Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T05:44:32ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2022-11-08T08:26:12Z2022-11-08T08:26:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54904This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/549042022-11-08T08:26:12ZKESENIAN TARI TRADISIONAL JATILAN TURONGGO GUYUP RUKUN
DI DESA WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTAKeseniaan merupakan salah satu bentuk aktifitas manusia yang dalam kehidupannya (kesenian) selalu tidak dapat berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan kesenian rakyat tidak dapat dipisahkan dari warna ciri kehidupan masyarakat itu sendiri sebagai pendukungnya. Kesenian tari kerakyatan jatilan yang popular di masyarakat Jawa ini tumbuh dan berkembang serta menjadi kesenian yang digemari oleh masyarakat baik mereka sebagai pelaku maupun mereka sebagai penonton.
Jatilan atau jaran kepang, dan ada juga yang menyebutnya kuda lumping adalah suatu kesenian tradisional yang populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan DIY.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dengan observasi, interview, dan dokumenter.Dalam menganalisis data dengan menggunakan statistika. Statistika yang digunakan adalab statistika deskriftif dan statistik analitik atau infersial.
Hasil penelitian ini adalah Pertama, Kata jatilan berasal dari kata jatil yang berarti gerak reflek yang melonjak, tanda memperoleh kebahagiaan, kebahagiaan ini tersirat dari tarian yang diilhami dari cerita panji yang mengisahkan pertemuan Panji Asmoro Bangun denean Dewi Sekartaji. Jatilan berarti tontonan tari-tarian kelompok yang menggunakan property kuda kepang. Kesenian tari tradisional kerakyatan ini biasanya diakhiri dengan intrance (ndadi) penarinya, istilah bahasa Jawa yang paling umum adalah kesurupan, secara harfiah berarti "kemasukan" dan ndadi bukan sekedar tidak sadarkan diri, tetapi bener-benar kemasukan atau menjadi. Pada adegan ini, peran pawang sangat diperlukan sebagai perantara dalam penyembuhan kesadaran penari.
Kedua, kesenian jatilan sebenamya sudah lama ada sejak puluhan tahun di desa Wukirsari, tetapi kesenian ini mengalami pasang surut oleh imbas dan kritik pemuka agama, barulah pada tahun 1990 kesenian ini bisa diterima oleh semua kalangan satelah diadakannya festifal kesenian jatilan yang diakomodir oleh Kiai Masrur sebagai tokoh agama dan pimpinan Pondok Pesentren alQadir.
Ketiga, kesenian jatilan merupakan kombinasi seni suara dan seni tari, oleh kerena itu, kesenian ini didukung oleh beberapa elemen seperti pawang yang memimpin pertunjukan, pemain jatilan yang melakukan adegan atraktif, musik yang mengiringinya. Iringan musik dalam pementasan di sini dilantunkan juga Shalawat Badar oleh penyanyi. Kesenian ini diakhiri dengan intrance/ kesurupan.
Keempat, kehadiran suatu hasil karya seni mempunyai fungsi, baik bagi pencipta maupun masyarakat pendukungnya. Hal ini disebabkan keduanya mempunyai hubungan yang erat. Adapun fungsiny : Sebagai sarana upacara adat, sarana hiburan atau tontonan serta sarana pelestarian budaya dan pergaulan sosial.NIM.: 97121986 Mashadi2022-11-08T08:03:58Z2022-11-08T08:03:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54898This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/548982022-11-08T08:03:58ZPERAN SANTRI DALAM PERANG JAWA 1825-1830 MUmat Islam telah memainkan peranan yang penting dalam gerakan perlawanan, baik sebagai pimpinan perang maupun sebagai basis kekuatan militer. Peran santri dalam perang Jawa dari tahun 1825 sampai 1830 inilah yang akan dibicarakan dalam penelitian ini khususnya di Jawa Tengah.
Tujuan studi ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah, maka upaya merekontruksi masa lampau dari objek yang diteliti itu ditempuh melalui metode sejarah, yakni membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikai, serta mensintesiskan data-data untuk menegaskan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Masuknya kekuasaan Barat ke Mataram telah membawa perubahan dan kegoncangan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Sejak awal abad XIX penguasa Belanda mulai mengadakan pembaharuan politik kolonial. Selain pembaharuan politik pemerintahan, Belanda juga menerapkan sistem ekonomi baru. Akibatnya timbullah perubahan tata kehidupan di kalangan masyarakat Mataram.
2. Pangeran Diponegoro adalah seorang turunan bangsawan yang taat beribadah. Pada masa kecilnya ia diasuh oleh neneknya Kanjeng Ratu Ageng dan diberi didikan agama Islam di Tegalreja. Khusus tentang pengertian Pangeran Diponegoro di bidang agama dikemukakan secara otobiografi yang di tulis oleh Diponegoro sendiri dalam masa pembuangannya. Karangan ini memberikan informasi penting antara lain menguraikan bahwa ia cukup aktif belajar di beberapa pesantren, sehingga pada masa sebelum meletusnya perang hubungannya dengan kalangan santri cukup akrab. Dia sendiri adalah seorang penganut faham tasawuf yang gemar membaca kitab antara lain, Kitab Suluk, Kitab Arjunawijaya, Kitab Anbiyah, cerita raja-raja Arab dan sebagainya.
3. Apa yang sesungguhnya menjadi motiv para santri yang menggabungkan diri dalam perlawanan yang dipimpin Diponegoro adalah suatu tuntutan kehidupan yang di-ideal sebagai penuh kebahagiaan dan ketenteraman. Keadaan itu dapat terwujud sebagai suatu kerajaan yang akan diperintah secara adil, damai dan penuh kebahagiaan, serta dalam bentuk agama yang murni yang tidak dikotori oleh orang belanda yang kafir. Oleh sebab itulah arah tujuannya adalah mengadakan perubahan atau penggantian dalam lingkungan kehidupan mereka.
4. Tanggal 20 Mei 1825 meletuslah pergerakan "radikal" antara pihak Pangeran Diponegoro dan pengikut-pengikutnya dengan pihak penjajah Belanda yang pada waktu itu banyak dibantu dari keraton Yogyakarta maupun Surakarta. Pertempuran ini bermula dari Tegalrejo yang kemudian menyebar keseluruh wilayah Jawa bagian Tengah. Adapun sifat peperangan yang dilakukan di daerah sifatnya lebih dimaksudkan untuk mengadak:an penjagalan terhadap tentara Belanda yang akan masuk ke wilayah Y ogyakarta. Selama lima tahun lamanya peperangan telah banyak memakan korban baik materil maupun korban nyawa di kedua belah pihak.
5. Perlawanan bersenjata sebagai bentuk reaksi terhadap kolonialisme Belanda, dalam data historis nampak bahwa perlawanan yang terjadi di wilayah Jawa bagian tengah banyak dipimpin oleh kalangan elit-elit religius yang mempunyai loyalitas pengikut yang cukup besar, di samping banyak dipimpin oleh golongan aristokrasi yang tergolong orang yang soleh dan mahir dalam dalam soal keagamaan.NIM.: 97122067 Sudrajat2022-11-01T02:16:49Z2022-11-01T02:16:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54668This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/546682022-11-01T02:16:49ZPEMIKIRAN K.H. SAIFUDDIN ZUHRI TENTANG ISLAM INDONESIA Suatu Kajian HistorisPemikiran K.H. Saifuddin Zuhri mengenai Islam IndonesiaJ berusaha untuk menyingkirkan dilema modernis dan tradisionalis Islam Indonesia. Islam Indonesia masing-masing memiliki dinamika yang berbeda-beda. Kaum. tradisional bukanlah kaum. yang mandekJ tidak ada dinamikanya sebagaimana dituduhkan kaum modernis, demikian juga kaum modemis tidaklah sedinamis yang mereka gembar-gemborkan. Sebagai orang yang dilahirkan dalam situasi masyarakat tradisionalis, Saifuddin Zuhri tidak melihat adanya kejumudan dan keterbelakangan, yang ada adalah perkembangan menuju perubahan yang lebih baik.
Kajian dalan penulisan skripsi ini disebut sebagai penelitian sejarah dan pemikiran yang menggambarkan seorang tokoh mengenai pemikirannya terhadap Islam Indonesia, dan NU serta pesantren. Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam pengumpulan data ini sebelum diadakan seleksi mengenai akurasi dan obyektifitas data, adalah membagi sumber primer dan sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian. Interpretasi atau Penafsiran sejarah yang disebut juga dengan analisis sejarah berarti menguraikan, berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Hasil penelitian ini
dalam sejarah perkembangan Islam Indonesia abad ke-20 terpecah menjadi beberapa kelompok besar yakni Islam tradisional yang berbasis pesantren dan pedesaan dan Islam modernis berbasis perkotaan dan pendidikan modem. Dua kelompok ini sering kali terjadi perbedaan pandangan baik dalam hal politik dan beber prinsip keagamaan. Wawasan pemikirannya sangat luas, sehingga menolak jika dikatakan bahwa pesantren adalah tempatnya kejumudan dan kemandekan. Karena beberapa tokoh yang dijumpainya berasal dari kalangan pesantren adalah seorang pemikir yang progresif, seperti K.H. Abdul Wahid Hasyim, K.H. Wahab Hasbullah.
Pendidikan juga menjadi suatu perhatian tersendiri oleh K.H. Saifuddin Zuhri, sumbangannya terhadap pendidikan terutama pendidikan Islam sangat besar. Saifudin Zuhri adalah menteri agama yang telah berjasa mendirikan Perguruan Tinggi IAIN sebanyak 9 lembaga tersebut di seluruh Indonesia, dengan cabang-cabang yang didirikan di beberapa kabupaten.NIM.: 96121870 Asyrofiyah Rahmani2022-09-16T02:21:50Z2022-09-16T02:21:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53094This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530942022-09-16T02:21:50ZBOEDI OETOMO DAN
PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA 1908 - 1935Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908 dinamika perkembangan Boedi Oetomo sampai akhir sejarah perjalanannya pada tahun 1935 umumnya memperlihatkan kecenderungan yang agak cepat, secara kuantitatif dan kualitatif Dinamika perkembangan Boedi Oetomo dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia tercermin dari periodesasi sejarahnya yang terdiri dari lima periode, yaitu periode konsolidasi (1908-1911 ), periode kemunduran ( 1912-1918), periode politik kooperatif (1919-1925), periode politiknon-kooperatif (1926-1930), dan periode nasionalisme Indonesia ( 1931-1935). Sepanjang sejarah perjalanannya tersebut secara kuantitatif Boedi Oetomo tidak pernah mempunyai jumlah anggota melebihi 10.000 orang. Demikian pula jumlah sekola yang dikelolanya, suatu bidang kegiatan utamanya, hanya mencapai angka puluhan. Sedangkan secara kualitatif, kecuali sebagai perintis gerakan nasional (yang bercorak nasionalisme lokal) pertama, Boedi Oetomo selalu bergerak cepat dalam mengikuti dinamika perkembangan pergerakan nasional, tennasuk dalam menerima semangat nasionalisme Indonesia.
Meskipun Boedi Oetomo menganut ideologi netralitas terhadap agama, namun pada kenyataannya ia telah turut memainkan peranan dan memberikan sumbangsihnya bagi perkembangan Islam Indonesia. Peranannya sebagian bersifat langsung atau aktif dan sebagian lagi bersifat tidak langsung atau pasif Peranannya yang bersifat langsung dalam perkembangan Islam di Indonesia adalah: ( 1) memperlancar pelaksanaan gerakan pengaJaran Islam di kalangan anggotanya maupun di sekolah-sekolah pemerintah pada zaman kolonial. Sedangkan peranannya yang bersifat tidak langsung adalah: (1) memberikan motivasi dan kondisi bagi kelahiran organisasi pergerakan Sarekat Islam, dan (2) turut bersama-sama dengan organisasi-organisa,si pergerakan Islam, karena kesamaan kepentingan, dalam mematahkan pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda terhadap perkembangan gerakan pengajaran agam Islam.NIM. 97122100 Abd. Ghaffar2022-09-15T07:55:06Z2022-09-15T07:55:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53064This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530642022-09-15T07:55:06ZASPEK AKHLAK DALAM SULUK SUJINAHSuluk Sujinah merupakan naskah yang menampilkan cerita dan menguraikan tentang pemahaman hidup yang hakiki dan hidup yang lslami. Hal ini menggambarkan kehidupan suami istri yang sangat tekun dalam mencari ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Sang suami mengajarkan tentang berbagai aspek kehidupan dan berbagai inacam masalah keagamaan kepada istrinya dalam bentuk tanya jawab. Suluk Sujinah merupakan karya sastra yang disajikan dalam bentuk tembang macapat. Judul suluk ini, diambil dari nama yang diperankan oleh seorang wanita bernama Sujinah yang sedang belajar agarna kepada suaminya Arnung Raga.
