Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T11:53:02ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2023-11-29T03:54:38Z2023-11-29T03:54:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62354This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/623542023-11-29T03:54:38ZDAKWAH HUMANIS GUS MIFTAH TERHADAP PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR KEMBANG (SARKEM) YOGYAKARTADakwah di tempat prostitusi bukan hanya unik dan terasa berbeda, tetapi juga dianggap kontroversial oleh sebagian masyarakat. Banyak yang menganggap tempat prostitusi bukanlah tempat yang baik untuk melakukan dakwah, sebab di sana menjadi sarang bagi perilaku kemaksiatan. Gus Miftah adalah sedikit di antara para da’i di Indonesia yang mau meluangkan tenaga dan pikirannya untuk berdakwah di tempat prostitusi. Penelitian ini mengakaji tentang sepak terjang perjuangan dakwah Gus Miftah terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pasar Kembang (Sarkem) Yogyakarta dengan secara khusus melihat aspek dakwah humanis dalam dakwahnya.
Penelitian ini berbasis pada model penelitian lapangan. Sementara metode yang digunakan menggunakan model metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan sebagai berikut: pertama, awal mula dakwah Gus Miftah di Sarkem terjadi di tahun 2000-an, ketika itu beliau secara sengaja datang ke Sarkem dengan niat ibadah dan berdakwah, kehadiran Gus Miftah ternyata disambut baik oleh warga Sarkem dan selanjutnya Gus Miftah secara rutin melakukan dakwah di tempat tersebut hingga sekarang. Kedua, motivasi terbesar Gus Miftah dalam melakukan dakwah terhadap para PSK di Sarkem adalah agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar dan memberi kesempatan kepada para PSK untuk mempelajari Islam. Dalam keyakinan Gus Miftah, kasih sayang Tuhan tidak hanya diberikan kepada orang yang taat beragama, tetapi juga ke semua makhluk, termasuk kepada para pelaku maksiat. Ketiga, dakwah Gus Miftah yang bercorak humanis tercermin dalam perilaku dakwahnya yang selalu mengedepankan touching of heart (sentuhan hati). Dalam berdakwah, Gus Miftah selalu mengedepankan aspek persamaan (kesetaraan) dan kemerdekaan kepada semua kalangan. Gus Miftah juga mengedepankan aspek cinta dan kasih sayang dalam menyikapi para PSK dalam setiap dakwahnya.NIM.: 17200010058 Hadi Prayitno, S.Pd2023-09-07T02:04:59Z2023-09-07T02:04:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60178This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/601782023-09-07T02:04:59ZDAKWAH REAL MASJID 2.0: STUDI TENTANG EFEK DAKWAH MAD’U DALAM PROGRAM STARDAY NITEThe development of technology in today's life is one of the major challenges in the da'wah process. Da'wah, which is usually carried out conventionally or face-to-face, is now turning to digital da'wah. As a result, conventional da'wah can be threatened and interesting innovations need to be made to maintain the program. As the first Islamic religious education institution, the mosque must always be ready to maintain its role as a medium for Muslim da'wah. The organization of studies in the form of discussions, lectures and learning models that have their own format has been developed and adjusted to the level of community needs. Identical to the title of the student city, several mosques in Jogja still create conventional da'wah programs with the target audience of young people as mad'unya, one of which is the Starday Nite program by Real Masjid 2.0. Through these studies, conventional da'wah is expected not to sink further so that it can still cause positive effects and activities for its audience.
This study aims to determine the effect of mad'u as well as the reason why mad'u follow the Starday Nite program. This research is a descriptive qualitative research involving several samples to be analyzed using Miles and Huberman content analysis. Stimulus-response theory and da'wah effect theory will emphasize the analysis of the da'wah effect obtained. Data collection techniques will be obtained from interviews, observation and documentation.
The results showed that based on the classification of da'wah effects obtained by mad'u, each informant got 3 types of effects, namely cognitive, affective, and behavioral. Of the three types of effects found, cognitive and behavioral effects are more dominant than affective effects. Three of the informants also said that the reason for following Starday Nite was that apart from being single, Starday Nite was also their destination to fill their spare time. Then one informant said Starday Nite as a place of healing and entertainment, and the last informant said Starday Nite was still occasionally an option to fill study activities even though he already had a partner.NIM.: 19102010071 Laela Hanifi2023-09-07T01:31:03Z2023-09-07T01:31:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60171This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/601712023-09-07T01:31:03ZIMPLEMENTASI METODE DAKWAH ‘ATHIFI, AQLI, DAN HISSI DALAM FILM MERINDU CAHAYA DE AMSTELThe rapid growth of technology, communication, and information makes
da'wah must transform and acculturate by applying modern da'wah methods and
remain in accordance with the Quran. One of them is the development of da'wah
media in the form of films. Previous research has discussed many methods of
da'wah mauidzah hasanah, bil hikmah, and mujadalah in several films, while the
focus of this research is to analyze how the methods of da'wah athifi, aqli, and
hissi can be applied in the context of films. The film "Merindu Cahaya De Amstel"
was chosen as the subject of research, which is about the true story of a convert to
Islam who came from a European country where Islam is a minority religion. This
type of research is qualitative research. This research approach uses Roland
Barthes' semiotic approach. The data sources used are primary data and
secondary data, which are collected using documentation techniques. The data
that has been collected, then analyzed by emphasizing the meaning of denotation,
connotation, and myth.
The results showed that athifi's da'wah method in this film was shown
when Kamala's mother reminded her daughter to pray and when Fatimah
delivered advice to Khadija who was almost desperate. The method of da'wah aqli
was shown when Fatimah did a Q&A with Nicholas, Kamala answered Nicholas's
question about different religious practices, and Khadija answered Nicholas's
question about Muslim women. The hissi method of da'wah is shown when
Fatimah teaches Khadija to wear hijab, and when Khadija performs
congregational prayers with Kamala who has never prayed before. It can be
concluded that the use of athifi, aqli, and hissi da'wah methods in the film
"Merindu Cahaya De Amstel" has succeeded in achieving the expected da'wah
goal.NIM.: 19102010043 Sinty Munfarida2023-09-06T02:48:45Z2023-09-06T02:48:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60137This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/601372023-09-06T02:48:45ZGAYA RETORIKA DAKWAH HUSAIN BASYAIBAN DALAM KONTEN LGBT PADA AKUN TIKTOK @basyasman00Perkembangan teknologi media sosial sebagai wadah bertukar informasi secara global dimanfaatkan oleh Husain Basyaiban melalui akun TikToknya @basyasman00 sebagai sarana berdakwah untuk menyampaikan amar ma’ruf dan nahi munkar, salah satunya mengenai bagaimana sikap seorang muslim dalam menghadapi fenomena konten eksitensi LGBT yang viral diTikTok, khususnya generasi muda yang aktif dalam media sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana gaya retorika dakwah Husain Basyaiban yang meliputi gaya bahasa, gaya suara, dan gaya gerak tubuh yang digunakan dalam video dakwah pada akun TikTok @basyasman00. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk mengidentifikasai permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teori gaya bahasa Gorys Keraf. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi. Untuk analisis datanya menggunkan teknik analisis data model Miles dan Huberman.
