Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T10:24:39ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2022-10-19T01:58:48Z2022-10-19T01:58:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54311This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/543112022-10-19T01:58:48ZSYAIR SYAIR SUFISTIK AL HALLAJAl
Hallaj adalah tokoh yang sangat kontroversial lewat syair syairnya,
bahkan mengguncang dinding istana dan beberapa ulama fiqh . Syair al Hallaj
yang paling kontrofersial adalah tentang an ā al haqq salah satu penggalan
syairnya, atau ruhMu bercampur de ngan ruhku seperti bercampurnya anggur
dan air murni ””. Syair syair di atas adalah yang paling banyak mendapat kritikan
dan ada pula yang membelanya. Bagi pendukung al Hallaj, syair syair al Hallaj
adalah ungkapan meleburnya diri dan yang wajib maujud hanya Tuhan,
sedangkan kelompok lain menuduh syair syair al Hallaj sebagai bentuk
kesombongan dan kesesatan.
Syair al
Hallaj sebagai syair sufistik yang menyimpan makna denotasi dan
konotasi, yakni perluasan makna yang mendalam dan rumit. Seorang yang
membaca s yair al Hallaj dan menafsirkannya tanpa dibekali pengetahuan dan
pengalaman spiritual yang mumpuni tentu akan mendapatkan kesesatan, sebab
makna denotasi dalam syair Al Hallaj tanpak sederhana, namun makna konotasi
yang dimaksudkan setiap kata dalam syairn ya memiliki tema Ketuhanan dan
kerumitan tersendiri. Al Hallaj sebagai seorang yang disingkapnya tabir ilahi
kemudian menuangkannya dalam bentuk syair adalah problem tersendiri, karena
hal hal yang rahasia tidak mudah dipahami dan diterima oleh akal.
Penel
itian ini merupakan penelitian studi pustaka yaitu: melakukan
pembacaan terhadap syair syair al Hallaj kemudian menjelaskan secara deskriptif
tentang pengelompakan syairnya yang terbagi jadi tiga yaitu; bagian pertama
adalah Q ā sida , yang kedua Muqattaat da n yang ketiga adalah Yat ā ma . Langkah
selanjutnya adalah mengelompokkan syair syair yang bertemakan Ketuhanan,
kemudian memaknai akar kata yang memiliki makna denotasi dan konotasi serta
penggunaan kata metafor dalam syair syairnya.
Hasil dari penelitian in
i menunjukkan bahwa syair al Hallaj memiliki tema
sufisme yang mendalam, hal itu dibuktikan dengan akar kata yang digunakan
dalam syair syairnya memiliki sinkronisasi substansial terhadap al Quran, akar
kata yang digunakan seperti ruh, cahaya dan lain seba gainya juga terdapat dalam
al Quran dalam penyebutan Tuhan itu sendiri, seperti syair berikut: ruhmu
bercampur dengan ruhku sebagaimana bercampurnya aggur dengan air suci
Syair al
Hallaj juga memiliki makna denotasi dan konotasi yang jauh
berbeda, sepe rti kata yang terdapat dalam penggalan syair berikut: Aku melihat
rajaku dengan mata jiwaku, dan berkata, siapa Engkau? ia berkata: Engkau.