Aspek akhlak dalam Suluk Sujinah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Akhlak Secara Umum, meliputi: berkata yang benar (sidiq), amanah, sabar, menuntut ilmu, dan membaca a1-Qur'an
2. Akhlak kepada Allah SWT., yang mehputi: taqwa, ikhlas, syukur, dan tau bat
3. Akhlak dalam Keluarga, meliputi: berbakti kepada kedua orang tua, hak dan kewajiban suami isteriNIM. 98122122 Herlin Widiastuti2022-09-15T06:53:37Z2022-09-15T06:53:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53053This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530532022-09-15T06:53:37ZPERAN K.H. MASHUR DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI KECA1\1A TAN BARUMUN TAPANULI SELATAN (1970 - 2000)K.H. Mashur lahir dari keluarga atau ketunman yang dihonnati dan keluarga yang berpendidikan baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.2. Peran K.H. Mashur dalam pengembangan Islam di Kecamatan Banunun dapat dilil1at dari:
a. Pelaksanaan pendidikan melalui Pondok Pesantren Nahdhathul Ulama (NU) Paringgonan Kecamatan Barumun
b. Pengadaan pengajian dan ceramah keagamaan yang dilaksanakan di luar pesantren.
3. Hubungan K.H. Maslmr dengan masyarakat Kecamatan Bannnun sangat baik, lJal ini dapat dilil1at dari dukungan masyarakat, baik tokoh agama, organisasi keagamaan, maupun aparat pemerintahan Kecamatan Barumun
4. Respon masyarakat Kecamatan Barumun atas usaha-usaha pengembangan ajaran Islam yang dilakukan K.H. Mashur sangat positif.NIM. 97122050 Muhammad Kamaruddin Daulay2022-09-15T06:44:55Z2022-09-15T06:44:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53052This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530522022-09-15T06:44:55ZAISYAH DAN PERANG JAMAL
(Potret politik perempuan pada masa Khalifah Ali bin abi Thalib)1. Aisyah adalah putri Abu Bakar yang diberi gelar As-Siddiq, ibunya bemama Ummu Ruman. Ia dilahirkan pada tahun keempat kenabian. Aisyah perempuan yang cerdas, pendidikan awal ia peroleh dari ayahnya Abu Dakar. Abu Bakar adalah seornng pemuka Quraisy yang keilmuannya cukup luas. Aisyah diperisteri oleh Nabi pada umur enam tahun. Umur sembilan tahun ia hijrah ke Madinah lalu serumah dengan Nabi. Pedidikan lanjutan ia peroleh langsung di bawah pengarahan langsung dari guru besar sepanjang sejarah Islam. Tak heran apabila keilmuannya melebihi para sahabat, bahkan para sahabat sering bertanya pada Aisyah baik saat Nabi masih ada ataupun sudah meninggal. Di seluruh dunia, ia diakui sebagai pembawa riwayat yang paling otentik dalam ajaran Islam.
2. Sepeninggal Nabi wafat, bergantilah sistem pemerintahan menjadi kekhalifahan yang diduduki oleh para sahabat Rasul yang paling setia. Pada pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Aisyah sama sekali tidak melakukan peran politik, karena kedua khalifah di dalam pemerintahannya tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan. Ketika pemerintahan beralih kepada Usman bin Affan, Aisyah melihat kelemahan pemerintahan Usman yang segala sesuatunya dipercayakan kepada kaum kerabatnya. Sehingga banyak pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan rakyat, karena kebijakan yang dilakukan Ur;,man dan kerabatnya sangat merugikan rakyat. Keterlibatan Aisyah dalam pemerintahan Usman hanya menengahi masalah di antara Usman dengan rakyat. Hurn-hara tetap saja ada, hingga terbunuhnya Khalifah Usman yang sudah tua itu. Saat Usman terbunuh, Aisyah sedang menunaikan ibadah haji ke Makkah. Ia mendengar Ali menduduki kursi kekhalifahan. Tetapi Ali tidak menindak orang-orang yang telah membunuh Usinan. Dan dengan itu Aisyah bersama sahabat Nabi yaitu Talhah dan Zubair, mengadakan gerakan oposisi terhadap Ali. Dan terjadilah peperangan yang pertama dalam Islam, yang di namakan Perang Jamal. Baik Ah atau Aisyah merasa menyesal, atas terjadinya peperangan yang banyak menumpahkan darah itu.NIM. 98122131 Ratnani Suminar2022-09-14T08:13:49Z2022-09-14T08:13:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53026This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530262022-09-14T08:13:49ZPERGULATAN PAJANG DAN JIPANG DALAM MEREBUT KEKUASAAN DEMAK ( 1549-1558 M)Kondisi keagamaan dan sosial politik pada rnasa kesultanan Dernak sangat berpengaruh cukup kuat terhadap perkernbangan kehidupan masyarakat Jawa terutama masyarakat Demak. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya masyarakat yang rnenganut aliran keagamaan yang heterogen. Seperti aliran tasawuf dan fiqh yang rnenjadi bahan pertentangan dalam kcbcragamaan. Meskipun demikian, rnasyarakat Dernak dapat rnenyclaraskan kondisi keagamaan yang berbeda sehingga rnenimbulkan dua golongan yaitu golongan abangan dan golongan putihan. Sistem pemerintahan kesultanan Demak rnenganut sistern kerajaan berdasarkan turun-temurun. Sedangkan status sosial di antaranya ditentukan oleh pengaruh yang dimiliki dalam masyarakat dan juga rnelalui jalan perkawinan antara putra-putra raja dengan daerah-daerah sckitarnya yang mclcstarikan hirarkhi sosial yang kctat.
Sebab-sebab terjadinya konflik antara Pajang dan Jipang adalah kondisi keagamaan dan sosial politik yang tidak terkendali sehingga menimbulkan terjadinya persaingan kekuasaan di antara kerabat kesultanan Demak dan Walisanga.
Adapun akibat-akibat konflik antara Pajang dan Jipang dalam merebutkan kekuasaan Dernak menjadikan daerah Pajang mempunyai kckuasaan pcnuh mcnggantikan kcsultanan Dcmak dalam pcmcrintahan di Jawa. Tidak hanya itu, pemunculan wilayah Mataram yang pada akhirnya menurnbangkan kekuasaan Pajang juga merupakan dampak dari konflik tersebut.NIM. 98122196 Athi' Budiyati Khairiyah2022-09-14T07:04:31Z2022-09-14T07:04:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53020This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530202022-09-14T07:04:31ZKONTRIBUSl KUNTOWIJOYO DALAM HISTORIOGRAFI ISLAM INDONESIADari serangkaian pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat ditarik dari telaah menngenai kontribusi Kuntowijoyo terhadap historiografi Islam Indonesia sebagai berikut
Kuntowijoyo ada:lah seorang cendekiawan Muslim yang berkiprah dengan beragam pemikiran. Tema-tema pemikirannya meliputi berbagai latar belakang ilmu seperti budaya, agama, ,sastra, dan sejarah. Khusus dalam bidang sejarah ia memiliki pemikiran · tersendiri. Lingkungan keluarganya secara tidak sadar telah moogajarkan sejarah, sehingga menjadikannya sebagai seorang sejarawan yang sangat diperhitungkan di komunitasnya.
Dalam pandangan Kuntowijoyo historiografi Islam Indonesia masih cenderung deskriptif Hal ini disebabkan karena 'ketidak:mampuan sejarawan meNIM. 98122203 Suyono2022-09-14T06:42:43Z2022-09-14T06:42:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53017This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530172022-09-14T06:42:43ZUPACARA KUPATAN JALASUTRA DALAM
MASYARAKAT SRIMULYO PIYUNGAN BANTULDari beberapa penjelasan-penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan. bahwa kuatnya upacara tradisional upacara Kupatan Jalasutra dilatarbelakangi oleh naluri masyarakm: akan tradisi yang merupakan warisan nenek moyang mereka. Sehingga jika tidak melakukan upacara maka ada perasaan takut dan hatinya tidak tenang.
Pelaksanaan upacara Kupatan J alasutra telah mengalami perubahan atau pergeseran. Hal ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang telah berubah karena pengaruh modernisasi yakni perkernbangan ilmu pengetahuan dan kema_iuan teknologi serta pe:r.garuh agama. Dengan demikian rnereka bertindak secara rasional. Adapun pelaksanaan upacara Kupatan Jalasutra rnempunyai tiga fungsi, pertama fungsi agama yakni sebagai media dakwah, kedua, fungsi sosia1 yakni sebagai norma sosial, pengendalian sosial, media sosial dan pengelompokan sosial serta fungsi ekonomiNIM. 98122217 Uswatun Hasanah2022-09-14T04:11:00Z2022-09-14T04:11:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53014This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530142022-09-14T04:11:00ZMASJID PEREMPUAN KARANGKAJEN YOGYAKARTA 1990-2003Latar belakang berdinnya masjid perempuan berawal dari keinginan
KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah sekaligus juga 'Aisyiyah yang sangat mcmpcrhatikan kemajuan kaum perempuan yakni kedudukan pcrcmpuan seb1sa mungkin disejajarkan dengan laki-laki agar lebih mandiri dalam aktivitas peribadatan. Pendirian masjid pcrempuan lewat organisasi 'Aisyiyah merupakan perwujudan dari cita-cita KH. Ahmad Dahlan.
Adanya masjid perempuan untuk memenuhi kebutuhan berjamaah bagi kaum perempuan, memberikan keleluasaan agar lebih mandiri dalam melakukan aktivitas peribadatan. Begitu juga dengan masjid perempuan yang ada di Karangkajen, masjid ini merupakan masjid kedua setelah Kauman, sehingga di Karangkajen wama ke Muhammadiyahannya sangat terasa seperti halnya di Kauman. Mengenai siapa yang mendirikan dan tahun berapa didirikannya memang tidak ada ketetapan yang jelas, berbagai informasi dan pendapat bermunculan. Berdirinya masjid perempuan di Karangkajen Y ogyakarta dipelopori oleh para murid KH. Ahmad Dahlan.
Masjid perempuan merupakan bahagian dari 'Aisyiyah. Antara keduanya tidak dapat dipisahkan satu dcngan yang lainnya. Dalam mengurusi keaktifan masjid tersebut ditangani oleh takmir masjid yang berada di bawah pengurus ranting • Aisyiyah dalam hal ini ranting • Aisyiyah Karangkajen.
Pengurus ranting Aisyiyah bersama-sama mengelola kegiatan yang
berhubungan dengan masjid perempuan di bawah tanggung jawab takmir yang
telah dipilih dalam rapat pengurus ranting 4 Aisyiyah.NIM. 98122220 Didah Mustapidah2022-09-14T03:09:37Z2022-09-14T03:09:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53003This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530032022-09-14T03:09:37ZPERANAN SYEH JANGKUNG PADA MASA PEMERINTABAN SULTAN AGUNG MENURUT (Kajian Naskah Ihtisar Riwayat Syeh Jangkung)Peranan Syeh Jangkung pada masa pemerintahan Sultan Agung pada Naskah Ihtisar Riwayat syeh Jangkung sangatiah penting posisinya. Seperti kita ketahui Sultan Agung adalah raja ketiga kerajaan Mataram yang memerintah pada tahun 1613 sampai dengan 1645. Dia naik tahta tahun 1613 dengan gelar Prabu Pandita Anyakrakusuma. Pemerintahannya banyak ditandai oleh ekspedisi dan perang. Kesemuanya dalam rangka politik ekspansi yang diwarisinya dari nenek dan ayahnya. Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram dari suatu kerajaan regional menjadi imperium besar. Setelah Surabaya berhasil ditaklukkan, tampak kemunduran dalam kegiatar\ militer kerajaan Mataram. Selain disebabkan oleh perluasan wilayah dan keletihan oleh kerja keras selama bertahun-tahun sebelumnya, kemunduran ini juga adalah akibat dari penyakit-penyakit menular. Rakyat mengalami cobaan berupa kematian, peperangan, kelesuan bahkan makanan yang mahal dan pajak yang berat di seluruh tanah Jawa. Dalam kedaan seperti itulah muncul seorang tokoh yang bemama Syeh Jangkung yang berhasil mengatasi persoalan tersebut.
Syeh Jangkung adalah seorang tokoh Jawa yang mempunya1 beberapa kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang. Selain pemah rnenjadi rnurid dari Sunan Kalijaga, diajuga..pemah menjadi murid Sunan Kudus. Dia juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerintahan Sultan Agung sehingga Sultan Agung pun mengambilnya sebagai kakak ipar yang diikahkan dengan kakaknya yang bemama Retno Jinoli Selain itu juga dijadikan sebagai penasehat dan diberi tanah kekuasaan di sekitar Landoh yang bergelar Panembahan dengan mengepalai 25 Desa.
