Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T12:33:32ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2020-10-19T03:35:59Z2020-10-19T03:36:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38647This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/386472020-10-19T03:35:59ZTRADISI BEROBAT KAMPUNG SEBAGAI MEDIA DAKWAH DI DESA
MAKRAMPAI KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARATTradisi berobat kampung merupakan salah satu hasil turun temurun dari
nenek moyang, tradisi berobat kampung itu sendiri tidak hanya untuk ritual
semata akan tetapi sebagai media dakwah. Dibalik ritual berobat kampung
tersebut sudah pasti memiliki pesan tertentu yang ingin disampaikan. Adapun
pesan yang ingin disampaikan tentu sangat erat dengan kenyataan di masyarakat
yang mengikuti tradisi berobat kampung tersebut. Pada masyarakat Desa
Makrampai, ritual berobat kampung terbentuk karena saling mempengaruhi antara
tradisi itu sendiri dan ajaran Islam pada masyarakat Desa Makrampai. Sehingga
tradisi berobat kampung di Desa Makrampai sangat erat dengan muatan pesanpesan
ajaran Islam.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang nilai-nilai dakwah
dalam tradisi berobat kampung dan media dakwah yang digunkan dalam tradisi
berobat kampung. Oleh karena itu peneliti menggunakan teori tradisi, nilai-nilai
dakwah dan media dakwah serta untuk menganalisisnya pesan dakwah juga
menggunakan teori yang sama disampaikan melalui tradisi berobat kampung.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi
komunikasi. Subyek dalam penelitian ini adalah perangkat Desa Makrampai,
tokoh adat (dukun), tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Makrampai. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. analisis
data menggunakan model Craswell dengan deskripsi, analisis, dan interpetasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama, eksistensi tradisi yang ada
di Desa Makrampai, perangkat Desa dan masyarakat melakukan pelatihan dzikir
nazam dan gendang kedomba untuk mengiringi lagu dzikir nazam itu sendiri,
memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui dukungan terhadapa
organisasi Pemuda dan Pelajar di Desa Makrampai seperti BKPRMI dan Karang
taruna, dan dengan mempertahankan nilai tradisi dalam segi kemasyarakatan
seperti dalam pelaksanaan pernikahan, meminang, antar barang, mandi belulus,
makan berhadap-hadapan, khitanan, tepung tawar dan berobat kampung. Kedua,
nilai-nilai dakwah yang terdapat pada tradisi berobat kampung terdapat pada dua
unsur yakni pesan akidah mengandung ajaran Islam berupa adzan, pesan syariat
mengandung ajaran Islam berdoa bersama dan mengucap salam menjawab salam,
pesan akhlak terbagi menjadi dua yakni akhlak kepada Allah Swt, mengandung
ajaran Islam melalui bersedekah kepada sesama, mengelilingkan air selabar dan
bepappas. dan pesan akhlak kepada sesama mahluk, meliptu akhlak kepada
sesama manusia silaturrahmi, makan bersama-sama, hidangan habis dimakan dan
tidak boleh dibuang. Akhlak kepada bukan sesama manusi meliputi floran dan
fauna yakni dengan bergotong royong dan bekas kulit ketupat dikumpulkan di
suatu tempat tidak boleh dibuang sembarang tempatNIM: 16202010012 Ari Yunaldi2020-09-08T02:31:18Z2020-09-08T02:31:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38760This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/387602020-09-08T02:31:18ZDAKWAH KULTURAL PERGURUAN TINGGI ISLAM PADA
MAHASISWA NONMUSLIM
(Studi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yapis Merauke)Dakwah kultural adalah dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti
budaya-budaya masyarakat setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat
diterima di lingkungannya. Dengan mengikuti aturan budaya setempat maka
sosialisisi dakwah pun mudah diterima dan difahami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
bagaimana kebijakan kampus terhadap mahasiswa nonmuslim dalam hal atribut
dan fasilitas keagamaan yang ada di kampus dan bagaimana penerapan dakwah
kultural perguruan tinggi Islam terhadap mahasiswa yang nonmuslim. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan (field work research), dengan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian ini adalah kebijakan kampus terhadap mahasiswa
nonmuslim dalam hal atribut dan fasilitas keagamaan yang ada di kampus yaitu
kebijakan mulai dari aturan perkuliahan, atribut keagamaan, serta fasilitas yang
ada di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapis Merauke. Menurut penulis, kebijakan
tersebut tidak mempengaruhi mahasiswa nonmuslim. Mereka merasa nyaman
terhadap kebijakan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapis Merauke
tersebut. Walaupun kebijakan-kebijakan yang telah diuraikan bersifat tidak
tertulis, namun mahasiswa nonmuslim bisa menyesuaikan dan menjalankannya.
Penerapan dakwah kultural perguruan tinggi Islam terhadap mahasiswa
nonmuslim di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapis Merauke cukup baik, tidak
ada yang menuntut haknya dan semua berjalan sesuai dengan kondisinya. Selain
itu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapis Merauke juga membolehkan merekNIM: 16202010019 Siti Maisaroh2020-08-19T06:02:49Z2020-08-19T06:02:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40238This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/402382020-08-19T06:02:49ZDAKWAH PERSUASIF K.H. ASYHARI MARZUQI DAN
IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN MODERNBersama Kristen, Yahudi, dan Buddha, Islam merupakan
agama dakwah (missionary) yang ada di dunia. Salah satu
perintah sekaligus metode dakwah yang ada dalam Islam adalah
Firman Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an
surat An-Nahl ayat 125. Gerakan dakwah Islam berporos pada
amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan
mencegah terhadap kemungkaran). Dalam catatan sejarah,
semenjak pereode pertama hingga ketiga (sebelum Nabi
Muhammad SAW, masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat, dan
dinasti Umayyah, Abasiyyah, serta Usmani), dakwah Islam
mengalami kemajuan yang berarti. Namun, pada pereode keempat
(modern) dakwah Islam mengalami kemunduran, bahkan kalah
dengan agama Kristen dan Yahudi. Salah satu penyebab
kemunduran dakwah Islam adalah lunturnyak dakwah yang
bersifat persuasif. Padahal, sejatinya persuasif merupakan salah
satu cara yang harus dilakukan oleh setiap da’i (pelaku dakwah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu
aktivis dakwah, yakni KH. Asyhari Marzuqi, dalam
menyampaikan materi dakwah. Apakah menggunakan kata-kata
persuasif atau justru sebaliknya, koersif yang menimbulkan
ketakutan? Dengan menggunakan teori komunikasi persuasif dan
teori terkait lainnya, peneliti menganalisis data dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Model analisa
data dengan pengembangan penjelasan. Penelitian kualitatif
identik dengan sebuah penelitian yang bersifat kritis dan
interpretatif.