Kata raja dalam syair al Hallaj di atas memiliki makna denotasi dan konotasi
yang sagat berbeda. Makna denotasi ka ta raja adalah sebutan untuk penguasa
tertinggi dari suatu kerajaan, sedangkan makna konotasi pada kata raja dalam
syair al Hallaj adalah sebutan untuk Tuhan dengan kata yang tidak sebenarnya,
yaitu dikenal dengan kata metafor.NIM.: 15510055 M. Rofiq Ainur Rizal2022-10-07T07:30:19Z2022-10-07T07:30:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53996This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/539962022-10-07T07:30:19ZAS SHI’RU HAZIHI AL-ARḌU LI AL-JAMI LI ANIS CHOUCHANESkripsi ini mengambil judul As Shi’ru “Hāżihi Al-Arḍu Li Al-Jamī” Li Anis Chouchane dengan menggunakan Analisis Struktural Strata Roman Ingarden. Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengungkap makna-makna yang terdapat dalam syair karya Anis Chouchane. Dia adalah seorang penyair berkebangsaan Tunisia yang terlahir pada tahun 1982 di ibukota negara Tunisia yaitu kota Tunis. Dia menulis banyak karya puisi yang mengangkat tema agama, sosial, budaya dan politik. Dia adalah penyair modern yang karyanya banyak tersebar di berbagai media cetak dan elektronik. Dia adalah penyair yang gigih memperjuangkan kesetaraan manusia, menyerukan perdamaian antar umat manusia dan mengajak untuk menerima perbedaan yang ada karena masyarakat sekarang sering kali membenci perbedaan. Oleh karena itu, puisinya akan sangat menarik untuk dibahas dari segala aspeknya menggunakan perspektif teori dari Roman Ingarden yaitu Strukturalisme
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Strukturalisme yang dirumuskan oleh Roman Ingarden. Dia adalah seorang filusuf dari Polandia. Teorinya adalah alat analisa yang tepat untuk menganalisis karakteristik yang ada dalam bait-bait puisi “Hāżihi Al-Arḍu Li Al-Jamī”
karya Anis Chouchane. Dalam bukunya yang berjudul Das Literarische Kunstwerk (1931), dia membagi kajian tentang puisi menjadi lima lapis, yaitu : Lapis bunyi, Lapis Arti, Lapis Obyek, Lapis Dunia dan Lapis Metafisis. Maka dari itu, untuk memahami makna dari puisi tersebut secara mendalam, penulis harus mengkaji dan menganalisis lapis per lapis dari puisi tersebut.
Pesan moral yang disampaikan dalam puisi di atas adalah manusia hendaknya memahami perbedaan, baik itu perbedaan ras, suku, budaya maupun agama. Anis Choucene memang seorang yang hebat, dia berkarya melalui pusi-puisi yang dibuatnya. Terutama karyanya yang berjudul ”As-salamu alaikum” yang banyak dibahas dan dikaji secara akademikNIM.: 15110037 Ahmad Ervan Habibi2022-06-19T21:02:58Z2022-06-19T21:02:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51340This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/513402022-06-19T21:02:58ZCorona in The Poet's Perspective: A Comparative Literature Study of The Poetry "Bubarnya Agama" and "Syukran Corona"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pesan dari dua puisi tentang pandemi virus Corona yakni puisi “Bubarnya Agama” dan “Syukrān Kurūnā” dan mengungkap persamaan dan perbedaan kedua puisi tersebut berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan sastra bandingan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat yaitu penulis membaca secara teliti dan mendalam kemudian mencatat hal-hal penting dari kedua puisi tersebut. Sedangkan untuk teknik analisis datanya adalah deskriptif-komparatif yakni memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik kedua puisi kemudianmembandingkannya. Pesan yang terkandung dalam kedua puisi dihasilkan dari hasil pemaknaan dan perbandingan unsur keduanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi “Bubarnya Agama” karya Said Muniruddin asal Indonesia dan puisi “Syukrān Kurūnā” karya Jabeer Ali Ba’adany asal Yaman adalah dua puisi yang memiliki ciri khas tersendiri dari segi unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Kedua puisi tersebut merupakan respon dua penyair berbeda nagara terhadap pandemi virus Corona yang sedang melanda seluruh belahan dunia. Kedua penyair memiliki cara pandang tersendiri dalam memaknai pandemi virus corona tersebut. Meski demikian, kedua penyair sama-sama melihat Corona sebagai sesuatu yang membawa hikmah dan perubahan besar terhadap tatanan berkehidupan dan berkeagamaan umat manusia.- Ahmad Hizkil- Mukhotob Hamzah- Tatik Maryatut Tasnimah2022-03-11T02:58:49Z2022-03-11T02:58:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49961This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/499612022-03-11T02:58:49ZMUSIQIYAH AL SHI’RI “MUTAFARRIQAT” LI AHMAD SHAWQI (DIRASAH FI ‘ILMI AL ‘ARUD WA AL QAWAFI)Syair didefinisikan sebagai kalimat yang berirama dan berqafiah. Namun, para penyair Arab modern memiliki kecenderungan meninggalkan pola-pola wazan dan qafiyah tertentu. Sehingga, puisi mereka tidak sesuai dengan kaidah ilmu arudh dan qawafi. Sedangkan Ahmad Syauqi merupakan salah satu penyair Arab modern berkebangsaan Mesir yang termasuk dalam aliran al-muhãfidhûn, yakni aliran puisi yang memelihara kaidah puisi Arab secara kuat seperti halnya puisi tradisional. Puisi “mutafarriqãt” adalah bait-bait puisi Ahmad Syauqi yang termuat pada diwan Asy-Syauqiyyãt jilid II yang terbit setelah Ahmad Syauqi mendapat julukan Amîrû Asy-syu’arã atau pemimpin para penyair.
Penelitian ini mengkaji puisi Ahmad Syauqi yakni pada bab “mutafarriqãt” dari sisi penggunaan bahr dan perubahannya baik dari segi zihãf, ‘ilah, maupun darurah syi’riyyah dan dari sisi penggunaan rima akhir bait-bait puisi atau qãfiyah.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ahmad Syauqi sebagai penyair modern yang termasuk dalam aliran al-muhãfidhûn serta kualitas puisi Ahmad Syauqi tersebut baik, karena puisinya masih memperhatikan kaidah puisi Arab yang menggunakan kaidah wazan serta perubahannya tidak menyalahi kaidah ilmu ‘arudh dan qawafi. Adapun bahr-bahr ‘arud yang
ز
digunakan pada puisi bab “mutafarriqãt” terdapat 6 bahr, yaitu bahr Mutaqãrib,
Kãmil, Rajãz, Raml, Wãfir, dan Khafîf. Sedangkan zihãf yang digunakan yaitu Idhmãr pada bahr kãmil tãm dan majzu’, zihãf khabn pada bahr raml, rajãz, dan khaîif, zihãf idhmãr pada bahr mutaqãrib, zihãf thayy pada bahr rajãz, dan zihãf ‘ashb pada bahr wãfir. Terdapat 5 Illah yang digunakan yaitu tadzyîl pada bahr kãmil majzu’, hadzf pada bahr mutaqãrib, qatha’ pada bahr kãmil tãm,qashr pada bahr raml,dan Tasy’iš pada bahr khaîif. Pada penelitian ini juga ditemukan beberapa Dharurah syi’riyyah, serta variasi pada qãfiyah.NIM.: 16110054 Fitrianingsih2021-03-10T04:46:06Z2021-06-21T05:07:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42112This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/421122021-03-10T04:46:06ZAL-ANASYID AL-ARABIYYAH FĪ AL-KITĀB “BINGKISAN 1 ABAD” LI MUBAROK AL-QUDSIYYAHSkripsi ini berjudul “Al-Anasyid Al-Arabiyyah fī al-Kitāb “Bingkisan 1 Abad” Li Mubarok Al-Qudsiyyah” adalah skripsi yang berisi