Syeh Jangkung menghabiskan masa-masa hidupnya di Landoh sebagai seorang petani. Yang pada akhirnya dia juga dimakamkan di desa Landoh tersebut. Tetapi nama besamya tidak pemah dilupakan bagi orang yang mengaguminya. Sehingga, walaupun dia sudah lama meninggal, makamnya tidak pemah sepi dari kunjungan masyarakat yang datang dari berbagai daerah.
Keberadaan makam Syeh Jangkung di Landoh tersebut juga mampu merubah taraf hidup masyarakat sekitarnya. Yang mana pada bulan sa'ban banyak masyarakat yang datang ke makam tersebut untuk berziarah. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya untuk berjualan berbagai macam pemak-pemik, makanan, bunga dan sebagainya. Sehingga penghasilan mereka pun semakin tahun semakin bertambah.NIM. 98122228 Dian Uswatina2022-09-14T03:01:33Z2022-09-14T03:01:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53001This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530012022-09-14T03:01:33ZSEJARAH PERGERAKAN PITI
(PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM) DALAM PEMBAURAN PRIBUMI DAN NON PRIBUMI DI PALEMBANG TAHUN 1970-2003PITI adalah sebuah organisasi dakwah Islam yang didirikan oleh kcturunan Tionghoa. Perkembangan Piti di Palembang dimulai dari lahir, mati, tumbuh dan akhimya berkembang kembali sampai sekarang. Mengapa demikian, karena sebelum tumbuhnya kembali, PITI mengalami kevakuman selama bertahun-tahun ( dari tahun 1980 sampai 2001) di bawah pimpinan H. Abdul Halim.
Untuk mempertahankan eksistensi PITI, maka PITI perlu memperbaharui sistem yang lama dengan diadakannya pembentukan pengurus intern PITI dan program kerja PITI yang sudah terealisasi di beberapa bidang yakni bidang sosial, ekonomi, keagamaan, dan pendidikan.
3Melihat keadaan masyarakat setempat baik masyarakat keturunan Tionghoa maupun simpatisan yang semakin gandruPg dalam mengikuti kegiatan rutin PITI, maka secara tidak langsung mereka sudah mengadakan pembauran antara satu dengan yang lainnya. lni dapat dirasakan PITI dengan adanya antusias, dukungan dan kerj asama yang diberikan oleh mereka terhadap PITI. Meskipun PITI masih terbilang muda usianya, sekitar dua setengah tahun sekarang, namun PITI sudah banyak mengalami perkernbangan, dan ini semua tidak terlepas dari semua dukungan yang diberikan baik oleh pemerintah seternpat maupun rnasyarakat sekitar terhadap PITI.NIM. 98122229 Eka Winarti2022-09-14T02:14:59Z2022-09-14T02:14:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52990This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529902022-09-14T02:14:59ZPEMBARUAN
SULTAN MAHMUD II DI TURKI T AHUN 1808 -1839 M.Kekacauan politik dan krisis pemerintahan yang terjadi di Turki melahirkan suatu pemikiran dari para penguasa dan intelektual Turki dengan mengadakan pembaruan-pembaruan di bidang politik dan pemerintahan yang sesuai dengan pola Eropa. Pada saat yang sama Eropa justru menemukan berbagai kemajuan, antara abad ke-16 dan akhir abad ke-18. Hal ini membuat sebagian Dunia Islam (utamanya Timur Tengah) yang terisolasi secara politis, ekonomi, dan peradaban khususnya, kerajaan Turki merasakan adanya kebutuhan untuk melakukan transformasi ilmu pengetahuan dari Barat.
Program pembaruan yang dilakukan untuk menandingi Barat, baru di mulai pertama kali oleh Sultan Mahmud II (1808-1839), yang embrionya telah ada pada masa akhir kepemimpinan Sultan Salim III. Pembaruanpembaruan yang dilakukan Mahmud II adalah: Pertama, untuk: meningkatkan kecakapan militer dengan cara membentuk Korp. Tentara baru di luar Jenissari pada tahun 1826. Kedua, merasionalisasi administrasi. (birokrasi). Ketiga, mendirikan sekolah-sekolah umum yang berorientasi ke Barat. Keempat, melemahkan oposisi ulama konservatif melalui pencabutan otonomi
administrasi lembaga keagamaan dan sistem lembaga keagamaan diperbarui, juga menerapkan konsep sentralisasi negara yang lebih radikal.
Pembaruan yang dilaksanakan pada periode Sultan Mahmud II adalah lanjutan dari awal abad ke-17 kerajaan Turki, yang telah mulai memperdebatkan cara terbaik bagi progam restorasi integritas politik dan efektivitas kekuatan militer yang dimiliki kerajaan yang pada awalnya berlandaskan pada aturan yang digariskan Sultan Sulaiman yang menentang kemungkinan kekuatan Kristen Eropa atas Turki. Akan tetapi, Sultan Mahmud II (dan para modernis) menganggap perlunya kerajaan Turki untuk mengadopsi metode yang dimiliki bangsa Eropa dalam pendidikan kemiliteran, organisasi dan administrasi untuk menciptakan suatu perubahan di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial yang mendukung terbentuknya negara modern.
Dampak dalam pembaruan Sultan Mahmud II adalah, diciptakannya pendidikan sekuler dan tentara model Eropa : sehlngga menyebabkan berakhirnya supremasi syari'ah <la.lam penyusunan kebijaksanaan negara. "Ulama menjadi penting", dan juga agen dalam pembaruan Sultan Mahmud II setelah Mahmud II.NIM. 98122249 Nani Rokhayati2022-09-14T02:14:37Z2022-09-14T02:14:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52985This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529852022-09-14T02:14:37ZSENl SISINGAAN DAN FUNGSINYA DI MASYARAKAT DESA GAMBAR SARI TAHUN 1960-1998Kota Subang mempunyai Sejarah, yaitu diawal abad 20. Pada masa pendudukkan Belanda dan lnggris, mereka bertindak kejam dan melakukan perlawanan terhadap rakyat Subang, baik itu melalui ekonomi maupun melalui politik. Dalam kondisi yang serba terjepit dan begitu susah mereka belum bisa melakukan perlawanan fisik, maka untuk memberikan semangat juang mereka tampilkan sebuah atraksi seni Sisingaan. Hadirnya kesenian ini menggambarkan situasi dulu, dengan menggunakan simbol-simbol dalam mengartikan beberapa perwujudan dari setiap gerakkannya.. Yang menjadikan seni ini lslami adalah anak khitan (Khitanan). Karena dulu Islam menyebar kedaerah Subang yaitu dengan cara sunnat."Kalau anak sudah dikhitan berarti ia telah Islam".
Seni Sisingaan sebagai kesenian tradisional memiliki fungsi untuk mcnjulin persatuan dan kesatuan masyarakat. Dalam hal ini seni Sisingaan mencakup aspek keagamaan, hiburan, dan ekonomi. Dalam setiap atraksinya, selain berisi nasehat, seni Sisingaan juga sebagai sarana hiburan. Dengan seni Sisingaan, selain masyarakat terhibur kehidupanpun akan semakin tentram dan damai. Ternyata seni Sisingaan mempunyai fonangsi sebagai media dakwah yakni untuk mengajak masyarakat ingat kepada Allah dan Rasulnya. Melalui gubahan lagu salawatan dan seni Sisingaan ini seringkali dipentaskan dalam acara-acara masyarakat sebagai penghibur para tamu.NIM. 98122255 Nurhayati2022-09-14T02:14:13Z2022-09-14T02:14:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52988This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529882022-09-14T02:14:13ZDINAMIKA IPPNU DAN PEMBERDA YAAN REMAJA DI WILA YAH D.I YOGYAKARTA 1988-2000Fenomena hidup remaja yang penuh dengan masalah ditentukan oleh lingkungan di mana remaja tersebut tinggal. Remaja yang mampu menyelesaikan masalahnya maka ia akan dapat melalui masa remajanya dengan baik dan selamat. Sebaliknya, remaja yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya niaka ia akan mencari kompensasi di luar yang rentan terhadap pengaruh negatif. Dalam kondisi yang demikian remaja akan memunculkan perilaku menyimpang/nakal.
lPPNU (lkatan Putri-Putri Nahdatul Ulama) berdiri pada tanggal 2 Maret 1955 di Malang, dan clipelopori oleh pelajar-pelajar putri yang bersekolah di SGA (Sekolah Guru Agama) Surakarta. Organisasi ini berdiri sebagai wujud kegelisahan atas ketiadaan sekaligus keniscayaan akan adanya wadah bagi para pelajar putri untuk berkumpul, bertukar pikiran, dan mengembangkan potensi diri. Di samping itu sebagai jawaban atas hasil Muktamar NU ke-20 di Surabaya yang menyatakan bahwa hanya IPNU satu-satunya organisasi pelajar laki-laki yang bemaung di bawah NU. Sedangkan IPPNU wilayah D.I Yogyakarta berdiri pada tanggal 11 Maret 1955 yang diresmikan oleh Umrah Machfudzah selaku Ketua Umum Dewan Harian IPPNU pusat. Sampai dengan tahun 2000 IPPNU wilayah D.I Yogyakarta sudah mempunyai lima cabang yaitu Kulon Progo, Gunung Kidul, Kota Y ogyakarta, Sleman, dan Bantul. 3. Aktifitas IPPNU wilayah D.l Yogyakarta dalam pemberdayaan remaja khususnya yang menjadi anggota IPPNU diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang meliputi dalam bidang pendidikan, bidang keagamaan, dan bidang sosial kemasyarakatan.
4. Melalui bidang keagamaan IPPNU memberikan kontribusinya dalam bentuk penanaman dasar-dasar moral yaitu dengan mengadakan kegiatan yang sifatnya siraman rohani atau pengajian-pengajian. Melalui bidang pendidikan, IPPNU berusaha meningkatkan kualitas sumber daya remaja baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Dalam upaya peningkatan sumber daya ini (SDM) IPPNU melakukan pengkaderan terhadap anggotanya melalui dua tahap pengkaderan formal dan informal. Pengkaderan formal adalah tahap-tahap pelatihan yang harus dilalui oleh anggota sedangkan pengkaderan informal adalah keterlibatan kader IPPNU dalam berbagai aktivitas dan peran kemasyarakatan IPPNU baik sebagai penanggung jawab, menjadi bagian dalam 'team work' atau sekedar simpatisan. Melalui bidang sosial kemasyarakatan, IPPNU berusaha untuk menumbuhkan rasa solidaritas atau kesetiakawanan sosial pada remaja untuk berperan aktif dalam gerakan-gerakan sosial. Inilah yang diberikan IPPNU bagi remaja yaitu pembelajaran hidup bersosial.NIM. 98122251 Umi Kulsum2022-09-13T07:43:50Z2022-09-13T07:43:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52973This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529732022-09-13T07:43:50ZEQUALIT AS LAKI - LAKI dan PEREMPUAN (Kajian Historis Atas Pemikiran Riffat Hassan)Kemunculan Riffat Hassan dalam panggung kajian keilmuan Islam diseputar isu perempuan, tampaknya lebih didorong oleh pengaruh benturan budaya Islam dengan budaya modem Barat. Kesan seperti ini muncul, paling tidak, ditopang oleh dua kenyataan yang ia lalui dalam kehidupannya. Pertama, faktor lingkungan keluarga dan masyarakat tempatnya menghabiskan masa kecil yang menganut sistem patriarkal, yang kemudian mendorongnya untuk melarikan diri. Kedua, pendidikan dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa remajanya yang ia tempuh pada lembaga pendidikan Inggris di kota kelahirannya, yaitu di Anglican Missionary School, di Lahore, Pakistan., pendidikan kesarjanaanya yang ia tempuh di dunia modem Barat yaitu Inggris. Kemudian setelah menikah ia menetap di Amerika.
Kesadaran akan pentingnya pemahaman akademis mengena1 1su perempuan dalam kajian Islam, justeru muncul setelah Riffat Hassan berkiprah sebagai tenaga akademis (1974), ditambah dengan kegelisahannya mendapati ketertindasan kaum perempuan Muslim di berbagai kawasan dunia Islam. Kesadaran dan latar seperti itu dalam kapasitasnya sebagai seorang Professor dalam Islamic Studies, kemudian mendorongnya mengadakan penelitian dan pengkajian lebih jauh dan dalam, dan kemudian mengklaim dirinya sebagai Teolog Feminis. Secara metodologis, meski Riffat Hassan tidak menggambarkannya secara terbuka, namun tampaknya pendekatan dua level-nya dipengaruhi oleh prosedur penafsiran Fazlur Rahman: a double movement. Pendekatan dua level atas alQur'an yang digunakan oleh Riffat Hassan adalah pertama, pendekatan tingkat ideal (ideal approach) dan yang kedua adalah pendekatan tingkat realitas ( empirical approach).NIM.99122275 Amalia Taufik2022-09-13T07:33:34Z2022-09-13T07:33:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52972This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529722022-09-13T07:33:34ZTELAAH PEMIKIRAN H.O.S. TJOKROAMINOTO TENTANG ISLAM DAN SOSIALISMEPemikiran Tjokroaminoto bukan lahir dalam 'vakum area', tetapi merupakan hasil pergulatan kondisi material sosial Tjokroaminoto hidup. Faktor signifikan yang berpengaruh adalah konsekuensi dari politik etik dalam pergerakan yang memerlukan panduan ideologi dalam perjuangannya, struktur sosial kolonial yang diskriminatif-eksploitatif dan konservatifisme-hierarkis feodalisme, serta gesekan ISDV lewat SI Semarang yang membawa paham Mancis dalam gerakannya.2. Sosialisme dalam pengertian Tjokroaminoto merupakan; pertama, konsepsi humanis yang menempatkan kolektifitas manusia di atas pondasi kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan. Kedua, ideologi yang hendak mengubah struktur sosial yang bertolak belakang dengan pengertian pertama untuk dikembangkan pada derajat manusia yang hakiki.