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil
bahwa KH Asyhari Marzuqi merupakan sosok da’i yang mampu
berdakwah secara persuasif. Sebagai seorang komunikator, ia
memenuhi standar untuk dikatakan da’i persuasif. Sementara,
viii
pesan yang disampaikan juga berupa bahasa ajakan yang bersifat
lembut dan tanpa paksaan.162211001 Anton Prasetyo2020-07-13T06:22:33Z2020-07-13T06:22:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38127This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/381272020-07-13T06:22:33ZPENGGUNAAN MEDIA DAN AKSES INFORMASI PERGURUAN TINGGI SANTRI PP ASSALAFIYAH II TERPADU MLANGI YOGYAKARTANadiatuz Zahro Enha Safii (13210099). Penggunaan Media dan
Akses Informasi Perguruan Tinggi Santri PP Assalafiyah II Terpadu
Mlangi Yogyakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Dewasa ini pesantren mengalami pembaharuan yaitu dengan
adanya sistem pendidikan layaknya sekolah yang lebih dikenal dengan
madrasah dalam pesantren, yang kemudian berkembang layaknya
lembaga pendidikan formal yang ada di luar pesantren. Pesantren
mengadopsi lembaga-lembaga formal sekolah kedalam sistem
pendidikannya diantaranya sebagai upaya dalam melakukan adaptasi
dengan perkembangan pendidikan nasional namun tidak begitu saja
meninggalkan nilai-nilai pendidikan yang telah dipegang dari awal
berdirinya, salah satunya di PP Assalafiyah II Terpadu Mlangi. Nilainilai
pendidikan islami yang masih dipegang teguh dan
dikolaborasikan dengan sistem pendidikan formal antara lain
membatasi bebasnya akses informasi dari media yang dapat
menyebabkan pengaruh buruk pada santri. Di sisi lain karena sistem
madrasah dalam pesantren yang menyesuaikan pendidikan formal
maka santri yang sudah lulus MA Assalafiyah II Terpadu
membutuhkan informasi megenai Perguruan Tinggi untuk melanjutkan
studi di Perguruan Tinggi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media
yang digunakan oleh santri, bagaimana penggunaan media oleh santri
dan akses informasi Perguruan Tinggi santri MA Assalafiyah II
Terpadu Mlangi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang dalam pengumpulan datanya menggunakan wawancara,
observasi dan dokumentasi yang kemudian dikumpulkan, dianalsisis
dan dicocokkan antara fakta dilapangan dengan teori yang digunakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media yang digunakan
oleh santri MA Assalafiyah II Terpadu adalah media yang tersedia di
pondok dan sekolah yaitu televisi, majalah dan media online yang
penggunaannya dibatasi. Media yang digunakan untuk mengakses
informasi Perguruan Tinggi adalah media online. Penggunaan media
oleh santri tergolong rendah dilihat dari jumlah waktu yang dihabiskan
dan media yang paling sering digunakan oleh santri adalah televisi. Penggunaan media oleh santri dalam mengakses informasi Perguruan
Tinggi kurang efektif karena keterbatasan fasilitas media dan peraturan
pembatasan penggunaan media oleh pondok. Akses informasi
perguruan Tinggi yang didaptkan santri masih bersifat universal dan
kurang mendetail, informasi perguruan tinggi paling banyak
didapatkan santri dari komunikasi interpersonal dengan guru yang
memiliki pengaruh lebih signifikan daripada informasi yang didaptkan
dari media.
Kata Kunci : Pesantren, Penggunaan Media, Akses Informasi
Perguruan TinggiNIM 13210099 NADIATUZ ZAHRO ENHA SAFII2020-05-13T15:23:40Z2020-05-13T15:23:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37643This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376432020-05-13T15:23:40ZMANAJEMEN KOMUNIKASI PARIWISATA RELIGI MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTAWisata religi telah menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk melakukan perjalanan wisata yang berkaitan agama bahkan menawarkan wisata pengalaman rohani melalui budaya yang berkembang di masyarakat. Berbagai prestasi yang diraih masjid Jogokariyan memperlihatkan bahwa Masjid Jogokariyan mampu menjadi masjid dengan bidang manajemen terbaik sehingga mampu mandiri secara ekonomi. Hal ini kemudian menginspirasi komunitas muslim dari dalam ataupun luar Yogyakarta untuk menimba ilmu dan pengalaman melalui studi banding bahkan menjadikan Masjid Jogoakriyan sebagai objek wisata religi. Untuk menunjang perkembangan wisata religi, maka dibutuhkan komunikasi sebagai bentuk penyebaran informasi mengenai objek wisata religi.
Teori yang digunakan adalah teori manajemen komunikasi pariwisata. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara dengan informan utama yaitu takmir Masjid Jogokariyan yang bergerak dalam bidang wisata religi, observasi serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis manajemen komunikasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa wisata religi Masjid Jogokariyan menggunakan tahapan-tahapan manajemen yang memperlihatkan manajemen komunikasi pariwisata religi didalamnya. Adapun tahapan manajemen komunikasi pariwisata yang dilakukan adalah tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dinamika wisata religi terlihat dari tahap pelaksanaan wisata religi yang terdiri dari pemasaran, aksesibilitas, destinasi dan sumber daya manusia. Dalam pemasaran wisata religi Masjid Jogokariyan menggunakan publikasi, acara, pemberitaan, aksi sosial dan kerjasama dengan berbagai lembaga. Sedangkan dalam aksesibilitas wisata terdapat sarana dan prasarana pendukung serta keamanan dan kebersihan. Destinasi wisata religi juga terlihat dari apa yang dapat dibeli, dilihat dan dilakukan dalam Masjid Jogokariyan. Sedangkan sumber daya manusia wisata berasal dari takmir Masjid Jogokariyan, pemerintah dan masyarakat sekitar. Evaluasi manajemen komunikasi yang dilakukan wisata religi Masjid Jogokariyan berupa evaluasi langsung, evaluasi bulanan dan pengawasan.