Hasil dari penelitian gaya retorika dakwah Husain Basyaiban menunjukkan adanya penggunaan gaya bahasa tak resmi, gaya bahasa percakapan, gaya bahasa sederhana, gaya mulia dan bertenaga, gaya menengah, klimaks, antiklimaks, dan repetisi. Penggunaan gaya suara yang terdiri dari nada, jeda, loudness, rate, dan irama yang bervariasi. Gaya gerak tubuh terdiri dari sikap badan, penampilan dan pakaian, ekspresi dan gerakan tangan, serta pandangan mata. Gaya retorika meliputi gaya bahasa, gaya suara, dan gaya gerak tubuh yang digunakan oleh Husain Basyaiban dalam berdakwah di media sosial TikToknya memiliki pengaruh terhadap minat para audiens karena ajakan dan pesan positif yang disampaikan mudah untuk dipahami oleh setiap kalangan, khususnya generasi muda agar memanfaatkan media sosial sebagai wadah berbagi hal-hal yang positif.NIM.: 17102010045 Muhammad Kanzul Fikri Fuadi2023-09-06T02:46:59Z2023-09-06T02:46:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60136This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/601362023-09-06T02:46:59ZSTRATEGI DAKWAH MITRA WACANA DALAM PENCEGAHAN TINDAK PERDAGANGAN ORANG DI KULON PROGO YOGYAKARTAFenomena perdagangan orang (human trafficking) merupakan masalah
kontemporer yang terus mendapatkan perhatian. Lembaga swadaya masyarakat
(LSM) menjadi salah satu pihak yang memiliki peran dalam upaya pencegahan
perdagangan orang. Salah satu LSM yang berfokus pada isu perdagangan orang
adalah Mitra Wacana. Mitra Wacana melakukan upaya pencegahan perdagangan
orang di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Mayoritas penduduk di Kulon Progo
merupakan pemeluk agama Islam, yakni sebanyak 419.412 jiwa atau 94,7% dari
jumlah penduduk total. Dalam hal ini, strategi dakwah dibutuhkan agar upaya
pencegahan perdagangan orang lebih efektif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif yang mengkaji strategi dakwah Mitra Wacana
dalam pencegahan perdagangan orang di Kulon Progo. Penelitian ini menggunakan
teori strategi dakwah yang dikemukakan oleh Al-Bayanuni. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Mitra Wacana sudah menggunakan strategi dakwah Al-
Bayanuni yang terdiri dari al-manhaj al-athifi (strategi sentimentil), al-manhaj alaqli
(strategi rasional), dan al-manhaj al-hissi (strategi indrawi). Pada aspek almanhaj
al-athifi (strategi sentimentil), Mitra Wacana melakukan upaya pencegahan
perdagangan orang melalui kegiatan pendampingan. Aspek al-manhaj al-aqli
(strategi rasional) tergambar dalam kegiatan penyuluhan, seminar, dan sosialisasi,
serta pemanfaatan platform media sosial. Adapun, al-manhaj al-hissi (strategi
indrawi) dilakukan melalui kegiatan pelatihan media desa.NIM.: 17102010019 Rini Nurhayani2023-09-01T08:12:48Z2023-09-01T08:12:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60108This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/601082023-09-01T08:12:48ZStrategi Dakwah Humanis: Studi Kasus Platform Twitter Husein Ja’farWith the rapid development of the times, many preachers use or modify the way of preaching through social media, such as Twitter. One of them is Husein Ja'far who is famously known as the leader of lost youths. This thesis discusses Husein Ja'far's humanist preaching strategy on the Twitter platform and the response given by the Twitter audience to the humanist preaching he shares on the platform.
This research is a qualitative type through a social analysis approach. The source of this research was obtained from Husein Ja'far's humanist preaching uploads on Twitter as well as from articles, books, and other references related to this research.
The results of this study show that first, the humanist dakwah strategy used by Husein Ja'far on the Twitter platform is a sentimental and rational dakwah strategy that contains elements of humanist da'wah namely justice, peace, tolerance and concern. As well as there are three forms of response obtained from his dakwah, namely positive, negative and interrogative responses.NIM.: 21202011001 Anggia Kesuma Putri2023-03-15T07:20:38Z2023-03-15T07:20:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57178This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/571782023-03-15T07:20:38ZBIMBINGAN PRA NIKAH
DALAM MEMBENTUK KELUARGA HARMONIS
DI KUA KAPANEWON BANGUNTAPAN BANTUL D.I. YOGYAKARTAThis research was triggered by a phenomenon that often occurs between
husband and wife who experience divorce. there are so many things that cause
divorce, one of which is the frequent occurrence of quarrels between husband and
wife in married life. Of course this is not wanted by everyone because it is
detrimental to many parties in a family. so that there are many methods that can be
used to stop the divorce rate, one of which is with marriage guidance activities or
pre-marital guidance which is carried out before the prospective husband and wife
enter into a marriage contract. One of the institutions engaged in this field is the
KUA Districts Banguntapan which aims to serve the community in the religious field,
especially marriage. Based on this background, this study aims to describe how the
method of pre-marital guidance in forming a harmonious family.
This study used a qualitative descriptive approach, with several subjects such
as heads of KUA, extension workers and prospective brides at KUA Districts
Banguntapan, Bantul, D.I.Yogyakarta. The object of this research is the method of
pre-marital guidance in forming a harmonious family. Then for data collection
through observation, interviews and documentation.