3. Dalam konsepsi seperti yang di maksud (poin 2), dengan referensi tekstual dan praktek sejarah Islam maka Islam merupakan agama yang sosialis yang mendahului konsepsi dan gerakan sosialis yang pernah ada. Dengan argumentasi ini pula Tjokroaminoto meragukan akan keberhasilan gerakan 4. Tjokroaminoto menolak pemikiran Sosialis-Marxis yang melandaskan diri pada filsafat materialisme, perjuangan kelas dan kekuasaan proletariat karena membangun sosialisme 'memulai dari atas' (dipaksakan dan tidak melihat akar persoalan secara lebih mendasar).
5. Tjokroaminoto melihat persoalan mendasar dari munculnya kapitalisme adalah kemampuan untuk mengendalikan "egoisme" yang kemudian merembet pada kepemilikan alat-alat produksi. Berangkat dari sini maka membangun masyarakat sosialis adalah harus di bangun dengan cara 'memulai dari dasar'. Praksis 'memulai dari dasar' bergerak pada dua level secara bersamaan yaitu; pertama, strata pribadi dengan membangun kesadaran transedental 'sebersih-bersih tauhid' sehingga akan di peroleh kualitas pribadi yang luhur. Kedua, level sosial yang berupa pengorganisasian berbagai segmen sosial dalam persekutuan-persekutuan yang secara langsung bersentuhan dengan proses kapitalisme. Konsep metafisis 'sebersih-bersih tauhid' yang dilanjutkan dengan praksis-empiris 'pengorganisasian 'menjadikan antara ide dan realitas menjadi tidak berjarak(uniaxial). Keduanya adalah satu. Itu merupakan konsepsi mengenai pandangan dunia (ideologi) yaitu 'pandangan dunia tauhid'.NIM.99122287 Pristi Suhendro L2022-09-13T05:22:56Z2022-09-13T05:22:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52961This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529612022-09-13T05:22:56ZKEBERAGAMAAN ISLAM ORANG JA WA;
Studi Komparasi Antara Clifford Geertz dan Mark R WoodwardDalam melihat keberagamaan orang Jawa atau masyarakat Jawa, Clifford Geertz melihatnya dalam tiga varian: abangan, santri dan priyayi. Abangan memiliki ritus dominannya adalah slametan, petunjuk-petunjuk dicarikan dari seorang dukun, banyak dipegangi petani, struktur sosialnya di desa dan mengabaikan ketaatan pada syari'ah Islam. Santri struktur sosialnya di kota, mempraktekkan syari'ah Islam secara ketat, seperti shalat lima waktu, puasa dan haj i. Sedangkan priyayi menurut Geertz adalah versi halus dari abangan (bab 17 dalam The Religion of Java). Struktur sosialnya adalah elit kraton atau priyayi. Keberagamannya banyak diartikuiasikan dengan simbol-simbol seni, wayang, gamelan, dst. slametan, dari soal kelahiran, kematian, dst. memiiiki kesamaan dengan abangan. Yang membedakan hanyalah etik dan struktur sosialnya.
Sedangkan Mark R Woodward melihat keberagamaan Jawa dalam dua varian: Islam mistis dan Islam nonnatif Abangan dan priyayi diringkas menjadi Islam mistis. Menurutnya, slametan dan tradisi-tradisi mereka sebenarnya adalah jenis tafsir Iain dari Islam. Islam mistis berbeda dengan Islam normatif Yang terakhir ini melakukan praktek-praktek Islam secara ketat. Dalam konteks tertentu, ini sama dengan santri daiam tipoiogi yang dibuat Geertz.
Pandangan keduarwa itu ada persamaannya, perbedaan, kelebihan dan kelemahan, yang di antaranya bisa disebutkan: pertama, soaI persamaannya, keduanya mencoba melihat keberagamaan orang Jawa secara etnografis; sama-sama membuat tipologi dalam keberagamaan orang Jawa; dan sama-sama melihat ada entitas keberagamaan orang Jawa yang berbeda dengan Islam normatif dan santri.Kedua, soal perbedaan keduanya bisa disebutkan: mereka memilih tempat melihat keberagamaan orang Jawa tidak sama, di Pare (untuk Geertz) dan di Jogjakarta (untuk Woodward); berbeda dalam melihat keberagamaan orang Jawa, yang satu mendasarkan pada struktur sosial (Gerrtz) dan satunya mendasarkan pada kajian penafsiran teks Jawa; dan berbeda dalam hal tipoiogi yang dibuatnya, misalnya abangan, santri dan priyayi untuk Geertz, dan Islam mistis dan Islam normatif untuk Woodward.
Ketiga, soal dalam kelebihannya. Geertz menyuguhkan penelitiannya dengan data-data lapangan yang melimpah; termasuk orang yang paling awal dalam membuat tipologi keberagaman orang Jawa; dan dijadikan banyak bahan analisa untuk pengkaji Jawa dan Islam. Sedangkan kelebihan Woodward adalah: melihat Islam dan Jawa sebagai pertemuan yang ditafsirkan, dimana Islam akhirnya menjadi mistis. Jadi, bukan soal tidak taat pada Islam.NIM.99122288 Moh Saroni2022-09-13T03:54:39Z2022-09-13T03:54:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52950This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529502022-09-13T03:54:39ZNILAI-NILAI ISLAM DALAM SOLAWATAN PITUTUR NGUDI LARAS DI MAJAKSINGI BOROBUDUR MAGELANG (1992-2002)Kesenian Solawatan Pitutur Ngudi Laras berdiri tahun 1992 yang lagulagunya berasal dari Tarikh Nabi dengan bentuk tulisan Arab Pegon dan berbahasa Jawa, dan juga dari serat Wulang Reh Karya Pakubuwono IV.
Dalam Solawatan Pitutur Ngudi Laras terdapat nilai-nilai yang mencerminkan nilai-nilai Islam yaitu berkaitan dengan rukun Iman, rukun Islam, mempelajari Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia, sikap terhadap orangtua, menyuruh manusia belajar atau menuntut ilmu kepada ulama serta taat kepada pemimpin selama tidak bertentangan dengan agama.
Dalam Solawatan Pitutur Ngudi Laras mengandung tradisi Islam dan tradisi Jawa. Tradisi Islam seperti untuk memulai kegiatan dengan membaca surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan Umbul Dongo. Tradisi Jawa, seperti penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa yang digunakan dalam lagu Solawatan Pitutur Ngudi Laras serta tembang bentuk macapat.NIM. 99122315 Suti Maryamah2022-09-12T02:15:45Z2022-09-12T02:15:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52911This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529112022-09-12T02:15:45ZKONSEP PLURALISME AGAMA
(TELAAH IDSTORIS TERHADAP PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID)Nurcholish Madjid adalah seorang cendikiawan Muslim Indonesia yang mempunyai corak pemikiran Neo-Modemisme. Ia banyak terlibat dalam wacana pemikiran keagamaan di tanah air. Sebagai seorang pembaharu, pemikirannya sangatlah unik dibanding dengan pemikir Islam Indonesia lainnya. Keunikan yang paling menonjol adalah dalam usahanya menemukan fonnula keagamaan yang bersifat keislaman dan keindonesiaan. Dan sudah pasti Nurcholish senantiasa menghindar dari corak berfikir particular, sectarian dan bersifat ad hoc.
Nurcholish Madjid menggagas konsep pluralisme agama pada era 1970-an, ketika ia mengungkapkan Islam Yes, Partai islam No sebagai gerakan pembaharuan pemikiran Islam yang membela modemisasi. Pembaharuan itu sendiri merupakan upaya memformulasikan kembali kesimpulan-kesimpulan keagamaan Islam yang bersifat Universal.
Dengan paradigma pemikiran teologi inklusifnya, Nurcholish mencoba menawarkan formulasi keagamaan melalui universalisme Islam sebagai agama kemanusiaan, dan pandangannya terhadap Kitab Suci AI-Qur'an dari sisi inspirasi, sifat clan tujuannya, sebab hamper semua pokok gagasan clalarn tulisannya selalu mernjuk pacla Al-Qur' an, terntama pemik:irannya yang paling awal lebih mencerminkan Islam normative.
Dalam pandangan tentang konsep pluralisme agama, ia mendefinisikan pluralisme agama sebagai berikut:
Pertama, pluralisme ticlak menunjukan pacla kenyataan tentang adanya kemajemukan, pluralisme agama adalah tiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetap terlibat dalam usaha memahami perbedaan clan persamaan guna tercapainya kerukunan clan kebhinekaan.
Kedua, pluralisme harns dibedakan dengan kosmopolitanisme, menunjuk pada suatu realita, dimana aneka ragam agama, ras, bangsa, yang hidup berdampingan di suatu lokasi.
Ketiga, pluralisme tidak bisa disamakan dengan relativisme. Konsekuensi dari paham relativisme agama, doktrin agama apapun harus dinyatakan benar atau tegasnya semua agama adalah "sama". Karena kebenaran agama, walaupun berbedabeda clan bertentangan satu dengan lainnya, tetap harns diterima. Jadi tidak bisa dipungk:iri bahwa paham pluralisme terdapat unsur relativisme, yakni unsur tidak mengklaim pemilikan kebenaran (monopoli) atas suatu kebenaran. Apalagi memaksakan kebenaranNIM. 99122330 Diki Hermawan2022-09-12T02:03:56Z2022-09-12T02:17:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52909This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529092022-09-12T02:03:56ZAKULTURASI ISLAM DAN BUDAY A LOKAL
(Studi Tentang Tradisi Kondangan di Desa Sugihan Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri)Waktu kemunculan ritual kondangan tidak diketahui secara pasti kapan dimulai, namun disini ditemukan jika kondangan ada sejak zaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan mulai marak sejak pasca kemerdekaan.
Kondangan, berasal dari kata "undang", istilah kondangan bisa diartikan sebagai acara yang diselenggarakan dengan cara mengundang (pihak lain), dari acara mengundang itu terbagi dalam dua wilayah undangan, yaitu mengundang para kerabat dan tetangga untuk mengikuti kondangan dan selanjutnya mengundang para leluhur dan dzat gaib untuk datang memberikan restu dan mengabulkan permintaan shohibul hajat.
Ritual kondangan merupakan tradisi yang menggabungkan dua unsur, yaitu nilai-nilai Islam dan budaya lokal (Jawa).
Kondangan, menunjukkan betapa tingginya solidaritas antar masyarakat, sehingga dalam interaksi di dalamnya merupakan proses pergaulan yang bisa menambah keakraban dan kerukunan warga, sehingga orang yang tidak mau hadir dianggap tidak mau akrab dan rukun dengan warga masyarakat secara umum.NIM. 99122344 Ruslan2022-09-12T01:54:27Z2022-09-12T01:54:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52906This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529062022-09-12T01:54:27ZPERKEMBANGAN PEMIKIRAN KEISLAMAN MUHAMMADIYAH PERSPEKTIF TARJIH SEJAK MUKTAMAR KE-43Lahimya pemikiran-pemikiran formal Muhammadiyah di sampmg untuk memantapkan warga dan pemipman Muhammadiyah dalam perikehidupan bermuhammadiyah untuk menggerakkan dan mengamalkan lslam, juga diharapkan dapat menjadi pegangan pokok Muhammadiyah dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang muncul di saat pemikiran itu dirumuskan. Pemikiran tersebut diharapkan terns menjadi pegangan bagi warga dan pimpinan Muhammadiyah dalam menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah sepaqjang pemikiran tersebut masih dipandang relevan.
Wacana dialog dan diskursus pemikiran keagamaan disebarluaskan lewat kerja sama yang erat dengan pimpinan wilayah Muhammadiyah ke bawah berdasar kemampuan dan sumber daya masing-masing serta bersamasama dengan pusat-pusat studi keislaman di Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di tanah air. Kegiatan ini berfungsi sebagai kaderisasi dan antisipasi ke depan dalam proses regenerasi ulama dan pemikir kcagamaan di lingkungan pcrsyarikatan Muhammadiyah.
