 Miftaku Ni’amah2020-06-04T23:33:50Z2020-06-04T23:34:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37769This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377692020-06-04T23:33:50ZMETODE MONTESSORI DALAM
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
DI SD HOLISTIK ISLAM TERPADU AWLIYA
KOTA CIREBONPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi, integrasi, dan nilai-nilai yang dapat dikembangkan dari hasil pembelajaran yang menggunakan metode Montessori, serta mengetahui tanggapan orang tua siswa mengenai perkembangan buah hatinya yang belajar menggunakan metode Montessori. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan objek penelitian metode Montessori dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan keabsahan data diuji melalui triangulasi teknik dan sumber. Adapun teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahwa implementasi metode Montessori yang dilaksanakan di SD Holistik Islam Terpadu Awliya khususnya dalam pencapaian nilai-nilai tujuan pendidikan Nasional pada peserta didik sudah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip Montessori dalam proses pelaksanaannya dan juga sesuai dengan perkembangan anak usia sekolah. (2) Jika dilihat dari prinsip yang ada pada Kurikulum 2013, metode Montessori dirasa sudah memenuhi semua prinsip-prinsip Kurikulum 2013. Integrasi metode Montessori dalam pembelajaran Kurikulum 2013 dapat memenuhi pencapaian kompetensi peserta didik. (3) Dengan metode Montessori, peserta didik dapat tumbuh sesuai dengan masa perkembangannya dan tertanam nilai-nilai kehidupan sebagai bekal mereka di masa yang akan datang. Berikut ini nilai-nilai yang dapat dikembangkan dari implementasi metode Montessori: toleransi, religius, peduli lingkungan, peduli sosial, kerjasama, mandiri, disiplin, kreatif, berpikir kritis, jujur, percaya diri, tanggung jawab, sabar, menghargai orang lain, dan problem solving. Pengembangan nilai-nilai positif melalui metode Montessori pada dasarnya memberi sumbangan yang cukup besar pada perkembangan dan pendidikan karakter individual peserta didik agar dapat berkembang sesuai dengan tingkat pertumbuhannya baik usia maupun psikologisnya.
Kata kunci: Metode Montessori, Kurikulum 2013NIM : 17204080020 Yuriska Dewi Suwarno Putri2020-06-04T23:33:26Z2020-06-04T23:33:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37768This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377682020-06-04T23:33:26ZIMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PROGRAM PARENTING
DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI
LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
(Studi di SDIT Salman Al Farisi Mlati Sleman Yogyakarta)Latar belakang penelitian ini yaitu mengingat besarnya
tanggungjawab orang tua terhadap masa depan anak. Keberhasilan anak di
dalam menjalani hidup di dunia tergantung pada kedua orang tua. Jika orang
tua salah mendidiknya, maka akan berakibat fatal bagi perkembangan
kehidupan anak. Oleh karena itu, perlu adanya program untuk membangun
kerjasama antara orang tua dengan sekolah. Program parenting adalah salah
satu jawaban untuk hal tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Salman Al Farisi Mlati Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu dokumentasi dan narasumber. Teknik
pengumpulan datanya adalah observasi, dokumentasi dan wawancara.
Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan yaitu melalui reduksi data,
penyajian data dan kemudian memferivikasi atau mengambil simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program
parenting yang diterapkan terbagi atas 3 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Program parenting yang diterapkan di SDIT
Salman Al Farisi Mlati Sleman Yogyakarta mempunyai implikasi yang sangat
besar. Implikasi terhadap sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
menjadikan sistem pembelajaran semakin baik, terhadap orang tua dapat
menambah wawasan tentang parenting, dan terhadap anak dapat menjadikan
prestasinya semakin baik, yang dilakukan dengan adanya upaya menerapkan
pengasuhan pendampingan setelah mengikuti program parenting yang terdiri
dari pengasuhan fisik motorik, kognitif, moral agama, sosial-emosional, dan
bahasa. Adapun faktor pendukung, diantaranya yaitu tempat yang nyaman,
narasumber, tema, motivasi dan kesadaran orang tua, pola hubungan yang
sehat antara orang tua dan guru, sarana dan prasarana lengkap, serta orang tua
berpendidikan tinggi. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya yaitu
kesibukan orang tua dan orang tua berpendidikan rendah.