Kata Kunci: Manajemen Komunikasi, Wisata Religi, Masjid JogokariyanNIM. 17202010010 Arina Rahmatika2020-05-13T15:23:02Z2020-05-13T15:23:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37642This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376422020-05-13T15:23:02ZKEBIJAKAN KOMUNIKASI DAKWAH (Studi Kasus Lembaga Kursus Bahasa Inggris dan Arab Pare Kediri)Penelitian ini membahas tentang kebijakan komunikasi dakwah di
Lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab Pare Kediri. Latar belakang penelitian
ini fenomena banyaknya alumni dari Pare yang berhasil dan bahkan bisa
melanjutkan studi dan berkarir di luar negeri tapi wawasan dan jati diri keislaman
belum sepenuhnya diperhatikan, lantas bagaimana kebijakan dan materi yang
disisipkan oleh lembaga kursus di Pare kepada peserta didik dan untuk
meningkatkan wawasan keislaman oleh Lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab
di Pare Kediri tersebut. Hemat penulis yang sempat berada disana , banyak unsurunsur
keislam yang nantinya berpengaruh dalam penelitian ini, tentang bagaimana
Lembaga kursus bahasa di Pare mengkomunikasi nilai-nilai dan pesan pesan
kebijakan komunikasi dakwah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kebijakan komunikasi dakwah
di Lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab Pare Kediri di dalam kelas ataupun di
asrama. Penelitian adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data di ambil dari sumber
primer yang terdiri dari pengasuh, pengajar, dan peserta kursus dengan
wawancara terstruktur. Sumber sekunder didapatkan melalui observasi
partisipasif, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis reduksi data, model data dan penarikan data serta swot untuk
melihat bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam Kebijakan
komunikasi dakwah di Lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab Pare Kediri.
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah, pertama Kebijakan
komunikasi dakwah di Lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab Pare Kediri
adalah usaha sadar, sistematis, dan terencana yang dilakukan secara konsisten
untuk memberikan nilai-nilai kebaikan dan keislaman serta akhlak (moral)
khususnya nilai-nilai islami seperti (salimul aqidah,salimul ibadah, matinulNIM. 17202010009 RIZA ANGGARA PUTRA2020-05-13T15:22:31Z2020-05-13T15:22:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37641This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376412020-05-13T15:22:31ZDAKWAH STRUKTURAL MELALUI KEBIJAKAN PUBLIK DI PEMERINTAHAN DESA MARGOYOSO JEPARADakwah memiliki tantangan yang luas dan beragam seiring dengan dinamika globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang efek negatifnya menyebabkan terjadinya berbagai macam degradasi moral, kenakalan remaja, dan lain sebagainya. Dengan kondisi tersebut, di beberapa daerah kegiatan dakwah tidak hanya menggunakan pendekatan dakwah kultural tetapi juga melalui dakwah struktural, salah satunya di Desa Margoyoso Jepara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latarbelakang munculnya kebijakan dakwah struktural dari sudut pandang kondisi sosial dan politik keagamaan, bagaimana proses perumusan kebijakan yang meliputi formulasi masalah, formulasi kebijakan, penentuan kebijakan, proses legitimasi dan komunikasi, serta bagaimana implementasi kebijakannya yang meliputi pengorganisasian, kepemimpinan, monitoring dan evaluasi, serta kinerja kebijakan yang meliputi hasil dan manfaat. Keunikan dalam penelitian ini adalah bagaimana dakwah struktural dilaksanakan oleh Pemerintah Desa yang merupakan lembaga pemerintah di tingkat paling bawah dan bersentuhan secara langsung dengan masyarakat grass root yang identik dengan dakwah kultural.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian lapangan sekaligus penelitian kebijakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis datanya menggunakan bentuk induktif dan deskriptif naratif.
Hasil penelitian ini adalah bahwa munculnya kebijakan dakwah di Desa Margoyoso tidak dapat terlepas dari adanya kebijakan otonomi desa, dimana Pemerintah Desa dapat mengatur dan mengelola wilayah pemerintahannya sendiri sesuai dengan corak dan khasnya masing-masing. Lahirnya kebijakan dakwah dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu permasalahan sosial berupa degradasi moral dan politik keagamaan.
Kebijakan dakwah yang terdiri dari shalat subuh berjamaah, mematikan televisi setelah maghrib, ayo mengaji, dan wajib madrasah diniyah dirumuskan berdasarkan hasil musyawarah bersama Pemerintah Desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial keagamaan, dan stakeholder terkait. Implementasi dakwah struktural tersebut dikoordinir oleh Kasi Pelayanan dan Pemerintah Desa sebagai penanggung jawab. Kebijakan tersebut bermanfaat sebagai media untuk membangun kedekatan dengan warga, media sosialisasi program dan informasi Desa, dan media peningkatan kualitas pendidikan dan keagamaan warga. Pendekatan dakwah struktural dapat dijadikan alternatif solusi yang efektif untuk mengatasi berbagai macam problematika dakwah seperti degradasi moral jika dikombinasikan dengan pendekatan kultural serta dikelola dengan manajemen dakwah yang baik dan teratur.
Kata Kunci : Dakwah struktural, Pemerintahan Desa, Kebijakan PublikNIM. 17202010008 Miftahul Huda2020-05-06T06:28:39Z2020-05-06T06:28:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37639This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376392020-05-06T06:28:39ZKOMUNIKASI DALAM MENJAGA KESETABILAN SOSIAL (Studi Penerapan Kebijakan Publik Pengeras Suara Masjiddi Kec. Depok DIY)Pengeras suara masjid merupakan media yang berupa alat komunikasi satu arah untuk menjangkau pendengaran umat membantu menyampaikan informasi dalam kepentingan ibadah di masjid. Keberadaannya memberikan dampak sosial yang luar biasa sehingga perlunya kebijakan dalam penggunaannya supaya sejalan dengan norma masyarakat. Komunikasi menjadi hal terpenting dalam sosialisasi penerapan kebijakan tersebut untuk mencapai tujuannya.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis diskripsi. Teori yang digunakan adalah model komunikasi dua tahap sebagai alat untuk mengetahui seberapa penting peran komunikator dalam sosialisasi kebijakan kepada takmir untuk menjaga kestabilan sosial. Pola komunikasi sebagai alat untuk mengetahui bagaimana sosialisasi kebijakan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag di masyarakat provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, dan teori komunikasi interpersonal serta komunikasi sosial sebagai alat untuk melihat strategi komunikasi yang dilakukan dalam proses penerapan kebijakan.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kebijakan tuntunan penggunaan pengeras suara di masjid dapat diidentifikasi melalui komunikasi dua tahap yang dijalin antara Kanwil dengan penyuluh dan dari penyuluh kepada Takmir masjid. Komunikasi dua tahap dengan menggunakan Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Sosial sebagai langkah yang dilakukan untuk menjangkau masyarakat dalam hal menjaga kestabilan sosial. Selain itu penyuluh sebagai gatekeeperdan opinion leadermempunyai peran yang sangat penting. Peran penting penyuluh kebijakan sebagai gatekeeper dan
opinion leader pada sosialisasi kebijakan publik adalah Auto Figure dengan karakteristik The equalitarian style. Bahwa secara perannya penyuluh mempunyai peran yang sangat penting, sehingga memudahkan akses pemerintah antara Kanwil dan masyarakat untuk menerapkan kebijakan dan menjalin hubungan pada masyarakat. Adapun motif menggunakan pengeras suara masjid kearah luar selain daripada adzan di beberapa masjid Kecamatan Depok, seperti bacaan sholat, dzikir, do’a, sholawat dan pengumuman adalah karena belum mendapat sosialisasi kebijakan, karena tidak ada yang mempermasalahkan penggunaannya, dan untuk menarik perhatian orang lain.