Dalam hal yang terkait dengan wacana dan dialog pemikiran baik yang berkaitan dengan visi, gagasan, wawasan, nilai-nilai dan analisis keilmuan, Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran lslam telah menerbitkan sebuah jumal untuk menampung berbagai tulisan yang mempunyai semangat dakwah amrun bi al ma 'rui wa nahyun 'an al munkar demi terciptanya 'izzu al b·!am wa al muslimiin di Indonesia. Dalam Muhammadiyah ada dua jenis penerbitan, pertama dalam bentuk publikasi-publikasi dan yang kedua dalam bentuk j umal dengan corak yang bersifat akademik keilmuan, sehingga tidak hams selalu mengikat.
Pe:igembangan pemikiran keislaman kontemporer hams terkait dengan perkembangan kontemporer dan tantangan zaman yang dihadapi. Dengan demikian, kehidupan keagamaan Islam akan selalu aktual, kontekstual dan fungsional. Dimensi spiritualitas keagamaan Islam akan tercermin dalam kepeduliannya terhadap alam lingkungan dan persentuhannya dengan lingkungan sosial dan budaya di sekitamya. Hal itulah semangat mahda' al J.iayah, pandangan hidup sekaJigus format operasional prinsip ijtihad dalam persyarikatan Muhammadiyah di dalam memahan1i ajaran dasar ar Ruju' ila al-Qur 'an wa as-Sunnah.NIM. 99122344 Rusdiyanto2022-09-09T05:59:54Z2022-09-09T05:59:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52861This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/528612022-09-09T05:59:54ZK.H. AHMAD RIFA'I ARIEF
DAN PERJUANGANNYA DALAM MENDIRIKAN PONDOK PESANTREN DAAR EL QOLAM
DI GINTUNG, JAYANTI, TANGERANG, 1968-1997Sebagai jawaban dari rumusan masalah maka penulis menyimpulkan beberapa ha!: Pertama, K.H. Ahmad Rifa'i Arief adalah seorang tokoh yang tidak mengenal lelah dalam perjuangannya untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yaitu Pondok Pesantren Daar El-Qolam. Segala rintangan yang menghalanginya dihadapi dengan kepala dingin, Hal ini menunjukkan kepada kesungguhannya dalam perjuangan. Sifat ulet dan pantang menyerah kepada setiap rintangan kemudian membawanya kepada keberhasilan untuk mewujudkan niatnya dalam mendirikan Pondok Pesantren Daar EI-Qolam. Pembawaan dan sikap hidupnya yang selalu menunjukkan kesederhanaan, inilah yang membuatnya selalu dekat dengan warga sekitar Pondok Pesantren, para dewan guru serta para santri. Dalam banyak kesempatan ia selalu mengharapkan muridnya memiliki ilmu yang lebih dibandingkan dengan dirinya. Demikianlah motimotivasi yang selalu ia ungkapkan. Agar para santrinya lebih tekun dan berpacu dalam memperdalam ilmu pengetahuan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Kedua, Pondok Pesantren Daar El-Qolam pada awalnya hanya merupakan pengajian al-Qur'an untuk masyarakat desa Pasirgintung. Kegiatan ini mendapat respon yang cukup signifikan dari masyarakat, kemudian berkat dukungan dari masyarakat tersebut didirikanlah sebuah yayasan yang pada akhimya berkembang menjadi sebuah Pondok Pesantren.
Ketiga, pemik.iran K.H. Ahmad Rifa'i Arief yang secara umum dapat dikategoirikan sebagai pandangan modemis telah membuka mata masyarakat desa Pasirgintung untuk lebih melihat modemitas sebagai sebbuah tantangan yang perlu disikapi bukan dihindari. Pengaruh ini terlihat dengan semakin banyaknya masyarakat sekitar Pondok Pesantren menenma dan menyekolahkan putra/putri mereka di Pondok Pesantren Daar El- Qolam.NIM.99122409 Hapidudin Ferdiansyah2022-09-08T07:48:32Z2022-09-08T07:48:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52801This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/528012022-09-08T07:48:32ZPENGARUH ISLAM DALAM PERUBA HAN KEBUDAYAAN SUKU KUBU Di DE SA BUKIT BERINGIN, KECAMATAN BANGKO, KABUPATEN MERANGIN, PROPINSI JAMBI
(1986-2002)Masyarakat Kubu di Desa Bukit Beringin, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, pada akhimya dapat disimpulkan bahwa sebelum mengenal Islam, kehidupan mereka bersifat tertutup dengan masyarakat di luar Suku Kubu. Mereka belum secara sempurna berkomunikasi dengan masysarakat di luar kelompoknya menggunakan bahasa Indonesia. Untuk itu mereka lebih sering berkomunikasi dengan sesama Suku Kubu. Pengaruh Islam yang meliputi aspek aqidah, akhlak, dan syari'ah tidak terlihat dalam kebudayaan Suku Kubu sebelum mengenal Islam. Hal ini terdilihat dari kebiasaan mereka rnelakukan upacara pengobatan peniakit (besale), tradisi melangun, kebiasaan mengkonsumsi daging babi, ular, labi-labi dan lain-lain. dan lain-lain. Setelah mengenal Islam, Suku Kubu juga sudah menjaga kebersihan, berpakaian lengkap, menikah secara syari'ah Islam, serta mampu menjawab; "Assalamu 'alaikum" dengan "Wa 'alaikumussalam". Dengan demikian, perubahan kebudayaan Suku Kubu dipenharuhi oleh ajaran Islam, mesk1pun hanya sedikitNIM.99122468 Halimah Sa 'diyah2022-09-07T08:42:17Z2022-09-07T08:42:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52782This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527822022-09-07T08:42:17ZMUHAMMAD ABDUH DAN AHMAD HASSAN
Studi Komparatif tentang Pemikiran Pembaharuan Islam)1. Lahimya pemikiran Muhammad Abduh dan A Hassan tainpaknya dilatar belakangi oleh faham penyimpangan-penyimpangan dalam praktek keagamaan seperti: syirik, khurafat dan bid'ah, yang di Indonesia berakar dari proses islamisasi yang berjalan beberapa abad sebelumnya, kebijaksanaan pemerintah yang merugikan umat Islam dan sistem pendidikan yang tidak etesien
2. Pcmikiran Muhammad Abduh dalam bidang tcologi -yakni: -Oadar-Oadha - dan sifat- sifat Tuhan
sifat Tuhan. Qadar menurut Abduh dipandang sebagai kemauan dan kehendak Tuhan dalam menciptakan perbuatan tersebut dengan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Tuhan menurut Abduh dipandang sebagai tidak mempunyai sifat sebagai suatu subtansi yang berada di luar zat yang bersifat kekal. Paham yang demikian cenderung dilandasi oleh paham Qadariyah yang menyakini Tuhan mempunyai kekuasaan yang dibatasi oleh janji-:ianji-Nya, keadilan-Nya dan Sunnuh-Nya yang ditetapkan-Nya di alam ini.NIM. 97122033 Suryatininngsih2022-09-06T06:56:08Z2022-09-06T06:56:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52770This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527702022-09-06T06:56:08ZNU DAN AKTIFITAS
SOSIAL KEMASYARAKATAN
DI DESA KALIABU, KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANGDesa Kaliabu yang berada di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dengan luas wilayah mencapai 336. 706 Ha, jumlah penduduk kurang lebih 3527 jiwa ini yang terbagi menjadi 8 (delapan) Padukuhan yaitu: Dusun Jamblang, Krajan, Kopen, Kantor, Ngampel, Losari, Demangan barat, dan Demangan timur. Ditinjau dari segi geografis, Kaliabu merupakan jalur altematif yang menghubungkan Desa-desa lain yaitu: antara Desa Wonogiri, Kwaderan, Madukoro, Krasak, dan Margoyoso.
Dari sudut keagamaan, masyarakat Kaliabu termasuk Desa dengan Islam sangat kuat, sebab 100 % penduduknya beragama Islam. Tetapi masyarakat Kaliabu terbagi menjadi tiga golongan yaitu, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan LDII.
NU masuk Desa Kaliabu sekitar tahun 1952, organisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat dan bahkan menjadi sebuah organisasi terbesar di Desa Kaliabu. Organisasi yang <lulu secara kultural sudah berkembang, namun secara manajerial belum dilakukan secara professional. Berubah drastis, setelah beberapa tokoh mulai memperkenalkan PNU (Partai Nahdlatul Ulama). Sehingga, perkembangan NU secara pesat mengalami peningkatan. Bukan hanya pendidikan tradisional atau non formal (pondok pesantren salaf, madrasah diniyyah) saja yang dikelola, akan tetapi juga pendidikan formal (Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama).
Adapun aktifitas yang dijalankan NU di Desa Kaliabu antara lain, meliputi: bidang pendidikan, keagamaan dan bidang sosial ekonomi. Dalam bidang pendidikan formal, organisasi ini membawahi (mengelola) empat sarana pendidikan yaitu: Dua buah lembaga Taman Kanak-kanak, Satu buah lembaga Madrasah Ibtida'iyyah (MI) dan Satu buah lembaga Madrasah Tsanawiyyah (MTs). Sedang dalam bidang pendidikan non formal, disamping NU melestarikan tradisi-tradisi sebelumnya. Mereka juga, mengadakan kegiatan-kegiatan baik yang bersifat mingguan, bulanan, bahkan ada pula yang bersifat tahunan.
Dalam bidang sosial, memberikan santunan terhadap fakir miskin dan yatim piatu dalam setiap bulannya. Juga memikirkan nasib para petani melalui kelompok tani yang aktif berusaha memajukan pertanian Desa Kaliabu. Di samping itu, NU juga sangat peduli terhadap kegiatan-kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan peristiwa kematian.NIM. 97121943 Chasnan Istafid2022-09-06T06:55:13Z2022-09-06T06:55:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52762This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527622022-09-06T06:55:13ZPERKEMBANGAN ISLAM DI UZBEKISTAN PASCA PEMERINT AHAN UNI SOVIET
(1991-2001)Agama Islam masuk dan menyebar ke wilayah Asia Tengah, termasuk
Uzbekistan, melalui beberapa jalan diantaranya adalah militer (penaklukan), perdagangan dan tasawuf. Islam menjadi agama yang dominan dan berakar kuat di masyarakat Uzbekistan disebabkan oleh kesungguhan dan model penaklukan yang tidak memaksakan suatu keharusan untuk memeluk Islam. Pada masa pemerintahan dinasti-dinasti Islam, Uzbekistan merupakan pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di kawasan Asia Tengah hingga masa kekuasaan Tsar Rusia dan Uni Soviet. Rusia yang kemudian dilanjutkan o!eh rezim komunis Soviet menguasai Asia Tengah karena daerah tersebut kaya dengan sumber daya alam, mempunyai jumlah penduduk yang sangat padat dan sebagai batu loncatan untuk dapat mencapai daerah lebih ke selatan, sehingga dapat menguasai samudera Hindia yang strategis, baik secara politik maupun ekonomi. Rezim komunis dengan doktrin yang melarang agama hidup di wilayahnya senantiasa berusaha untuk menindas dan memusnahkan Islam dengan berbagai jalan sebagai konsekuensi ajaran komunisme, karena Islam dianggap sebagai penghalang terbesar di dalam meluaskan pengaruh komunisme. Hingga menjelang bubamya Uni Soviet pada tahun 1991,NIM. 96121882 Hady Eksanto2022-09-06T06:54:52Z2022-09-06T06:54:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52756This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527562022-09-06T06:54:52ZBENTURAN IDEOLOGI ISLAM DAN KEJA WEN
Studi Kasus Paguyuban Padepokan Putra Merapi
Di Srumbung Magelang, 1998-1999Paguyuban Padepokan Putra Merapi adalah sebuah orgamsas1 yang berupaya mengembalikan agama-agama, kepercayaan dan ajaran yang ada saat ini pada agama dan ajaran masa lalu (kejawen). Karena menurut yayasan ini agama-agama yang datang setelah kejawen adalah agama penjajah yang hams mereka singkirkan.
Terjadinya benturan dua ideologi Islam dan Kejawen di Desa Srumbung tersebut diakibatkan oleh adanya saling kritik antara kedua pengikut ideologi terhadap artikulasi masing-masing ideologi. Sebetulnya, yang dikritik PPPM itu umat Islam, bukan Islam. Namun kritikan mereka pada umat Islam itu tidak sembodo (baca: sepadan) dengan mereka. Mereka bukanlah orang-orang suci yang datang dari surga membawa kabar baik.NIM. 96121860 Muhammad Fauzan Yakhsya2022-09-06T06:54:35Z2022-09-06T06:54:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52754This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527542022-09-06T06:54:35ZSUMBANGAN UTSMANI MUDA DALAM PEMBARUAN DI TURKI PADA PERIODE 1865-1883Menghadapi kemunduran-kemunduran yang dialami sejak abad ke-17, pemerintah Kerajaan Turki Usmani segera menyadari perlunya dilakukan gerakan pembaruan. Fokus sentral pembaruan yang dilakukan oJeh pemerintah Kerajaan Usmani adalah pembaruan militer; pembaruan-pembaruan di bidang lain selalu dikaitkan dengan kepentingan pembaruan militer. Dalam konteks pembaruanyang dilakukan oleh pemerintah itulah Usmani Muda lahir.