Kata Kunci: Program Parenting, Kualitas Pembelajaran, Pendidikan Anak
Sekolah DasarNIM: 17204080018 Fauziah Manurung2020-06-04T23:32:58Z2020-06-04T23:33:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37767This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377672020-06-04T23:32:58ZKREATIVITAS KOGNITIF GURU DALAM PROSES
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV MI
MA’ARIF BEGO MAGUWOHARJO DEPOK SLEMANBerawal dari keingintahuan penulis terhadap bentuk kreativitas kognitif
guru dalam proses berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran tematik di
kelas IV MI Ma’arif Bego, hal ini merujuk pada kurikulum 2013 akan proses
pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan bermakna. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk kreativitas kognitif guru dalam
melaksanakan pembelajaran tematik, bentuk proses berpikir kritis peserta
didik pada pembelajaran tematik di kelas IV MI.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subyek
penelitiannya yaitu Kepala MI Ma’arif Bego, guru kelas IV B dan IV C,
peserta didik kelas IV B dan IV C. Sedangkan objeknya yaitu kreativitas
kognitif guru dalam proses berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran
tematik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan metode
triangulasi data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kreativitas kognitif guru
terlihat dalam: kreativitas merencanakan dan mempersiapkan kegiatan belajar,
kreativitas guru dalam menerapkan pendekatan saintifik kurikulum 2013
(mengamati,menanya,mencoba,mengasosiasi,mengkomunikasikan),
kreativitas guru dalam penerapan model pembelajaran (pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek), kreativitas
guru dalam menggunakan beragam metode pembelajaran, kreativitas guru
dalam menggunakan keterampilan mengajar (memberikan penguatan,
keterampilan bertanya, keterampilan variasi, keterampilan menjelasakan,
membuka dan menutup pelajaran, mengelola kelas, membimbing diskusi
kelompok kecil) dan, kreativitas guru dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar. Sedangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
pembelajaran tematik terlihat pada kemampuan bertanya, mengamati,
mencoba, menalar, menyimpulkan serta kemampuan mengkomunikasikan
yang pada prosesnya sejalan dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013.
Kata kunci: kreativitas kognitif, kemampuan berpikir kritis, pembelajaran
tematikNIM: 17204080016 Arief Arafat Hankam2020-06-04T23:32:26Z2020-06-04T23:32:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37766This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377662020-06-04T23:32:26ZKREATIVITAS KOGNITIF GURU DALAM PROSES
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV MI
MA’ARIF BEGO MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN
Oleh:
Arief Arafat Hankam
NIM: 17204080016
TESIS
Diajukan kepada Program Magister (S2)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
YOGYAKARTA
2019Berawal dari keingintahuan penulis terhadap bentuk kreativitas kognitif
guru dalam proses berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran tematik di
kelas IV MI Ma’arif Bego, hal ini merujuk pada kurikulum 2013 akan proses
pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan bermakna. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk kreativitas kognitif guru dalam
melaksanakan pembelajaran tematik, bentuk proses berpikir kritis peserta
didik pada pembelajaran tematik di kelas IV MI.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subyek
penelitiannya yaitu Kepala MI Ma’arif Bego, guru kelas IV B dan IV C,
peserta didik kelas IV B dan IV C. Sedangkan objeknya yaitu kreativitas
kognitif guru dalam proses berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran
tematik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan metode
triangulasi data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kreativitas kognitif guru
terlihat dalam: kreativitas merencanakan dan mempersiapkan kegiatan belajar,
kreativitas guru dalam menerapkan pendekatan saintifik kurikulum 2013
(mengamati,menanya,mencoba,mengasosiasi,mengkomunikasikan),
kreativitas guru dalam penerapan model pembelajaran (pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek), kreativitas
guru dalam menggunakan beragam metode pembelajaran, kreativitas guru
dalam menggunakan keterampilan mengajar (memberikan penguatan,
keterampilan bertanya, keterampilan variasi, keterampilan menjelasakan,
membuka dan menutup pelajaran, mengelola kelas, membimbing diskusi
kelompok kecil) dan, kreativitas guru dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar. Sedangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
pembelajaran tematik terlihat pada kemampuan bertanya, mengamati,
mencoba, menalar, menyimpulkan serta kemampuan mengkomunikasikan
yang pada prosesnya sejalan dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013.