tentang nasyid nasyid dari qasidah yang popular dilantunkan oleh siswa-siswa dan santri Madrasa Al-Qudsiyyah dari kota Kudus. Madrasah Al-Qudsiyyah merupakan sekolah yang mengajarkan ilmu Arudh, baik kaidahnya maupun praktiknya. Karena itu, penulis berasumsi bahwa sebagian besar syair yang dilantunkan di madrasah alQudsiyyah semestinya sesuai dengan kaidah ilmu Arudl. Oleh karena itu, ingin membuktikan asumsi tersebut dengan cara meneliti nasyid nasyid berbahasa Arab dalam buku “Bingkisan 1 Abad” karya Mubarok Al-Qudsiyyah dengan pendekatan ilmu Arudl. Penelitian yang menggunakan analisis ilmu Arudl, yang mana diawali dengan mengumpulkan nasyid-nasyid yang berbahasa arab dama objek material yang dalam hal ini buku “Bingkisan 1 Abad”. Kemudian setelah terkumpul nasyid-nasyid tersebut di “taqti”. Setelah nasyid-nasyid tersebut di“taqti”maka akan ditemukan kecocokan nasyid dengan bahr tertentu. Hasil penelitian dalam skripsi ini nasyid nasyid dalam buku “bingkisan 1 Abad” ada yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Arudl dan ada juga yang tidak sesuai.NIM.: 14110054 M Yahya Muzaki2021-01-12T06:24:21Z2021-01-12T06:24:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41846This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/418462021-01-12T06:24:21ZAsh'ar 'Amr Ibn Kulthum Fi Diwanihi (dirasah Tahliliyah 'arudiyah Qafawiyah)Syair-syair ‘Āmr bin Kulthūm merupakan objek material dalam pembahasan skripsi ini, sebab syair-syairnya mengandung unsur yang sesuai dengan ilmu ‘Aruḍ dan Qāwafi. ‘Aruḍl adalah suatu ilmu yang mempunyai aturan-aturan untuk mengetahui tentang kebenaran, kerusakan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada wazan dan ‘illah dalam syair Arab, baik perubahan tersebut berupa ziḥāf maupun ‘illah. Qāfiyah adalah suatu ilmu yang mempelajari huruf qafiyah, harakat qafiyah, dan cacat qafiyahnya. Dīwān ‘Āmr ibn Kulthūm ini dikumpulkan oleh Emil Badi’ Ya’kub yang mana di dalam sub bab dīwān ini sudah digolongkan qāfiyah dan baḥr nya akan tetapi belum ada penjelasan tentang ziḥāf, ‘illah dan cacat qāfiyahnya. Adapun titik fokus dalam permasalahan ini adalah mencari ziḥāf, ‘illah dan cacat qāfiyahnya alam penelitian ini penulis menggunakan metode ‘Aruḍiyah yaitu dengan mentaqṭī’ seluruh syair ‘Āmr bin Kulthūm. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan ziḥāf yang digunakan adalah ziḥāf ‘as}b, khabn, idma>r, dan tai>. Adapun ‘illahnya ada 2 yaitu qatf dan hadad
terdapat satu ‘illah jariyah majra ziḥāf yaitu harm dan juga ada satu ziḥāf yajri> majra> ‘illah yaitu qabd. Sedangkan cacat qafiyahnya ada 2 yaitu: i>ṭa’ dan sinād taujīh.NIM. 15110059 Septi Rahayu2020-12-01T07:24:16Z2020-12-01T07:24:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41486This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/414862020-12-01T07:24:16ZAsh'ar Diwan Al Nabighat Al Dhubyaniy (dirasah Tahliliyyah 'arudiyyah Qafawiyyah)Al-Muallaqāt adalah Semacam “Nobel Sastra” atau penghargaan sastra tertinggi pada masa Jahiliyyah yang diberikan kepada para penyair yang telah diuji dan memenuhi persyaratan-persyaratan estetis yang ditentukan oleh dewan juri.
Salah satu penyair al-Muallaqāt adalah al-Nābigah al-Żubyānī. Beberapa syairnya telah ditulis dalam bentuk buku yang berjudul Dīwān al-Nābigah al-Żubyānī. Dīwān al-Nābigah al-Żubyānī dalam penelitian ini, disusun oleh Karam al-Bustānī yang di dalamnya terdiri dari 689 bait syair karya al-Nābigah al-Żubyānī.