Usmani Muda lahir sebagai reaksi terhadap gerakan pembaruan yang dilakukan oleh pemerintah yang cenderung berwatak pembaratan. Faktor lain yang mendorong kelahiran Usmani Muda adalah krisis ekonomi yang dialami Kerajaan Turki Usmani. Sebagai sumber gerakan pembaruan., ide sentral pembaruan Usmani Muda adalah pemerintahan konstitusional. Oleh karena itu, gerakan-gerakan yang mereka lakukan adalah memprakarsai pembentukan konstitusi sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan konstitusional. Sesuai dengan ide sentral pembaruannya serta gerakangerakan yang mereka perjuangkan, hasil utama dari gerakan pembaruan Usmani Muda adalah terbentuknya sebuah konstitusi bagi penyelenggaraan pemerintahan konstitusional kerajaan Turki Usmani. Inilah sumbangan terpenting Usmani Muda dalam pembaruan di kerajaan Turki Usmani, terlepas dari kenyataan bahwa pemerintah yang sedang berkuasa tidak bersungguh sungguh melaksanakan konstitusi itu dalam penyelenggaraan kehidupan bemegara.NIM. 96121857 Anik Muflihah2022-09-06T06:53:58Z2022-09-06T06:53:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52752This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527522022-09-06T06:53:58ZKIPRAH NAHDLATUL WATHAN DALAM BIDANG POLITIK DI LOMBOK - NUSA TENGGARA BARAT
1966- 1999Kharisma seorang pemimpin dalam suatu organisasi besar yang menyentuh bidang keagamaan seperti Na.hdlatul Wathan ini. Sangat berpengaruh pada sen<li-sendi setiap sisi kehidupan organisasi tersebut. Perjalanan politik Nahdlatul Wathan banyak mengalami gejolak-gejolak yang sernpat rnemposisikan NW pada posisi yang cukup sulit di dalamnya, ketika komitrnen Pada anggaran dasar organisasi terntama independensi organisasi sering banyak membuka peluang perpecahan-perpecahan diantara warga Nahdlatul Wathan sendiri.lkut sertanya NW dalam kancah politik ternyata tidak disertai dengan kematangan herpolitik dimana perbedaan pendapat akan partai politik tersulut menjadi pcrtentangan yang meruncing. NW mempunyai cukup banyak prestasi dan keuntungan eksternal memang dalam berpolitik dimana dapat memberikan kontribusi pemikjran dan pro aktif dalam kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Namun ternyata hal ini tidak dibarengi dengan penyamaan visi dan persepsi sehinga kesolidan yang justeru sebagai dasar ikatan menjadi rapuh dan ditunggangi pihak lain.• Kharisma seorang pemimpin organisasi ketika menyuarakan partai politiknya sangat mendukung sekali, dan mempunyai nilai positifbagi perolehan suara dalam pemilu, namun adalah bumerang yang mematikan, bagi warganya yang tidak mempunyai pendapat sama dengan pilihan partai warga yang lainnya. Sebab bisa jadi hanya karena perbedaan pendapat seperti itu akan menyebabkan terisolasinya seseorang yang oerbeda pendapat.
• Perpecahan di tubuh NW bisa saja melalui jalan politik walaupun kursi jabatan parpol bukanlah tujuan utama, namun merupakan satu jalan perpecahan dan saling mencari pengaruh dan mendapatkan kharisma Kyai Zainuddin .NIM.96121828 Zainul Hasani2022-09-05T07:26:01Z2022-09-05T07:26:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52736This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527362022-09-05T07:26:01ZKEPEMIMPINAN WANITA
DALAM PERSPEKTIF NASYIA TUL 'AISYIY AH TAHON 1965-1995Nasyiatul 'Aisyiyah yang lebih dikenal dengan nama NA adalah rganisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Pengkaderan yang dilakukan oleh organisasi ini tidak hanya sebatas mengenalkan organisasi, tetapi lebih mengarahkan anggotanya untuk mempersiapkan dirinya agar memiliki kapasitas kepribadian yang agamis serta memiliki daya kepemimpinan dan kepeloporan. Cita-cita NA adalah sebagai gerakan putri Islam senantiasa diwarnai oleh perkembangan kondisi masyarakat. Untuk tetap eksis sebagai organisasi keislaman dengan perjuangan amar ma'ruf nahi mungkar usha-usaha dilakukannya menunjukkan sejauh mana organisasi ini mampu merespon arus globalisasi. Kepemimpinan wanita dalam pandangan NA pada hakekatnyaNIM. NIM : 95121691 Tri Wahyuni2013-12-19T10:56:37Z2015-07-29T03:30:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9727This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/97272013-12-19T10:56:37ZKONFLIK POLITIK DINASTI
ABBASIYAH-DINASTI FATIMIYAH (ANALISIS HISTORIS TERHADAP
LAHIRNYA MAHDLAR BAGHDAD)Ketika Dinasti Fatimiyah di Mesir dipimpin oleh al-Hakim bin Amrillah,
politik luar negerinya semakin agresif dan bermaksud meluaskan daerahnya ke
wilayah yang dikuasai oleh Dinasti Abbasiyah. Propaganda Syi’ah ini semakin
menjadi-jadi, sehingga Khalifah Abbasiyah al-Qadir bersama Amir Baha al-Daulah
menggagas sebuah pertemuan dengan tujuan untuk mematahkan propaganda kaum
Syi’ah. Dari pertemuan inilah maka lahir Mahdlar Baghdad.
Mahdlar Baghdad merupakan rekayasa politik Khalifah al Qadir (seorang
Sunni) yang ingin mengembalikan kekuasaannya melalui isu ini. Ia menyadari bahwa
Khalifah Abbasiyah tidak lagi menjadi lembaga politik tetapi hanya berfungsi sebagai
lembaga keagamaan. Sebagai keturunan Abbasiyah, ia merasa mempunyai tanggung
jawab moral untuk mengembalikan peran politik kepada keluarganya. Mahdar
Baghdad inilah yang di kemudian hari menjadi isu yang menarik para sejarawan
mengingat di dalamnya ada misteri yang perlu diteliti lebih mendalam, terutama
tentang pernyataan yang meragukan keabsahan genealogi pendiri Dinasti Fatimiyah,
yaitu Ubaidillah al-Mahdi.
Skripsi ini mengkaji masalah konflik politik yang terjadi pada Dinasti
Abbasiyah, Bani Buwaih, dan Dinasti Fatimiyah yang menjadi latar belakang
lahirnya Mahdlar Baghdad., dengan fokus pembahasan tentang bagaimana proses
lahirnya Mahdlar Baghdad, apa maksud yang terkandung di dalamnya dan bagaimana
hubungan Mahdlar Baghdad dengan Dinasti Fatimiyah.
Dengan menggunakan metode historis yang meliputi empat tahapan, yaitu
heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, kajian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa peristiwa Mahdlar Baghdad yang digelar pada bulan Rabi’ul Tsani 402 H.,
menimbulkan dampak yang luar biasa bagi masyarakar Islam, baik Sunni maupun
Syi’ah. Dengan Mahdlar Baghdad ini, Dinasti Abbasyiyah dapat mematahkan
propaganda Syi’ah yang akhirnya tidak jadi meluaskan wilayahnya ke pusat
pemerintahan Islam Dinasti Abbasyiyah. NIM. 98122178 SRI WAHYUNI2013-12-19T11:01:50Z2015-07-29T03:48:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9728This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/97282013-12-19T11:01:50ZPEMIKIRAN POLITIK PAKU BUWANA IV
DALAM “SERAT WULANG REH”Pulau Jawa dikenal memiliki berbagai karya sastra baik yang memuat tradisi
lisan maupun tulisan. Terjadinya akulturasi budaya antara Islam dan lokal mendorong
munculnya karya sastra yang merupakan sintesa dari kedua unsur tersebut. Dalam
perkembangannya, kesusastraan tidak terlepas dari peranan Pujangga Keraton atau
pejabat kalangan istana yang menggeluti dan bertugas mengembangkan kesusastraan.
Paku Buwana IV, merupakan seorang pujangga Keraton Kasunanan Surakarta yang
menggeluti bidang sastra. Salah satu karya sastranya adalah “Serat Wulang Reh”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menelaah pemikiran politik Paku Buwana
IV yang terkandung dalam “Serat Wulang Reh”, dengan fokus kajian tentang apa
kandungan dari “Serat Wulang Reh”, bagaimana situasi dan kondisi saat
penulisannya dan bagaimana konsep politik Paku Buwana IV tersebut.
Penelitian ini merupakan studi literatur sebagai upaya penggalian artefak
sejarah. Pencarian data menggunakan teknik triangulasi dengan menggunakan
dokumen, buku-buku, jurnal, surat kabar, dan sumber tertulis lainnya sebagai sumber
datanya..
Kajian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kandungan “Serat Wulang
Reh” berasal dari ajaran agama Islam yang meliputi tasawuf, akhlak, sosial dan
politik dengan ajaran moral antara lain ririh, rereh, ati-ati, deduga, prayoga, watara
dan reringan, menjauhi sikap adigang adigung adiguna serta konsep manunggaling
kawula-Gusti. Penulisan ‘Serat Wulang Reh” mempunyai latar belakang politis, yaitu
sebagai upaya pendidikan moral untuk keluarga raja, abdi dalem atau pejabat keraton
dan masyarakat umum. NIM. 95121717 THOBI’IN2014-04-23T01:39:15Z2015-07-29T00:43:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12023This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120232014-04-23T01:39:15ZKONTRIBUSI MALCOLM X DALAM PEMBARUAN
NATION OF ISLAM DI CHICAGO (1975-1985)Pembaruan yang dilakukan oleh Warith Deen Muhammad terhadap nation of Islam dari
tahun 1975 sampai tahun 1985 tidak pernah dikaitkan dengan Malcolm X, padahal mereka sering
melakukan dialog mengenai masalah tersebut, sehingga memungkinkn adanya kontribusi
Malcolm X dalam pembaruan nation of Islam.
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu pada proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Malcolm X memberikan dua kontribusi penting terhadap masyarakat Afro-Amerika.
Perubahan individual Malcolm X ternyata mampu melahirkan suatu masyarakat Afro-Amerika
dengan pemahaman Islam baru yang jauh lebih baik dari pemahaman Islam sebelumnya.NIM. 98122155 AMBAR ARIMBI2014-05-02T01:34:57Z2016-12-20T03:45:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12324This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/123242014-05-02T01:34:57ZJAMILAH – NIM. 99122390, UPACARA BENDE BECAK SUNAN BONANG
DI DESA BONANG KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG (1980
– 2002)
Desa Bonang dikenal memiliki tradisi keagamaan yang kental. Kegiatan-
kegiatan bernuansa religious seperti tahlilan, barzanji, dan pengajian masih lestari dan
berkembang di kalangan masyarakat. Adanya tempat-tempat ziarah seperti
Pasujudan, Makam Sunan Bonang dan Makam Sultan Mahmud serta Putri Campa
seperti mengukuhkan penggambaran betapa kentalnya budaya relugius tersebut.
Salah satu upacara yang dilaksanakan untuk mengenang peninggalan Sunan
Bonang adalah upacara Bende Becak, yaitu sejenis tetabuhan yang menurut riwayat
merupakan salah satu pusaka Sunan Bonang. Jika sewaktu-waktu ada kajian penting
maka Bende tersebut dapat berbunyi tanpa ditabuh. Awalnya Bende Becak adalah
nama penabuh Bende Prabu Brawijaya. Cerita lain mengatakan bahwa penabuh
tersebut terkena sabda Sunan Bonang sehingga menjadi Bende. Upacara Becak
Bende diadakan setiap tahun untuk mengeluarkan Bended an menyucikannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang adanya upacara
Bende Becak dan prosesi pelaksanaan upacara tersebut, memaparkan tentang
perilaku apa saja yang tercermin dari masyarakat pendukung upacara Bende Bacak
dan untuk mengungkap perkembangan serta pengaruhnya bagi masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan antropologis,
yaitu suatu kajian yang menekankan pada pengambilan nilai-nilai kebudayaan yang
bersumber dari symbol-simbol yang ada. Pemaknaan terhadap symbol-simbol yang
ada dilakukan secara interpretative, berdasarkan pengetahuan masyarakat
pendukungnya. Penelitian ini menggunakan empat tahap metode sejarah, yaitu
heuristik (observasi, interview, dokumentasi), kritik sumber, interpretasi dan
historiografi.