The results of the study show that through pre-marital counseling which is
carried out classically (groups) and independently, they are able to form a
harmonious family. A harmonious family can be influenced by 4 factors, namely an
open attitude, an attitude of trust, an attitude of acceptance and a supportive attitude
so that this can be the key to forming a harmonious family life.NIM.: 17102020075 Irfan Fais2023-02-02T02:43:23Z2023-02-02T02:43:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55779This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/557792023-02-02T02:43:23ZRETORIKA DAKWAH AGUS MUHAMMAD IQDAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN RELIGIUSITAS JAMAAH MAJELIS TAKLIM SABILU TAUBAH DESA KARANGGAYAM KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITARSabilu taubah is a new taklim assembly which has successfully attracted society. Accumulated to the recent year of 2022, this assembly has had 2875 people. This achievement will not be appeared without a men called da'i also as the director of taklim assembly. He is Agus Muhammad Iqdam, the youth and figure of NU in Karanggayam, Srengat, Blitar. This research was done by some purposes; first, to know the da'wah rhetoric used by Agus Muhammad Iqdam in an effort to increase the religiosity of the congregation of in the Sabilu Taubah taklim assembly. Second, to know how Agus Muhammad Iqdam's rhetoric can affect to the religiosity level of people in the Sabilu Taubah taklim assembly. The research method applied is eksploratory sequential design or precede the qualitative then analyzed by the quantitative research. Through this mixed method research approach, the researcher could be easier find that first, Agus Muhammad Iqdam or Gus Iqdam was not only preaching but he still holds some elements such as ethos (h}ikmah), pathos (al-mau’id}ah hasanah), logos (‘al-Jidal billati hiya ahsan) in the preaching rhetorics. From those, the one that has the biggest effect to the people is pathos dimension. In this case, people feel comfort with Gus Iqdam's speech which is not impressed forcing anybody to be good person, but slowly brings everyone to leave forbidden things as religion said. Secondly, according to double linear regression tested to 97 respondents claimed that da'wah rhetoric of Gus Iqdam has a significant impact simultaneously. It is known that the influence of the independent variable on the dependent variable has a significance or sig value. of 0.000 < 0.05. This is reinforced by the Fcount value of 582.739 where the value is > Ftable which is 2.70. While the value of the coefficient of determination or R Square is 0.949. This means that the independent variables in this study simultaneously contribute to the dependent variable by 94.9%, while the remaining 5.1% is influenced by other variables not examined in this study. In addition, the magnitude of the relationship between the independent variable and the dependent variable is 0.974 which indicates the relationship is in the strong and positive category, meaning that if the independent variable is increased, the religiosity of the congregation will also increase.NIM.: 20202011016 Muhammad Hamdani Hidayat2023-02-01T07:41:20Z2023-02-01T07:41:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55765This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/557652023-02-01T07:41:20ZDAKWAH MODERAT PERSPEKTIF NU ONLINE (TELAAH TEKS BERITA DALAM WEBSITE NU ONLINE)This research departs from the phenomenon of pluralism in society and also the rapid development of information technology so that it needs to be managed properly to disseminate information and strengthen harmony in the midst of differences. In addition, this research is based on the fact that NU (Nahdlatul Ulama) massively spreads the notions of moderation through the NU Online website. Starting from this, this study aims to examine how the framing of moderate da'wah discourse in NU Online news texts, describe the concept of moderate da'wah in NU Online news texts, and formulate the characteristics of moderate da'wah and aspects of moderation in NU Online news texts.
This study took seven news stories on the NU Online website published in December 2021. Seven news stories were analyzed using the framing analysis technique of the Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki models to examine the methods used by journalists in framing moderate propaganda discourse in detail in news texts based on four structures. namely syntactic structure, script structure, thematic structure, and rhetorical structure.
The results of this study found that the framing of moderate da'wah discourse in NU Online news texts is organized into four elements, namely syntactic structure, script structure, thematic structure, and rhetorical structure. Meanwhile, the concept of moderate da'wah is an editorial policy of NU Online based on the khittah nahdliyah. Seven NU Online news texts convey the characteristics of moderation including: prioritizing justice and balance, upholding tolerance, being civilized, accepting tradition, and affirming ukhuwah (brotherhood) and national commitment. The seven news texts emphasize moderation in aspects of state management, aspects of economic action, and aspects of social relations.NIM.: 20202011006 Serin Himatus Soraya2023-01-25T04:50:03Z2023-01-25T04:50:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55682This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/556822023-01-25T04:50:03ZPESAN MODERASI BERAGAMA DALAM VIDEO WAWANCARA DEDDY CORBUZIER DI CHANNEL YOUTUBE ‘HOTMAN PARIS SHOW’In addition to being able to increase public knowledge about events on
television, the presence of new media such as Youtube which supports the
dissemination of various information presentations from television media also
adds to other challenges such as the opportunity for message meaning to be multiinterpretation
to cause conflict if the show is caught one-sided or unfair and
ambiguous in message delivery. Especially if the creator of the content or event
involves a judge as the host of the show, it must be presented in a balanced and
fair manner considering the conditions of a multicultural society. The only
television show involving a well-known judge or lawyer is the talk show Hotman
Paris Show with Hotman Paris as a host known for his wise attitude and bearing.
With a qualitative method, the researcher then analyzed the message of
religious moderation in the video interview of Deddy Corbuzier on the Hotman
Paris Show youtube channel using John Fiske's semiotic analysis technique which
includes three levels of stages / code, namely reality / appearance, representation,
and ideology to find out the meaning of the message based on codes in television.
From the results of the analysis, it can be concluded that there are several
messages of religious moderation that contain depictions of justice, balance, and
tolerance to create peace between religious people for the sake of the unity of the
nation and state.NIM.: 18102010077 Ngaini Masrurroh2023-01-25T04:02:21Z2023-01-25T04:02:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55674This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/556742023-01-25T04:02:21ZPENGARUH MOTIF MENONTON KONTEN HUSAIN BASYAIBAN PADA MEDIA TIKTOK TERHADAP KEPUASAN KHALAYAK (STUDI KUANTITATIF PADA FOLLOWERS AKUN HUSAIN BASYAIBAN DI MEDIA TIKTOK)The purpose of this study was to determine the influence of motives for viewing Husain Basyaiban's content on Tiktok media on audience satisfaction.
The design of this research is a quantitative research. Methods of data collection using probability sampling method. The technique of determining the sample using proportionate random sampling. The population in this study were all followers of Husain Basyaiban on Tiktok media. The sample size is 200 respondents. The data analysis technique used is Descriptive Analysis and Quantitative Analysis using simple regression analysis techniques.
The conclusion in this study is that there is a positive and significant influence on the Motives for Watching Husain Basyaiban Dakwah Content on Tiktok Media on Audience Satisfaction. The Personal Identity Motive Indicator has the greatest influence on the satisfaction of followers who watch Husain Basyaiban's da'wah content on Tiktok media. Indicators of Integrity Motives and Social Interaction have the lowest influence on the satisfaction of followers who watch Husain Basyaiban's da'wah content on Tiktok media.