Dalam Dīwān tersebut, secara acak peneliti menemukan satu cacat qafiyah, maka peneliti tertarik untuk meneliti syair-syair dalam Dīwān al-Nābigah al-Żubyānī menggunakan pendekatan ilmu ‘Arūḍ dan Qawāfy dengan metode analisis ‘arūḍiyyah qawāfiyyah, yaitu metode dengan mentaqṭī’ seluruh syair yang ada dalam dīwān al-Nābigah al-Żubyānī untuk mengetahui baḥr dan qāfiyah beserta zihāf, ‘illah dan cacat qāfiyah dalam syair.
Dalam penelitian ini ditemukan 9 baḥr yang digunakan oleh al-Nābigah al-Żubyānī dalam syair-syairnya yaitu: baḥr ṭawīl, baḥr basīṭ, baḥr wāfir, baḥr kāmil, baḥr rajaz, baḥr khafīf, baḥr sarī’, baḥr mutaqārib, dan baḥr ramal, 7 zihāf yaitu: qabḍ, khabn, ‘aql, iḍmār, ‘aṣb, waqas, dan ṭii, 5 ‘illah yaitu: ḣaẓf, qaṭ’, qaṭf, tarfīl, dan tażyīl, dan 2 cacat qāfiyah yaitu: iqwā’ dan taḍmīn.NIM. 15110122 Ela Dwi Wardani2020-12-01T02:54:23Z2020-12-01T02:54:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41449This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/414492020-12-01T02:54:23ZAl Ada' Al Sawtiy Fi Aghiyah Dania Ghanim Farqu Al Sinn (Dirasah Sawtiyyah Fi Al Lughat Al Arabiyyat Al Misriyyah)Bahasa Arab adalah bahasa yang diakui dan bahasa resmi di negara Arab. Dalam penggunaannya bahasa arab terbagi menjadi dua yaitu, bahasa Arab fusha dan bahasa Arab amiyah. Bahasa Arab fusha atau biasa dikenal sebagai bahasa Arab baku yang digunakan dalam acara formal atau digunakan sebagai bahasa tulisan. Sedangkan bahasa Arab amiyah pada umumnya dikenal sebagai bahasa Arab Mesir, yang digunakan untuk komunikasi dalam kegiatan sehari-hari. Kedua bahasa ini tentunya memiliki perbedaan, dalam bahasa Arab amiyah teradi perbedaan secara fonologis yang dirasa sulit bagi pelajar yang hanya mempelajari bahasa Arab fusha, padahal bahasa Arab amiyah sekarang tidak hanya digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Lebih dari bahasa komunikasi bahasa Arab amiyah digunakan juga sebagai bahasa pengantar dalam seni pertunjukan atau teater, naskah drama dan film, dan juga digunakan dalam menulis lirik lagu. Seperti objek material penulis kali ini yaitu lirik lagu dari penyanyi Mesir.
Perubahan fonologis dalam bahasa Arab amiyah merupakan salah satu problematika perubahan bunyi yang penting. Bunyi memiliki beberapa klasifikasi yaitu vokal, konsonan, dan semi vokal. Sedangkan perubahan bunyi meliputi, pergantian bunyi, penambahan bunyi, pelesapan bunyi, dan metatesis. Bahasa Arab amiyah juga memiliki ciri khasnya tersendiri seperti halnya mengakhiri semua kalimaat dengan sukun atau dibaca mati, pergantian antara vokal dengan vokal atau huruf konsonan dengan konsonan. Dari uraian perubahan yang terjadi pada bahasa Arab amiyah maka penulis menggunakan pemahaman fonologi untuk mendeskripsikan tipe fonologis bahasa Arab amiyah yang terjadi dalam lagu Donia Samir Ganem yang berjudul “Farq al-Sinn”.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah pergantian vokal /u/ menjadi /ô/ seperti kata “ƹumry” menjadi “ƹômry” , pergantian konsonan “haqiqi” menjai “ha’ī’ī”, penambahan konsonan di tengah kata atau epentesis dan parogog atau penambahan sufiks /sy/ di akhir kata seperti, “huwa” menjadi “huwwa” dan “makan + sy” ، dan juga terjadi pelesapan bunyi pada kata “bi + annak” menjadi “bennak”.