NIM. 99122390 JAMILAH2014-04-23T01:42:36Z2015-07-29T00:44:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12024This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120242014-04-23T01:42:36ZPONDOK PESANTREN TREMAS PASCA
PEMBERONTAKAN PKI MADIUN (1948 – 1964)Sejarah Pondok Pesantren Tremas pada kurun waktu Tahun 1948 hingga 1952
merupakan masa kevakuman pondok yang disebabkan antara lain terjadinya pemberontakan
Madiun, yang mengakibatkan terbunuhnya Kyai Hamid Dimyathi sebagi Pimpinan Pondok
dalam sebuah misi. Berangkat dari kevakuman tersebut Pondok Pesantren Tremas berusaha
bangkit dari keterpurukan, tepatnya pada tahun 1952. Proses kebangkitan itu memerlukan waktu
yang lama dan panjang
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu pada proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Pondok Pesantren Tremas pada masa kepemimpinan Kyai Dimyati (1894-1934)
mengalami masa kejayaan I, tetapi pada akhir masa kepemimpinan Kyai Hamid Dimyati (19341948),
Pondok pesantren Tremas mengalami masa kevakuman. Kebangkitan pondok dimulai
ketika Kyai Habib Dimyati pulang dari pondok Krapyak Yogyakarta pada tahun 1952, yang
menggantikan kakaknya yang meninggal 4 tahun silam. NIM. 97121977 AMRUL HAKIM2014-04-23T02:07:40Z2015-07-29T01:27:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12030This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120302014-04-23T02:07:40ZTRADISI HAULAN MASYARAKAT CIKALONG
TASIKMALAYA 1980-2002Acara haulan di Cikalong sangat berbeda dengan haulan di daerah lain, perbedaan itu
dapat dilihat dari hari pelaksanaan haulan yang dilaksanakan menjelang atau sesudah Idul Fitri.
Selain itu haulan bersifat keluarga (dalam lingkup bondoroyot). Haulan di Cikalong juga
dimanfaatkan untuk melanggengkan hubungan kekerabatan, misalnya dengan diadakannya
pernikahan antar kerabat dekat yang telah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu.
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu pada proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Haulan di Cikalong bertujuan untuk memperingati wafatnya leluhur dan dilangsungkan
sebelum atau setelah hari Idul Fitri sekaligus halal bil halal. Tradisi haulan pada kenyataannya
dapat mempererat tali persaudaraan dan mengurangi kesenjangan sosial antar keluarga, yaitu
memberikan legitimasi kekeluargaan.NIM. 99122377 EJA PERMASIH2014-05-20T07:41:33Z2015-07-29T02:31:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12600This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/126002014-05-20T07:41:33ZPERJUANGAN SAREKAT ISLAM DALAM MELAWAN KOLONIALISME BELANDA DI SUMENEP MADURA 1913-1920PERJUANGAN SAREKAT ISLAM DALAM MELAWAN KOLONIALISME BELANDA DI SUMENEP MADURA 1913-1920NIM. 98122136 HANIFAH2014-04-23T02:05:06Z2022-12-31T02:01:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12028This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120282014-04-23T02:05:06ZPARTAI-PARTAI ISLAM DAN PEMILU 1999
(STUDI KEBIJAKAN PRESIDEN B.J HABIBIE TENTANG MULTI PARTAI)Dari hasil Pemilu 7 Juni 1999, yang sering disebut-sebut sebagai pemilu yang paling
demokratis kedua (setelah pemili 1955), dari 19 partai Islam yang turut serta pada pemilu hanya
ada 8 partai yang mendapatkan kursi di parlemen. Jumlah itupun sangat jauh jika dibandingkan
dengan perolehan suara Golkar apalagi PDI Perjuangan yang muncul sebagai pemenang Pemilu
7 Juni 1999.
Penelitian ini adalah penelitian sejarah dan metode yang digunakan metode historis yaitu
rekonstruksi imajinatif tentang sejarah melalui proses menguji dan menganalisa secara kritis
kejadian masa lalu berdasarkan data yang sudah ada. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah pengumpulan data (heuristik), pengujian sumber (verifikasi), analisa data (interpretasi dan
penulisan sejarah (historiografi).
Dalam menjalankan pemerintahan transisi, presiden Habibie mengeluarkan beberapa
kebijakan politik yang mendorong lahirnya demokratisasi di negeri ini. Adanya berbagai
kebijakan tersebut tidak disia-siakan oleh kalangan politisi Islam untuk mendirikan partai-partai
politik berbendera Islam atau berbasis massa Islam. Mulai bangkitnya Islam dalam panggung
politik secara nyata terlihat dalam perebutan kursi kepresidenan Republik Indonesia di Sidang
Umum MPR 1999, dimana kekuatan Islam membuat koalisi dalam parlemen yang diistilahkan
Poros tengah, berhasil menggagalkan Megawati menuju kusi kepresidenan dengan menaikkan
Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI ke 4.NIM. 96121831 DETRI SOETIAWAN2014-04-23T02:02:16Z2015-07-29T00:48:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12026This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120262014-04-23T02:02:16ZRELEVANSI ZUHUD DALAM KEHIDUPAN
MODERN (TELAAH TERHADAP PEMIKIRAN HAMKAInterpretasi pemikiran Hamka tentang zuhud sebagai salah satu bagian dari ajaran Islam.
Hamka mencoba melakukan penyeberangan tentang konsep zuhud yang berangkat dari konsep
yang lama dan mempertimbangkan dimensi masa modern yang sarat dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan materi.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka, dan bersifat deskriptif-analitik. Adapun analisa
datanya menggunakan metode deduktif dan induktif, dengan pendekatan hermenetika sosial dan
sisio-historis normatif.
Proses perkembangan masyarakat akibat proses modernisasi konsep zuhud tradisional
tidak dapat dipertahankan karena bertolak belakang secara kontekstual. Sementara Hamka
mendasarkan konsepnya secara normatif dan kontekstualis serta keutamaan lain sebagai bahan
pertimbangannya lebih dapat diterima sebagai sebuah ajaran Islam yang layak untuk diamalkan.NIM. 99122368 DANI HUSEN SOFWAN2014-04-23T01:29:27Z2015-07-29T00:40:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12016This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120162014-04-23T01:29:27ZWACANA SEKULARISASI DALAM PEMIKIRAN ISLAM KONTEPORER DI INDONESIA (Studi tentang Kontroversi antara M. Rasjidi dan Nurcholish Madjid) Perdebatan masalah sekularisasi pada awal tahun 1970-an merupakan sebuah perdebatan
dalam rangka mencari model reaktualisasi ajaran Islam dalam konteks kemodernan dan
keindonesiaan, bukan sekedar sebuah wacana politik seperti yang terjadi pada tahun 1930-an.
Selain itu dari perspektif historis pemahaman terhadap wacana sekularisasi pada tahun 1970-an
itu untuk sebagian akan membantu ke arah pemahaman yang tepat terhadap perkembangan
pemikiran Islam dewasa ini.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang sumber datanya adalah
sumber data primer dan sekunder. Dalam analisa data digunakan metode komparatif-kritiskonstruktif
sedang
pendekatan
yang
digunakan
adalah
pendekatan
sosio
historis.
Kontroversi M. Rasjidi dan Nurcholish Madjid dalam masalah sekularisasi terlihat cukup
sengit, namun dibalik itu mereka ternyata memiliki titik-titik temu tertentu, terlepas apakah
masing-masing menyadari dan mengakuinya atau tidak. Titik temunya menyangkut 2 hal yaitu
(1) M. Rasjidi maupun Nurcholish Madjid sama-sama menolak sekularisme, (2) M. Rasjidi
maupun Nurcholish Madjid sama-sama mendukung untuk tidak mengatakan menganjurkan
pembaharuan fikih Islam. NIM. 97121921 ABDUL WAHID2014-04-23T01:34:52Z2015-07-29T00:41:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12021This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120212014-04-23T01:34:52ZKEHIDUPAN SOSIAL WONG PINGGIR DI
KERAJAAN MATARAM PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN AGUNGDi dalam kehidupan sosial di kerajaan Mataram, wong pinggir dihadapkan pada masalahmasalah
sosial yang kompleks, baik dalam aspek sosial politik dan hukum, sosial ekonomi,
maupun sosial agama, dan hal ini disebabkan oleh status mereka sebagai budak. Disampig itu,
karena kebudayaanmereka yang Hindu.
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu paa proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpre3tasi, dan historiografi.
Agama Hindu yang dianut oleh wong pinggir di kerajaan Mataram tidak lepas dari proses
Islamisasi yang dikembangkan oleh Sultan Agung dalam bentukkejawen. Interaksi sosial yang
terjadi antara wong pinggir dengan penduduk Mataram menyebabkan terjadinya mobilitas sosial
vertikal (peningkatan status sosial) dan perubahan agama dari Hindu menjadi Islam yang
kemudian mendorong terjadinya peningkatan kondisi perekonomian mereka. NIM. 98122113 AHMAD SAUQI SUMBAWI2014-04-23T01:59:47Z2015-07-29T00:47:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12025This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/120252014-04-23T01:59:47ZSIKAP DAN PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN
(1896-1914)Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di kampung Kauman, yang oleh para sejarawan dan
agamawan Kyai tersebut biasa disebut okoh reformis Islam dikalangan ulama Kauman
khususnya dan di kalangan ulama Indonesia umumnya. Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan
seorang pembaharu Islam yang telah membawa perubahan kehidupan masyarakat
bdalammemahami ajaran Islam dan di Kauman ini pula, Muhammadiyah dilahirkan.
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu pada proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
K.H.Ahmad Dahlan menawarkan ide-ide pemikirannya di bidang keagamaan, sosial dan
kebudayaan yang meliputi pemahaman ajaran Islam, pendidikn, tradisi dan seni. Reformasi Islam
yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan mengejutkan pihak eraton dan umat Islam sekitarnya yang
mengamalkan Islam secara tradisional atau Islam yang sinkretik. Pembaharuan yang dilakukan
KH. Ahmad Dahlan mendapatkan reaksi yang positif maupun negatif baik dari kalangan ulama
maupun dari penguasa Keraton. NIM. 96121891 BURHANUDIN2014-04-22T01:47:35Z2022-12-22T22:19:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11977This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/119772014-04-22T01:47:35ZPERJUANGAN KAUM MUSLIMIN
DALAM MENAKLUKKAN ANDALUSIA (710-715)Andalusia adalah sebuah wilayah yang paling jauh letaknya di kawasan Eropa
yang berhasil dikuasai oleh umat Islam pada tahun 710 M. menaklukkan Andalusia
pada waktu itu membutuhkan perjuangan dan strategi yang luar biasa. Terdapat tiga
pahlawan besar dalam proses penaklukan Andalusia, yaitu Tharif Ibn Malik, Thariq
Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nusair.meskipun hanya dengan waktu yang cukup singkat,
kemenangan telah berpihak ke tangan tentara Islam. Kemenangan ini merupakan
suatu lembaran baru yang gemilang bagi sejarah negeri Andalusia dan sejarah dunia
Islam.
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk:
1. Memberikan gambaran secara umum tentang kondisi Andalusia pada masa
sebelum Islam datang.
2. Memberikan gambaran tentang proses perjuangan umat Islam.
3. Menjelaskan dampak dari perjuangan umat islam di Andalusia.
Dengan menggunakan metode historis yang meliputi empat tahapan, yaitu
heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, kajian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa:
1. Kondisi kehidupan masyarakat Andalusia pada masa pemerintahan Roderik
sedang di ambang kehancuran. Keadaan politik sangat buruk dikarenakan para
pemimpin berlaku tidak adil dan membentuk pemerintahan yang korup.
2. Masyarakat Andalusia merasa tertindas karena tidak adanya toleransi terhadap
agama lain dan penguasa lebih mementingkan kepentingan agama yang
dianutnya saja.
3. Umat Islam mengadakan ekspansinya ke Andalusia melalui tiga tahapan.
Tahap I dipimpin oleh Tharif Ibn Malik, tahap II dipimpin oleh Thariq Ibn
Ziyad dan tahap III dipimpin oleh Musa Ibn Nusair.
4. Kemenangan umat Islam atas bangsa Gothic memberi dampak terhadap
berbagai aspek kehidupan masyarakat Andalusia, yaitu aspek politik,
kehidupan social, keagamaan dan perekonomian. Kedatangan umat Islam
telah mengubah wajah suram bangsa Andalusia dari keterbelakangan menjadi
lebih hidup dan gemilang.NIM. 96121841 NANI MARLINI2014-04-22T01:45:20Z2015-07-29T02:44:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11975This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/119752014-04-22T01:45:20ZTUAN GURU HAJI ZAENUDDINABDUL
MAJID DAN PERANANNYA DALAM PEMBAHARUAN ISLAM DI
LOMBOK TIMUR (1906-1998)Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zaenuddin adalah seorang ulama
sekaligus pembahari Islam yang mempunyai pengaruh besar di Lombok, dan hamper
semua masyarakat Lombok menjadi pengikut ajarannya. Dia banyak melakukan
pembaharuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, terutama mengubah
masyarakat Lombok menjadi orang-orang Islam yang taat menjalankan perintah
Allah dan membebaskan masyarakat dari praktek nenek moyang serta membebaskan
masyarakat dari buta huruf. Beliau juga aktif di organisasi Nahdlah al Wathan.