Kata kunci: Pengeras Suara, Komunikasi Dua Tahap, Penyuluh, MotifNIM. 17202010007 Alen Manggola2020-05-06T06:28:22Z2020-05-06T06:28:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37638This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376382020-05-06T06:28:22ZTUAN GURU DI ERA MEDIA SOSIAL (Studi Fenomenologis Terhadap Pemanfaatan Komunikasi Dakwah Tuan Guru di Lombok Timur)Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang Tuan
Guru di era media sosial dalam pendekatan fenomenologis terhadap
pemanfaatan medium komunikasi dakwah dalam fokus objek TuanGuru di
Lombok Timur. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini yaitu Era
digitalisasi merupakan masa ketika manusia mengalami perubahan pesat
dalam melakukan segala aktivitas mulai dari persoalan ekonomi, politik
dan agama. Distrupsi teknologi bukan hanya menggerus sektor ekonomi
dalam bentuk star-up saja. Oleh sebab itu, Tuan Guru sebagai subjek
komunikasi dakwah bagaimana menyikapi perkembangan teknologi
informasi dalam pemanfaatan komunikasi dakwah secara situasional,
efektif, relevan dan efesien. Dengan demikian dalam penelitian ini mencari
jawaban dari rumusan masalah, yakni. Pertama, bagaimana respon Tuan
Guru dalam pemanfaatan media sosial sebagai medium komunikasi
dakwah baru. Kedua, bagaimana komunikasi dakwah Tuan Guru di media
sosial. Ketiga, bagaimana perkembangan dan hambatan dalam
pemanfaatan media sosial terhadap komunikasi dakwah.
Metode penelitian dalam meniliti Tuan Guru di era media sosial
dalam pendekatan fenomenologis terhadap pemanfaatan media sosial
sebagai medium komunikasi dakwah baru. Dalam hal ini, menggunakan
metode penelitian dengan jenis penelitian kualitatif studi fenomnologi
dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi dalam
mengumpulkan data-data untuk menjawab rumusan masalah. Sedangkan
analisis data menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis
dalam mereduksi data sehingga data menjadi sistematis dan logis.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah meliputi sebagai berikut:
Pertama, terdapat respons Tuan Guru yang tidak sebagai pengguna aktif
media dalam pemanfaatan komunikasi dakwah. Adapun respons Tuan
Guru tidak memanfaatkan media sosial dalam berdakwah karena faktor
ideologi, literasi media dan budaya hidup. Kedua, Tuan Guru sebagai
subjek komunikasi dakwah yang proaktif dalam pengembangannya.
Yakni, TGH. Muzayyin dan TGB. Zainul Majdi secara intesnsif
berkomunikasi dakwah di media sosial. Adapun media sosial yang
digunakan adalah facebook, instagram dan youtube. Sedangkan metode
yang digunakan meliputi desain live streaming, video editorial dan tulisan
quote-quote Islami. Kemudian materi-materi komunikasi dakwah meliputi
kajian tauhid, fiqih dan akhlak yang dikontekstualisasikan dengan konsep
prulisme agama dan kewajiban bernegara. Hambatan-hambatan Tuan
Guru dalam aktivitas komunikasi dakwah di media sosial meliputi,
kurangnya literasi media, penguasaan bahasa dan budaya etika media
sosial.
Kata kunci: Tuan Guru, Komunikasi Dakwah, Media SosialNIM. 17202010002 AHSANUL RIJAL2020-05-06T06:28:03Z2020-05-06T06:28:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37637This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376372020-05-06T06:28:03ZStrategi Komunikasi Masyarakat Wetu Telu dalam Menjaga Relasi Gender di Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Wetu Telu merupakan pemahaman Islam yang diakulturasikan dengan tradisi-tradisi lokal dan adat sasak. Dalam agama Wetu Telu, yang paling menonjol adalah pengetahuan tentang lokal, tentang adat, bukan pengetahuan tentang Islam sebagai rumusan ajaran yang datang dari Arab. Wetu Telu bermakna tiga kemunculan hidup (metu telu) melahirkan (merangkak), bertelur (menteluk) dan bertumbuh dari biji (mentiuk).
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskripsi. Teori yang digunakan adalah budaya gender sebagai alat untuk mengetahui seberapa penting peran perempuan dalam masyarakat Wetu Telu. Relasi gender sebagi alat untuk mengetahui kedudukan perempuan di masyarakat Wetu Telu, dan teori komunikasi persuasif sebagai alat untuk melihat perubahan sikap dalam melakukan komunikasi pada saat melaksanakan kegiatan-kegiatan adat.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Wetu Telu mempunyai kedudukan istimewa. Kedudukan istimewa perempuan Wetu Telu pada acara-acara sebagai Inan Maniq, Inan Pedangan, Menutu, Besok Meniq (mencuci beras), dan masih banyakkegiatan-kegiatan lainnya. Bahwa secara umum seorang laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama dalam sebuah kebudayaan Wetu Telu, sehingga tidak ada lagi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Di sini masyarakat Wetu Telu selalu menjaga kebudayaan yang telah dibangun oleh nenek moyang, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan adat agar nilai-nilai kebudayaan bisa tertanam di masyarakat Wetu Telu. Komunikasi persuasi yang dilakukan untuk menjaga eksistensi budaya adalah dengan cara-cara seperti melakukan: pemberlakuan aturan-aturan secara ketat, melaksanakan kegiatan-kegiatan adat, dan pengangkatan ketua adat.