The suggestion of this research is the result of descriptive analysis of the respondents' answers indicating the highest motive, namely Personal Identity Motive. Therefore, through this content, it is necessary to increase other motives so that they can meet the needs of the audience in accordance with the concepts and theories put forward by the experts in this study. Suggestions for future researchers, use a larger sample size with broader criteria and include all elements of the population so that the results obtained can better reflect the actual conditions. Researchers are also aware of the limitations in this study, data mining may not be in-depth, therefore it can be done by developing this model by adding other variables or indicators that have not been used in this research model which are related to the topic of Viewing Motives and Audience Satisfaction.NIM.: 18102010019 Abdillah Rakinten2022-11-10T08:04:36Z2022-11-10T08:04:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54995This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/549952022-11-10T08:04:36ZTANGGAPAN MASYARAKAT DESA PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TERHADAP DAKWAH DEN GAN MENGGUNAKAN BAHASA JAWADakwah, komunikasi dan bahasa adalah trilogi yang satu sama lain saling terkait dan saling berhubungan. Banyak pesan dakwah yang tidak sampai kepada khalayak karena da'i tidak mampu berkomunikasi secara efektif, tidak mampu menggunakan pesannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh jemaahnya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah merupakan salah satu cara dalam mengantisipasi adanya misscommunication antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Di daerah-daerah tertentu dapat kita jumpai dakwah disampaikan menggunakan bahasa lokal (daerah).
Dalam penelitian ini peneliti mengamati suatu objek adalah tanggapan masyarakat desa Pucang terhadap penggunaan bahasa Jawa dalam pelaksanaan dakwah.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Tanggapan masyarakat terhadap kemampuan dalam berbahasa Jawa. Pada dasarnya masyarnkat desa Pucang termasuk masyarakat yang masih melestarikan kebudayaannya. Hal itu tercermin dari sebagian besar masyarakat desa Pucang mampu berbahasa Jawa aktif rneskipun secara pasif mereka kurang mampu. Fenomena itu terjadi karena masyarakat desa Pucang menggunakan bahasa Jawa terbatas ketika berkomunikasi secara langsung ketika berhadapan dengan orang dan tidak melalui media, seperti tulisan dan sebagainya.
2. Namun meskipun masyarakat desa Pucang mampu berbahasa Jawa aktif tidak membuat masyarakat tersebut menyukai dakwah yang disampaikan dengan bahasa Jawa. Mereka lebih menyukai bahasa campuran Jawa - Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam berdakwah. Karena dengan Bahasa campuran Jawa- Indonesia masyarakat heterogen yang berasal dari daerah lain relatif lebih dapat memahami pesan - pesan yang disampaikan da'i. Disampaing itu, keakraban suasana dapat terjalin amara da'i dengan para jamaahnya.NIM.: 97212352 Siti Nur Khomsyah MA2022-11-09T07:33:38Z2022-11-09T07:38:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54930This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/549302022-11-09T07:33:38ZPERAN PEREMPUAN DALAM DAKWAH BIL LISAN PERSPEKTIF BUDAYA GUNUNG KERINClSecara nature, perbedaan peran laki-laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor biologis melainkan konstruksi masyarakat, yang melahirkan seperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap perbedaan kedua jenis kelamin inilah yang disebut jender.
Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan tehnik analisa data deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari lapangan dan dikonfrontasikan dengan data pustaka yang ada, kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat dan mudah dipahami. Dalam menganalisa data penulis menuangkan atau melaporkan semua yang telah penulis peroleh secara apa adanya dan memberikan interpretasi terhadap data penelitian tersebut.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Bahwa perempuan dalam masyarakat Kecamatan Gunung Kerinci yang memegang teguh adat yang bersandarkan kepada agama dan berdasarkan Al-Qur' an dan Hadits tidaklah mengekang kebebasan perempuan untuk melakukan apa saja seperti yang dilakukan oleh laki-laki;
2. Bahwa budaya Gunung Kerinci atau Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung selalu memberi peluang kepada kaum perempuan untuk menyalurkan kemampuan dan menempatkan posisi serta memberi peluang kepada mereka untuk memainkan peran mereka dalam masyarakat dan agama, terutama dalam dakwah bil lisan.
3. Bahwa peluang yang diberikan oleh budaya Gunung Kerinci kepada kaum perempuan untuk mengembangkan kemampuan mereka, terutama di bidang dakwah pada dasarnya tidak berbeda dengan kaum laki-laki, tapi dalam dataran riil yang te:r:jadi dalam masyarakat temyata peluang ini kurang mendapat tanggapan positif dari pihak perempuan sendiri, karena mereka selalu menganggap bahwa berdakwah adalah tugas laki-laki, dan adanya sebagian perempuan yang memanfaatkan kelompok pengajian atau majelis-majelis hanya untuk diri mereka sendiri, dalam artian bahwa ilmu yang mereka dapat cukup untuk mereka, tanpa pemah berpikir menjadikan ilmu tersebut bermanfaat bagi orang lain. Hal ini terbukti masih banyak putra-putri mereka yang menjadi remaJa atau pemuda yang jauh dari tuntunan agama dan adat. 4. Bahwa peran perempuan dalam perspektif budaya Gunung Kerinci dalam beragama positif, hanya saja hal ini tidak pernah diperankan oleh perempuan, karena mereka cenderung berpangku tangan dan selalu menganggap diri mereka lemah dan tidak mampu melakukan peran tersebut, karena mereka selalu merasa bahwa meskipun mereka sudah diberi kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti, memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, motivasi dari orang-orang yang sepaham dengan mereka telah diberikan dan pengalaman serta pengetahuan agama sudah cukup baik, tapi rasa takut dari dalam diri mereka masih ada;
5. Bahwa selain faktor dari dalam diri perempuan sendiri, ternyata faktor luar juga mempemgaruhi ketidakmauan perempuan menjadi muballighah, yaitu dari kaum adat dan orang-orang di sekitamya yang berpikiran ortodoks atau masih fanatik bahwa perempuan tampil di depan umum atau memimpin adalah sesuatu yang tabu dan dilarang, karena akan membawa kesialan.NIM.: 97212232 Nuri Hanif2022-10-26T06:42:41Z2022-10-26T06:43:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54523This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/545232022-10-26T06:42:41ZSTRATEGI DAKWAH
DALAMUPAYA PENINGKATAN AKHLAK TUNANETRA
DI PSBN (P ANTI SOSIAL BINA NETRA) SADEWA
SEWON BANTUL YOGYAKARTAKehadiran penyandang Tuna Netra di tengah-tengah keluarga (anak) sering kali dianggap sebagai suatu aib karena "kecacatan" yang dimilikinya. Keluarga tersebut menganggap sebagai malapetaka yang menimpa kehidupannya. Demikian juga kehadiran mereka di tengah kehidupan masyarakat selalu dipandang sebagai kehadiran orang-orang yang kurang produktif akibat kecacatan yang dimilikinya. Persepsi yang demikian itu dapat menyebabkan diskriminasi terhadap penyandang cacat dan akan merintangi perkembangan jiwa serta sosialnya yang dapat melemahkan potensi dan kemampuan penyandang cacat. Sebagai akibatnya, penyandang cacat akan tetap tergantung pada anggota keluarga yang lain, dan pada gilirannya penyandang cacat akan tetap menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Penyandang Tuna Netra maupun penyandang cacat lainnya sebenarnya sama,-sama diciptakan Yang Maha Kuasa atas segala karunia dan Maha Cipta-Nya, dan oleh karenanya Yang Maha Kuasa menciptakan manusia di muka bumi ini dengan kesempumaannya, tidak ada dalam kitab suci agama manapun yang menyebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan manusia yang "cacaf' atau tidak sempuma.