Kata kunci: kreativitas kognitif, kemampuan berpikir kritis, pembelajaran
tematikNIM: 17204080016 Arief Arafat Hankam2020-06-04T23:26:11Z2020-06-04T23:26:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37765This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377652020-06-04T23:26:11ZPERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DI INDONESIA (Analisis Tujuan dan Materi Ajar Kurikulum 2004, 2006, 2013)Penelitian ini di latarbelakangi: Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang diberikan oleh Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah selama ini hanya menekankan pada ranah kognitif semata. Kondisi inilah yang membuat pendidikan di Indonesia hanya mencetak generasi akademisi yang pandai dalam pengetahuan, namun tidak mempunyai karakter sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang mengakibatkan kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali pengembangan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Maka pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik perkembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia tahun 2004, 2006, 2013 serta tujuan dan muatan materi ajar kurikulum IPS Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia tahun 2004, 2006, 2013.
Tujuan penelitian ini untuk mengungkap secara teoritis karakteristik perkembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia tahun 2004, 2006, 2013 serta tujuan dan muatan materi ajar kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia tahun 2004, 2006, 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaaan (library research) dengan pendekatan sejarah. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi dan telaah literatur. Adapun teknik analisis data peneliti menggunakan metode analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tujuan kurikulum pembelajaran IPS dari tahun 2004 - 2013 memiliki esensi yang sama, yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Kedua, kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial dari segi materi ajar baik dari aspek Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi mengalami perkembangan. Adanya pokok bahasan yang selalu sama, adanya pokok bahasan yang baru, adanya perubahan dalam penyusunan pokok bahasan, adanya perbedaan istilah dan penekanan pada tiap aspek merupakan pengaruh dari perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta faktor perubahan kebutuhan peserta didik juga ikut mempengaruhi perkembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia .Ketiga, komponen tujuan maupun materi ajar, pembelajaran IPS pada kurikulum 2004 hanya memenuhi aspek kognitif dan afektif sedangkan pada kurikulum 2006 sebagian memenuhi aspek afektif dan kognitif dan sebagian lagi memenuhi aspek psikomotorik. Pada kurikulum 2013 aspek afektif, kognitif dan psikomotorik semuanya terpenuhi dalam satu rangakain tujuan dan materi ajar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Kata Kunci: Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial, Tujuan, dan Materi ajarNIM: 17204080014 Muhamad Sobri2020-06-04T06:44:40Z2020-06-04T06:44:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37763This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377632020-06-04T06:44:40ZKOHESIVITAS KELOMPOK PESERTA DIDIK KELAS IV
DI SD NEGERI 2 PRAMBANAN KABUPATEN KLATENKohesivitas kelompok mempunyai beberapa aspek yaitu, social
cohesion, task cohesion, perceived cohesion, dan emotional cohesion.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui social cohesion, task cohesion,
perceived cohesion dan emotional cohesion peserta didik kelas IV di SD
Negeri 2 Prambanan kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan
metode mixed method dengan menggunakan strategi embedded konkuren.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan data
kuantitatif yang akan didukung oleh data kualitatif. Tehnik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik sample random sampling
dengan jumlah responden 38 peserta didik (23 laki-laki dan 15
perempuan).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala social
cohesion yang disusun oleh penulis dengan koefision realibilitas 0,747 dan
skala di adaptasi dari Development of a cohesion questionnaire for youth
yang disusun oleh Eys, et al. Pengumpulan data task cohesion disusun
oleh penulis dengan koefision realibilitas 0,714 dan skala di adaptasi dari
penerapan development peer appraisal untuk meningkatkan kohesivitas
kelompok tugas disusun oleh Ermy Herawaty. Pengumpulan data
perceived disusun oleh penulis dengan koefision realibilitas 0,753 dan
skala di adaptasi dari perceived cohesion in small group adapting and
testing the perceived cohesion yang disusun oleh Wynne W Chin, dkk.
Kemudian pengumpulan data emotional cohesion disusun oleh penulis
dengan koefision realibilitas 0,707 dan skala di adaptasi dari pengaruh
emotional komitmen organisasional dan organizational citizership disusun
oleh triana fitriastuti.