Kata kunci: Masyarakat Wetu Telu, Gender, KomunikasiNIM. 16202010016 Supriadi, S.Kom.I2020-05-06T03:28:30Z2020-05-06T03:28:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37636This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376362020-05-06T03:28:30ZPROSES KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus Bina Mandiri Insani Bogor, Jawa Barat)Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang memiliki keterhambatan
dalam perkembangan sensori integrasi yang membutuhkan penanganan khusus. Pada
umumnya ABK juga memiliki hambatan dalam berkomunikasi jika dibandingan
dengan anak lain pada umumnya, seperti kesulitan mengutarakan pendapat, dan
kesulitan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Hal tersebut menyebabkan ABK
kurang bisa diterima di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Munculnya
stigma negatif yang menyudutkan ABK dan kurangnya sosialisasi dari pihak yang
berwenang, menjadi hambatan dalam pelaksanaan penanganan ABK. Demi
memenuhi hak ABK dalam mendapatkan pendidikan dan sistem pengajaran yang
berkualitas seperti anak seusianya, perlu adanya metode yang sesuai demi mengejar
ketertinggalan ABK dalam menerima pelajaran.
Bina Mandiri Insani merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang
konsultan pendidikan dan terapi anak berkebutuhan khusus (ABK). Terapis Bina
Mandiri Insani menerapkan beberapa teknik pengajaran pada ABK yang dikemas
dalam bentuk permainan. Teknik bermain merupakan salah satu cara bagi terapis
dalam membangun komunikasi yang baik dengan ABK. Selain itu, melalui teknik
bermain, ABK juga dilatih untuk aktif dalam berkomunikasi verbal dan nonverbal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan
jenis penelitian studi kasus. Studi kasus penting dilakukan untuk melihat bagaimana
upaya yang dilakukan terapis Bina Mandiri Insani dalam membangun komunikasi
yang efektif dengan ABK. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan, sebelum menjalin interaksi dengan ABK,
terapis terlebih dahulu membangun hubungan interpersonal yang baik agar ABK
dapat terbuka dan merasa nyaman selama kegiatan terapi berlangsung. Selama proses
terapi teknik bermain menjadi salah satu media yang berhasil dalam proses
penyampaian pesan dakwah, yang bertujuan mengubah akhlak ABK menjadi lebih
baik. Sehingga ABK dapat mengenal sikap disiplin, mandiri dan pekerja keras.
Kata Kunci : Anak Berkebutuhan Khusus, Terapis, Proses Komunikasi, Bina
Mandiri InsaniNIM. 16202010013 Nadia Faidatun Nasiha2020-04-30T01:48:22Z2020-04-30T01:51:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37634This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376342020-04-30T01:48:22ZMAKNA SIMBOLIK PENGGUNA SONGKOK RECCA (Studi Fenomenologi Pada Masyarakat Bugis Bone)Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Songkok Recca bone adalah ikon dan
salah satu pakaian adat penutup kepala raja atau pemerintah bugis bone yang
dibuat saat raja ke 33 andi mappanyukki sebagai bentuk ciri khas dan tanda orang
bugis bone bagi pemakainya, sehinggga penulis meneliti topik tersebut tentang
Bagaimana proses komunikasi nonverbal songkok recca dan bentuk nilai dakwah
yang muncul dalam interaksi simboliknya di masyarakat bugis Bone.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Subyek dalam penelitian ini adalah pemerintah, tokoh adat, pemakai songkok
recca, masyarakat bone, sejarawan, budayawan. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. analisis data menggunakan
model Miles dan Hubberman dengan reduksi data, penyajian data dan Penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama, makna interaksi simbolik
pengguna Songkok Recca yaitu pemakaian Songkok Recca dengan maksud dan
makna agar orang-orang memahami dan mengetahui bahwa Songkok Recca itu
adalah salah satu pakaian adat bone dan memiliki makna filosofis yang terrurai
dari sejarahnya, dengan maksud pemakai songkok tersebut menampakkan sikap
kepemimpinan, bermasyarakat, kebribadiannya, identitasnya, kebanggaanya
terhadap Songkok Recca itu sendiri. Dari hasil penelitian ini juga memerikan
beberapa makna yaitu dari interkasi simboliknya songkok recca bermakna sebagai
fasion/style, songkok recca bermakna sebagai identitas orang bugis bone dan
songkok recca bermakna sebagai nilai religius. Sehingga proses komunikasi
secara nonverbal ini memberikan makna pesan laian dalam komunikasi, untuk
menunjang komunikasi verbalnya lebih efektif, yang dipandang perlu untuk
menyisipkan komunikasi nonverbal dalam sebuah transaksional dalam
berkomunikasi. Makna dalam interaksi simbolin ini menunjukan bahwa
pengguna songkok recca dalam interaksinya sebagai pakaian penutup kepala,
gambaran identitas sosial bugis bone, masyarakat yang agamawan, tokoh dan
pemimpin dilingkungan masyarakat, dan lainnya. Kedua, Kemudian dari bentuk
nilai dakwah yang muncul pemakaian songkok recca memberikan sebuah nilai
yang terjabarkan dalam setiap yang memakai songkok recca harus
mempertanggung jawabkan apa yang dipakai karena pakaian pakain raja
terdahulu. songkok recca sebagai pakaian penutup kepala yang di pakai juga saat
melakukan ibadah sholat dan ibadah lainnya. kaum laki-laki yang biasanya
berpenampilan dengan gaya-gaya fun, berubah dengan pakaian agamisnya, yang
disimbolkan dengan pemakaian songkok recca, yang mengidentikkan sebagai
seorang muslim.