Kata kunci: lirik lagu، bahasa Arab amiyah، fonologi، farq al-sinnNIM. 15110083 Nurjanah2020-10-05T01:47:59Z2020-10-05T01:47:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41176This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/411762020-10-05T01:47:59ZMusiqa Asyi'ri Fii Diwam Umru Al Qais (dirasah Tahliliyah Arudhiyah Qofawiyah)Skripsi ini berjudul “Musiqa Asyi’ri fii Diwan Umru al-Qais” (Dirasah
Tahliliyah Arudliyah Qofawiyah). Skripsi ini menjelaskan tentang analisis syi’ir
terhadap diwan Umru al-Qais pada qafiyah hamzah dan ba’ menggunakan teori
ilmu Arudl dan Qowafi. Peneliti tertarik untuk mengkaji diwan tersebut karena
ingin mengetahui keindahan syi’ir dari segi bentuknya. Rumusan masalah dalam
skripsi ini adalah bahr apa saja yang digunakan syi’ir ini dalam qofiyah hamzah
dan ba’ serta huruf, harakat, dan aib qafiyah yang terdapat dalam syi’ir tersebut
khususnya qafiyah hamzah dan ba’.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dan jenis penelitian yang digunakan adalah library research. Adapun data primer
dalam penelitian ini adalah diwan Umru al-Qais, sedangkan data sekunder dalam
penelitian ini adalah semua buku yang berhubungan dengan ilmu arudl dan
qawafi. Penelitian ini dimulai dengan memaparkan syair-syair pada qafiyah
hamzah dan ba’. Kemudian dilanjutkan dengan analisis setiap sya’ir
menggunakan ilmu arudl dan qowafi.
Peneliti menemukan bahr yang digunakan dalam diwan umru al-qais pada
qafiyah hamzah dan ba’ ada 5 bahr, yaitu thawil, basith, wafir, kamil,dan raml.
Zihaf yang digunakan dalam diwan ini adalah qabd, ashb, khabn, Kuff, dan
idlmar. Ilat yang digunakan adalah qatha’, qathaf, dan hadzf. Huruf qafiyah yang
digunakan adalah rawi, washl, khuruj, ridf, ta’sis, dakhil. Harakat qafiyah yang
digunakan adalah mujra, isyba’, hadwu.
Kata kunci : Umru al-Qais, diwan Umru al-Qais, ilmu arudl, qowafiNIM. 13110065 Mila Minkhatul Maula2019-05-07T01:44:00Z2019-05-07T01:44:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32978This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/329782019-05-07T01:44:00ZAl mawdu'at wa al buhur fi diwan al Imam al Shafi'iy (dirasah tahliliyyah 'arudiyyah)Imam Syafi'i ulama terekemuka yang memiliki nama lengkap
Muhammad bin Idris al-Syafi’i ia lahir pada masa keemasan. Imam Syafi’i
bukan hanya sebagai ulama fiqh saja melainkan dia juga merupakan seorang
penyair. Ketika bersyair ia juga tidak lepas dari beberapa pola bahr yang
berjumlah enam belas. Hal ini disebabkan adanya pengaruh pola-pola bahr
yang menjadi kebiasaan para penyair dimasanya. Sebagai ahli agama, ia
banyak mengangkat tema-tema keagamaan dalam menyampaikan pesan-pesan
moral melalui puisi-puisinya. Disamping itu, karangan syairnya juga
dapadikelompokkan berdasarkan jenis tema.