Hasil analisis data menggunakan statistic deskriptif dengan
kategorisasi tinggi, sedang, rendah yang menunjukkan bahwa social
cohesion dengan kriteria 29-40 mempunyai persentase 84,2% sebanyak 32
responden masuk dalam kategori sedang menuju tinggi , task cohesion
dengan kriteria 39-49 mempunyai persentase 79% sebanyak 30 responden
masuk dalam kategori sedang menuju tinggi, perceived cohesion dengan
kriteria 33-43 mempunyai persentase 79% sebanyak 30 responden masuk
dalam kategori sedang menuju tinggi, dan emotional cohesion dengan
kriteria 24-32 mempunyai persentase 79% sebanyak 30 responden masuk
dalam kategori sedang menuju tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
aspek kohesivitas kelompok yang paling tinggi persentase kelas IV SD
Negeri 2 Prambanan adalah social cohesion.
Kata Kunci: Social cohesion, task cohesion, perceived cohesion dan
emotional cohesionNIM: 17204080013 Riza Agustina2020-06-04T03:13:44Z2020-06-04T03:13:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37762This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377622020-06-04T03:13:44ZANALISIS KETERAMPILAN MENULIS SAINS SISWA KELAS
V DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
(MIS Al - Huda Karangnongko dan SD Budi Mulia Dua
Pandeansari)Pentingnya keterampilan menulis sains sebagai salah satu kompetensi yang
harus dimiliki siswa menjadi dasar untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui dan menganalisis keterampilan menulis sains siswa kelas
V di MIS Al-Huda Karangnongko dan di SD Budi Mulia Dua Pandeansari baik
ditinjau dari tahapan pelaksanaan menulis, aspek linguistik, serta aspek isi atau
konten tulisan.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian field
research berbentuk deskriptif analisis kegiatan. Penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan data melalui wawancara secara mendalam, observasi, dan studi
dokumentasi. Kemudian data akan diuji keabsahannya dengan menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kegiatan yang dilakukan pada setiap
tahapan menulis sains siswa kelas V SD/MI yaitu: Pada tahap pramenulis, siswa
melakukan kegiatan bimbingan pramenulis, penyadaran menulis, dan melengkapi
data. Sedangkan kegiatan membuat peta konsep dan membuat daftar pertanyaan
belum terlaksana. Pada tahap penulisan, siswa sudah dapat menulis sesuai dengan
struktur tulisan yang terdiri atas bagian awal dan isi sedangkan bagian akhir tulisan
yang berisi kesimpulan masih belum maksimal. Pada tahap pascamenulis, kegiatan
revisi dan pengeditan sudah terlaksana dan dilakukan oleh guru serta siswa
sedangkan kegiatan publikasi masih belum maksimal. (2) Keterampilan menulis
sains siswa kelas V SD/MI ditinjau dari aspek linguistik memiliki kekurangan
pada: Penggunaan tanda baca dan huruf kapital, penggunaan konjungsi, kata depan,
dan imbuhan yang kurang tepat, penggunaan kata baku dan tidak baku, belum dapat
membedakan paragraf utama dan paragraf penjelas, menggunakan kata yang
memiliki arti yang sama dalam satu kalimat, struktur kalimat yang tidak lengkap,
percampuran bahasa lisan yang sering digunakan siswa ke dalam bahasa tulisan. (3)
Keterampilan menulis sains siswa kelas V SD/MI ditinjau dari aspek isi/konten
memiliki kekurangan pada: a) Lemahnya kemampuan siswa untuk menganalisis
dan menginterpretasikan data dari hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel, grafik,
dan sebagainya. Siswa lebih terampil menyajikan data di lapangan dalam bentuk
gambar sederhana, b) Siswa kelas V SD/MI masih kesulitan dalam mengkaitkan
konsep dengan praktik yang dilakukan di lapangan, c) Istilah – istilah ilmiah yang
masih minim sekali digunakan dalam tulisan siswa, d) Siswa kelas V SD/MI belum
dapat merefleksikan dan menyampaikan pemikiran mereka dalam tulisannya.
Kata Kunci: Keterampilan, Menulis SainsNIM: 17204080010 Enda Lovita Pandiangan2020-06-04T02:22:32Z2020-06-04T02:22:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37759This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377592020-06-04T02:22:32ZKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN
MASALAH PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
DI SD CAHAYA BANGSA UTAMAKemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi
yang harus dilatihkan pada peserta didik karena kemampuan ini
sangat diperlukan dalam kehidupan dan ditentukan oleh
keterampilan berpikirnya. Fokus penelitian ini ada tiga, yakni:
Pertama, untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis pada anak
usia Sekolah Dasar. Kedua, untuk mengetahui kemampuan
memecahkan masalah pada anak usia Sekolah Dasar. Ketiga, untuk
mengetahui implementasi kemampuan berpikir kritis dan
memecahkan masalah pada kegiatan pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah mixed metods research dengan
desain concurrent triangulation. Sampel penelitian ini adalah
peserta didik kelas 4 SD Cahaya Bangsa Utama. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni tes, dengan
memberikan tes berupa soal uraian pada peserta didik dan non tes
dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan
lapangan. Metode analisis data kuantitatif dengan melakukan uji
validitas dan reliabilitas kemudian mengklasifikasikan skor yang
diperoleh sesuai dengan rentang skor yang telah ditentukan dan
memprosentasekannnya, sedangkan metode analisis data kualitatif
dengan menggunakan teori Milles dan Huberman, yakni dengan cara
mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan.