Kata kunci: Fenomenologi, Songkok Recca, komunikasi nonverbal, proses
komunikasi, Interaksi Simbolik.NIM. 16202010011 ASRIADI2020-02-10T03:37:55Z2020-02-10T03:38:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35207This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352072020-02-10T03:37:55ZPENGARUH INTENSITAS MENGGUNAKAN APLIKASI TIKTOK TERHADAP PERILAKU NARSISME REMAJA MUSLIM KOMUNITAS MUSER JOGJA SQUADAlfiana Yuniar Rahmawati, NIM. 15210074, 2019. Pengaruh Intensitas Menggunakan Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Narsisme Remaja Muslim Komunitas Muser Jogja Squad. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Munculnya media baru di Indonesia memberikan dampak bagi perubahan masyarakat. Khususnya remaja, tidak sedikit yang memanfaatkan media baru sebagai ajang untuk mencari kepopuleran dan pengakuan diri. Salah satu bentuk media baru saat ini yaitu aplikasi tiktok. Aplikasi tiktok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang digunakan untuk membuat video kemudian dibagikan kepada pengguna aplikasi tiktok lainnya. Salah satu dampak perubahan perilaku yang bisa ditimbulkan dari penggunaan aplikasi tiktok ini adalah perilaku narsisme. Dikarenakan dukungan dari fitur-fitur menarik serta pilihan lagu yang beragam di dalam aplikasi. Perilaku narsisme masing-masing remaja berbeda tergantung pada tingkat intensitas remaja dalam menggunakan aplikasi tiktok. Semakin tinggi intensitas menggunakan aplikasi tiktok, maka dampak yang ditimbulkan juga akan tinggi begitupun sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Apakah Terdapat Pengaruh dari Intensitas Menggunakan Aplikasi Tiktok Terhadap Perilaku Narsisme Remaja Muslim Komunitas Muser Jogja Squad”. Teori yang digunakan adalah Teori SOR, Intensitas Menggunakan Aplikasi Tiktok, dan Perilaku Narsisme. Uji Validitas menggunakan validitas konstruk yang dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 20. Jenis analisis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey dan analisis data menggunakan metode statistik parametrik, yaitu analisis Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS versi 20. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan dari intensitas menggunakan aplikasi tiktok menggunakan rumus Koefisien Determinasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner, wawancara dan dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sample, yaitu sebanyak 31 responden.
Dari pengolahan data, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas menggunakan aplikasi tiktok terhadap perilaku narsisme remaja muslim komunitas Muser Jogja Squad. Pengaruh yang ditimbulkan sebesar 36,72%. Penelitian ini menggunakan dk = 29 (N – 2 atau 31 - 2) dan tingkat probabilitas atau taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%) maka rtabel sebesar 0,355 dan dari perhitungan diperoleh rhitung sebesar 0,606. Dengan demikian karena rhitung> rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.NIM. 15210074 Alfiana Yuniar Rahmawati2020-02-10T03:37:43Z2020-02-10T03:37:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35206This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352062020-02-10T03:37:43ZFRAMING ISU-ISU ISLAM DALAM KAMPANYE PEMILU 2019 DI RUBRIK SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN HARIAN REPUBLIKARizka Habibah (15210072), 2019, Penelitian yang berjudul FRAMING ISU-ISU ISLAM DALAM KAMPANYE PEMILU 2019 DI RUBRIK SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN HARIAN REPUBLIKA bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing yang dilakukan Kompas dan Republika dalam melakukan pemberitaan isu Islam dalam kampanye 2019 dengan rentang waktu 13 Oktober – 13 November 2018.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis framing model Zhodang Pan dan Gerald M. Kosicki, berdasarkan empat struktur analisis yaitu, sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari naskah berita di Harian Kompas dan Harian Republika edisi 13 Oktober-13 November 2018 sebanyak 13 isu Islam.
Kedua media massa tersebut mempunyai ideologi yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap pemberitaan yang diberitakan. Kesimpulan dalam pemberitaan ini adalah Republika dengan ideologi Islam, memiliki kecenderungan untuk memberitakan dengan sudut pandang yang berbeda dengan Kompas. Republika yang memihak kepada Jokowi-Ma‟ruf, yang terbukti dari pemberitaan yang mereka sajikan, serta bergabungnya Direktur Utama Republika Erick Thohir dalam TKN Jokowi-Ma‟ruf. Dengan jumlah 117 berita kampanye ditemukan 12 berita isu Islam. Berita tersebut di antaranya membahas kampanye di tempat ibadah, kunjungan paslon ke pondok pesantren, dan juga simbol-simbol lainnya yang berkaitan dengan Islam. Sedangkan Kompas dengan jumlah 67 berita kampanye terdapat 1 berita isu Islam. Ideologi Kompas yang nasionalis tentu mempengaruhi isi pemberitaan, sehingga hanya ditemukan satu berita isu Islam. Sikap Kompas yang independen dalam pemberitaan kampanye mengenai isu Islam ini berbanding terbalik dengan Republika yang menganut ideologi Islam. Hal tersebut menunjukan bahwa setiap media mempunyai cara kerjanya masing-masing yang dipengaruhi oleh ideologi media tersebut dan konstruksi yang ingin ditampilkan kepada khalayak.NIM.: 15210072 Rizka Habibah2020-02-10T03:37:27Z2020-02-10T03:37:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35205This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352052020-02-10T03:37:27ZMOTIF DAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ASRAMA MASJID
SYUHADA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA SOSIALWildan Ridho Prakoso, NIM. 15210057, 2019, Motif Dan Tingkat
Kepuasan Mahasiswa Asrama Masjid Syuhada Yogyakarta Dalam
Menggunakan Media Sosial. Skrpsi. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penggunaan internet di Indonesia sudah mencapai 143 juta orang
pada tahun 2017. Tercatat bahwa kini penduduk Indonesia yang telah
menggunakan media sosial dan telah terdaftar sebagai pengguna aktif
mencapai 130 juta orang. Teori Uses And Gratification telah menjelaskan
bahwa manusia aktif terhadap media. Dalam teori ini, kebutuhan mendasar
manusia untuk mempunyai motif dalam menggunakan media dan pada
ujungnya adalah puas atau tidak puas.