Dalam penelitian yang berjudul al maudlu'at wa al buhur fi diwan al
imam asy syafi'i (Dirasah Tahliliyyah 'Arudliyah) tersebut, peneliti bertujuan
untuk membedah lebih mendalam mengenai keterkaitan keterkaitan tema dan
bahr dalam diwan Imam Syafi'I dengan menggunakan teori Arudl dan teori
keterkaitan antara tema dan bahr oleh Ahmad Syayib. adapun pengumpulan
data digunakan tekhnik kepustakaan (Library Research). Adapun dalam tahap
analisis,digunakan pendekatan objektif yaitu dengan merumuskan perhatian
semata-mata pada unsur-unsur yang terdapat di dalam teks puisi dan metode
deskriptif analisis untuk menguraikan analisisnya yaitu mendeskripsikan
fakta-fakta dengan cara; Mentaqti’ dalam menentukan bahr, Memahami arti
puisi dalam menentukan tema-tema puisi, menganalisis hubungan antara tema
dengan bahr yang ada dalam diwan Imam Syafi’i.
Penelitian ini menghasilkan, yang pertama bahr yang ada dalam diwan
Imam Syafi'i adalah bahr thawil, kamil, basith, khofif, wafir, sari', mutaqarib,
raml, rajaz, hazaj, dan munsarih. Yang kedua, tema yang ada dalam diwan
Imam Syafi'i adalah hammasah, fakhr, washf, tarikh, madh, rista', haja',
ghazal, dan zuhd. Yang ketiga, tema dalam setiap bahr; dalam bahr thawil
adalah hammasah, fakhr, washf, haja', ghazal, tarikh, dan zuhd. Bahr basith
adalah hammasah, fakhr, washf, haja', ghazal, tamstil awathif, dan al'ilm.
Bahr kamil adalah washf, fakhr, 'ulum, akhlaq terpuji, zuhd, haja', rista', dan
fiqh. Bahr wafir adalah tamstil awatif, 'ulum, fakhr, zuhd, akhlaq terpuji, dan
hammasah. Bahr khafif adalah rista', keilmuan, kesederhanaan, akhlaq terpuji,
dan zuhd. Bahr sari' adalah washf, tamstil awatif, dan akhlaq terpuji. Bahr
mutaqarib adalah kebahagiaan, fakhr, hammasah, dan kecantikan. Bahr rajaz
adalah fiqh. Bahr raml adalah khazin, fakhr, dan pengetahuan. Bahr hazaj
adalah haja'. Dan bahr munsarikh adalah akhlaq terpuji, zuhd, dan washf.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara tema dan bahr
dalam diwan imam Syafi'i sangatlah jelas karena terdapat kesesuaian yang
kuat antara tema dan bahr walaupun dalam penelitian ini ditemukan banyak
tema baru yang belum ada dalam teori kesesuaian Ahmad asy Syayib.
Kata Kunci: Imam Syafi'i, Bahr, Tema Syair.NIM. 14110007 Aida Chakimatul Chabibah2019-03-26T01:41:09Z2019-03-26T01:41:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33745This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/337452019-03-26T01:41:09ZAl Alaqah Bayna Al Buhur Wa Al Mawdu' Fi Diwan Ibn Khafajah : Dirasah Tahliliyyah 'ArudiyyahIbnu Khafajah merupakan salah satu penyair terkemuka Andalusia nama lengkapnya
Abu Ishaq Ibrahim ibnu Abi Fath ibnu Khafajah. Ketika bersyair ia tak lepas dari pola bahr
yang berjumlah enam belas. Hal ini disebabkan adanya pengaruh pola-pola bahr terhadap
karya penyair pada masanya. Sebagai sastrawan, ia banyak menggubah berbagai tema dalam
puisi-puisinya.