Pada dasamya setiap manusia membutuhkan pengetahuan keagamaan sebagai dasar dan pedoman menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan ajaran Tuhan. Oleh karena itu umat manusia hams mempelajari, memahami. dan mendalami ajaran agama sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan yang sama. Namun karena kekurangan yang dimilikinya sering ka]i menjadikannya sulit mendapatkan pengetahuan yang mereka inginkan termasuk pengetahuan keagamaan. Padahal sebagai manusia ciptaan Tuhan, mereka mempunyai derajat dan hak yang sama dengan manusia yang lain, yang menjadikannya berbeda di hadapan Tuhannya adalah tingkat ketaqwaannya (Q.S. Al-Hujurat : 13).
eiring dengan perkembangan zaman dan semakin luasnya globalisasi, manusia semakin jauh dari Tuhannya dan bahkan banyak yang melupakan-Nya. Akh]aknya menjadi rusak karena banyak meninggalkan ajaran agama dan melakukan hal-hal yang menjadi larangannya. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus dalam halhal tersebut, seseorang hams memiliki basic religion (dasar keagamaan) yang kuat. Demikian juga dengan Tuna Netra dengan segala kekurangan yang dimiikinya harus
Demikian juga dengan Tuna Netra dengan segala kekurangan yang dimiikinya harus mempunyai dasar keagamaan yang kuat juga. Oleh karena itu, mereka membutuhkan sumber-sumber pengetahuan keagamaan sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang keagamaan. Sumber-sumber tersebut dapat berupa majlis ta'lim (pengajian) Tuna Netra, kursus privat keagamaan, organisasi (panti) Tuna Netra, maupun dakwah dari para mubalig (juru dakwah) kepada mereka, disamping dari sumber yang lainnya. Diantara panti Tuna Netra yang membina dan mengembangkan potensi Tuna Netra adalah PSBN (Panti Sosial Bina Netra) Sewon Bantu! Y ogyakarta. Yayasan ini membantu dan mengangkat derajat Tuna Netra dengan memberikan kesempatan memperoleh pendidikan, bimbingan, termasuk tentang keagamaan. Dengan demikian ketidakoptimisan yang dirasakan Tuna Netra dalam memperoleh pengetahuan keagamaan dapat diminimalisir dengan bantuan yayasan tersebut
Dari paparan singkat ini, muncul beberapa pokok permasalahan yang harus dipecahkan, yaitu : Bagaimana metode dakwah yang diterapkan kepada penyandang Tuna Netra di PSBN (Panti Sosial Bina Netra) Sewon Bantul Y ogyakarta ? Jawaban dari pokok masalah ini dapat dilihat pada bagian kesimpulan di akhir skripsi ini.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research} yang bersifat kualitatif. Dalam pengumpulan data, penyusun menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi. Guna mendukung proses penelitian, penyusun menggunakan buku rujukan, seperti : Metodologi Dakwah Islam : Sistem Metode dan Teknik Dakwah, karangan Achmad Amrullah, lnovasi Pendekatan dalam Penyandang Cacat, karya Harsana Frans Sasraningrat dan Metode Dakwah Islam & Beberapa Keputusan Pemerintah tentang Aktivitas Keagamaan, karya Manshur M. Amin. Disamping juga beberapa buku yang lain.
Dari basil penelitian, diperoleh sebuah kesimpulan bahwa berdakwah di kalangan penyandang Tuna Netra haruslah menggunakan metode-metode khusus. Metode ini penting diterapkan nntuk menghasilkan sebuah dakwah yang bermutu dan tepat guna.NIM.: 01210594 Djoni2022-10-12T08:42:38Z2022-10-12T08:42:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54092This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540922022-10-12T08:42:38ZRETORIKA DAKWAH QURAISH SHIHAB DALAM PROGRAM SHIHAB & SHIHAB DI YOUTUBE NAJWA SHIHABDalam proses dakwah, retorika sangat penting digunakan, sebab dengan menggunakan retorika ucapan seorang dai akan lebih dapat memotivasi mad’u nya dan pesan dakwah akan lebih mudah dipahami. Selain itu, menggunakan ilmu retorika juga akan lebih menarik para mad’u untuk mendengarkan isi dari apa yang pendakwah sampaikan. Retorika dakwah sendiri merupakan seni berbicara. dI Zaman ini,seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, kegiatan dakwah juga turut berkembang, saat ini dakwah tidak hanya dilakukan secara langsung (face to face) namun juga bisa dilakukan di media sosial, pada beberapa plafrom seperti Youtube. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ulama besar Indonesia Quraish Shihab, beliau menggunakan media Youtube dalam berdakwah dengan channel Youtube Najwa Shihab dengan segmen progam Shihab&Shihab. Acara talkshow dakwah ini banyak diminati oleh warganet yang dibuktikan dengan banyaknya penonton dari setiap video yang ditayangkan. Dari latar belakang tersebut, peneliti akan mengkaji mengenai bagaimana retorika dakwah Ulama Quraish Shihab yang akan dilihat dari bentuk penggunaan Bahasa, bentuk susunan pesan, dan bentuk persuasif yang digunakan dalam video dakwah yang ditayangkan dalam segmen Shihab&Shihab pada channel Youtube Najwa Shihab.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian analisis isi. Metode pengumpulan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah video dakwah yang ditayangkan dalam segmen Shihab&Shihab pada channel Youtube Najwa Shihab. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan analisis semiotik model Ferdinand De Saussure.