Pada penelitian ini ada tiga teori yang penulis gunakan dalam
penelitian ini, yakni pada kemampuan berpikir kritis menggunakan
teori yang dikemukakan oleh Ennis, sedangkan kemampuan
memecahkan masalah menggunakan teorinya Polya, dan untuk
mendukung data penulis menggunakan teori perkembangan anak
Jean Piaget.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsistensi pihak
sekolah dengan salah satu tujuan sekolah, yakni mengantarkan
peserta didik mampu untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah
diiringi dengan upaya yang mendukung. hal tersebut dibuktikan
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa: Pertama, ada
x
13 peserta didik yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dengan
kategori tinggi yakni 59,09% . Kedua, Ada 16 peserta didik yang
mempunyai kemampuan memecahkan masalah dengan kategori
sangat tinggi atau 72,70%. Ketiga, Implementasi kedua kemampuan
tersebut pada kegiatan pembelajaran berupa kemampuan dalam
bertanya, mendiskusikan hasil pengamatan dan memverifikasikan
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori yang ada pada
buku, membuat mind map, dan didukung dengan buku word
problem.
Kata Kunci: Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, Anak Usia
Dasar.NIM. 17204080008 HANNA MUKMININA RAKHIMA2020-06-04T02:22:17Z2020-06-04T02:22:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37758This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377582020-06-04T02:22:17ZPENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ANAK TUNARUNGU DI KELAS IV
SLB NEGERI 2 BANTUL
YOGYAKARTAPendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang sangat efektif untuk mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta keterampilan berbahasa seperti membaca, menulis, menyimak dan berbicara anak tunarungu. Fokus penelitian ini ada tiga, yakni Pertama untuk mengetahui alasan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran membaca anak tunarungu di kelas IV SLB Negeri 2 Bantul. Kedua untuk mengetahui implementasi pendekatan komunikatif perlu di gunakan dalam pembelajaran membaca anak tunarungu di kelas IV SLB Negeri 2 Bantul. Ketiga untuk mengetahui respon pesrta didik dalam pendekatan komuniatif pembelajaran membaca anak tunarungu di kelas IV SLB Negeri 2 Bantul.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) pada metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitiannya yaitu peserta didik kelas IV SLB Negeri 2 Bantul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data kualitatif dengan cara mereduksi data, selanjutnya menyajikan data dan menyimpulkan.
Pada penelitian ini ada tiga teori yang di gunakan, yakni pada komunikatif menggunakan teori yang dikemukakan Noam Chomsky, sedangkan dalam membaca menggunakan teori yang dikemukakan Finochiaro dan Bonomo, dan untuk mendukung data teori perkembangan anak Jean Piaget.
Hasil penelitian yang dilakukan yakni: Pertama, pendekatan komunikatif mampu menggali potensi anak dalam kosakata anak tunarungu untuk berkomunikasi dan membaca. Kedua, pembelajaran komunikatif dalam
ix
pembelajaran membaca sangat efektif memberikan dampak positif bagi kemampuan berbahasa dan membaca anak tunarungu. Ketiga, siswa mampu bersuara dalam membaca meskipun dengan nada kurang jelas atau intonasi kata yang sedikit tidak sesuai dengan pengucapan seharusnya.
Kata kunci: Anak Tunarungu, Komunikatif, dan Membaca.NIM: 17204080006 Khairunnisa2020-06-04T02:19:19Z2020-06-04T02:19:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37756This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377562020-06-04T02:19:19ZANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV DI MI DARUL HUDA NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan peserta didik dalam belajar matematika ditandai dengan kesulitan peserta didik saat mengerjakan soal cerita, sering melakukan kesalahan saat menghitung, serta rendahnya nilai ulangan harian pada mata pelajaran matematika yang diperoleh peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar matematika yang dialami oleh peserta didik kelas IV di MI Darul Huda Ngalik, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam belajar matematika, serta upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar matematika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan secara langsung di tempat penelitian. Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis deskriptif dengan mendeskripsikan kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik kelas IV di MI Darul Huda Ngaglik Sleman Yogyakarta.