Dalam skripsi ini peneliti bertujuan membedah lebih jauh mengenai keterkaitan antara
tema dan bahr dalam diwan ibnu Khafajah dengan menggunakan teori arudl dan teori
keterkaitan antara tema dan bahr oleh Ahmad Syayib. Adapun teknik pengumpulan data
menggunakan teknik kepustakaan (library research). Adapun teknik pengumpulan data
adalah teknik analisis deskriptif. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik
sampling purposive.
Penelitian ini menghasilkan, yang pertama bahr yang ada dalam diwan Ibnu Khafajah
adalah bahr basith, khafif, rajaz, raml, sari', thawil, kamil, mutaqarab, mujtats, madid,
munsarah, wafir. Yang kedua, tema yang terdapat didalamnya adalah madh, ratsa', wasf,
ghazal, haja', ikhwaniyyat, dan mutafarriqat. Yang ketiga, tema dalam setiap bahr yaitu ;
dalam bahr thawil adalah wasf, ratsa', ikhwaniyyat, mutafarriqat, dan madh. Bahr kamil
adalah ratsa', wasf, madh, dan khamriyyat. Bahr basith adalah wasf, ratsa', mutafarriqat.
Bahr wafir adalah wasf, madh, ratsa', bahr khafif adalah madh. Bahr rajaz adalah wasf, bahr
raml adalah wasf, mutafarriqat, bahr sari' adalah wasf, tamtsil al-'awathif, dan mutafarriqat.
Bahr mutaqarab adalah madh dan mutafarriqat. Bahr mujtast adalah mutafarriqat, wasf.
Bahr madid adalah ghazal dan mutafarriqat. Bahr munsarah adalah wasf dan mutafarriqat.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara tema dan bahr dalam diwan ibnu
Khafajah tidaklah mutlak karena ditemukan beberapa tema baru yang belum ada dan tidak
sesuai dalam teori kesesuaian Ahmad Syayib.
Kata kunci : Ibnu Khafajah, bahr, ahmad syayib.NIM. 14110082 Ahmad Saiful Amin2014-04-15T01:44:12Z2023-06-20T02:43:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11862This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/118622014-04-15T01:44:12ZSYAIR SULUH PEGAWAI KARYA RAJA HAJI ALI: (KAJIAN INTERTEKS ANTARA AJARAN ISLAM DAN BUDAYA MELAYU)Objek material penelitian ini adalah teks Syair Suluh Pegawai (SSP) karya Raja Ali Haji (RAH). Teks ini terdapat dalam kumpulan naskah yang berisi dua teks syair. SSP sendiri terletak pada bagian kedua naskah tersebut. Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Sejauh mana struktur SSP memperlihatkan keutuhan genre sastra Melayu klasik? (2) Bagaimanakah model intertekstualitas SSP terhadap ajaran Islam dalam menyampaikan ajaran tentang pernikahan? (3) Tauladan apakah yang dapat diambil dari kasus intertekstualitas tersebut?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas yang berasumsi bahwa ada teks di dalam teks. Sementara metode penelitiannya didahului dengan tata kerja filologi. Temuan yang didapat adalah: pertama, Struktur teks SSP menunjukkan keutuhan sebuah genre sastra Melayu yang kemudian dimaksimalkan oleh pengarang untuk menyampaikan ajaran pernikahan menurut tata cara agama Islam. Kedua, dalam melakukan intertekstualitas, SSP mengambil Hadis-Hadis Rasulullah saw., ayat-ayat al-Quran, dan pendapat para ulama yang berkaitan dengan pernikahan, lalu memasukkan unsur-unsur sastra dan budaya Melayu sebagai hipogramnya. Ketiga, Tauladan yang diperoleh adalah: bahwa suatu ajaran agama tidak harus disampaikan dalam satu cara atau satu media. Ajaran yang kadang-kadang terkesan kaku dalam penyampaiannya, dapat dilenturkan jika dipadukan dengan estetika sastra seperti yang terlihat pada SSP.- DRS. MUSTARI, M.HUM