Dari ke 7 video yang telah di analisis, dihasilkan kesimpulan bahwa pada konten ceramah dengan narasumber Quraish Shihab sudah menggunakan retorika dakwah yang baik pada aspek yang telah diteliti yaitu penggunaan bahasa yang meliputi gaya bahasa dan langgam terdapat 5 gaya bahasa yang menggunakan bahasa percakapan dan 2 gaya bahasa tak resmi serta pada langgam didominasi oleh penggunaan langgam agama, selain itu juga terdapat langgam diktatik dan langgam conversatie. Kemudian dari bentuk dan susunan pesan yang meliputi komposisi pidato dan organisasi pesan, telah ditemukan jenis komposisi pidato yaitu pertautan, kesatuan, induktif. Secara lebih rinci pada jenis komposisi pidato yang digunakan
Quraish Shihab didominasi oleh jenis komposisi pidato kesatuan karena terdapat 4 jenis tersebut. Kemudian pada susunan pesan dalam organisasi pesan yang telah ditemukan terdapat lima jenis organisasi pesan yang digunakan oleh Quraish Shihab diantaranya kesatuan, logis, induktif & kronologis dan Logis. Dan diantara lima jenis organisasi pesan yang telah ditemukan ini organisasi pesan induktif merupakan salah satu organisasi pesan yang paling banyak digunakan oleh Quraish Shihab
Kesimpulan terakhir untuk bentuk persuasif yang telah ditemukan dari hasil analisis terdapat dua bentuk persuasif yang digunakan oleh Quraish Shihab yaitu imbauan rasional dan dan imbauan emosional.NIM.:15210059 Gardenta Ahmad Fajry2022-10-12T08:29:16Z2022-10-12T08:29:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54090This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540902022-10-12T08:29:16ZSTRATEGI DAKWAH RADIO PERSADA 97,2 FM SUNAN DRAJAT DALAM MENGEMAS PROGRAM IHYA' ULUMUDDIN (KITAB KUNING)Currently, information media can be accessed through various kinds of sophisticated communication tools. Radio as an effective medium in conveying information in everyday life, radio can also be called as a mind-altering device, it means that radio is considered as a place that can accommodate people's needs, like information, knowledge, and entertainment, like music or words that entertain the listeners. Persada FM radio is very well felt by the public and has become the pleasure of the wider community in the study of Ihya 'Ulumuddin (Yellow Book) broadcast program delivered by K. H. Abdul Ghofur, which until now is still widely listened to by the public, and have strategic steps in preaching or teaching Ihya 'Ulumuddin (Yellow Book) through Persada FM radio broadcasts in the study of Ihya' Ulumuddin program which is still running until now.
The focus of this research is how the Da'wah Strategy of Persada 97.2 FM of Sunan Drajat Radio in packaging the Ihya' Ulumuddin (Yellow Book) Program, with the aim of this research is to find the Da'wah Strategy used by Persada 97.2 FM of Sunan Drajat Radio in packaging the Ihya' Ulumuddin Program (Yellow Book). The theory that is used in this research is a da'wah strategy about the principles of da'wah strategy. The research method that is used is descriptive qualitative and data collection techniques using observation, interview and documentation techniques, then the data analysis process is carried out to present the data and make withdrawals.
Based on the results of the research that the authors obtained, that the da'wah strategy carried out by persada 97.2 FM radio in packaging the Ihya 'Ulumuddin program was in accordance with the basic da'wah strategy. From planning to implementation. And with the strategies used to get the results in accordance with the planned. The da'wah strategy used in packaging the Ihya 'Ulumuddin program on persada 97.2 FM radio is by linking the effectiveness of time in its broadcast, optimizing the role of kyai or religious leaders and the relevance of da'wah messages that adapt to community problems.NIM.:15210011 Nuzulul Khumaidi2022-09-26T02:07:43Z2022-09-26T02:07:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53417This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/534172022-09-26T02:07:43ZDISIPLIN TUBUH DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN DALAM DAKWAH USTAD SYAFIQ RIZA BASALAMAHBody and sexuality have always been issues that are discussed from time to time because they are related to human existence. This issue is often discussed at various levels, across religions, academics, to everyday life. In various social settings, sexuality and women's bodies are often constructed by cultural, social and religious norms that shape identity and also the concept of how to be a woman or a man. This kind of construction often makes women marginalized, discriminated against and even subjected to violence. Women's bodies and sexuality are considered as something taboo and even as a moral system in which the morality of a woman is then seen from how she takes care of her body. This kind of understanding is still carried and even preserved by them, especially by the preachers. One of them is in the preaching of Ustad Syafiq Riza Basalamah. From this context, this study wants to respond to three important questions, namely: first, how are the forms of body discipline and women's sexuality in preaching ustad Syafik RIza Basalamah. Second, what is the position of Ustad Syafiq Riza Basalamah's da'wah in the project of female body discipline and sexuality. Third, what are the implications of body discipline and women's sexuality in the da'wah of Ustad Syafik Riza Basalamah.
This study uses qualitative research methods related to how to understand a symptom, phenomenon or event. For data collection methods, namely documentation and online search methods. The data analysis technique uses content analysis techniques. From the results of this study, it can be concluded that body discipline and women's sexuality in the preaching of Ustad Syafiq Riza Basalamah are still gender biased, which benefits men and harms women. Women's bodies and sexuality are controlled and controlled by existing rules. In the discourse that was built, it was seen how Ustad Syafiq Riza Basalamah strengthened the position of masculine domination in which men remained the rulers in various fields and placed women under men and restored the position of women in the domestic space. The mechanism for disciplining women's bodies and sexuality certainly has implications for subordination, stereotypes, discrimination, marginalization, violence and a double burden on women.NIM.: 19200010002 Defriyanti Puluhulawa2022-09-22T02:56:57Z2022-09-22T02:57:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53329This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533292022-09-22T02:56:57ZKESEDERHANAAN DALAM BERDAKWAH: ANALISIS ISI MEDIA DAKWAH PESANTREN NURUL JADIDSo far, da'wah is carried out by preachers (da'i) by giving tausiyah through mosque pulpits. But along with the development of the times, the process of da'wah and even then developed by utilizing social media today. As one of the Islamic boarding schools, namely Pesantren Nurul Jadid which utilizes several media, such as; radio, Facebook, Magazines, Instagram, Youtube and other media for preaching. With the medium, Pesantren Nurul Jadid has a unique way of conveying a message of da'wah. So it is very easy to attract mad'u. The da'wah delivered by Nurul Jadid's pesantren media is very crisp and simple so that it can be easy for followers to take some lessons in it. However, that later became the hallmark of Nurul Jadid's pesantren media.
The purpose of this study is to dissect 1. How is the content analysis of simplicity in Nurul Jadid's pesantren media as content?. 2. What is the content of simplicity in Nurul Jadid's social media as a technique? In this study, researchers used a qualitative approach using Philipp Mayring's Content Analysis method with 3 categories, namely moral values, sharia and aqidah. In this research step the author will collect data in the media (instagram and You Tube Channel of the Nurul Jadid Islamic Boarding School), then the writer will analyze and group the data according to the values contained so that the simplicity of preaching is found in the media of the Nurul Jadid Islamic Boarding School.