Hasil dari penelitian adalah: 1) Kesulitan peserta didik dalam memahami konsep matematika paling banyak terletak pada kesulitan dalam memahami konsep keliling dan luas bangun datar persegi panjang, ketrampilan berhitung pada operasi pembagian, serta pemecahkan masalah pada konsep luas dan keliling bangun datar persegi panjang. 2) Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik adalah: faktor internal dan faktor eksternal. 3) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika kelas IV di MI Darul Huda Ngaglik adalah: pengajaran individual, tutor sebaya, penjelasan materi pembelajaran matematika secara perlahan, penggunaan ringkasan materi yang dilengkapi latihan soal, dan penggunaan trik berhitung.
Kata Kunci : Kesulitan Belajar, Matematika.NIM: 17204080005 SYAMSUR RIZAL2020-06-04T02:19:05Z2020-06-04T02:19:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37754This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/377542020-06-04T02:19:05ZKEMAMPUAN SANTRI BARU DALAM BERADAPTASI
(Studi Analisis Terhadap Santri Baru di Pondok Pesantren Yanaabii’ul Qur’an Karangmalang Gebog Kudus)Kemampuan anak dalam beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qu‟an Karangmalang Gebog Kudus sebagai upaya sadar yang dirancang untuk membantu individu dalam mengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian dalam beradaptasi di Pondok Pesantren. Ada beberapa kemampuan anak yang berdaptasinya cepat ada pula yang beradaptasinya lama sesuai dengan kepribadian anak masing-masing. Permasalahan yang di alami oleh santri adalah anak yang masih sering menangis, pendiam, tidak mau bergaul, suka menyendiri dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan tentang studi kemampuan anak dalam beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qur‟an Karangmalang Gebog Kudus.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena utama dalam kemampuan anak dalam beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qur‟an Karangmalang Gebog Kudus. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui 1) observasi 2) wawancara, 3) dokumentasi.
Hasil temuan yang dapat dipaparkan yakni, 1) kemampuan anak dalam beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qur‟an Karangmalang Gebog Kudus. Disini ada beberapa anak yang mampu beradaptasi melalui indikator: a) kematangan emosional, b) kematangan intelektual, c) kematangan sosial dan d) tanggung jawab. Sedangkan anak yang kurang mampu beradaptasi dengan baik melalui indikator: a) reaksi bertahan, b) reaksi menyerang, dan c) melarikan diri. 2) bentuk-bentuk beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qur‟an Karangmalang Gebog Kudus dengan dua aspek yaitu adaptive yang melalui indikator: a) perubahan fisiknya, b) perubahan perilaku sosial, dan c) daya tarik sosial, sedangkan aspek yang kedua yaitu adjustive melalui indikator: a) intensi, b) nilai, dan c) empati. 3) faktor-faktor dalam beradaptasi di Pondok Pesantren Yanaabii‟ul Qur‟an Karangmalang Gebog Kudus meliputi delapan faktor yaitu: a) faktor keluarga atau orang tua, b) faktor teman, c) faktor pembimbing atau murobbi, d) faktor fisiologis, e) faktor psikologi, f) faktor perkembangan dan kematangan, g) faktor budaya dan agama dan h) faktor lingkungan.