Sebagai pembaharu, isu pembaharuan yang diangkatnya adalah pemurnian Islam dari
praktek-praktek kepercayaan local dan pengaruh budaya bangsa asing.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
social keagamaan, budaya, dan politik masyarakat Lombok sebelum pembaharuan
yang diusung oleh TGH. Zaenuddin. Kedua, untuk mengetahui bagaimana latar
belakang silsilah atau biografi TGH. Zaenuddin dan ketiga adalah untuk mengetahui
bagaimanakah pembaharuan Islam dan pergerakan yang dilakukan oleh TGH.
Zaenuddin dalam bidang agama, dakwah, pendidikan dan politik di Lombok.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah (historis) dengan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut: pengumpulan data (heuristic), pengujian sumber
(verifikasi), analisa data (interpretasi) dan penulisan sejarah (historiografi).
Kesimpulan dari kajian ini adalah:
1. Kondisi social keagamaan di Lombok sangat dipengaruhi oleh budaya asing,
seperti Belanda dan Jepang. Adapun kondisi social budaya di Lombok banyak
dipengaruhi oleh budaya orang Arab dan budaya Bali.
2. Pembaharuan yang diusung oleh TGH Zaenuddin adalah di bidang pemikiran
keagamaan, pendidikan, politik dan dakwah melalui organisasi Nahdlah al
Wathan Dakwah Islamiyyah.
Kata kunci: Islam di Lombok, TGH. Zaenuddin, pembaharuan Islam di
Indonesia.NIM. 98122143 MUH. TOHIR2014-03-12T02:45:56Z2015-07-29T01:25:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10754This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/107542014-03-12T02:45:56ZKH Irfan Hielmy (Pemikiran Dan Pengaruhnya Terhadap Mobilitas Keagamaan Masyarakat Kabupaten Ciamis [1960-2002]K.H. Irfan Hielmy pengasuh Pondok Pesantren Darussalam adalah seorang tokoh ulama
yang berjasa dan berpengaruh kuat bagi masyarakat Ciamis Jawa Barat. Seperti pqara tokoh
ulama yang lain, pengaruh pendidikan agama cukup kuat membentuk kepribadiannya. Namun
beliau tidak terlalu banyak menimba ilmu di Pondok Pesantren. Ia memperkaya khazanah
pengetahuannya dengan belajar sendiri/autodidak, setiap hari sekitar lima puluh sampai seratus
halaman buku dilewatkan, baik buku pengetahuan umum maupun pengetahuan agama.
Penelitian ini adalah penelitian masa lampau, maka metode yang sesuai untuk digunakan
dalam kajian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertumpu pada proses menguji,
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau yang meliputi heuristik, kritik
atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Pemikiran – pemikiran K.H. Irfan Hielmy yang diterapkan kepada para santri dan
masyarakat di Kabupaten Ciamis mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan di
masyarakat, meskipun masih ada daerah-daerah yang belum bisa menerima pemikiranpemikirannya.
Hal ini didasari oleh masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan yang
akan memperkokoh tali silaturrahmi. Untuk membersihkan diri dari hal-hal yang berbau syirik,
umat Islam diwajibkan kembali berpegang teguh pada al-Qur’an dan al Hadits.
Key word: tradisi, haulan, masyarakat, kekerabatanNIM. 98122186 Elah Nurhasanah2014-05-02T06:27:57Z2016-12-20T03:45:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12321This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/123212014-05-02T06:27:57Z
ISTIYANI WAHYUNINGSIH, NIM. 96121881, SIMBOLISME DALAM
BUSANA ABDI DALEM JURU KUNCI MAKAM IMOGIRI KESULTANAN
YOGYAKARTA.
Pakaian merupakan benda budaya hasil karya manusia yang merupakan
pengejawantahan dari nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Makna berpakaian
tidak lagi hanya sekedar penutup badan namun berkembang ke nilai estetika. Di
Indonesia, studi tentang pakaian dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat
masih kurang mendapat perhatian baik dari segi sosiologi, antropologi maupun
sejarah. Salah satu yang menarik untuk dikaji adalah busana Abdi Dalem Keraton
Yogyakarta terutama yang mengabdi di Makam Imogiri. Makna-makna simbolik
dalam tata busana juru kunci Makam Imogiri dapat ditangkap dari adanya benang
merah dengan nuansa agamis, politis dan ekonomis.
Kajian dalam skripsi ini bertujuan antara lain untuk:
1. Mengetahui keadaan Kesultanan Yogyakarta masa HB IX (1940-1988),
2. Menjelaskan seluk beluk Abdi Dalem Juru Kunci Makam Imogiri Kesultanan
Yogyakarta,
3. Memberikan gambaran tentang tata busana Abdi Dalem Juru Kunci Makam
Imogiri Kesultanan Yogyakarta, dan
4. Menjelaskan makna-makna simbolik dalam tata busana tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis, yaitu suatu proses
menguji dan menganalisis data yang diperoleh secara kritis terhadap rekamanrekaman
dan rekonstruksi masa lalu sehingga hasilnya dapat mendekati kenyataan
sedekat mungkin. Metode historis ini menggunakan empat tahapanyang saling
berkaitan, yaitu heuristic, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi dan historiografi.
Kesimpulan yang didapat dari kajian ini antara lain:
1. Keratin Yogyakarta termasuk kerajaan yang bersifat ketimuran yang menganut
konsep keselarasan antara urusan politik, ekonomi, social dan agama. Di Keraton
Yogyakarta, keselarasan ini diungkapkan dalam gelar yang secara tradisional
selalu dipakai oleh raja-raja Yogyakarta. Begitu juga dengan busana yang
dikenakan baik oleh para pejabat di Keraton maupun oleh para Abdi Dalem
terutama Abdi Dalem dan Juru Kunci di Makam Keraton Yogyakarta di Imogiri.
2. Dalam rangka hidup sederhana dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
maka pihak Keraton Yogyakarta perlu menyederhanakan tradisi berbusana serta
alat-alat perlengkapan yang diperlukan sepanjang tidak mengurangi makna yang
pokok dan nilai-nilai luhur yang ada.
NIM. 96121881 ISTIYANI WAHYUNINGSIH2014-05-02T02:09:46Z2017-04-18T03:52:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12327This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/123272014-05-02T02:09:46ZKERAJAAN PATI
TINJAUAN HISTORIS KEKUASAANNYA ABAD XVI – XVIIPada abad XVI, pulau Jawa sudah mengalami berbagai perkembangan. Hal ini
terlihat jelas di bidang spiritual, social ekonomi dan struktur politik di berbagai
wilayah terutama Jawa sebelah utara, termasuk Pati. Sejarah Kerajaan Pati tidak lepas
dari sejarah Kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Dalam cerita sejarah di Jawa
Tengah, kedudukan para penguasa Pati agak penting, namun pada abad XVI dan
XVII penguasa Pati terpaksa mengakui kekuasaan tertinggi raja-raja Demak, Pajang
dan Mataram. Walaupun begitu, potensi daerah mereka yang secara ekonomis dan
strategis cukup kuat, agaknya memungkinkan penguasa Pati sekali-kali menanamkan
pengaruh politik sampai di Jawa Tengah sebelah selatan. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk meneliti lebih jauh tentang perkembangan social politik yang
berkembang di daerah Kerajaan Pati abad XVI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran sesungguhnya
dari Kerajaan Pati yang pernah ada sekitar Abad XVI-XVII, untuk menjelaskan
bagaimana hubungan antara Kerajaan Pati dengan Kerajaan Mataram serta untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya kehancuran Kerajaan Pati yang hamper tidak
meninggalkan bekas mengenai keberadaannya.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, melalui proses heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi.
Kajian ini menghasilkan kesimpulan:
1. Berdirinya Kerajaan Pati dipelopori oleh Raden Kembangjaya atau Raden
Jayakusuma dengan disatukannya Kadipaten Paranggaruda, Carangsoka dan
Majasem, kemudian membuat pemerintahan sendiri dengan nama Pesantenan
dan kemudian diganti nama menjadi Pati.
2. System pemerintahan/kekuasaan didasarkan pada garis keturunan atau hak waris
menurut tradisi.
3. Pemberontakan yang dilakukan Pati terhadap Mataram bermula dari gerakan
ekspansi besar-besaran yang dilakukan oleh Senopati Mataram. Kerajaan Pati
mengalami kehancuran disebabkan adanya hasutan yang dilakukan oleh
Tumenggung Endranata, yang mengatakan bahwa Pragola II akan melakukan
pemberontakan terhadap Mataram.NIM. 98122106 MUHAMMAD LUTHFI ANSHORI2013-12-19T10:35:13Z2015-07-29T02:54:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9723This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/97232013-12-19T10:35:13ZPERJUANGAN KEMERDEKAAN CHECHNYA PASCA KERUNTUHAN UNI SOVIETPada mulanya, kebesaran Islam yang bergema di wilayah Chechnya
(Caucasus) dan Asia Tengah menjadikan wilayah ini sebagai pusat kebudayaan Islam
yang gemilang, apalagi sewaktu daerah ini menjadi bagian dari wilayah Kerajaan
Turki Usmani Islam yang mengalami kejayaan melalui gerakan Tarekat
Naqsyabandiyah dan Qadiriyah. Setelah Turki Usmani mengalami kemunduran,
wilayah-wilayah Islam bekas Kerajaan Turki Usmani menjadi jajahan Rusia. Sejak
saat itu, umat Islam di Chechnya terus terus berjuang untuk meraih kemerdekaannya.
Skripsi ini mengkaji tentang proses perjuangan umat Islam Chechnya dalam
memperoleh kemerdekaannya, bagaimana umat Islam Chechnya dapat
mempertahankan semangat perjuangannya selama bertahun-tahun dalam tekanan
kaum komunis, serta bagaimana prospek perjuangan kemerdekaan Chechnya.
Kajian dalam skripsi ini menggunakan metode historis dengan melakukan
penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman
di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti valid
dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber tersebut.
Kajian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa: pertama,
semangat perjuangan yang masih hidup dalam tubuh umat Islam Chechnya tidak
terlepas dari faktor keteguhan dan ketaatan mereka terhadap Islam dan lingkungan
pegunungan tempat mereka bermukim yang membentuk watak politik dan sikap
mereka. Kedua, bahwa upaya mempertahankan kemerdekaan dilakukan melalui jalur
diplomasi dan perjuangan militer. Ketiga, bahwa persoalan perbedaan keyakinan
menjadi pemicu permasalahan yang dihadapi umat Islam Chechnya melawan Rusia. NIM. 98122201 NOR AZIZAH2013-12-19T10:52:23Z2015-07-29T03:10:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9726This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/97262013-12-19T10:52:23ZPERANAN MIDHAT PASHA DALAM PEMBENTUKAN KONSTITUSI 1876 DI TURKI USMANIMidhat Pasha merupakan tokoh Usmani Muda Turki yang ikut serta
menggulirkan ide-ide menuntut reformasi yang konstitusional dan kemudian menjadi
gerakan-gerakan konstitusi di Kerajaan Usmani. MIdhat Pasha merupakan tokoh
yang sangat penting dalam sejarah reformasi Kerajaan Usmani dan berperan besar
merintis konstitusionalisme di Kerajaan Usmani. Dia berbeda dengan tokoh-tokoh
Usmani Muda lainnya karena dia tidak berjuang di luar lingkungan birokrasi, namun
justru berjuang di dalam dan memalui birokrasi.
Skripsi ini mangkaji tentang peranan Midhat Pasha dalam pembentukan
konstitusi 1876, dan juga membahas situasi sosial politik yang melatar belakangi
perjuangan Midhat Pasha.
Penelitian ini menggunakan metode historis dengan menggunakan tahapantahapan
heuristik atau pengumpulan data, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi
atau analisis sejarah dan historiografi atau penyajian hasil sintesa.
Penelitian literature ini kemudian menghasilkan kesimpulan bahwa konstitusi
1876 di Kerajaan Usmani merupakan buah hasil perjuangan Midhat Pasha sehingga
dia dijuluki Bapak Konstitusi. Akan tetapi, walaupun dia bersama teman-temannya
berhasil mewujudkan adanya konstitusi tetapi mereka gagal membatasi kekuasaan
Sultan. Bahkan sebaliknya, setelah lahirnya konstitusi, kekuasaan absolute Sultan
menjadi memiliki landasan konstitusional. NIM. 95121657 SITI MAESAROH