Penelitian ini akan menelusuri apa motif yang mendasari mahasiswa
sebagai populasi dalam penelitian ini dalam menggunakan media sosial. Dari
motif tersebut kemudian akan berujung pada tercapainya puas atau tidak
puas. Jenis penelitian kuatitatif deskritif. Menggunakan metode sensus yang
mana akan meneliti seluruh populasi yang berjumlah 40 orang. Penelitian ini
berusaha untuk mendeskripsikan mengenai apa motif dan bagaimana tingkat
kepuasan Mahasiswa Asrama Masjid Syuhada dalam menggunakan media
sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden
mayoritas adalah mahasiswa berje nis kelamin laki-laki, mayoritas
responden berusia 23 tahun, mayoritas responden berlatar belakang
pendidikan MA, mayoritas responden memiliki pengeluaran bulanan tujuh
ratus lima puluh ribu hingga satu juta rupiah, mayoritas responden memiliki
gadget lebih dari satu, mayoritas responden memiliki media sosial lebih dari
satu, mayoritas responden menggunakan media sosial Instagram. Motif yang
ditemukan pada Mahasiswa Asrama Masjid Syuhada dalam menggunakan
media sosial adalah motif social interaction sebanyak 15.74 persen,
Information Seeking sebanyak 15, 23 persen, Motif Entertaint sebanyak 11,17
persen, motif Pass Time sebanyak 11,68 persen, motif Information Sharing
sebanyak 7,11 persen, motif Communicatory Utility sebanyak 6,6 persen,
motif Knowledge About Each Others sebanyak 8,63 persen, motif Relaxation
sebanyak 6,6 persen, motif Expression of Opinion sebanyak 9,64 persen,
motif Convenience Utility sebanyak 7,6 persen. Tingkat kepuasan yeng
ditemukan pada Mahasiswa Asrama Masjid Syuhada dalam menggunakan
media sosial adalah Instagram dengan tingkat kepuasan 28,43 persen,
Whatsapp dengan tingkat kepuasan 25,49 persen, Youtube dengan tingkat
kepuasan 19,60 persen, Facebook dengan tingkat kepuasan 15,68 persen,
dan Twitter dengan tingkat kepuasan 10,78 persen.NIM. 15210057 Wildan Ridho Praskoso2020-02-10T03:35:39Z2020-02-10T03:35:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35204This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352042020-02-10T03:35:39ZPERBANDINGAN RESPONS ANGGOTA ASRAMA BAITUL QUR’AN YOGYAKARTA DENGAN ANGGOTA GRUP WHATSAPP FORUM SILATURAHMI (FORSIL) MQ FM TERHADAP PROGRAM “MQ PAGI” DI RADIO MQ FM JOGJANiki Nur Laila Sari, “PERBANDINGAN RESPONS ANGGOTA ASRAMA BAITUL QUR’AN YOGYAKARTA DENGAN ANGGOTA GRUP WHATSAPP FORUM SILATURAHMI (FORSIL) MQ FM TERHADAP PROGRAM “MQ PAGI” DI RADIO MQ FM JOGJA”, skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, April, 2019.
Program siaran “MQ Pagi” merupakan program siaran dakwah yang hadir setiap hari, pada pukul 05.00 – 06.00 WIB di Radio MQ FM. Program tersebut memiliki tema – tema kajian Islam yang berbeda disetiap harinya mulai dari Aqidah hingga anjuran berakhlakul karimah. Program ini menjadi salah satu program yang menarik untuk diteliti karena program ini banyak di rellay oleh beberapa radio swasta di Indonesia. Selain itu juga di Yogyakarta terdapat asrama yang masih satu naungan dengan radio MQ FM yaitu Asrama Baitul Qur’an dimana asrama tersebut mewajibkan anggotanya untuk menyimak program siaran “MQ Pagi” setiap pagi. Oleh sebab itu peneliti ingin mengtahui respons dari anggota Asrama Baitul Qur’an terhadap program siaran “MQ Pagi”. Selain itu peneliti ingin membandingan respons pendengar yang menjadi anggota di Asrma Baitul Qur’an dengan pendengar umum yang tergabung dalam grup Whatsapp Forum Silaturahmi (FORSIL) MQ FM.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R atau stimulus (pesan), organism (komunikan), respons (efek). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskkriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan alat uji berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Asrama Baitul Qur’an tahun 2018 yakni 25 dan juga pendengar umum yang tergabung dalam grup Whatsapp FORSIL MQ FM Jogja yang berjumlah 33. Pengambilan sample dengan teknik purposive sampling. Data hasil kuesioner kemudian diolah untuk menetukan mean kemudian dianalisis. Analisis data menggunakan rumus analisis statistic parametric yakni independent t test.
Berdasarkan hasil analisis data, program siaran “MQ Pagi” mendapatkan respons positif dari anggota Asrama Baitul Qur’an dengan respons tertinggi terdapat pada respons kognitif dimana skor rata – rata adalah 3,4. Begitupun dengan pendengar umum yang memberikan respons positif terhadap program siaran “MQ Pagi” dengan skor rata – rata tertinggi 3,48. Berdasarkan hasil uji independent t test diperoleh hasil 0,069. Dengan ketentuan 0,069 > 0,05, maka tidak ada perbedaan respons yang signifikan atara pendengar yang merupakan anggota Asrama Baitul Qur’an dengan pendengar umum terhadap program siaran “MQ Pagi”.NIM 15210043 NIKI NUR LAILA SARI2020-02-10T03:35:23Z2020-02-10T03:35:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35203This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352032020-02-10T03:35:23ZPENGARUH MENONTON TAYANGAN PEMBERITAAN ISU RADIKALISME TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT NASRANI MENGENAI ISLAM
(Studi pada Jamaah Gereja Khatolik Santa Maria Fatima Magelang)Yusuf Safarudin, 15210042. Skripsi: Pengaruh Menonton Tayangan Pemberitaan Isu Radikalisme Terhadap Persepsi Masyarakat Nasrani Mengenai Islam (Studi pada Jamaah Gereja Santa Maria Fatima Magelang), skripsi program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Pengaruh Menonton Tayangan Pemberitaan Isu Radikalisme Terhadap Persepsi Masyarakat Nasrani Mengenai Islam (Studi pada Jamaah Gereja Santa Maria Fatima Magelang). Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori intensitas menonton, teori persepsi dan teori kultivasi. Dimana uji validitas menggunakan rumus product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Uji validitas dan uji reliabilitas dihitung menggunakan SPSS versi 15. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode korelasi dimana teknik pengumpulan datamenggunakan kuesioner. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 476 orang dimana teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan rumus Slovin, sehingga mendapat sampel berjumlah 83 orang. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan analisis parametric dengan rumus Person Product Moment dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi 15.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15. Dimana berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan r tabel 0.213 dan nilai koefisien korelasi -0.341. Artinya terdapat korelasi yang signifikan antara menonton tayangan Pemberitaan Isu Radikalisme dengan Persepsi tentang Islam, karena -0.341 ˃ 0.213. Namun karena hasil r hitung bernilai negatif, maka pengaruh tersebut bernilai negatif yang artinya bahwa semakin rendah salah satu variabel yang dalam penelitian ini yang bernilai rendah adalah Intensitas Menonton Tayangan Pemberitaan Isu Radikalisme maka variabel Persepsi tentang agama Islam bernilai Tinggi. Sedangkan pengaruh yang ditimbulkan sebesar 11.63 % diperoleh dari perhitungan koefisien determinasi.NIM. 15210042 Yusuf Safarudin2020-02-10T03:35:09Z2020-02-10T03:35:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35202This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/352022020-02-10T03:35:09ZCITRA ISLAM DALAM FILM “PADMAVAT”
(ANALISIS SEMIOTIK ROLAND BARTHES)Penelitian Berjudul : Citra Islam Dalam Film Padmavat (Analisis
Semiotik Roland Barthes)
Perkembangan zaman yang sangat pesat memiliki dampak
signifikan terhadap perkembangan teknologi, salah satunya media
massa. Film merupakan sebuah media massa yang menjadi alat untuk
memuat berbagai macam konsep. Kebangkitan film beberapa tahun
terakhir ini menciptakan sebuah paradigma yang berbeda di dunia
perfilman khusunya film yang bertemakan Islam. Besarnya minat
penonton terhadap film yang mengangkat tentang Islam dikhwatirkan
akan menimbulkan pemahaman yang salah terhadap Islam ketika
penonton tidak bisa menangkap subtansi film dengan bijaksana.