Kata kunci : Adaptasi, Santri, Pondok PesantrenNIM. 17204080003 Laili Nur Aini2019-12-31T02:08:28Z2019-12-31T02:08:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37148This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/371482019-12-31T02:08:28ZSTUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 65 P/HUM/2018 TENTANG PENCALONAN PENGURUS PARTAI POLITIK SEBAGAI
PESERTA PEMILU ANGGOTA DPD PERSPEKTIF FIQH SIYASAHTerjadinya permasalahan konstitusional mengenai persyaratan pencalonan anggota
Dewan Perwakilan Daerah untuk Pemilu 2019, berawal dari Putusan Mahkamah
Konstitusi No. 30/PUU-XVI/2018 bertanggal 23 Juli 2018 yang menyatakan bahwa
calon anggota DPD tidak boleh berstatus sebagai pengurus (fungsionaris) partai
politik, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, namun Mahkamah Agung
melalui Putusan Nomor 65P/HUM/2018 bertanggal 25 Oktober 2018 justru secara
tidak langsung memberikan kesempatan bagi Pengurus Partai Politik untuk mengikuti
Pemilu anggota DPD 2019. Pasalnya, MA menilai Peraturan KPU No.26 Tahun 2018
yang dikeluarkan untuk menindaklanjuti Putusan MK No. 30/PUU-XVI/2018 tidak
dapat diberlakukan surut. Akibatnya, mulai terlihat pertentangan antar Putusan MK
dan Putusan MA. Dalam skripsi ini penulis akan membahas apa saja dasar dan
pertimbangan yang digunakan oleh Hakim Mahkamah Agung dalam menetapkan
Putusan MA No. 65P/HUM/2018 dan bagaimana tinjauan teori Fiqh Siyasah
mengenai Putusan MA tersebut.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang sifat penelitiannya adalah
deskriptif-analisis dengan menggunakan metode kualitatif. Pada penelitian ini penulis
meninjau Putusan MA No. 65P/HUM/2018 menggunakan teori Fiqh Siyasah
khususnya berkenaan dengan prinsip keadilan. Pendekatan penelitian ini adalah
yuridis-normatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Putusan Mahkamah Agung No.
65P/HUM/2018 bertentangan dengan Prinsip Keadilan karena Putusan tersebut belum
mewujudkan keadilan bagi DPD, ketika partai politik diperbolehkan masuk dalam
keanggotan DPD memungkinkan hilangnya peran DPD sebagai wakil daerah. Selain
itu Putusan tersebut juga belum mewujudkan keadilan bagi daarah karena
memugkinkan kebijakan DPD lebih didominasi oleh kepentingan partai politik,
padahal semestinya kebijakan DPD harus mencerminkan pada kepentingan daerah.
DPD diberi amanah oleh daerah untuk mewakili dan membawa aspirasi mereka
ketingkat parlemen. Sehingga Penulis berkesimpulan bahwa Putusan Mahkamah
Agung No. 65P/HUM/2018 belum sesuai dengan Fiqh Siyasah.NIM: 15370013 AFIFA PUTRI RATNA SARI2019-05-06T03:34:16Z2019-05-06T03:34:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34922This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/349222019-05-06T03:34:16ZINTERAKSI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI SAINS DI SD NEGERI DEMANGAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018Kehidupan masyarakat terus mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan zaman. Untuk menghadapi berkembangan zaman, seyogyanya para
lembaga pendidik dan tenaga kependidikan dapat menumbuhkan budaya literasi
sains sejak dari usia sekolah dasar (SD/MI), karena literasi sains hal yang penting
untuk dimiliki oleh siswa untuk memahami lingkungan hidupnya. Dalam ranah
pendidikan keterampilan literasi sains secara eksplisit diajarkan dalam mata
pelajaran sains/IPA. Untuk mengoptimalkan keterampilan literasi sains yang
diajarkan dalam mata pelajaran IPA, maka diperlukannya interaksi yang
komunikatif antara guru dan siswa selama proses pembelajaran. Oleh karenanya
interaksi yang komunikatif dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
menumbuhkan budaya literasi sains. Salah satu sekolah yang mulai menerapkan
budaya literasi sekolah adalah SD Negeri Demangan Yogyakarta selain itu
interaksi dalam proses pembelajaran terlihat aktif. Oleh karena itu penelitian ini
memiliki rumusan masalah diantaranya: (1) bagaimana budaya literasi sains di SD
Negeri Demangan Yogyakarta. (2) bagaimana interaksi pembelajaran untuk
menumbuhkan budaya literasi sains di SD Negeri Demangan Yogyakarta.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif studi kasus, yang
berlokasi di SD Negeri demangan Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data,
kemudian menyajikan data, dan diakhiri dengan menarik kesimpulan.
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dan sumber,
dengan mengecek temuan dari hasil teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi, serta mengecek temuan berdasarkan sumber utama penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) budaya literasi sains di SD
Negeri Demangan Yogyakarta sudah mulai berjalan. (2) interaksi pembelajaran
untuk menumbuhkan budaya literasi sains sudah terlihat dalam persiapan serta
pelaksanaan proses interaksi pembelajaran IPA.NIM. 1620420005 HAYATURRAIYAN