The results of this study found that the simplicity of preaching in the media of the Nurul Jadid Islamic Boarding School in its analysis has three categories, namely; have Aqidah, Akhlaq and Sharia values. So it can be concluded that in the media of the Nurul Jadid Islamic boarding school there is simplicity in preaching with three categories of messages.NIM.: 20202011022 Zakiyah Romadlany2022-09-22T02:26:11Z2022-09-22T02:26:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53320This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533202022-09-22T02:26:11ZDAKWAH MILENIAL (STUDI KASUS TERHADAP GERAKAN DAKWAH TUAN GURU RASYID RIDHA DI KALIMANTAN SELATAN)The development and symbols of Islamic da'wah cannot be separated from the preacher who spreads
and develops and spends his time and thoughts on the sustainability of Islam in the current era of
modern society. This thesis discusses the da'wah carried out by Tuan Guru Rasyid Ridha by analyzing
the da'wah movement carried out in South Kalimantan. Covering first, how is Tuan Guru Rasyid
Ridha preaching in Islamic boarding schools? Second, how is Tuan Guru Rasyid Rida's preaching in
the taklim assembly?, third, how is Tuan Guru Rasyid Ridha preaching on social media?
This research is a descriptive-analytical qualitative research that is focused on using case study
research. However, the source of this research was obtained directly from Tuan Guru Rasyid Ridha
and his congregation in South Kalimantan. Furthermore, the data collection methods used were
observation, interviews and documentation as well as by searching other references.
The results of this study indicate the conclusion that the movement of da'wah carried out by Tuan
Guru Rasyid Ridha on field Islamic boarding schools, namely by leading the pesantren and the
pesantren business, carrying out reforms system education covers update in the acceptance process
students , learning and construction students , all of them conducted for support the development of
Islamic boarding schools and Islamic symbols . In the field of assemblies taklim, da'wah is carried out
by leading the taklim assembly or large recitations spread in Banjarmasin City, Banjar Regency and
Kapuas Regency , and the movement da'wah in the field of social media by creating and managing
social media Instagram @almursyidulamine_real and the YouTube channel Al Mursyidul Amin TV
by making da'wah programs with the help of the teacher council and their students/students . Then the
author deepens his discussion on position master teacher _ general for the people of South
Kalimantan. Writer find that the people of South Kalimantan in particular ethnic Banjar consider Tuan
Guru has a high position and is highly respected . Tuan guru from the past until now has played a role
as religious builder of the people, motivator of amar ma'ruf nahi mungkar, guardian of Islamic
culture, guardian of the negative influences of modernization including communication technology,
and as a reformer of the education system.NIM.: 19202012005 Lukmana2022-09-22T02:10:27Z2022-09-22T02:10:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53317This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533172022-09-22T02:10:27ZSTRATEGI DAKWAH TRANSFORMATIF JAMI’IYAH PEREMPUAN PENGASUH PESANTREN DAN MUBALIGHOH (JP3M) YOGYAKARTA DI MASA PANDEMI COVID-19Covid-19 (corona virus disease 2019) is an epidemic that has been designated as a
global pandemic for the whole world. So it is necessary to have the participation of
religious leaders, community leaders, religious leaders to educate and break the
chain of the spread of COVID-19 which has become a pandemic because the quality
of the congregation or ummah depends on the guidance of their respective religious
leaders. On the other hand, da'wah activities are required to continue despite the
covid pandemic. Jam'iyyah Women Caregivers of Islamic Boarding Schools and
Muballighoh Yogyakarta is an organization that brings together female caregivers
of Islamic boarding schools who are engaged in the field of da'wah who participate
and contribute in providing direction to students and the community around the
boarding school. and mujlah then the method is applied in carrying out da'wah
activities divided into various fields which can be described as follows, activities in
the field of religion, organization and cadre, women's empowerment, arts and
culture, economics, environmental health, public relations and partnerships. The
Transformative Da'wah of Jam'iyyah Women Carers of Islamic Boarding Schools
and Muballighoh (JP3M) Yogyakarta During the Covid-19 Pandemic trying to
actualize Islamic values, there were several da'wah activities that underwent
technical and substance changes as well as the transformation of da'wah media.
The content and results of da'wah activities that involve a transformation process
require public awareness. The main target of da'wah is the creation of a social
order in which a group of people live in peace, justice, harmony. Transformation is
urgent to re-examine the validity of conventions born by institutions in order to
survive and revive.NIM.: 19202010027 Dewi Fatimah Zahro2022-09-22T01:41:28Z2022-09-22T01:41:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53310This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533102022-09-22T01:41:28ZDAKWAH LITERASI DIGITAL (STUDI KASUS KOMUNITAS AISNU DALAM MEREDUKSI RADIKALISME)The proliferation of radicalism content in the digital ecosystem is like a chain that
has no end. Without realizing it, cases exposed to radicalism are increasing day by
day and of course become a threat to national unity. This is due to the gap between
user adaptability and low digital literacy skills in Indonesia. The euphoria in digital
media should be balanced with digital literacy competence by presenting new face
actors who explore the variety of digital literacy that is younger, empowered,
innovative, and creative.
AISNU (Arus Informasi Santri Nusantara) as a forum for gathering cyber media
for Nahdlatul Ulama (NU) students responded to this problem by creating digital
literacy da'wah, namely implementing the concept of digital literacy in its da'wah.
AISNU also oversees media activities with a distinctive touch of santri and peaceful
Islam (rahmatan lil 'aalamin). This research uses a qualitative case study approach
that is descriptive and explanative. Data collection techniques using observation
techniques, interviews, and documentation.
The results of this study indicate that AISNU chooses digital literacy as a strategy
for developing da'wah due to economic factors, government policy implications,
and technological factors. Efforts to implement the concept of digital literacy to
reduce radicalism by applying the four elements of digital literacy launched by the
Ministry of Communication and Informatics, Siberkreasi, and Deloitte, namely
digital skills, digital culture, digital safety, digital ethics. The model used in
implementing digital literacy is awareness of the importance of digital literacy in
the form of training and seminars, preaching with peaceful content (rahmatan lil
'aalamin) in which there are Pancasila values on the AISNU da'wah platform,
partnering with private and government institutions that have the same vision and
mission, publishing and distributing social media books for free as a digital literacy
reference, and using wing accounts secretly.NIM.: 18202010002 Zanniro Sururi Hsb2022-09-15T06:09:25Z2022-09-15T06:09:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53043This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530432022-09-15T06:09:25ZSTRATEGI PEMASARAN UMKM DI KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2022Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakstabilan perekonomian, terutama pada pelaku UMKM yang merasakan dampak langsung berupa penurunan omset penjualan dikarenakan adanya himbauan pemerintah dalam menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang menghimbau masyarakat tetap dirumah. Terbatasnya pergerakan masyarakat pada saat pandemi membuat penurunan penjualan karena menurunnya permintaan, sehingga UMKM juga mengalami penurunan omset.
Beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang terletak di Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu wilayah yang usahanya terdampak akibat adanya pandemi ini. Kondisi pandemi ini secara signifikan mempengaruhi aktifitas pelaku UMKM sehingga harus menghadapi penurunan kuantitas penjualan.
Pada masa pandemi ini meningkatkan pemasaran produk lebih diutamakan bagi para pelaku UMKM untuk mengurangi dampak dari pandemi. Selain menguatkan daya saing produk, para pelaku UMKM harus memikirkan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dimasa pandemi ini.
Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Pemasaran UMKM di Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Pada Masa Pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pendeskripsian tentang bagaimana strategi pemasaran UMKM di Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Pada Masa Pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian di analisis melalui reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukan strategi pemasaran yang dilakukan oleh 5 UMKM yaitu Toko Alam Celluler, Toko Uwis Donat, Bos Babershop, Toko distro NAKA.LTD dan Salbila Tata Rias adalah menerapkan strategi bauran pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga,strategi tempat dan strategi promosi dimasa pandemi covid-19. Meskipun ada beberapa UMKM yang belum bisa maksimal dalam penerapannya.NIM.: 17102040014 Syaihul Iman Alfarizin2022-09-12T07:43:18Z2022-09-12T07:43:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52935This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/529352022-09-12T07:43:18ZTEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
DALAM FILM “ALMA”Dakwah Melalui Film sebagai suatu kegiatan komunikasi
dihadapkan pada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang
semakin canggih, sehingga memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan.
Dengan media film, pesan dakwah dapat menjakau berbagai macam
kalangan. Pesan-pesan da’i sebagai pemain dalam dialog-dialog adegan
film dapat mengalir secara lugas, sehingga penonton (mad’u) dapat
menerima pesan yang disampaikan da’i tanpa paksaan.
Sebagaimana pada film Alma adalah film yang menggambarkan
perjuangan seorang anak difabel dalam meraih keinginannya. Kisah yang
merubah stigma anak-anak difabel. Film yang menjadi kado istimewa bagi
anak-anak difabel Nusa Tenggara Barat dengan durasi 14 menit yang di
sutradarai Trish Pradana.
Jenis pendekatan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif.
Sedangkan spesifikasi penelitian yang peneliti lakukan untuk mengetahui
teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Alma adalah analisis isi
(content analysis)
Berdasarkan data yang telah diteliti, hasil penelitian menunjukkan
bahwa pesan dakwah dalam film Alma diklasifikasikan menjadi tiga bagian
yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Pesan aqidah dalam film ini hanya
dalam bidang keimanan kepada Allah. Pesan Syari’ah mencakup pesan
ibadah dan sosial. Dan pesan Akhlak mencakup bidang akhlak terhadap
sesama. Teknik penyampaian pesan dalam film ditinjau dari dua aspek yaitu
Audio dan Visual. Audio meliputi dialog, musik dan sound effect.
Sedangkan Visual meliputi teknik pengambilan gambar, lokasi ataupun
setting.NIM.: 17102010007 Yusral Hadi2022-07-21T02:34:31Z2022-07-21T02:34:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52165This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/521652022-07-21T02:34:31ZMETODE DAKWAH
MENURUT KITAB TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M. QURAISH SHIHDakwah sebagai proses Islamisasi, memiliki tantangan pada setiap
zamannya. Dewasa ini, teknologi semakin berkembang, baik dari segi komunikasi
maupun dakwah yang berkembang dengan media sosial, namun keadaan itu juga
memberikan tantangan bagi para da’i dalam menyampaikan dakwah dengan
metode-metodenya. Berkenaan dengan hal ini, penulis akan menguraikan tentang
metode dakwah menurut Kitab Tafsīr Al-Misbāh karya M. Quraish Shihab, agar
dapat diketahui ayat-ayat al-Qur’an tentang metode dakwah sesuai Tafsīr Al-
Misbāh dan relevansinya terhadap era kontemporer ini.
Penulisan ini menggunakan metode Tematik Tokoh, yaitu penelitian
kualitatif dalam menyelesaikan studi dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi.
Hakikat studi tokoh adalah kajian secara mendalam dan sistematis. Dalam
merumuskan hasil penelitian ini perlu adanya upaya perolehan dan pengolahan
data. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan riset kepustakaan (library
research), yang dijadikan sumber data baik primer maupun sekunder. Rumusan
masalah penelitian ini adalah: Pertama, Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab
terhadap ayat-ayat metode dakwah. Kedua, Bagaimana relevansi metode dakwah
menurut M. Quraish Shihab di era kontemporer.
Hasil penelitian ini, menjelaskan bahwa Tafsīr Al-Misbāh memberikan
beberapa kontribusi terhadap metode dakwah al-Qur’an, yaitu (QS. An-Nahl ayat
125), ayat ini menerangkan metode dakwah dengan 3 cara: pertama, metode
ḫikmah yakni metode dakwah yang memberikan pengetahuan sebagai arahan
untuk perbaikan keadaan manusia dari kesalahan dan kekeliruan. Kedua, metode
Mau’izhatil hasanah, metode ini adalah menyampaikan secara baik yang
berisikan keilmuan dan petunjuk- petunjuk ke arah kebajikan, yang dijelaskan
dengan gaya bahasa yang sederhana agar mudah dipahami. Ketiga, metode bil
Mujādalah yaitu metode dakwah dengan melakukan debat bersama orang lain
secara baik dan santun. Ayat selanjutnya (QS. Ali-Imran ayat 104) ayat ini
memberikan pandangan untuk melakukan dakwah secara terus menerus, tanpa
bosan dan tanpa lelah, menyuruh masyarakat kepada yang ma’ruf. Kemudian (QS.
Nuh ayat 8), ayat ini menjelaskan metode dakwah dengan mengajak umat
manusia dalam kebaikan secara terus-menerus, baik secara terang-terangan
maupun mengkolaborasikannya dengan metode secara diam-diam. Setelah itu,
(QS. Yusuf ayat 108), ayat ini memberikan kontribusi dalam hal metode dakwah
dengan memberikan keleluasaan setiap muslim untuk berdakwah sesuai
kemampuan masing-masing. Terakhir, (QS. Ali-Imran ayat 110), ayat ini
menerangkan bahwa metode dakwah yang bersatu yaitu, berpegang teguh pada
tali agama Allah dan tidak bercerai-berai.
Metode dakwah menurut Tafsīr al-Misbāh karya Quraish Shihab masih
sangat relevan digunakan di era kontemporer ini, era dengan kemajuan teknologi,
khususnya relevansi dakwah di Negara Indonesia.NIM.: 12530026 Henki Desri Mulyadi