Film Padmavat merupakan film yang mengangkat perseteruan
antara sultan kerajaan Islam yang terletak di Delhi dengan ratu Hindu
yang berada di benteng Chittor Mehwar. Film ini disutradarai oleh
Sanjay Leela Banshali dan ide cerita di ambil dari puisi yang ditulis
oleh Malik Muhammad Jayasi. Film ini berisi konsep-konsep ajaran
Islam yang dipraktekkan dalam sebuah adegan, dialog, mapun simbol.
Ada beberapa konsep Islam yang bertentangan dalam film ini dan
menimbulkan kekaburan terhadap makna atau sebuah pesan dari film
ini.
Latar belakang karya tulis ini beranjak dari sebuah kesadaran
bahwa citra Islam mulai terkikis bersamaan dengan kemajuan zaman.
Penelitain ini dilakukan dengan tujuan mengetahuai bagaimana citra
Islam di tampilkan dalam film Padmavat. Penelitian ini bersifat
kualitatif serta mengunakan analisis semiotika model Roland Barthes
dan metode yang digunakan adalah deskriptif.
Hasil analisis semiotik model Roland Barthes diperoleh bahwa
film Padmavat memuat citra positif dan citra negatif sesuai dengan
prinsip – prinsip toleransi yang ada pada agama Islam. Setiap scene
yang mewakili tidak lepas dari prinsip moral dan etika yang di ajarkan
setiap agama, bukan hanya Islam, agama Hindu juga menjunjung
tinggi etika dan toleransi, tetapi di dalam film tersebut kebanyakan
menyudutkan Islam dan tidak banyak menunjukkan sisi baik yang
dimiliki Islam.
xii
Film ini harus dimaknai dengan jeli agar tidak menimbulkan
kesukaran makna. Beberapa adegan dalam film ini menampilkan Islam
dekat dengan perzinaan, pelcehan seksual, kekerasan dan keserakahan.
Berbading terbalik dengan sejarah kesultan Delhi terhadap apa yang
digambarkan dalam film Padmavat, hal ini dapat menjadi penyebab
rusaknya citra Islam.NIM.: 15210015 Yuni Utami2019-12-02T02:42:46Z2019-12-02T02:42:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36731This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/367312019-12-02T02:42:46ZKOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASING
(Hambatan dan Faktor Keberhasilan Komunikasi Mahasiswa
Patani Thailand dalam Aktifitas Akademik di Kampus UIN
Sunan Kalijaga)Every year UIN Sunan Kalijaga receives thousands of
students from various regions, including foreign students from
Patani, Thailand. Their existence will certainly form a social
interaction, especially intercultural communication. Intercultural
communication occurs when members from one particular culture
give messages to members of other cultures. Not infrequently,
inter-cultural communication experiences several obstacles or
noise that cause discomfort.This study aims to determine the
obstacles and communication success factors of Patani students in
academic activities at Sunan Kalijaga UIN.
This study used descriptive qualitative method. Analysis
of the data used is an interactive analysis of Miles and
Hubberman. Data collection techniques used interviews with 8
research subjects to find obstacles and communication success
factors in the academic activities of Sunan Kalijaga UIN.
` The results of this study found that Patani students
experienced communication barriers in language, culture,
perception, and motivation. While the communication success
factors cover two aspects, namely personal factors and situational
factors. Both of them worked and helped Patani students to be
able to go through the academic process well.NIM. 12210030 Achmad Wasi‘ul Fikri2019-12-02T02:22:15Z2019-12-02T02:22:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36730This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/367302019-12-02T02:22:15ZHUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES INSTAGRAM HIJAB ALILA
DENGAN PERILAKU BERBUSANA FOLLOWER HIJAB ALILATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Intensitas
mengakses Instagram Hijab Alila pada follower Instagram Hijab Alila.
(2) perilaku berbusana follower Instagram Hijab Alila. (3) hubungan
mengakses Instagram Hijab Alila dengan perilaku berbusana follower
Instagram Hijab Alila.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
metode pengumpulan data berupa survei. Subjek atau populasi penelitian
adalah follower Instagram Hijab Alila. Teknik pengukuran
menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban. Teori yang
digunakan pada penelitian ini adalah Stimulus Respon Organisme.
Hasil penelitian ini antara lain: (1) Intensitas mengakses Instagram
Hijab Alila termasuk pada kategori intensitas sedang, dengan perolehan
data sebanyak 96 responden atau 96% termasuk pada kategori intensitas
akses sedang. (2) Perilaku berbusana follower Instagram Hijab Alila
termasuk dalam kategori baik, dengan perolehan data yang paling
mendominasi adalah responden dengan perilaku berbusana baik
sebanyak 72 responden atau 72%. (3) Ada hubungan antara intensitas
mengakses Instagram Hijab Alila dengan perilaku berbusana follower
Instagram Hijab Alila setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan metode Chi Square. (4) Terdapat hubungan yang cukup
erat antara variabel intensitas mengakses Instagram Hijab Alila dengan
variabel perilaku berbusana yang dibuktikan dengan analisis Koefisien
Kontingensi.NIM. 12210028 IEFA KAHANA